Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Buah durian merupakan buah yang tersohor dengan aroma dan rasa yang khas, buah ini
begitu banyak di gemari oleh masyarakat di wilayah Banyumas. Bahkan ketika musim panen
buah durian tiba, maka akan banyak bermunculan lapak yang menjual buah durian di pasar , di
trotoar, serta di tempat umum lainnya yang tentunya akan banyak dikunjungi para pembeli.
Kondisi seperti ini tentu begitu menguntungkan bagi para petani dan penjual buah durian, namun
di sisi lain akan menimbulkan masalah pencemaran lingkungan yang berupa sampah organik
akibat limbah kulit durian yang begitu banyak dan sulit teruraikan oleh alam. Kulit durian selama
ini tidak termanfaatkan dengan baik dan hanya di buang sebagai sampah organik, khususnya di
daerah kabupaten Banyumas ini. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sampah organik di
Indonesia mencapai 60-70 persen dari total volume sampah yang dihasilkan, sehingga apabila
diabaikan maka dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, munculnya penyakit, dan
menurunkan nilai estetika/keindahan kota serta masalah-masalah lainnya (HjViolet Hatta, 2007) .

Menurut penelitian yang pernah dilakukan oleh Oktavianingrum dkk, kulit durian
mengandung minyak atsiri, flavonoid, saponin, unsur selulosa, lignin, serta kandungan pati.
Kandungan dalam kulit durian tersebut mempunyai bau yang sangat menyengat dan tidak disukai
oleh nyamuk, sebab efek kandungan tersebut bisa mempengaruhi syaraf pada nyamuk dan akibat
yang ditimbulkannya adalah nyamuk mengalami kelabilan dan akhirnya mati. Bau yang
menyengat ini juga tidak disukai oleh serangga, karena memiliki efek mematikan ketika
serangga menghirupnya.(Oktavianingrum, dkk., 2007).

Limbah kulit durian ini dapat digunakan sebagai suatu solusi dari meningkatnya suatu
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) akibat dari gigitan nyamuk Aedes Aegypti di
wilayah Banyumas ini, mengingat kandungan limbah kulit durian dapat digunakan untuk
membunuh nyamuk. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Banyumas, pada tahun 2016
sudah ada 1.247 kasus DBD ( Demam Berdarah Dengue akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti),
dan apabila dibandingkan dengan periode tahun 2015 lalu,jumlah kasus ini mengalami
peningkatan yang signifikan. Sebab pada saat periode tahun 2015, hanya terdapat 264 kasus
DBD yang terjadi, hal ini menunjukkan adanya peningkatan kasus hingga 500 persen. Jumlah
kasus pengidap DBD di wilayah Banyumas pada periode tahun 2017, diperkirakan akan
meningkat dari tahun - tahun sebelumnya. (Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas,2017).

Selain itu, limbah kulit durian yang tidak dimanfaatkan dan telah busuk juga dapat
memicu bertambahnya populasi serangga yang berhabitat di tempat yang kotor. Serangga yang
berhabitat di tempat kotor tersebut, juga bisa merugikan manusia, seperti halnya kecoa yang
tinggal di daerah kotor dan kadang masuk ke rumah manusia , yang dapat mengakibatkan
berbagai masalah kesehatan bagi kulit manusia jika manusia melakukan kontak langsung dengan
serangga tersebut. (Bapelkes, 2004).

Berdasarkan uraian diatas, limbah kulit durian yang melimpah pada musim durian,
berpotensi meningkatkan jumlah sampah organik dan mengakibatkan suatu pencemaran
lingkungan, karena selama ini limbah kulit durian tidak di manfaatkan dengan baik. Maka
diperlukan suatu upaya untuk mengurangi jumlah limbah kulit durian ini dengan cara
memanfaatkan kandungan yang ada didalamnya menjadi suatu produk yang berguna, mengingat
banyaknya kandungan senyawa pada kulit durian yang bisa dimanfaatkan. Khususnya dalam
pemanfaatan kulit durian untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang diakibatkan oleh
nyamuk dan bertambahnya populasi serangga akibat kulit durian yang membsusuk di wilayah
Banyumas.

1.2. Tujuan

Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk :

A. Pemanfaatan limbah kulit durian yang melimpah pada saat musim panen buah durian,
sehingga tidak berpotensi menjadi bahan pencemar lingkungan.

B. Pemanfaatan limbah kulit durian untuk mengatasi meningkatnya penyebaran nyamuk


aedes Aegypti.

C. Mengetahui berbagai kandungan dalam kulit durian dan dimanfaatkan sebagai


penangkal serangga.
1.3. Manfaat

Karya tulis ini diharapkan mampu untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat dari
limbah kulit durian yang melimpah dan memberikan suatu solusi terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah Banyumas, khususnya dalam menekan angka penderita nyamuk aedes
aegypti,serta mencegah bertambahnya populasi serangga yang mengakibatkan penyakit
kulit,sebagai akibat dari limbah kulit durian yang telah membusuk, dengan memanfaatkan
pengolahan kandungan yang bermanfaat pada kulit durian sebagai penangkalnya.

DATAR USTAKA

Bapelkes. 2004. Mengurangi Kecoa Sebagai Penyebar Penyakit. http://bapelkescikarang.or.id.

Diakses 05 Desember 2017 pukul 19:42 WIB.

Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.2017.Profil kesehatan kabupaten banyumas.

http://radarbanyumas.co.id/kasus-demam-berdarah-di-banyumas-meningkat-hingga-500-
persen/. Diakses 05 Desember 2017 pukul 20:55 WIB.

Hj Violet Hatta.2007. Manfaat Kulit Durian Selezat Buahnya. Jurnal.

UNLAM.

Oktavianing Rum dkk, 2007. Durian Pengusir Nyamuk, http://id. Oktavianingrum,

dkk Durian Pengusir Namuk “diakses apda 4 September 2008.

Anda mungkin juga menyukai