Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Aborsi

Aborsi menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti pengguguran. Aborsi atau abortus

dalam bahasa latin berarti wiladah sebelum waktunya atau keguguran. Dalam bahasa inggris

istilah ini menjadi abortion yang berarti pengguguran janin dari rahim sebelum ia mampu

hidup sendiri, yaitu pada 28 minggu pertama dari kehamilan. Jadi aborsi atau abotus secara

etimologi bermakna keguguran, pengguguran kandungan, atau membuang janin.

2.2 Jenis-jenis Aborsi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, di dunia kedokteran dikenal tiga macam aborsi

yakni :

a. Aborsi spontan atau alamiah yaitu berlangsung tanpa tindakan apapun. Kebanyakan

disebabkan karena kurang baiknya kualitas sel telur dan sel sperma.

Adapun jenis aborsi spontan dapat dibedakan sesuai dengan kondisinya sebagai

berikut :

1) Abortus Incipient

Pada jenis ini kehamilan tidak bisa dipertahankan lagi sehingga pengobatannya

hanya bertujuan menghentikan perdarahan dan membersihkan rongga rahim dari

sisa hasil konsepsi.

2) Abortus Complete

Dalam keadaan ini, seluruh hasil konsepsi dikeluarkan.

3
4

Abortus Incompletus adalah pada aborsi jenis ini sebagian kandungan keluar dan

sebagian lagi tertunda di dalam perut, sehingga pengobatan bertujuan

menghentikan perdarahan dan membersihkan rongga rahim dari sisi hasil

konsepsi.

3) Abortus Habitualis

Pada jenis ini keguguran terjadi tiga kali atau lebih berturut – turut. Penyebab dari

keguguran ini adalah adanya kelainan pada leher rahim atau pembengkakan pada

rahim atau cacat bawaan.

4) Abortus Imminance

Pada jenis ini kehamilan masih dapat dipertahankan misalnya dengan istirahat dan

pemberian obat – obatan.

5) Aborsi Terapeutik atau Abortus Provocatus Therapeuticum

Pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas indikasi medis

b. Abortus therapeuticus (aborsi medis) yakni aborsi yang dilakukan dengan

pertimbangan medis yang sungguh-sungguh, matang dan tidak tergesa-gesa dan

biasanya ini dilakukan umunya untuk menyelamatkan jiwa si ibu.

c. Abortus provocatus (aborsi buatan/sengaja), aborsi yang dilakukan dengan sengaja

dan sadar oleh si ibu maupun si pelaksana aborsi ilegal dan diancam hukuman baik

pidana maupun hukum islam. Hal ini dijelaskan dalam pasal 15 Undang-undang No.

23 Tahun 1992 yang mengandung arti bahwa tindakan medis dalam bentuk

penggunaan kandungan (aborsi) dengan alasan apapun dilarang, namun

diperbolehkan dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan nyawa ibu dan

atau janin yang dikandungnya.


5

2.3 Indikasi

Indikasi terjadinya kasus aborsi adalah kehamilan yang tidak direncanakan akibat dari

seks pra nikah, perkosaan, dan kontrasepsi yang gagal. Pertama, seks pernikahan dilakukan

saat usia mereka diliputi rasa penasaran dan ingin mencoba, tapi tidak mau bertanya pada

orang tua ataupun guru konseling. Kedua perkosaan perempuan pasti akan menolak

keberadaan janin dalam rahimnya, perasaan dendam, tidak menginginkan, depresi. Sehingga,

aborsi menjadi solusi terbaik yang diambil.

2.4 Dampak

Pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa dampak buruk

atau resiko yang akan menghadapi seorang wanita, yaitu dampak pada kesehatan wanita dan

dampak psikologis bagi wanita.

Dalam buku Facts of life yang ditulis oleh Brian Clowes, Ph.d, dijelaskan bahwa pada

saat dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan dihadapi seseorang wanota,

yang secara garis besarnya terdapat dua macam resiko, yaitu :

1. Resiko kesehatan dan keselamatan secara fisik

Pada saat setelah melakukan aborsi, maka wanita ada kemungkinan besar mengalami

resiko kesehatan dan keselamatan terhadap tubuh atau fisiknya diantaranya berupa :

a. Kematian mendadak karena perdarahan hebat,

b. Kematian mendadak
6

2.5 Dasar Hukum atau Aturan yang Berkaitan dan Bertentangan dengan Isue Bioetik

Dalam KUHP masalah aborsi diatur dalam pasal 299 dan pasal 346 – 349, dari isi pasal.

Pasal tersebut secara tegas KUHP melarang perbuatan aborsi secara mutlak tanpa

pengecualian. abortus di dalam KUHP merupakan warisan jaman Belanda yang bertentangan

dengan landasan politik hukum yaitu Melindungi segenap bangsa Indonesia dan untuk

memajukan kesejahteraan umum berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Karena melarang

aborsi tanpa pengecualian hal ini tentu memberatkan kalangan medis yang terpaksa harus

melakukan abortus provokatus untuk menyelamatkan jiwa ibu. Yang merupakan

pengecualian yang tidak diatur Undang-undang. Maka jika pasal ini ditetapkan secara mutlak

para tenaga medis dapat dituduh melanggar hukum dan mendapat ancaman pidana penjara.

Oleh karena itu dibutuhkan peraturan perundang-undangan yang mengandung aspek

perlindungan hukum yang tinggi bagi para tenaga medis.

Dalam menjalankan kewajibannya, dan adanya kebutuhan ini baru dapat terpenuhi

setelah pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

Penjelasan pasal 15 Undang-undang No. 23 Tahun 1992 mengandung arti bahwa tindakan

medis dalam bentuk penggunaan kandungan (aborsi) dengan alasan apapun dilarang, namun

diperbolehkan dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan nyawa ibu dan atau

janin yang dikandungnya.

2.6 Pembahasan Kasus Aborsi

Kasus:

Seorang remaja berinisial WA yang berumur 15 tahun tepatnya di jambi pada tanggal 23

juli 2018 hamil karena diperkosa hingga delapan kali oleh kakak kandungnya sendiri, dan
7

WA telah melakukan aborsi. WA dipaksa oleh ibu kandungnya untuk melakukan aborsi.

Kemalangan yang dialami remaja berinisial WA asal jambi yang divonis enam bulan penjara

karena aborsi yang telah dilakukannya termasuk kedalam jenis Abortus provocatus (aborsi

buatan/sengaja).

Anda mungkin juga menyukai