1.1 Pemicu
Seorang ibu berusia 30 tahun menjalani operasi caesar untuk kelahiran
anak yang kedua. Namun sehari setelah operasi, ibu tersebut mengalami
koma. Ibu tersebut telah koma beberapa bulan. Dari diagnosa akhir, koma
disebabkan stroke murni oleh hipertensi. Pihak rumah sakit dan dokter yang
menangani telah melakukan segala tindakan yang terbaik. Dikarenakan biaya
yang terus membengkak, pihak rumah sakit mulai mengurangi tindakan
medis. Sehingga suami ibu tersebut menginginkan euthanasia, karena tidak
mampu lagi membiayai pengobatan.
1.6 Hipotesis
Tindakan euthanasia yang diinginkan suami serta pengurangan
tindakan medis oleh pihak rumah sakit terhadap ibu 30 tahun melanggar
aspek medikolegal.
2.5 Bagaimana sikap dokter dan pihak rumah sakit ditinjau dari hukum
kedokteran?
Apabila seorang dokter menyetujui apa yang diminta oleh pasiennya
(permintaan mati) secara langsung maka, dokter dapat dikenakan Pasal 344
KUHP yang berbunyi: “Barang siapa menghilangkan jiwa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri, yang disebutkannya dengan nyata dan sunguh-
sunguh, dihukum penjara selama-lamanya dua belas tahun.” Maka, dokter
dapat dimintai pertanggungjawaban pidana dan dapat dituntut sesuai dengan
Pasal 344 KUHP dengan hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun.7
2.6 Bagaimana sikap dokter dan pihak rumah sakit ditinjau dari kode etik
kedokteran?
a. Euthanasia aktif merupakan tindakan dilarang ssesuai dengan kode etik
kedokteran Indonesia. Jika dokter melakukan eutanasia aktif maka dokter
sudah melanggar ketentuan Kode Etik Kedokteran Indonesia, sesuai
dengan Pasal 10, yang berbunyi: “Seorang dokter harus senantiasa
mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.”8
b. Euthanasia pasif dibolehkan jika dapat dibuktikan dengan tepat dan akurat
berbagai ketentuan yang ada. Sebagai contoh seperti: penyakit tersebut
memang tidak dapat disembuhkan lagi (upaya medis tidak ada gunannya
lagi jika pengobatan itu diteruskan).8