Anda di halaman 1dari 2

Kebangkitan Nasional adalah masa dimana bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan,

dan nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya
tidak pernah muncul selama penjajahan Belanda dan Jepang. Kebangkitan nasional di indonesia terjadi ketika
belanda memberi kebijakan politik etis atau politik balas budi. Politik ini adalah suatu pemikiran bahwa
kolonial belanda memegang peran terhadap moral pribumi pada masa itu. Yang merupakan kritik akibat tanam
paksa. Politik ini di perjuangkan oleh multatuli yang menghasilkan tiga hasil, yaitu: pendidikan, irigasi dan
emigrasi. Dalam hasil politik etis ini bangsa indonesia memanfaatkan di bidang pendidikan. Ditandai dengan
lahirnya Boedi Oetomo (20 mei 1908) yang menandai lahir nya semangat nasionalisme dan serta kesadaran
untuk menjadi bangsa yang merdeka.
Perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai kemerdekaannya memiliki ciri dan sifat-sifat perjuangan
yang berbeda setelah tahun 1908, berikut sifat-sifat perjuangan bangsa indonesia untuk mencapai
kemerdekaannya setelah tahun 1908:
1. Menggunakan organisasi yang teratur dan lebih terstruktur.
2. Bersifat nasional, artinya sudah terjadi kerja sama antar daerah di seluruh Indonesia.
3. Tidak tergantung pada satu orang (pimpinan). Artinya, jika pimpinan / sesorang ditangkap, perannya
dapat digantikan oleh yang lain.
Berkut beberapa faktor lahirnya pergerakan nasional di indonesia dari dalam negeri:
1. Timbulnya kaum terpelajar. Mereka inilah yang memolopori pergerakan nasional.
2. Penderitaan rakyat yang sudah cukup lama, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk berjuang
membebaskan diri dari segala penjajahan yang menyebabkan penderitaan.
3. Pengalaman perjuangan masa lampau. Perjuangan fisik dan bersifat kedaerahan ternyata tidak banyak
berhasil, sehingga mendorong untuk mengubah cara perjuangan menjadi lebih diplomatik dan lebih
terkoordinasi.
Berkut beberapa faktor lahirnya pergerakan nasional di indonesia dari luar negeri:
1. Adanya pengaruh dari gerakan nasional di negara-negara lain. Misalnya gerakan nasional di Filipina
dan India.
2. Kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1904-1905. Hal ini telah membangkitkan
semangat banyak bangsa Asia bahwa mereka dapat mengusir bangsa eropa (penjajah) jika mereka
bersungguh sungguh, termasuk Indonesia untuk mengusir Belanda (kaum penjajah).
Organisasi yang berdiri pada masa kebangkitan nasional adalah
1. Budi Oetomo
Boedi Oetomo adalah organisasi yang bergerak di bidang sosial budaya dan ekonomi yang
lama kelamaan menjadi organisasi politik yang memperjuangkan kemerdekaan. Organisasi ini juga
merupakan organisasi pertama yang membangkitkan semangat nasionalisme bangsa indonesia.Boedi
Oetomo didirikan pada tanggal 20 mei 1908, oleh Dr.Sutomo dan para mahasiswa STOVIA yaitu
Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji. Awalnya yang memprakarsai untuk mendirikan Boedi
Oetomo ini adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo yang mempunyai cita-cita ingin mendirikan
perkumpulan untuk membantu memberikan beasiswa kepada para pelajar bumiputra. Dengan lahirnya
budi utomo inilah ditetapkan sebagai hari kebangkitan nasional.
2. Sarikat Islam (SI)
Sarikat Islam didirikan pada tahun 1911 di Solo oleh Haji Samanhudi bersama-sama dengan
Mas Tirtoadisuryo. Sarikat Islam pada awalnya sebagai suatu perhimpunan bagi para pedagang besar
maupun kecil di Solo bernama Sarikat dagang Islam dengan tujuan untuk memajukan perdagangan,
melawan monopoli Cina dan memajukan Agama Islam. Penyebab dihapusnya kata-kata dagang karena
keanggotaan Sarikat Islam diperluas tidak hanya terbatas kepada golongan pedagang saja. Pada tahun
1912 organisasi tersebut namanya resmi menjadi Sarikat Islam. Karena perluasan keanggotaan tersebut
menjadikan bertambahnya jumlah anggota Sarikat Islam dalam waktu yang singkat. Berbeda dengan
Boedi Oetomo, Sarikat Islam ini berhasil mendapatkan tempat dikalangan rakyat banyak, tidak seperti
Boedi Oetomo yang dalam kenyataannya hanya beranggotakan kalangan atas saja.
3. Indische Partij (IP)
Organisasi ketiga yang didirikan sejak kebangkitan nasional adalah Indische Partij. Sebuah
partai yang didirikan pada tahun 1912 oleh tiga serangkai yaitu Douwes Dekker atau Setiabudi,
dr.Tjipto Manggunkusumo dan Suwardi Suryaningrat yang dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Tujuan Indische Partij adalah membangun dan meningkatkan jiwa patriotisme antara semua golongan
untuk memajukan tanah air dengan dilandasi jiwa nasional, serta mempersiapkan diri bagi kehidupan
rakyat yang merdeka. Pemerintah kolonial Belanda bersikap tegas terhadap organisasi Indische Partij
menolak permohonan untuk mendapatkan pengakuan sebagai badan hukum pada bulan Maret 1913.
Kegiatan organisasi Indische Partij dianggap membahayakan pemerintah kolonial, maka tiga serangkai
Douwes Dekker, dr.Tjipto Manggunkusumo dan Ki Hajar Dewantara dihukum buang dan tiga
serangkai tersebut akhirnya memilih negeri Belanda sebagai tempat pengasingan. Selama dalam
pengasingan itu mereka tetap berusaha untuk menanamkan jiwa nasional dan menggerakkan orang
Indonesia di negeri Belanda supaya menuntut Indonesia merdeka.
4. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah gerakan modernis islam yang paling berpengaruh di Indonesia dan
gerakan ini lebih berhati-hati dalam menghadapi perubahan politik. Organisasi ini didirikan di
Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan. Organisasi ini didirikan
atas saran yang diajukan oleh murid-muridnya dan dari beberapa orang anggota Boedi Oetomo untuk
mendirikan suatu organisasi pendidikan yang bersifat permanen. Organisasi Muhammadiyah
mempunyai tujuan untuk menyebarkan ajaran Nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumiputera
dan memajukan agama islam kepada anggota-anggotanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi
ini mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, mengadakan rapat-rapat dan tabliqh yang membicarakan
tentang masalah-masalah islam, mendirikan wakaf dan masjid-masjid serta menerbitkan buku-buku,
brosur-brosur, surat-surat kabar dan majalah. Muhammadiyah memiliki beberapa organisasi otonom
yang berdiri sendiri dalam lingkungan Muhammadiyah. Organisasi otonom tersebut dapat digolongkan
menjadi organisasi pendamping yaitu wanita yang berdampingan dengan Muhammadiyah dalam
mencapai cita-cita organisasi dan organisasi kader yang akan melanjutkan perjuangan Muhammadiyah
di masa depan. Wilayah daerah organisasi Muhammadiyah mulai diperluas setelah tahun 1917.
5. Taman Siswa
Taman siswa adalah sebuah organisasi dibidang pendidikan atau bisa dibilang sekolah yang
didirikan oleh Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 juli 1922. Sekolah ini dibentuk guna mencerdaskan
kehidupan bangsa karena pada saat itu sekolah yang ada di indonesia hanya buatan Belanda yang
ditujukan kepada orang-orang kelas atas. Taman siswa ini menempuh jalan sulit dan panjang guna
mendapat pengakuan dari pemerintah Hindia Belanda, sekolah ini pun sempat disegel karena
pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan peraturan sekolah-sekolah liar.
Reaksi Pemerintah Kolonial Terhadap Kebangkitan Nasional
Kebangkitan nasional bangsa Indonesia yang pada intinya terletak kepada kesadaran diri sendiri, telah
mengganggu pikiran pemerintah kolonial Belanda yang sudah lama terbiasa hidup tenang tanpa gangguan dari
rakyat Indonesia. Pemerintah kolonial mulai mencari berbagai cara dalam menghadapi gerakan nasional
bangsa Indonesia. Dalam menghadapi gerakan nasional bangsa Indonesia pemerintah kolonial Belanda
menciptakan segala perbedaan yang terdapat diantara bangsa Indonesia yang dapat mempengaruhi
perkembangan organisasi pergerakan nasional Indonesia.
Sikap pemerintah kolonial Belanda dalam menghadapi organisasi pergerakan tergantung kepada sikap
dari organisasi pergerakan itu sendiri. Mereka akan bersikap mendorong terhadap organisasi yang menurutnya
tidak akan membahayakan sistem pemerintahan kolonial mereka, contohnya seperti Boedi Oetomo karena
organisasi tersebut bergerak dalan bidang pengajaran dan kebudayaan. Akan tetapi, jika organisasi pergerakan
itu dianggap kolonial Belanda berbahaya, maka mereka akan bersikap waspada bahkan mereka tidak akan
memberikan status badan hukum seperti yang dialami oleh Indische Partij. Tetapi bukan hanya Indische Partij
yang dianggap membahayakan bagi kolonial Belanda, melainkan begitu pula terhadap organisasi Sarikat Islam
saat organisasi tersebut berkembang pesat dalam waktu yang singkat. Akhirnya Sarikat Islam tidak diakui oleh
pemerintah sebagai badan hukum, sehingga organisasi Sarikat Islam terpecah menjadi beberapa perkumpulan
lokal yang masing-masing berdiri sendiri. Sikap seperti itu mencerminkan sikap pemerintah kolonial Belanda
berusaha mematikan awal timbulnya persatuan nasional dengan menggunakan taktik politik.

Anda mungkin juga menyukai