Anda di halaman 1dari 22

Jawaban Ujian Tengah Semester

Strategic Cost Management


Dosen: Drs. Mulyadi, M.Sc.

Disusun oleh:

Diah Khairiyah
13/358331/PEK/18596

Program Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2014
1.
a. Suatu pengetahuan menjadi mati karena ketidakmampuan ilmu dan
pengetahuan tersebut dalam menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam
lingkungan. Sebagai contoh, dalam lingkungan bisnis global saat ini telah
terjadi kematian sistem perencanaan strategik, sistem anggaran, sistem
akuntansi biaya.
b. Maksud dari the death of strategic planning, the death of budgeting, dan the
death of cost accounting adalah sebagai berikut:
 The death of strategic planning
Dalam jaman manajemen tradisional, strategi perencanaan yang
digunakan hanya mencakup sasaran strategik keuangan, tanpa
memperhatikan sasaran strategik nonkeuangan, padahal saat ini sasaran
strategik nonkeuangan jauh lebih penting, misalnya customer, proses dan
sumber daya manusia yang sebenarnya merupakan pemacu
sesungguhnya dihasilkannya kinerja keuangan. Oleh karena itu system
perencanaan strategik seperti ini tidak dapat digunakan lagi karena tidak
bisa menghadapi lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen saat ini.
 The death of budgeting
Dalam manajemen tradisional, sistem anggaran disusun berdasarkan
organisasi fungsional sehingga berfokus ke pencapaian tujuan fungsi,
bukan tujuan perusahaan secara keseluruhan, yaitu menghasilkan value
terbaik bagi customer. Oleh karena itu, system penyusunan nggaran
berbasis fungsi tersebut tidak pas digunakan untuk memasuki lingkungan
bisnis yang di dalamnya customer memegang kendali.
 The death of cost accounting
Dalam manajemen tradisonal, informasi biaya yang dihasilkan oleh
sistem informasi yang berfokus ke biaya produksi, informasi biaya ini
tidak bisa lagi digunakan oleh perusahaan. Untuk memasuki lingkungan
bisnis saat ini perusahaan membutuhkan informasi yang lebih baik lagi,
perusahaan membutuhkan informasi biaya yang akurat dan tepat waktu.

2.
a. Jaman yang mendahului jaman strategic cost manajement, yaitu:
 Jaman Inspeksi (Inspection Era)
Karakteristik dari jaman inspeksi adalah:
- Kepentingan utama
Kepentingan utama pada jaman inspeksi adalah deteksi kualitas
produk.
- Pandangan terhadap kualitas
Pada jaman inspeksi, kualitas produk hanya terbatas pada atribut
yang melekat pada produk, dan kualitas hanya dipandang sebagai
masalah yang berkaitan dengan produk rusak, cacat, atau
penyimpangan yang terjadi dalam atribut yang melekat pada
peoduk.
- Titik berat
Pada jaman ini, perusahaan memikirkan masalah keseragaman
produk, setiap produk harus memiliki kualitas yang sama, dan
produk yang atributnya menyimpang dari atribut yang dinginkan
dari pruduk yang baik akan disingkirkan.
- Metode
Pada jaman inspeksi, cara perusahaan mengukur atribut yang
melekat pada produk yang dihasilkan adalah dengan melakukan
inspeksi, cara mengukur atribut ini adalah dengan cara
membandingkan atribut yang tersebut dengan atribut standar yang
telah ditetapkan.
- Peran ahli kualitas
Inspeksi, sortasi, penghitungan, dan seleksi mutu (grading)
- Siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas
Pada jaman inspeksi, yang bertanggung jawab untuk memeriksa
kualitas produk adalah departemen inspeksi. Tanggung jawab
departemen inspeksi terbatas pada pendeteksian dan penyisihan
produk yang tidak memenuhi syarat kualitas dari produk yang baik.
- Orientasi dan pendekatan
Pada jaman ini produk diproduksi tanpa adanya perhatian terhadap
kualitas, pada saat produk telah selesai diproduksi baru akan
dilakukan inspeksi oleh departemen inspeksi. Produksi produk cacat
tidak akan dicegah pada jaman ini, namun apabila setelah produksi
dan ada produk yang terdeteksi kualitasnya tidak baik maka produk
tersebut akan disingkirkan.
 Jaman Pengendalian Kualitas Secara Statistik (Statistical Quality
Control Era)
- Kepentingan utama
Kepentingan utama pada jaman pengendalian secara statistic adalah
pengendalian. Perusahaan akan melakukan pengendalian atribut
produk agar tidak terjadi penyimpangan.
- Pandangan terhadap kualitas
Pada jaman pengendalian kualitas secara statistik, kualitas produk
merupakan serangkaian karkteristik yang melekat pada produk yang
dapat diukur secara kuantitatif.
- Titik berat
Pada jaman ini, perusahaan memikirkan masalah keseragaman
produk, setiap produk harus memiliki kualitas yang sama, dan
produk yang atributnya menyimpang dari atribut yang dinginkan
dari pruduk yang baik akan disingkirkan.
- Metode
Pada jaman pengandalian kualitas secara statistik, untuk mendeteksi
penyimpangan yang terjadi dalam atribut yang dihasilkan proses
produksi digunakan alat dan metode statistik.
- Peran ahli kualitas
Para ahli kualitas akan melakukan pencarian masalah penyebab
suatu produk mengalami penyimpangan. Dalam jaman pengendalian
kualitas secara statistic, akan dilakukan deteksi, hasil deteksi yang
menunjukkan penyimpangan signifikan secara statistic sudah mulai
digunakan oleh departemen produksi untuk memperbaiki proses dan
system yang digunakan untuk mengolah produk.
- Siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas
Pada jaman ini yang bertanggung jawab untuk memeriksa kualitas
produk adalah departemen teknik dan departemen produksi.
- Orientasi dan pendekatan
Pada jaman ini, kualitas suatu produk akan dikendalikan oleh
departemen produksi, kualitas produk akan ditentukan secara
signifikan pada tahap desain produk. Penekanan penanganan
kualitas produk dititikberatkan pada tahap produksi dan tahap
inspeksi produk.
 Jaman Jaminan Kualitas (Quality Assurance Era)
- Kepentingan utama
Kepentingan utama pada jaman jaminan kualitas adalah koordinasi.
Untuk menentukan kualitas produk diperlukan koordinasi dan
kebijakan manajemen.
- Pandangan terhadap kualitas
Suatu masalah yang harus dihadapi namun secara proaktif.
- Titik berat
Keseluruhan matarantai produksi, sejak desain sampai dengan
pemasaran, dan kontribusi semua fungsi, terutama fungsi
desain,untuk mencegah kegagalan kualitas.
- Metode
Pada jaman ini metode yang digunakan adalah program dan system.
- Peran ahli kualitas
Pengukuran kualitas, perencanaan kualitas, dan desain program
penetapan tujuan, pendidikan dan pelatihan, pekerjaan yang bersifat
konsultatif dengan departemen lain, dan desain program.
- Siapa yang bertanggung jawab terhadap kualitas
Semua departemen, manajemen puncak hanya sedikit terlibat dalam
desain, perencanaan dan implementasi kebijakan kualitas.
- Orientasi dan pendekatan
Kualitas dibangun.
b. Pada jaman strategic quality management, kualitas produk menjadi tanggung
jawab setiap orang di dalam organisasi, dari manajemen puncak sampai
karyawan, dari fungsi produksi dan inspeksi sampai dengan fungsi-fungsi lain
dalam organisasi perusahaan, bahkan meluas sampai organisasi pemasok dan
mitra bisnis. Penanganan kualitas dalam jaman ini mengakomodasi semua
unsur-unsur penanganan kualitas yang dikembangkan di jaman sebelumnya.
Konsep kualitas produk tidak lagi terbatas pada kepentingan intern
perusahaan, namun sudah mulai memasukkan kebutuhan customer di dalam
penanganan kualitas. Jaman ini menggunakan metode perencanaan strategic,
penetapan tujuan, dan mobilisasi organisasi.
c. Prinsip-prinsip manajemen dalam jaman strategic quality management:
 Penggunaan value-based strategy
Saat ini cutomer menjadi hal yang paling penting bagi perusahaan, oleh
karena itu perusahaan lebih mementingkan untuk menghasilkan value
terbaik bagi customer. Strategi yang dipilih perusahaan bergeser dari
generic strategy dan grand strategy ke value based strategy yaitu
usaha untuk mengarahkan manajer agar bertanggung jawab atas: (1)
penyerahan produk/jasa yang memberikan value terbaik untuk
pemenuhan kebutuhan tertentu customer, dan (2) penciptaan system
strategic dan untuk menunaikan kewajiban perusahaan.
 Posisi kompetitif perusahaan dicapai melalui kinerja dan penerapan
pengetahuan
Dalam jaman strategic quality management, keunggulan kompetitif
perusahaan diperoleh dengan : (1) menyediakan value terbaik bagi
customer dan (2) menjadikan organisasi berbeda (district) dari pesaing.
d. Menurut saya terdapat korelasi antara antara riwayat pengendalian dan
pengelolaan terhadap kualitas dengan riwayat pengendalian dan pengelolaan
terhadap biaya. Karena untuk mendapatkan kualitas produk yang baik maka
harus mengeluarkan biaya yang tinggi untuk memproduksinya. Jadi untuk
mengendalikan dan mengelola kualitas, biaya yang terlebih dahulu
dikendalikan dan dikelola.

3.
a. Nilai dasar yang tidak dijunjung tinggi oleh karyawan customer service
itersebut adalah kesediaan untuk melayani. Kesediaan untuk melayani
merupakan tindakan yang terpuji dalam berhubungan dengan customer. Jika
setiap anggota organisasi ringan hati untuk memberikan layanan kepada
customer dalan kondisi apa pun, maka customer akan merasa dipedulikan oleh
organisasi, dan kepedulian terhadap customer ini yang mengikat customer
dengan organisasi.
b. Nilai dasar yang perlu dijunjung:
 Integritas
Integritas adalah kemampuan seseorang untuk mewujudkan apa
yang telah dikatakan menjadi suatu realitas, dalam situasi apa pun. Orang
yang tidak berintegritas hanya mampu mewujudkan apa yang telah
dikatakan, terbatas yang dipandang menguntungkan bagi dirinya.
 Kesediaan untuk melayani
Kesediaan untuk melayani merupakan tindakan yang terpuji
dalam berhubungan dengan customer. Jika setiap anggota organisasi
ringan hati untuk memberikan layanan kepada customer dalan kondisi apa
pun, maka customer akan merasa dipedulikan oleh organisasi, dan
kepedulian terhadap customer ini yang mengikat customer dengan
organisasi.
 Kerendahan hati
Kerendahan hati merupakan sikap mental yang mampu menerima
seseorang atau sesuatu.
c. Keyakinan dasar yang perlu ditanamkan dalam diri personel perusahaan agar
institusi mereka mampu memenangkan pilihan customer antara lain adalah
sebagai berikut:
 Bisnis merupakan suatu mata rantai yang menghubungkan pemasok
dengan customers. Berdasarkan keyakinan dasar ini, manajemen
perusahaan berusaha agar perusahaan yang dipimpinnya menjadi mata
rantai fungsional dalam value chain process dari pemasok sampai ke end
customer. Dengan adanya keyakinan dasar ini, manajemen akan memiliki
kinerja yang lebih baik, manajemen akan lebih mementingkan tujuan
perusahaan bukan hanya mementingkan tujuan pribadi, hal ini akan
menyebabkan aktivitas perusahaan bisa berjalan dengan baik
 Customer merupakan tujuan pekerjaan
Yang menjadi focus utama di dalam suatu perusahaan adalah customer,
tanpa customer perusahaan tidak akan berkelangsungan. Meskipun
aktivitas perusahaan efisien, dan produk yang dihasilkan memiliki kualitas
yang tinggi, perusahaan tidak aka nada artinya sama sekali tanpa
customer.
 Sukses merupakan hasil penilaian terhadap suara customer
Apabila perusahaan menyadari bahwa customer merupakan tujuan utama
perusahaan, maka perusahaan harus mengakui bahwa suara customer
selalu benar.

d. Perusahaan yang memiiliki customer value mindset menyambut kedatangan


troubled customer bahkan mengeluarkan biaya ekstra karena mereka
menganggap semua customer itu sama. Tujuan utama dari perusahaan adalah
menghasilkan value terbaik bagi customer, meskipun perusahaan harus
mengeluarkan biaya yang lebih tinggi. Seperti jawaban pada poin (b), bahwa
ada beberapa nilai dasar yang harus dijunjung tinggi oleh personel perusahaan,
yaitu integritas, kesediaan untuk melayani dan kerendahan hati, bagaimana
pun susahnya melayani seorang customer, perusahaan harus tetap memberikan
yang terbaik bagi customer.
4.
a. Saya setuju dengan pernyataan customer value strategy merupakan paradigma
manajemen utama yang melandasi strategic cost management yang efektif.
Dalam strategic cost management, pengelolaan manajemen lebih bersifat
strategi. Strategic cost management dikatakan efektif apabila suatu proses
produksi dan proses distribusi hanya mengkonsumsi biaya untuk aktivitas
penambah nilai (value-added activity) bagi customer. Paradigma customer
value strategy memfokuskan semua sumber daya yang dikuasai oleh
organisasi untuk menghasilkan value untuk memenuhi kebutuhan customer.
Paradigma customer value strategy mengarahkan semua proses bisnis dan
organisasi untuk menghasilkan value bagi customer. Paradigma ini mengubah
perhatian para manajer, dari focus untuk memuasai kepentingan diri sendiri,
berbalik menuju ke pemuasan customer.
b. Paradigma manajemen pendukung yang menopang paradigma manajemen
utama adalah sebagai berikut:
 Continues Improvement
Oleh karena dalam lingkungan bisnis di jaman globalisasi ekonomi ini
kompetisi semakin tajam dan perubahan telah mengalami perubahan,
customer value akan senantiasa mengalami perubahan dengan pesat dan
radikal. Untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh di lingkungan bisnis
semacam itu, perusahaan harus memiliki kemampuan untuk berubah
secara berkelanjutan. Manajemen perusahaan perlu menggeser paradigma
mereka ke improvement berkelanjutan (continuous improvement). Di
dalam lingkungan bisnis turbulen, personel perusahaan ditutuntut untuk
senantiasa melakukan improvement berkelanjutan terhadap sistem dan
proses yang digunakan untuk menghasilkan value bagi customer.
 Organizational System
Paradigma organizational system adalah pandangan bahwa untuk mampu
bertahan dan bertumbuh di lingkungan bisnis global, sistem organisasi
perusahaan harus didesain sedemikian rupa sehingga berorientasi untuk
memuasi kebutuhan customer dan untuk memungkinkan dilaksanakannya
improvement berkelanjutan terhadap sistem dan proses yang digunakan
untuk menghasilkan value bagi customer. Desain sistem organisasi yang
memenuhi tujuan tersebut adalah pendekatan lintas fungsional (cross-
functional approach) dan pemberdayaan karyawan (employee
empowerment). Untuk memfokuskan kegiatan perusahaan ke pemuasan
kebutuhan customer, organisasi didesain dengan pendekatan lintas
fungsional. Dalam desain ini, sumber daya perusahaan diorganisasi
menurut sistem yang digunakan untuk melayani customer. Organisasi
sistem ini dipimpin oleh case manager, yang memiliki wewenang untuk
memobilisasi shared resources (seperti sumber daya manusia, mesin dan
ekuipmen) yang disediakan oleh organisasi fungsional. Dengan organisasi
yang didesain seperti ini, customer akan memperoleh manfaat besar
berikut ini:
- Oleh karena organisasi didesain berdasarkan sistem yang
digunakan untuk memuasi kebutuhan customer, customer akan
memperoleh value terbaik dari organisasi ini.
- Oleh karena case manager dalam desain organisasi ini
bertanggung jawab untuk melakukan improvement berkelanjutan
terhadap sistem yang dipimpinnya, customer akan mendapatkan
value yang sesuai dengan perubahan kebutuhan mereka.
Untuk memungkinkan organisasi responsif terhadap perubahan kebutuhan
customer, organisasi harus didesain sedemikian rupa sehingga karyawan
berdaya (empowered). Pemberdayaan karyawan (employee empowerment)
dapat diwujudkan dengan sistem organisasi yang memungkinkan
karyawan mendapatkan kompetensi, informasi, wewenang, dan
penghargaan, sehingga karyawan mampu melakukan pengambilan
keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung jawab mereka.

5.
a. Saya setuju dengan pernyataan David Jaquith yang menyatakan “Good result
without good planning comes from good luck not good management”. Kita
memerlukan perencanaan karena kita adalah seorang manusia, kita dilahirkan
tanpa peta. Seekor binatang berbeda dengan manusia, mereka dilahirkan
dengan peta tertentu, menjalani hidup dengan sederhana tanpa perlu
memetakan kehidupannya. Manusia memiliki tugas untuk memetakan dunia
yang tidak memiliki peta. Manusia memetakan perjalanan hidupnya untuk
menetapkan seperti apa masa depannya nanti. Perencanaan sangat penting,
karena dengan perencanaan akan diperoleh hasil yang baik. Apabila tanpa
perencanaan yang baik kita mendapatkan hasil yang baik, berarti hasil yang
baik itu hanyalah sebuah keberuntungan, bukan karena manajemen yang baik.
Kita tidak bisa selalu mengandalkan keberuntungan, karena keberuntungan
tidak datang setiap saat. Untuk mendapatkan hasil yang baik kita memerlukan
perencanaan yang baik pula. Saat ini lingkungan bisnis semakin kompetitif dan
turbulen, untuk memasuki lingkungan bisnis yang seperti ini perusahaan
membutuhkan perencanaan yang baik, tanpa perencanaan yang baik
perusahaan tidak akan mampu untuk berkompetisi dengan perusahaan pesaing.
b. Saya setuju dengan pernyataan bahwa untuk memasuki lingkungan bisnis yang
turbulen dan kompetitif, perusahaan membutuhkan continues planning agar
mampu menghasilkan good result. Seperti yang telah saya jelaskan pada point
(a), kita sebagai seorang manusia sangat membutuhkan perencanaan, begitu
juga dengan perusahaan, untuk memasuki lingkungan bisnis perusahaan harus
memiliki perencanaan yang baik dan berkelanjutan. Untuk membuat suatu
perencanaan maka dibutuhkan informasi, informasi dikumpulkan perencanaan
yang dibuat sesuai dengan tujuan. Akuntansi perencanaan menjadi suatu
kebutuhan manajemen dalam pengelolaan perusahaan, akuntansi perencanaan
mengidentifikasi, mengumpulkan, menganalisis, menggolongkan, mencatat
informasi untuk dijadikan dasar dalam pemilihan strategi. Dengan adanya
akuntansi perencanaan, maka informasi yang diperoleh oleh perusahaan akan
semakin baik.

6.
a. Manajemen tradisional merupakan sistem manajemen yang menitikberatkan
pada penyediaan informasi untuk pengelolaan yang bersifat tactical dan
operational. Manajemen tradisional tidak berfokus ke customer. Ada empat
tahapan dari manajemen tradisional, yaitu: penyusunan anggaran,
pengimplementasian, dan pengendalian. Kandungan informasi dari manajemen
tradisional ini hanya terbatas pada informasi keuangan, dan informasi
akuntansinya berorientasi ke masa lalu. Manajemen tradisional merupakan
system akuntansi pertanggungjawaban yang berorientasi ke pengendalian
biaya melalui pelaporan pertanggungjawaban. Dalam manajemen tradisional
pemakai informasinya hanya terbatas pada manajemen puncak, dan yang
menentukan harga adalah produsen. Saat ini kita berada pada jaman
globalisasi, globalisasi ekonomi ini berdampak terhadap 3 C: c customer,
competition, and change. Pada jaman globalisasi ini customer yang memegang
kendali, sebelumnya dalam manajemen tradisional yang menentukan produk
dan jasa apa yang harus disediakan di pasar adalah produsen, namun sekarang
tidak lagi, customer yang menentukan produk dan jasa apa yang mereka
butuhkan. Customer meminta produk dan jasa didesain untuk memenuhi
kebutuhan unik dan tertentu mereka. Hal ini tentu saja menyebabkan para
produser mengubah jalan pikiran mereka ke logika customer di dalam
menyediakan produk dan jasa bagi customer. Manajemen tradisional tidak bisa
lagi digunakan saat ini, oleh karena itu perusahaan mengganti manajemen
tradisional ke manajemen sstrategik. Manajemen strategik lebih
mengutamakan customer dalam memproduksi produk mereka, dan
memfokuskan semua sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan untuk
menghasilkan value untuk memenuhi kebutuhan customer.
b. Pada masa lalu, informasi biaya digunakan untuk mengetahui product cost,
sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual suatu produk. Saat ini,
informasi biaya digunakan untuk mengurangi product cost. Strategic Cost
Management menggunakan informasi biaya untuk dapat melakukan cost
reduction. Salah satu cara strategik untuk itu adalah dengan menggunakan
Activity-Based Cost System (ABC System). Salah satu penyebab timbulnya
biaya adalah adanya aktivitas dalam perusahaan. ABC System akan
menyediakan informasi tentang aktivitas, sehingga cost reduction dapat
terwujud dengan mengendalikan aktivitas perusahaan. Untuk itu, sistem
manajemen dalam perusahaan harus diubah, dari tactical dan operational,
menjadi manajemen yang bersifat strategis. Strategic management ini akan
memulai tahap dengan penyusunan strategi, dimana perusahaan akan
mendesain produk mereka dengan peningkatan secara terus menerus dalam
kualitasnya, sehingga strategi untuk melakukan cost reduction dapat tercapai.

7.

a. Beda ruang lingkup yang dicakup akuntansi manajemen strategik (strategic


management accounting) dengan akuntansi manajemen tradisional (traditional
management accounting). Akuntansi manajemen strategik menitikberatkan
pada penyediaan informasi untuk pengelolaan yang bersifat strategik.
Akuntansi manajemen strategik menitikberatkan pada penyediaan informasi
untuk tahap-tahap pengelolaan: (1) perumusan strategi, (2) perencanaan
strategic, dan (3) penyusunan program. Oleh karena tiga tahap pengelolaan
yang bersifat strtegik berorientasi ke perencanaan, maka informasi akuntansi
manajemen strategic lebih berorientasi ke informasi masa depa. Sistem
informasi akuntansi manajemen strategic lebih ditujukan untuk
memberdayakan karyawan untuk pengambilan keputusan atas pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab mereka. Teknologi pengolah data akuntasi pada
akuntansi manajemen strategik menggunakan computerized accounting
system. Isi informasi dari akuntansi manajemen strategik merupakan informasi
keuangan dan non keuangan, informasi yang digunakan adalah informasi masa
depan. Sedangkan akuntansi manajemen tradisional menitikberatkan pada
penyediaan informasi untuk pengelolaan bersifat tactical dan operational.
Akuntansi manajemen tradisional menitikberatkan pada penyediaan informasi
untuk tahap-tahap pengelolaan: (1) penyusunan anggaran, (2)
pengimplementasian, (3) pengendalian. Oleh karena akuntansi manajemen
tradisional menitikberatkan pada penyediaan informasi untuk pengelolaan
yang bersifat tactical dan operational, maka informasi akuntansi manajemen
lebih ditujukan untuk mengendalikan kegiatan karyawan. Teknologi pengolah
data akuntansi pada akuntansi manajemen tradisional adalah manual
accounting system. Isi informasinya hanya informasi keuangan saja, informasi
yang digunakan adalah informasi masa lalu.
b. Ruang lingkup yang dicakup strategic management accounting sangat berbeda
dengan traditional management accounting karena adanya perubahan
lingkungan bisnis. Di masa lalu, lingkungan bisnis yang dimasuki oleh
perusahaan bersifat stabil, tingkat kompetensi rendah, perubahan tidak banyak
dan tidak sering terjadi. Lingkungan bisnis banyak dikendalikan oleh regulasi
dan pemerintah dan hanya terdapat sedikit produser, sehingga tingkat
kompetensi juga rendah. Pada saat itu muncul beberapa paradigma, yang
pertama adalah producer value, menurut paradigma ini produser akan menjual
produk yang mereka produksi. Paradigma selanjutnya adalah status quo,
paradigm ini memandang bahwa perubahan adalah suatu anomaly. Paradigma
yang terakhir adalah pendelegasian wewenang, yaitu pandangan bahwa
pencapaian tujuan organisasi dilaksanakan melelui pendelegasian wewenang.
Berdasarkan tiga paradigma ini maka dibangunlah pengetahuan manajemen
tradisonal. Namun pada saat ini, lingkungan bisnis sangat berbeda dengan
lingkungan bisnis masa lalu, telah terjadi pergeseran, dimana lingkungan
bisnis saat ini menjadi lebih kompetitif dan turbulen, dan customer memegang
kendali, hal ini menyebabkan perubahan ruang lingkup, yaitu yang terpenting
saat ini adalah value bagi customer bukan lagi value bagi produser.

c. Jika di Jaman Digital ini suatu perusahaan masih menggunakan traditional


management accounting, dampaknya terhadap pengelolaan perusahaan akan
sangat buruk. Apabila perusahaan masih menggunakan akuntansi manajemen
tradisional maka perusahaan tidak akan mampu bertahan, di jaman digital ini
lingkungan bisnis sudah sangat kompetitif, sehingga perusahaan akan sangat
membutuhkan perencanaan strategik, akuntansi manajemen tradisional hanya
melakukan perencanaan dengan mengandalkan pada anggaran yang bersifat
jangka pendek. Teknologi pengolah data akuntansi dalam akuntansi
manajemen tradisional juga masih bersifat manual. Hal ini menyebabkan
informasi akuntansi tidak real time. Seperti yang telah saya jelaskan pada point
sebelumnya, saat ini customer yang memegang kendali, customer bisa dengan
mudah untuk pindah dari satu produk ke produk lain, apabila perusahaan
masih menggunakan akuntansi manajemen tradisional yang hanya
mementingkan value bagi produser, perusahaan pasti akan ditinggalkan oleh
customer, karena customer akan mencari produk lain yang menambah value
bagi mereka.

d. Menurut saya ada hubungan antara perubahan ruang lingkup akuntansi


manajemen dari traditional management accounting ke strategic management
accounting terhadap peran profesi akuntan manajemen. Profesi akuntan
manajemen dalam manajemen tradisional lebih berfokus ke penyediaan
informasi bagi manajemen puncak untuk melaksanakan pengelolaan yang
bersifat tactical dan operational. Oleh karena itu, peran profesi akuntan
manajemen tradisional terbatas pada penyedian informasi untuk penyusunan
anggaran, pencatatan implementasi anggaran, dan pengendalian pelaksanaan
anggaran. Namun, setelah akuntansi manajemen tradisional digantikan oleh
akuntansi manajemen strategic, peran akuntan manajemen mengalami
pergeseran.

 Akuntan manajemen berfokus ke perumusan strategi, penerjemahan misi,


visi dan strategi ke dalam sasaran-sasaran strategik yang komprehensif,
koheren, dan terukur, serta menjabarkan sasaran-sasaran strategik tersebut
ke dalam action plans terpadu melalui kerja sama lintas fungsi dengan
manajer operasional.
 Akuntan manajemen menyediakan bantuan pengambilan keputusan
seketika (real time decision support), bekerja sama dengan personel
operasi untuk memberikan projeksi dan rekomendasi efektif.
 Akuntan manajemen menempatkan diri sebagai anggota senior dalam tim
manajemen, yang berperan serta aktif dalam penentuan sasaran-sasaran
strategik perusahaan, bukan lagi sebagai penyedia informasi akuntansi
bagi pengambil keputusan.
 Akuntan manajemen mendasarkan keahlian mereka pada pengetahuan
mendalam tentang advanced (modern) management control process,
bukan lagi pada traditional cost accounting.
 Akuntan manajemen memerluas tanggung jawab mereka ke proses
pengendalian di luar daerah yang murni keuangan. Pemanfaatan Balanced
Scorecard sebagai inti sistem manajemen strategik menggeser titik berat
pengelolaan ke perspektif yang menjadi pemacu sesungguhnya kinerja
keuangan (perspektif customer, proses, serta pembelajaran dan
pertumbuhan), sehingga akuntan manajemen memerluas tanggung jawab
mereka ke perspektif nonkeuangan. Di samping itu, penggunaan ABC
system dalam tahap pemantauan menghasilkan informasi berlimpah
tentang aktivitas, sehingga tanggung jawab akuntan manajemen meluas ke
informasi tentang aktivitas.
 Akuntan manajemen mengarahkan orientasi mereka ke bisnis yang lebih
bersifat strategik, bukan yang bersifat tactical dan operational.

8.
a. Information content yang dicakup strategic management accounting sangat
berbeda dengan traditional management accounting karena terjadi revolusi
manajemen. Revolusi manajemen ini aadalah perubahan dari sistem akuntansi
manajemen tradisional ke akuntansi manajemen strategik. Dimana akuntansi
manajemen tradisional menitikberatkan pada penyediaan informasi untuk
pengelolaan yang bersifat tactical dan operational. Sedangkan akuntansi
manajemen strategik menitikberatkan pada penyediaan informasi untuk
pengelolaan yang bersifat strategik. Informasi yang dihasilkan oleh kedua
sistem ini juga berbeda, akuntansi manajemen tradisional menghasilkan
informasi keuangan saja sedangkan akuntansi manajemen strategik
menghasilkan informasi keuangan dan informasi nonkeuangan. Terjadi juga
perubahan lain, di masa lalu karyawan hanya menggunakan otot dalam
bekerja, namun sekarang karyawan lebih dituntut untuk menggunakan otak,
karyawan dituntut untuk menuangkan kreativitasnya saat bekerja.

b. Informasi tentang:
i. Transfer pricing
Transfer pricing tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di
Jaman Digital ini. Saya setuju dengan pendapat ini, saat ini transfer
pricing telah diganti dengan outshourcing decision, hal ini delakukan
karena perusahaan tidak lagi menjalankan bisnis yang bukan merupakan
kompetensi inti, untuk melakukan bisnis yang bukan merupakan
kompetensi inti perusahaan akan melakuka outsourcing. Hal ini
menyebabkan terbentuknya netwok integrity sehingga transfer pricing
akan hilang.
ii. Product cost
Product cost tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di jaman
digital ini, karena saat ini yang menjadi focus utama perusahaan adalah
customer, permintaan customer semakin beragam saat ini, jadi bukan
hanya product cost yang harus diperhatikan, tapi juga feature cost.
iii. Cost control
Cost control tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di jaman
digital ini. Saya setuju dengan pendapat ini, karena pada waktu dulu untuk
menghasilkan produk yang berkualitas perlu dilakukan pengendalian
terhadap biaya, di jaman digital saat ini yang paling penting bukanlah
pengendalian biaya melainkan menghasilkan value terbaik bagi customer.
iv. Cost plus pricing
Cost plus pricing tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di
jaman digital ini. Saya setuju dengan pendapat ini, pada waktu dulu cost
plus pricing mungkin tepat untuk digunakan, karena yang menentukan
harga adalah produsen, dengan cara menambahkan sejumlah marjin pada
kosnya, namun saat ini yang memegang kendali adalah customer,
produsen tidak bisa lagi menentukan harga seenaknya.
v. Cost efficiency
Cost efficiency tidak lagi relevan dalam pengelolaan perusahaan di jaman
digital ini, kerena saat ini yang diutamakan oleh perusahaan adalah value
added bagi customer, aktivitas yang tidak menambah value added bagi
customer akan dihilangkan, perusahaan berfokus pada efektivitas bukan
efisiensi, resources hanya dikonsumsi untuk menghasilkan value added
bagi customer.

c. Jika di Jaman Digital ini suatu perusahaan masih menyediakan information


content yang dihasilkan oleh traditional management accounting dampaknya
terhadap pengelolaan perusahaan akan sangat buruk. Saat ini untuk mengelola
perusahaan sangat dibutuhkan informasi yang tepat, baik informasi keuangan
maupun nonkeuangan. Informasi yang dihasilkan oleh manajemen tradisional
juga sudah tidak relevan lagi saat ini, seperti yang telah saya jelaskan pada
poin (b). Saat ini focus utama dari perusahaan adalah customer, perusahaan
berusaha untuk menghasilkan value terbaik bagi customer, apabila perusahaan
masih menyediakan informasi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen
tradisional, tujuan tersebut tidak akan tercapai.

9.

a. Perubahan radikal karena:


- Pergeseran leadership dari puncak ke leadership dari setiap orang.
Pergeseran leaderships dari puncak ke leadership setiap orang ini terjadi
karena terjadinya perubahan lingkungan bisnis. Saat ini perusahaan telah
memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif dan turbulen, perusahaan
membutuhkan lebih banyak leader, tidak tergantung hanya kepada satu
leader saja. Di jaman manajemen tradisional leader hanya berada di puncak
organisasi, leader inilah yang mengarahkan jalannya perusahaan
berdasarkan berbagai kebijakan dan aturan yang dibuatnya. Untuk
menghadapi lingkungan bisnis yang seperti ini, maka perusahaan
membutuhkan lebih dari satu leader. Perusahaan memerlukan kecepatan
respon terhadap setiap perubahan yang terjadi, hal ini sulit dilakukan
apabila perusahaan hanya memiliki satu leader. Kecepatan respon bisa
dimiliki oleh perusahaan apabila karyawan dan manajer berdaya di dalam
perusahaan mengalami perubahan. Konsep pemberdayaan karyawan untuk
membangun leadership potential dalam diri setiap karyawaan diperlukan
untuk menggantikan konsep delegasi wewenang yang selama ini dikenal di
dalam manajemen tradisional.
- Dari pengendalian melalui aturan ke pengendalian melalui visi dan values.
Pada waktu dulu, saat masyarakat masih menggunakan teknologi hard
automotion dibangunlah manajemen tradisional. Teknologi ini akan
dijalankan oleh skilled workers, untuk mengatur dan mengendalikan skilled
worker dibutuhkan pengendalian dan aturan, skilled worker tersebut perlu
diawasi agar yang dia kerjakan sesuai dengan aturan. Manajemen
kontemporer dibangun dalam smart technology era. Teknologi ini hanya
bisa digunakan oleh knowledge workers. Smart technology ini menuntut
agar knowledge workers menjadi kreatif. Kreativitas tidak dapat dihasilkan
melalui aturan rinci, namun memerlukan visi organisasi yang memberikan
gambaran yang ingin diwujudkan di masa depan. Hanya melalui visi dan
values, kreativitas knowledge workers dapat diarahkan oleh manajemen.
Karyawan saat ini dituntut untuk bekerja menggunakan otak bukan otot.
- Dari informasi yang dijaga ketat ke information sharing
Dengan teknologi manual, manajemen tradisional mengumpulkan secara
terpusat informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Oleh karena
pengumpulan informasi dilaksanakan secara terpusat dan pusat informasi
dijaga ketat, hanya manajemen puncak yang dapat melakukan akses ke
dalam pusat informasi, sehingga di tangan manajemen puncaklah
wewenang pengambilan keputusan berada. Smart technology menyediakan
shared database yang memungkinkan information sharing di antara
anggota organisasi. Shared database mampu mengatasi kendala
pengambilan keputusan yang dihadapi oleh manajemen tradisional, yang
tidak mungkin dilaksanakan oleh manajemen bawah dan karyawan. Dengan
information sharing ini, organisasi dapat memanfaatkan secara optimum
semua potensi karyawan untuk memberikan layanan terbaik bagi customer.
Di samping itu, kemitraan usaha antara perusahaan dengan para pemasok
dan dengan para mitra bisnis dapat diwujudkan melalui information
sharing, sehingga kualitas hubungan antarorganisasi perusahaan mampu
menyediakan produk dan jasa yang menghasilkan value bagi customer.
- Dari independensi perusahaan ke saling ketergantungan antarperusahaan.
Dalam manajemen tradisional, tanggung jawab manajemen perusahaan
hanya mencakup daerah yang dibatasi oleh batas-batas organisasi
perusahaannya. Daerah di luar batas-batas tersebut merupakan daerah
perusahaan lain, yang sama sekali bukan tanggung jawab manajemen
perusahaan. Hubungan antara perusahaan dengan pemasok merupakan
hubungan independen antarperusahaan.
Di dalam manajemen kontemporer, manajemen menyadari bahwa
perusahaan merupakan salah satu matarantai yang menghubungkan
pemasok dengan customer. Keberadaan perusahaan ditentukan seberapa
baik perusahaan berfungsi sebagai matarantai fungsional yang
menghubungkan pemasok dengan customer.Manajemen kontemporer
menyadari ketergantungan perusahaan dari hubungan baik dengan pemasok
dan customer. Perusahaan tidak mungkin menyediakan produk dan jasa
yang mampu memenuhi kebutuhan customer jika manajemen tidak
menyadari ketergantungan perusahaan terhadap pemasoknya dan
ketergantungan perusahaan terhadap customer.
b. Dampak perubahan radikal dalam manajemen tersebut terhadap akuntansi
biaya adalah terjadinya kematian sistem akuntansi biaya, perubahan tersebut
menyebabkan berubahnya kebutuhan manajemen perusahaan mengenai
informasi biaya. Jika di masa lalu, informasi kasar tentang kos produk dapat
menjanjikan kesuksesan bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan
domestik. Dengan adanya perubahan tersebut hal seperti ini tidak bisa lagi
menjanjikan kesuksesan bagi perusahaan, kebutuhan perusahaan mengenai
informasi biaya semakin meningkat, perusahaan membutuhkan informasi
biaya yang akurat dan tepat waktu untuk menentukan posisi kompetitif
perusahaan.
10.
a. Saya setuju dengan pernyataan di atas, saat ini titik berat pengelolaan telah
bergeser dari akuntansi manajemen tradisional yang pengelolaannya bersifat
tactical dan operational ke pengelolaan yang bersifat strategik. Pengelolaan
yang bersifat strategik ini terdiri dari kegiatan perencanaan (perumusan
strategi, perencanaan strategik, dan penyusunan program), maka akuntansi
manajemen strategik didesain dengan fokus ke pemenuhan kebutuhan
manajemen dalam proses perencanaan yang bersifat strategik. Dalam proses
perencanaan, manajemen membutuhkan informasi, baik informasi keuangan
maupun non keuangan. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam proses
perencanaan yang bersifat strtegik maka dibutuhkan akuntansi perencanaan,
akuntansi perencanaan ini merupakan system informasi yang berfokus ke
penyediaan informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan, dan kuantitatif
keuangan dalam proses perencanaan.
b. Dalam manajemen tradisional akuntansi perencanaan tidak menjadi suatu
kebutuhan bagi manajemen karena akuntansi manajemen berfokus ke
penyedian informasi untuk pengelolaan yang bersifat tactical dan operational.
Selanjutnya teknologi yang digunakan untuk memproses informasi akuntansi
adalah pen-and-ink technology atau lebih sering disebut manual system. Oleh
karena itu, akuntansi hanya mampu menangkap informasi yang bersifat
keuangan dan masa lalu. Informasi yang dihasilkan oleh manajemen
tradisional tidak bisa digunakan untuk melakukan perencanaan.
c. Yang menjadi pemempu akuntansi berperan besar dalam proses perencanaan
adalah:
 Tersedia teknologi informasi sebagai pemampu (enabler)
Pada waktu yang lalu, akuntansi manajemen masih menggunakan
manual system, hal ini menyebabkan informasi yang dihasilkan
terbatas. Hal ini menyebabkan informasi tersebut sangat tidak
mungkin untuk digunakan dalam proses perencanaan. Informasi yang
dihasilkan saat itu hanya berbentuk angka-angka, tanpa diketahui dari
mana angka tersebut berasal. Namun saat ini kita berada pada network
era, di jaman ini banyak teknologi yang bisa digunakan dalam
mengelola informasi. Ada empat manfaat yang dapat diperoleh
akuntansi dari penerapan teknologi informasi:
- Memampukan akuntansi untuk menangkap dan mengolah
informasi apa saja, dari informasi kualitatif, kuantitatif
nonkeuangan, maupun kuantitatif keuangan.
- Mamempukan akuntansi dalam meberdayakan personel secara
individual dan tim dalam pengambilan keputusan.
- Memampukan akuntansi untuk menyediakan peta perjalanan
bisnis yang dengan mudah dimutakhirkan sejalan dengan
perubahan lingkungan bisnis
 Informasi kualitatif, kuantitatif nonkeuangan dan kuantitatif keuangan
sangat diperlukan dalam proses perencanaan
Proses perencanaan merupakan serangkaian pengambilan keputusan
bersama yang melibatkan banyak personel. Dalam hal pengambilan
keputusan perusahaan sangat membutuhkan informaasi baik informasi
keuangan maupun nonkeuangan, yang bersifat kualitatis atau
kuantitatif. Keputusan-keputusan yang diambil merupakan kesepakan
personel yang terlibat atas informasi perencanaan berikut ini: (1)
informasi yang dipakai sebagai basis pengambilan keputusan dan (2)
pilihan yang dihasilkan dari pengambilan keputusan tersebut.
Perencanaan berkelanjutan memerlukan review atas informasi
perencanaan
Lingkungan bisnis saat ini merupakan lingkungan bisnis yang
turbulen dan kompetitif, lingkungan bisnis seperti ini sangat
membutuhkan perencanaan berkelanjutan. Untuk memungkinkan
perencanaan berkelanjutan, setiap tahap perencanaan perlu
dilaksanakan secara bersistem. System perumusan strategi, system
perencanaan strategic, sistem penyusunan program, dan system
penyusunan anggaran digunakan secara formal untuk mengkonfirmasi
atau meredefinisi misi, visi, dan strategi perusahaan. Dalam proses
perencanaaan, personel perusahaan akan mengambil keputusan yang
disepakati bersama, namun keputusan terseebut mengalami penuaan
sampai keputusan tersebut tidak cocok dengan trend perubahaan di
masa depan. Agar keputusan yang diambil tetap dapat digunakan dan
cocok dengan trend di masa depan, maka suatu ketika keputusan
tersebut harus direkonfirmasi atau diganti. Untuk melakukan
rekonfirmasi ini dibutuhkan dokumentasi informasi perencanaan,
system akuntansi perencanaan menyediakan informasi untuk
memampukan personel dalam melakukan review atas pertimbangan
yang dibuat dalam memutuskan pilihan yang telah dilakukan dalam
proses perencanaan.
 Informasi perencanaan selama ini tidak dikelola dengan baik
Selama ini informasi yang digunakan dan dihasilkan dari proses
perencanaan tidak dikelola dengan baik.
d. Jika saya ditugasi untuk merancang sistem akuntansi perencanaan dalam
suatu organisasi, maka langkah strategik yang saya tempuh adalah sebagai
berikut:
PROSES
PROSES PERENCANAAN
No KELUARAN AKUNTANSI
STRATEGIK
PERENCANAAN
1 Penerjemahan Misi, Visi, Dan
Strategi Ke Dalam Company
Scorecard
Penyusunan strategy Map Strategy Map Pendokumentasian
Strategy Map

Penyusunan Scorecard Company Pendokumentasian


Scorecard Company
Scorecard
2 Cascading Processes
Cascading Company Scorecard Mission Center Pendokumentasian
ke Mission Center Scoredard Scorecards Mission Center
Scorecards
Cascading Mission Center Service Center Pendokumentasian
Scorecard ke Service Centre Scorecards Service Center
Scorecard Scorecards
Cascading Mission Center Team dan Pendokumentasian
Scorecard dan Servie Center Personal Team
Scorecard dan Service ke Team Scorecards dan Personal
dan Personal Scorecard Scorecards

Anda mungkin juga menyukai