Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah Sistem Jaminan Sosial

Nasional (SJSN) yang diselenggarakan dengan menggunakan mekanisme

asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN dengan tujuan untuk

memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang

diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya

dibayar oleh Pemerintah (Kemenkes Ri, 2014)


Saat ini Pemerintah, baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat

memiliki skema jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin dan kurang

mampu yang masih terfragmentasi (terpisah) dan tidak terintegrasi satu

dengan lainnya seperti adanya Program Jamkesda oleh Daerah dan Program

JKN oleh Pemerintah Pusat. Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) adalah

program jaminan bantuan pembayaran biaya pelayanan kesehatan yang

diberikan Pemerintah Daerah kepada masyarakat di Kabupatennya dengan

sasarannya adalah seluruh masyarakat di Kabupaten tersebut yang belum

memiliki jaminan kesehatan dan Progam JKN oleh Pemerintah Pusat.


Kondisi tersebut memungkinkan sulitnya meningkatkan output dari

penyelenggaraan jaminan kesehatan. Sehingga sejak diluncurkannya

Program JKN oleh Pemerintah Pusat sudah timbul kebijakan untuk

mengintegrasikan Program Jamkesda ke JKN, dan hal tersebut diperkuat

dengan Keputusan Pemerintah bahwa kepesertaan JKN di Tahun 2019

1
2

nantinya bersifat wajib. Tujuannya bersifat wajib ini adalah agar semua

penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, sehingga mereka

dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatannya. Pengintegrasian selain

untuk tujuan sentralisasi juga memberikan peluang yang lebih besar kepada

daerah dalam kebijakan integrasi Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) ke

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) (Sumantri, 2013).


Konsep sentralisasi dinamis yang digagas pemerintah sebelumnya

mengatur semua kegiatan pengelolaan, pengendalian, dan pembiayaan

dilakukan terpusat. DKI Jakarta merupakan provinsi pertama yang

melakukan integrasi jaminan sosialnya dengan JKN, yang kemudian disusul

Aceh (Supriyantoro, 2015), dan pada bulan Juli 2014 tercatat, Sumatera

Selatan, Gorontalo dan Sumatera Barat telah berintergarasi ke JKN (Info

BPJS Kesehatan, 2014). Selanjutnya daerah tetangga yaitu Kota Tanjung

Pinang sejak 11 Agustus 2014 menjadi satu-satunya kota di Kepulauan Riau

yang sudah melakukan integrasi Jamkesda ke JKN. Tercatat, sudah 70.500

jiwa yang tergabung ke dalam JKN (Yudiana, 2014).


Pemerintah Provinsi Riau telah mengambil kebijakan melalui himbauan

Gubernur Riau bahwa Integrasi Jamkesda ke JKN dilaksanakan Tahun 2015.

Namun kenyataannnya berdasarkan hasil wawancara informal peneliti

dengan Kepala Seksi Jaminan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Riau,

sampai bulan Mei 2015, semua Pemerintah Kabupaten Se-Provinsi Riau

belum bisa melaksanakan integrasi tersebut. Banyak kendala yang

ditemukan diantaranya jumlah peserta Jamkesda yang akan diintegrasikan

ke JKN, dana iuaran JKN yang dipersiapkan Pemerintah Daerah untuk


3

semua peserta yang akan berintegrasi ke JKN, sistem pengelolaan yang saat

ini belum jelas. Sehingga yang dilakukan saat ini oleh masing-masing

Pemerintah Kabupaten Se-Provinsi Riau adalah melakukan persiapan

integrasi Jamkesda ke JKN dengan harapan di Tahun 2015 yang masih

bersisa lebih kurang 7 bulan lagi, integrasi Jamkesda ke JKN tetap bisa

direalisasikan.
Begitu juga dengan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi.

Berdasarkan wawancara informal dengan Kepala Seksi Jaminan Kesehatan

Dinas Kesehatan Kuantan Singingi (Kuansing), saat ini Kabupaten

Kuansing memiliki peserta Jamkesda sebesar 30.000.- jiwa dan ditambah

dengan KK/KTP yang juga dibiayai Jamkesda, artinya jumlah peserta yang

jaminan kesehatannya dibiaya Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan

Singingi melebihi dari 30.000.- jiwa. Dana anggaran yang dihabiskan rata-

rata sekitar 4,5 Milyar per-tahun. Namun dengan berintegrasinya peserta

Jamkesda menjadi peserta JKN tentunya Pemerintah Kabupaten Kuantan

Singingi harus membayarkan iuran sebesar sebesar Rp. 9.180.000.000.- per-

tahun jika dengan 30.000.- jiwa saja. Jika 60% merupakan kewajiban

Pemerintah Daerah, maka kabupaten Kuansing harus menyetorkan dana

sebesar Rp. 5.508.000.000.- Kondisi ini menunjukkan beban Anggaran

Pemerintah Daerah bertambah jika berintegrasi.


Ditinjau dari segi kepesertaan Jamkesda, maka sebagian besar peserta

Jamkesda menunjukkan tidak tepat sasaran. Sebagian masyarakat

mendapatkan kartu Jamkesda bukanlah merupakan kelompok masyarakat

miskin atau tidak mampu. Sebagian masyarakat lagi dapat menggunakan


4

KK/KTP jika berobat, juga banyak yang bukan merupakan kelompok

masyarakat miskin atau kurang mampu. Tentunya dari segi keuangan, hal ini

memberikan dampak yang serius apabila berintegrasi dengan JKN.

Permasalahan lainnya data peserta Jamkesda banyak yang tidak valid karena

tidak memiliki NIK di KTP.


Pemerintah memainkan peranan penting dalam menentukan alternatif

kebijakan terbaiknya dalam menghadapi persiapan untuk berintegrasi

dengan JKN baik dari kesiapaan manajemen pengelolaan, kesiapan

kepesertaan serta kesiapan besaran iuran yang menjadi tanggungan

pemerintah.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengambil judul penelitian

tentang “Analisis Persiapan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Dalam

Mengintegrasikan Peserta Jaminan Kesehatan Daerah ke Jaminan Kesehatan

Nasional Tahun 2015”.


B. Rumusan Masalah Umum Penelitian
Bagaimana Persiapan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi Dalam

Mengintegrasikan Peserta Jaminan Kesehatan Daerah ke Jaminan Kesehatan

Nasional Tahun 2015 ?

C. Tujuan Umum Penelitian


Diketahuinya Persiapan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi

Dalam Mengintegrasikan Peserta Jaminan Kesehatan Daerah ke Jaminan

Kesehatan Nasional Tahun 2015.


D. Manfaat Penelitian
1. Signifikansi Sosial
Mendapatkan informasi dalam rangka mengambil alternatif kebijakan

kesiapan manajemen pengelolaan, kesiapan kepesertaan serta kesiapan


5

besaran iuran yang menjadi tanggungan Pemerintah Kabupaten Kuansing

untuk berintegrasi dengan JKN.


2. Signifikansi Penelitian

Mendapatkan informasi dalam rangka menambah ilmu pengetahuan

tentang kesiapan integrasi Jamkesda ke JKN dan merencanakan penelitian

lebih lanjut dalam rangka

E. Sifat dan Langkah Penelitian

Dalam rangka menjawab masalah penelitian, peneliti menggunakan

metode kualitatif. Mula-mula dilakukan kajian kepustakaan untuk

menghasilkan kerangka rasional darimana, selanjutnya dapat dikembangkan

masalah khusus penelitian, selanjutnya tujuan khusus penelitian dalam bab

rancangan penelitian. Akhirnya dikembangkan metode penelitian untuk

mencapai tujuan khusus tersebut.

Anda mungkin juga menyukai