Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No.

2, 2015

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum sanctum L.)


TERHADAP pH DAN TUKAK LAMBUNG PADA TIKUS PUTIH JANTAN

Sri Oktavia2), Helmi Arifin1),Ria Irawati2)


1)
Fakultas Farmasi, Universitas Andalas (UNAND), Padang
2)
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM), Padang

ABSTRACT\

The effect of basil (Ocimum sanctum L.) leaf ethanolic extract on pH and gastric ulcers in male rats induced
by ethanolic absolute 1 mL /200 g BW orally has been evaluated. The observed parameters where pH change
gastric liquid and ulcer index value. The result indicated that the basil (Ocimum sanctum L.) leaf ethanolic
extract at doses of 100 mg/KgBW. 300 mg/KgBW and 900 mg/KgBW significantly decreased the ulcer index
with curative ratio where 45.82 %, 62.94 % and 80.65 % (for one time given extracts for two days), 49.13 %,
77.69 % and 94.62 % (for one time given extract for four days) 52.71 %, 77.67 % and 97.21 % (for one time
given extract for six days) compared to the positive control. The extracts at 100 mg/KgBW, 300 mg/KgBW and
900 mg/KgBW also significantly decreased the gastric acid pH to its normal value (P<0.05).

Keywords : Ocimum sanctum, gastric ulcers, pH

ABSTRAK

Telah diuji pengaruh ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum sanctum L.) tarhadap pH dan tukak
lambung pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan etanol absolut 1 mL/200 g BB secara oral. Parameter
yang diamati adalah perubahan pH dan nilai indeks tukak yang dibandingkan dengan keadaan normal. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun kemangi dengan dosis 100 mg/KgBB, 300 mg/KgBB dan
900 mg/KgBB dapat memperbaiki keparahan tukak lambung dengan persentase masing-masing 45,82 %, 62,94
%, dan 80,65 % (untuk pemberian ekstrak daun kemangi 1 kali selama 2 hari), 49,13 %, 77,69 %, dan 94,62 %
(untuk pemberian ekstrak daun kemangi 1 kali selama 4 hari) serta 52,71 %, 77,67 % dan 97,21 % (untuk
pemberian ekstrak daun kemangi 1 kali selama 6 hari) jika dibandingkan terhadap kontrol positif. Ekstrak daun
kemangi dengan dosis 100 mg/KgBB, 300 mg/KgBB dan 900 mg/KgBB juga dapat menormalkan pH cairan
lambung tikus menuju pH cairan lambung tikus secara signifikan (P<0,05)

Kata kunci : Ocimum sanctum, tukak lambung, pH

PENDAHULUAN kesehatan (Syafitri, 2014). Obat-obatan


herbal cenderung lebih aman karena tidak
Gaya hidup yang mengarah memberikan efek samping yang terlalu
kembali ke alam (back to nature) besar bagi tubuh. Selain itu, obat-obatan
membuktikan bahwa sesuatu yang alami herbal juga cenderung lebih murah
bukan berarti ketinggalan zaman. Saat ini harganya dibanding obat paten. Oleh
banyak orang yang berkecimpung di dunia karena itu, tidak mengherankan bila obat-
kedokteran modern, tetapi juga obatan herbal kembali bangkit di kalangan
mempelajari obat-obat tradisional. masyarakat Indonesia (Mardiana, 2012).
Tumbuh-tumbuhan berkhasiat obat dikaji Di Indonesia kaya akan jenis
dan dipelajari secara ilmiah. Hasilnya tumbuh-tumbuhan yang digunakan sebagai
mendukung fakta dan bukti bahwa obat, di antaranya daun kemangi (Ocimum
tumbuhan obat memang memiliki sanctum L). Beberapa penelitian
kandungan zat-zat atau senyawa yang sebelumnya menunjukkan adanya
secara klinis terbukti bermanfaat bagi kandungan flavonoid pada daun kemangi.

139
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Dimana terdapat senyawa yang disebut keutuhan mukosa lambung (Price &
orientin dan vicenin. Senyawa ini Wilson 1992). Faktor agresif yang penting
merupakan senyawa murni dari flavonoid adalah asam lambung yang disekresi oleh
yang ditemukan dalam kemangi telah sel parietal dan pepsin yang diproduksi
ditunjukkan untuk membantu meringankan oleh sel zymogen serta difusi kembali ion
kejang otot dan dapat mengatasi kram pada hidrogen. Faktor defensif antara lain
perut, serta mampu melindungi struktur pembentukan dan sekresi mukus, sekresi
sel-sel tubuh yang rusak (Putra, 2012; bikarbonat, aliran darah mukosa, dan
Joseph & Nair, 2013). Tumbuhan yang regenerasi epitel. Selain itu, golongan obat
mengandung getah dapat menyerap kuman NSAID, stres, alkohol, dan infeksi
dan unsur beracun, termasuk logam berat, Helicobacter pylori juga dapat
dan lain-lain. Getah kemangi dapat menyebabkan tukak lambung (Price &
melindungi lambung dari rangsangan, dan Wilson 1992; Kaur et al., 2012).
mengobati tukak lambung (Arfin, 2013). Berdasarkan uraian diatas peneliti
Selain itu, pada tumbuhan kemangi merasa tertarik untuk melihat pengaruh
mengandung antioksidan flavon-O- ekstrak etanol daun kemangi (Ocimum
glikosida juga dapat digunakan untuk sanctum L.), terhadap pH dan tukak
penyembuhan tukak lambung (Vedi et al., lambung pada tikus putih jantan
2013).
Kemampuan flavonoid sebagai METODE PENELITIAN
antioksidan telah banyak diteliti, dimana
flavonoid memiliki kemampuan untuk Alat dan Bahan
menangkal radikal bebas di dalam tubuh Alat yang digunakan antara lain
sekaligus dapat memperbaiki sel-sel tubuh pipet tetes, gelas ukur (Pyrex® IWAKI),
yang rusak (Patil & Jadhav, 2013). jarum oral (Terumo®), jarum pentul,
Flavonoid juga dapat menghambat enzim steoroform, corong (Pyrex® IWAKI), spuit
cAMP, protein kinase C, dan protein (Terumo®), tissue (Nice®), peralatan
phosphorylation, sehingga dapat bedah, botol berwarna gelap 250 ml, kertas
menghambat terjadinya tukak lambung saring, rotary evaporator (IKA®), spatel,
(Sandhar et al., 2011). Selain itu, flavonoid pinset (RENZ), lumpang, cawan penguap,
dapat juga berefek sebagai analgesik, timbangan hewan (Ohaus®), kandang
antipiretik, antiedema, antikanker, hewan, tabung reaksi (Pyrex® IWAKI),
antiinflamasi, antibakteri, antidepresi, batang pengaduk, waterbath (Memmert),
tukak lambung, serta antialergi (Pandey & ayakan ukuran 65 mesh, jangka sorong
Singht, 2010). (Tricle brand), lup (Mena®), rak tabung
Salah satu gangguan pencernaan reaksi, sentrifuger, alat sentrifuger (DKC-
adalah ulkus peptikum lebih dikenal oleh 1008T), camera (Canon) dan pH meter
masyarakat dengan tukak lambung. Tukak (HANNA® instrument), timbangan analitik
lambung adalah suatu gangguan saluran (Precisa®)
cerna bagian atas yang bersifat ulseratif Sedangkan bahan-bahan yang
yang disebabkan oleh aktivitas sekret digunakan dalam penelitian ini adalah
lambung yaitu pepsin dan HCl yang simplisia daun kemangi (Ocimum sanctum
berlebih. Tukak lambung merupakan L), etanol 70 % (PT Brataco), etanol
keadaan dimana kontiniutas mukosa absolut (PT Brataco), etanol 95 % (PT
lambung terputus dan meluas sampai ke Brataco), NaCl fisiologis (PT WIDATRA
bawah lapisan epitel. Penyebabnya adalah BHAKTI), Natrium carboxymethyle
ketidakseimbangan antara faktor agresif celulose (PT Brataco), larutan dapar fosfat
dan faktor defensif yang mempertahankan pH 7,01 (HANNA® instrument), larutan

140
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

dapar fosfat pH 4,01 (HANNA® masing-masing terdiri dari 6 ekor


instrument), aquadest, raksa klorida diperlakukan sebagai berikut:
(Merck), kalium iodida (Merck), asam a. Kelompok K1 sebagai kelompok
klorida (Merck), asam asetat anhidrat kontrol negatif.
(Merck), kloroform (PT Brataco), asam b. Kelompok K2 sebagai kelompok
sulfat pekat (Merck), metanol (PT kontrol positif (diinduksi dengan etanol
Brataco), amonia (Merck), eter (PT absolut).
Brataco), natrium sulfat anhidrat (Merck), c. Kelompok DI diberi etanol absolut dan
asam klorida 2N (Merck), minyak tanah, ekstrak daun kemangi 100 mg/Kg BB.
serbuk seng (Merck), serbuk mg d. Kelompok DII diberi etanol absolut dan
(magnesium sulfat) (Merck), aseton ekstrak daun kemangi 300 mg/Kg BB.
(Merck), asam borat (Merck), asam oksalat e. Kelompok DIII diberi etanol absolut
(Merck), kuarsetin (Merck), dikloroetana dan ekstrak daun kemangi 900 mg/Kg
(Merck), dan makanan hewan (pellet HI- BB.
PRO-VITE 511) (PT Pokphand). Kelompok K1 sebagai kelompok
kontrol negatif hanya diberi makan dan
Pembuatan ekstrak daun kemangi minum, dan sebagai percobaan kelompok
Proses awal pembuatan ekstrak uji K2, DI, DII, DIII di induksi dengan
adalah tahapan pembuatan serbuk simplisia etanol absolut sebanyak 1 mL/200 g BB.
kering, dari simplisia dibuat serbuk Kemudian, tikus dipuasakan selama tiga
simplisia dengan peralatan tertentu, sampai jam, lalu tikus diberi ekstrak daun kemangi
derajat kehalusan tertentu. Diperoleh sesuai dengan dosis yang telah
serbuk simplisia daun kemangi sebanyak direncanakan. Setelah perlakuan tikus
2.516 g Kemudian diambil 2.500 g dibagi selama 1 hari, masing-masing tikus di
menjadi 10 bagian yang masing-masingnya puasakan selama 24 jam, tetapi diberi
sebanyak 250 g Kemudian masukan minum, lalu dilakukan pengukuran pH
masing-masing bagian serbuk simplisia cairan lambung dan amati mukosa
kering ke dalam 10 botol maserator yang lambung pada hari ke 2,4,dan 6.
gelap, tambahkan 10 bagian pelarut (etanol Bedah abdominalnya, ikat pilorus
70 %). Rendam selama 6 jam pertama dan esophagus et cardia, kemudian ke
sambil sekali-kali diaduk, kemudian dalam lambung suntikkan 2 mL NaCl
diamkan selama 18 jam pada temperatur fisiologis. Setelah itu, lambung
ruangan (kamar). Pisahkan maserat dengan dikeluarkan dengan memotong duodenum
cara filtrasi menggunakan kain flanel, bagian bawah dan esophagus et cardia
ulangi proses penyarian sebanyak dua kali bagian atas. Cairan lambung dikeluarkan
dengan jenis dan jumlah pelarut yang sama dengan cara membedah bagian kurvatora
(remaserasi). Kumpulkan semua maserat mayor, tampung kemudian sentrifus
kemudian dipekatkan dengan rotary selama 10 menit dengan kecepatan 3000
evaporator sampai didapatkan ekstrak rpm. Cairan bening yang diperoleh
kental (Departemen Kesehatan Republik digunakan untuk penentuan pH cairan
Indonesia, 2008). lambung. Lambung dibilas dengan NaCl
fisiologis kemudian dibentangkan dan
Perlakuan pada tikus percobaan selanjutkan amati mukosa lambung dengan
Tikus percobaan yang telah lup (kaca pembesar) dan di foto.
dikelompokkan menjadi 5 kelompok

141
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Tabel 1. Diameter Keparahan Tukak Lambung.

No Kondisi lambung Skor


1 Lambung normal 1
2 Lambung kemerahan / merah 1,5
3 Bintik kemerahan/tukak diameter sampai 0,5 mm n x 2*

4 Tukak dengan diameter / panjang 0,5-1,5 mm n x 3*


5 Tukak dengan diameter / panjang 1,6-4 mm n x 4*
6 Tukak dengan diameter / panjang lebih dari 4 mm n x 5*
7 Perforasi dengan diameter / panjang 2-7 mm n x 6*
8 Perforasi dengan diameter / panjang 8-15 mm n x 7*
9 Perforasi dengan diameter / panjang lebih dari 13 mm n x 8*

Lambung yang telah dibersihkan dengan air suling kemudian dikeringkan


diamati mukosanya dengan menggunakan dengan kertas tissu.
lup. Ukur diameter tukak dan beri skor 3. Pengukuran pH tersebut dilakukan
berdasarkan keparahan tukak. dengan cara mengambil cairan lambung
*) n = Jumlah tukak / perforasi yang yang telah disentrifus. Kemudian alat
ditemukan. dihidupkan, elektroda dicelupkan kedalam
Hitung Indeks Tukak (UI) dengan cairan lambung tersebut dan biarkan jarum
menjumlahkan skor yang di dapat. bergerak sampai posisi konstan.
Persentase penyembuhan tukak dapat 4. Angka yang ditunjukkan oleh jarum
dihitung dengan rumus: penunjuk pada pH meter merupakan
besaran pH dari cairan lambung.

Analisis data
Keterangan: Data hubungan antara dosis ekstrak
UIc = Indeks tukak kontrol daun kemangi dan lama waktu pemberian
UIt = Indeks tukak setelah pemberian ekstrak, terhadap pH cairan lambung tikus
sediaan uji. diolah secara statistik dengan analisis
variansi (Anova) dua arah dilanjutkan
Pengukuran pH cairan lambung dengan uji Duncan (Jones, 2010).
Pengukuran pH dilakukan dengan
menggunakan alat pH meter sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
berikut:
1. Elektroda pH meter dibersihkan dengan Sampel yang digunakan untuk
air suling, lalu dikeringkan dengan tissu, pengujian ini adalah daun kemangi yang
kemudian alat dihidupkan. telah dilakukan uji identifikasi di
2. Setelah itu alat dikalibrasi dengan Herbarium Universitas Andalas (ANDA).
memakai larutan standar dapar fosfat pH Jurusan biologi FMIPA Universitas
7,01 dan larutan dapar fosfat pH 4,01 Andalas Padang, Sumatera Barat,
sehingga posisi jarum penunjuk di atur Indonesia, dengan hasil spesies (Ocimum
menunjukkan harga masing-masing pH sanctum L.) dan famili (lamiaceae).
tersebut diatas. Lalu elektroda dicuci Sampel daun segar kemangi
(Ocimum sanctum L.), diambil di daerah

142
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Khatib Sulaiman, Padang, Sumatera Barat. sampel dengan jumlah yang banyak,
Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan pelaksanaannya sederhana, tidak
ekstrak, ekstrak etanol daun kemangi memerlukan perlakuan khusus dan
didapatkan dengan melakukan ekstraksi kemungkinan terjadinya penguraian zat
menggunakan metode maserasi. Pemilihan aktif oleh pengaruh suhu dapat dihindari
metode ini karena bisa digunakan untuk karna tidak ada proses pemanasan.

Gambar 1. Daun kemangi (Ocimum sanctum L.)

Daun segar kemangi di timbang sebanyak dalam botol gelap tertutup tambahkan 10
25 kg lalu dilakukan pencucian, kemudian bagian pelarut, rendam selama 6 jam
diiriskan tipis-tipis dengan tujuan agar pertama sambil sekali-sekali diaduk,
pelarut dapat berpenetrasi dengan mudah kemudian diamkan selama 18 jam.
sehingga penarikan zat aktif lebih Pisahkan maserat dengan cara
sempurna, kemudian pengeringan dengan penyaringan, ulangi proses penyarian
cara diangin-anginkan selama 7 hari sekurang-kurangnya dua kali dengan jenis
sampai kering dan penghalusan, sehingga dan jumlah pelarut yang sama.
diperoleh serbuk kering yang telah Kumpulkan semua maserat,
ditimbang 2.516 g. Menggunakan cara maserat yang di dapat diuapkan dengan
maserasi dengan etanol 70 %. Penggunaan rotary evaporator pada suhu ±50ºC lalu
etanol sebagai pelarut universal disebabkan dipekatkan dengan waterbath sampai di
karena sifatnya yang mudah melarutkan dapat ekstrak kental. Sehingga hasil yang
senyawa zat aktif baik yang bersifat polar, di peroleh dari ekstrak kental dari proses
semi polar dan non polar. Serta maserasi tersebut sebanyak 176,3 g ekstrak
kemampuannya untuk mengendapkan kental dengan nilai persen rendemen yang
protein dan menghambat kerja enzim di peroleh adalah 7,052 %. Setelah
sehingga dapat menghindari proses didapatkan ekstrak kental, selanjutnya,
hidrolisa dan oksidasi. Keuntungan lain daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
etanol mudah berpenetrasi ke dalam sel. dievaluasi melalui parameter spesifik dan
Maserasi dilakukan selama 1 hari dengan 3 parameter nonspesifik agar kualitas ekstrak
kali pengulangan. Proses maserasi ini dapat dikontrol (Departemen Kesehatan
dilakukan dengan menggunakan botol kaca Republik Indonesia, 2000).
berwarna gelap dan ditempat yang Kemudian dilakukan karakterisasi
terlindung cahaya. Hal ini bertujuan umtuk ekstrak, yaitu karakteristik non spesifik
menghindari terjadinya penguraian struktur dan karakteristik spesifik. Karakteristik
zat aktif terutama untuk senyawa yang non spesifik meliputi susut pengeringan
kurang stabil terhadap cahaya. Masukkan diperoleh yaitu 7,411%. Tujuan susut
satu bagian serbuk kering simplisia ke pengeringan ini dilakukan untuk

143
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

memberikan batasan maksimal (rentang) kemiripan fisiologi dengan manusia. Selain


tentang besarnya senyawa yang hilang itu, tikus sangat mudah dipengaruhi oleh
pada proses pengeringan. Kadar abu total stress dan lingkungan. Dengan
diperoleh yaitu 4,085%. Kadar abu total memanfaatkan keadaan tersebut
bertujuan untuk memberikan gambaran diharapkan tukak lambung yang terbentuk
kandungan mineral internal dan eksternal lebih cepat dan dipermudah. Pembentukan
yang berasal dari awal sampai tukak lambung yang disebabkan stress
terbentuknya ekstrak. Karakterisasi adalah melalui peningkatan sekresi HCl
spesifik meliputi organoleptik yang akibat perangsangan nervus vagus. Etanol
bertujuan untuk pengenalan awal yang absolut digunakan sebagai penginduksi
sederhana (Departemen Kesehatan tukak karena etanol mudah dan cepat
Republik Indonesia, 2000). berpenetrasi kedalam mukosa lambung.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan Etanol juga dapat meningkatkan
karakterisasi terhadap ekstrak daun permeabilitas mukosa dan melepaskan
kemangi yang meliputi pemeriksaan uji produk vasoaktif. Selain itu, etanol juga
spesifik ekstrak adalah uji organoleptik dapat menyebabkan kerusakan vascular
menunjukkan bahwa ekstrak daun kemangi dan nekrosis sel mukosa lambung yang
memiliki warna hijau kecoklatan, rasanya berlanjut dengan terbentuknya tukak
pahit, bau khas aromatik dan bentuk nya dengan memungkinkan difusi balik asam
kental. Kadar senyawa yang larut dalam air klorida (Vogel, 2002).
diperoleh rata-rata 6,745 %, dan kadar Sebelum diperlakukan, tikus
senyawa yang larut etanol diperoleh rata- diaklimatisasi selama 1 minggu sebelum
rata 22,836 %. Uji non spesifik ekstrak digunakan, makanan yang seragam dan
adalah pemeriksaan susut pengeringan pemberian air yang cukup. Selama
simplisia diperoleh rata-rata 7,851 %, serta pemeliharaan, bobot hewan ditimbang dan
pemeriksaan susut pengeringan ekstrak diamati perilakunya. Hewan-hewan yang
diperoleh rata-rata 7,411%, kadar abu total dinilai sehat digunakan dalam percobaan,
ekstrak adalah 4,085 % serta kadar abu yaitu bila selama pemeliharaan bobot
tidak larut asam di peroleh rata-rata 4,53 hewan tetap atau mengalami kenaikan
%, dilanjutkan uji kandungan fitokimia, uji dengan deviasi maksimum 10 % dan
KLT, dan uji kandungan kimia ekstrak. menunjukkan perilaku yang normal
Diperoleh data hasil uji Bahwa (Vogel, 2002).
daun kemangi mengandung flavonoid, Sebelum diinduksi dengan etanol
Kemudian dilakukan penetapan kadar absolut tikus terlebih dahulu dipuasakan
flavonoid totalnya dengan menggunakan selama 24 jam. Hal ini bertujuan agar
spektrofotometri UV-Vis. Diperoleh rata- etanol absolut dapat bekerja maksimal
rata 1,0111. Sebagai pensuspensi dalam membentuk tukak. Keadaan
digunakan Na CMC 0,5 % mempunyai lambung yang kosong dapat merangsang
sifat yang inert, menghasilkan suspensi tukak dengan cepat serta dapat
yang stabil, resisten terhadap mikroba baik menurunkan sitoproteksi prostaglanding
dan tingkat kejernihannya tinggi. Ekstrak sehingga mempermudah terjadinya
daun kemangi dibuat menjadi 3 variasi kerusakan mukosa. Asam lambung yang
dosis yaitu 100 mg/kg BB, 300 mg/kgBB, disekresikan dapat menyebabkan
900 mg/kgBB. Kenaikan dosis bertujuan terjadinya autodigesti karena lemahnya
untuk memperjelas efek dari obat. faktor pertahanan mukosa (Underwood,
Dalam penelitian ini digunakan 2000). Dengan keadaan lambung yang
hewan percobaan tikus putih jantan karena kosong dan ditambahkan lagi dengan
mudah ditangani dan mempunyai pemberian etanol absolut, maka dapat

144
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

merangsang terbentuknya tukak dengan ekstrak daun kemangi dengan tujuan untuk
cepat (Robbins & Kumar, 2007). pengosongan lambung dan akan
Hewan percobaan dikelompokkan mempermudah saat penampungan pH
menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I cairan lambung.
(kontrol negatif) yang tidak di beri Pemberian etanol absolut sebanyak
perlakuan, kelompok II (kontrol positif) 1 mL/ 200 g BB tikus menyebabkan pH
diberi etanol absolut, kelompok III (dosis cairan lambung pada kontrol negatif
100 mg/Kg BB) diberi etanol absolut dan selama 2 hari 2,585 sedangkan pada tikus
suspensi ekstrak daun kemangi dengan kontrol positif adalah 7,295. Dengan
konsentrasi 1 %, kelompok IV (dosis 300 pemberian ekstrak daun kemangi dengan
mg/Kg BB) diberi etanol absolut dan dosis 100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900
suspensi ekstrak daun kemangi dengan mg/Kg BB secara oral selama 2 hari dapat
konsentrasi 3 %, kelompok V (dosis 900 menyebabkan pH cairan lambung kembali
mg/Kg BB) diberi etanol absolut dan kearah normal yaitu masing-masing
suspensi ekstrak daun kemangi dengan menjadi 6,195; 4,740 dan 4,595.
konsentrasi 9 %. Pemberian etanol absolut sebanyak
Pemberian ekstrak daun kemangi 1mL/ 200g BB tikus menyebabkan pH
dibagi atas tiga kelompok, yakni kelompok cairan lambung pada kontrol negatif
yang diberikan selama 2 hari, 4 hari dan 6 selama 4 hari 2,670 sedangkan pada tikus
hari. Sebelum diberi ekstrak daun kemangi kontrol positif adalah 7,210. Dengan
untuk kerusakan lambung diinduksi pemberian ekstrak daun kemangi dengan
dengan etanol absolut sebanyak 1 ml/200g dosis 100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900
BB. Hal ini dilakukan untuk melihat mg/Kg BB secara oral selama 4 hari dapat
pengaruh penyembuhan mukosa lambung menyebabkan pH cairan lambung kembali
terhadap lamanya waktu pemberian ekstrak kearah normal yaitu masing-masing
daun kemangi, serta melihat apakah selama menjadi 4,405; 3,475 dan 3,210..
enam hari ada faktor penyembuhan dari Pemberian etanol absolut sebanyak
tikus itu sendiri setelah dibandingkan 1mL/ 200 g BB tikus menyebabkan pH
dengan kelompok kontrol positif. Seperti cairan lambung pada kontrol negatif
yang telah diketahui bahwa mukosa selama 6 hari 2,680 sedangkan pada tikus
lambung juga dapat melakukan regenerasi kontrol positif adalah 6,540. Dengan
sel-sel yang telah mati. Jadi dengan adanya pemberian ekstrak daun kemangi dengan
perbedaan kelompok dan lamanya dosis 100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900
pemberian ekstrak daun kemangi, maka mg/Kg BB secara oral selama 6 hari dapat
hasil yang diperoleh dapat dibandingkan menyebabkan pH cairan lambung kembali
persentase penyembuhan tukaknya. kearah normal yaitu masing-masing
Pada hewan uji kelompok menjadi 2,850; 2,375 dan 2,140.
pemberian ekstrak daun kemangi selama Pemberian ekstrak daun kemangi
enam hari, pada hari pertama ekstrak secara oral dengan dosis 100 mg/Kg BB,
diberikan 3 jam setelah hewan percobaan 300 mg/Kg BB, 900 mg/Kg BB dapat
diinduksi dengan etanol absolut. Kemudian mengurangi keparahan tukak pada
pemberian ekstrak daun kemangi lambung tikus yang diinduksi dengan
dilanjutkan sampai hari 2,3,4,5,6, tanpa etanol absolut secara oral dengan indeks
pemberian etanol, ekstrak daun kemangi tukak pada kontrol positif 72,500 (kontrol
diberikan pada jam yang sama dengan positif 2 hari) 78,000 (kontrok positif 4
waktu pemberian pada hari pertama. hari) dan (kontrol positif 6 hari) 80,900.
Selanjutnya hewan dipuasakan selama 24 Rata-rata indeks tukak secara
jam pada hari ke 3 setelah pemberian berturut-turut pada pemberian ekstrak daun

145
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

kemangi dengan dosis 100mg/Kg BB, 300 kemangi terhadap persentase rata-rata
mg/Kg BB, 900 mg/Kg BB secara oral penyembuhan tukak.
selama 2 hari adalah 40,850; 38,350 dan Terlihat terjadinya peningkatan nilai
35,650. Dari nilai indeks tukak tersebut, persentase rata-rata penyembuhan tukak
dapat dihitung rata-rata persentase lambung pada tikus masing-masing
penyembuhan tukak secara berturut-turut kelompok uji pemberian ekstrak daun
adalah 45,82 %; 49,13 % dan 52,71 %. kemangi 2 hari 4 hari, dan 6 hari secara
Sedangkan pada hewan uji kelompok berturut-turut pada peningkatan dosis 100
pemberian ekstrak daun kemangi dosis 100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900 mg/Kg
mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900 mg/Kg BB. Disini dapat dilihat pada dosis
BB secara oral selama 4 hari rata-rata terendah (100 mg/Kg BB) nilai persentase
indeks tukak adalah 28,900; 17,400 dan rata-rata penyembuhan tukaknya juga
13,450. Dari nilai indeks tukak tersebut, rendah 45,82% (hari ke 2), 62,94 % (hari
dapat dihitung rata-rata persentase ke 4) 80,6 5% (hari ke 6). Kemudian
penyembuhan tukak secara berturut-turut dengan adanya peningkatan menjadi dosis
adalah 62,94 %; 77,69 % dan 77,69 %. 300 mg/Kg BB nilai persentase rata-rata
Sedangkan pada hewan uji kelompok penyembuhan tukaknya juga meningkat
pemberian ekstrak daun kemangi dosis 100 49,13 % (hari ke 2), 77,69 % (hari ke 4)
mg/Kg BB, 300 mg/Kg BB, 900 mg/Kg 94,62 % (hari ke 6). Dan dengan adanya
BB secara oral selama 6 hari rata-rata peningkatan menjadi dosis 900 mg/Kg BB
indeks tukak adalah 15,650; 4,350 dan nilai persentase rata-rata penyembuhan
20,830. Dari nilai indeks tukak tersebut, tukaknya juga meningkat 52,71 % (hari ke
dapat dihitung rata-rata persentase 2) 77,69 % (hari ke 4) dan 97,21 % (hari
penyembuhan tukak secara berturut-turut ke 6).
adalah 80,65% ; 94,62% dan 97,21%. Daun kemangi berperan dalam
Persentase penyembuhan meningkat penyembuhan tukak lambung, dimana
seiring dengan peningkatan dosis. Dengan kandungan zat flavonoid bertanggung
demikian dapat dikatakan bahwa ekstrak jawab melalui mekanisme antiinflamasi
daun kemangi mempunyai efek sebagai dan meningkatkan kecepatan epitelisasi
obat tukak lambung, dimana semakin kecil (Patil & Jadhav, 2013). Penelitian
nilai indeks tukak, maka persentase sebelumnya telah menunjukkan bahwa
penyembuhan terhadap tukak oleh ekstrak daun kemangi mempunyai aktifitas
daun kemangi akan semakin besar. Namun sebagai antiulkus dan antibakteri (Pandey
peningkatan persentase rata-rata pada & Singht, 2010). Flavonoid dilaporkan
pemberian ekstrak daun kemangi selama 2 untuk melindungi mukosa dengan
hari kurang baik dari pada persentase mencegah pembentukan lesi oleh berbagai
pemberian selama 4, dan 6 hari. Hal ini nekrotik agen (Mahmood, 2011).
diduga karena adanya regenerasi sel-sel Flavonoid memiliki kemampuan untuk
yang telah mati dari dalam lambung itu merubah atau mereduksi radikal bebas dan
sendiri (Patil & Jadhav, 2013; Putra, 2012). juga sebagai anti radikal bebas mencegah
Adanya faktor tersebut dapat membantu berkembangnya radikal bebas di dalam
penyembuhan selama 6 hari sehingga tubuh sekaligus memperbaiki sel-sel tubuh
persentase rata-rata penyembuhan juga yang rusak (Giorgio, 2000). Selain itu
lebih baik dengan pemberian ekstrak daun flavonoid yang ditemukan dalam kemangi
kemangi selama 6 hari. Hal ini telah ditunjukkan untuk membantu
menunjukkan adanya pengaruh antara meringankan kejang otot dan dapat
dosis dan lainnya pemberian ekstrak daun mengatasi kram pada perut, serta mampu

146
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

melindungi struktur sel-sel tubuh yang Pada uji lanjut Duncan terhadap pH
rusak (Putra, 2012; Joseph & Nair, 2013). cairan lambung hewan uji kelompok
Pada uji ANOVA dua arah dan uji lanjut pemberian ekstrak daun kemangi antara
Duncan terhadap pH cairan lambung dosis ekstrak daun kemangi 100 mg/Kg
hewan uji kelompok pemberian ekstrak BB berbeda nyata dengan dosis 300 mg/Kg
kemangi antara lama waktu pemberian BB dan 900 mg/Kg BB (P<0,05),
ekstrak kemangi (2 hari, 4 hari, dan 6 hari) sedangkan pada dosis 100 mg/Kg BB
dengan dosis ekstrak daun kemangi yang berbeda nyata dengan dosis 300 mg/Kg
digunakan (100 mg/Kg BB, 300 mg/Kg dan 900 mg/Kg BB (P<0,05), dan pada
BB, 900 mg/Kg BB) terdapat perbedaan dosis 900 mg/Kg BB tidak terdapat
yang nyata (P<0,05). perbedaan yang nyata dengan kontrol
Pada uji ANOVA dua arah dan uji lanjut negatif.
Duncan terhadap indeks tukak lambung Pada uji lanjut Duncan terhadap indeks
hewan uji kelompok pemberian ekstrak tukak lambung hewan uji kelompok
kemangi antara lama waktu pemberian pemberian ekstrak daun kemangi antara
ekstrak daun kemangi (2 hari, 4 hari dan 6 dosis ekstrak daun kemangi 100 mg/Kg
hari) dengan dosis ekstrak daun kemangi BB berbeda nyata dengan dosis 300 mg/Kg
yang digunakan (100 mg/Kg BB, 300 BB dan 900 mg/Kg BB (P<0,05),
mg/Kg BB, 900 mg/Kg BB) terdapat sedangkan pada dosis 300 mg/Kg BB
perbedaan yang nyata (P<0,05). berbeda nyata dengan dosis 900 mg/Kg BB
(P<0,05).

Gambar 2. Keadaan mukosa lambung tikus kontrol negatif (normal)

Gambar 3. Keadaan mukosa lambung tikus kontrol positif (diberi etanol absolut)

147
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Gambar 4. Keadaan mukosa lambung tikus setelah pemberian ekstrak kemangi dengan dosis
100 mg/KgBB

Gambar 5. Keadaan mukosa lambung tikus setelah pemberian ekstrak kemangi dengan dosis
300 mg/KgBB

Tabel II. Pengaruh pemberiaan ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.), terhadap pH
cairan lambung tikus putih jantan yang di induksi dengan etanol absolut 1 mL/200
g BB.

pH Cairan Lambung
Perlakuan
Hewan Perlakuan Hari ke 2 Hari ke 4 Hari ke 6
Hewan I 2,51 2,51 2,63
Hewan II 2,66 2,83 2,73
Kontrol Negatif
Rata-rata 2,585± 2,670± 2,680±
± SD 0,106 0,226 0,070
Hewan I 7,31 7,90 6,85
Hewan II 7,28 6,52 6,23
Kontrol Positif
Rata-rata 7,295± 7,210± 6,540±
± SD 0,226 0,975 0,438
Hewan I 5,47 4,43 2,72
Hewan II 6,92 4,38 2,98
Dosis 100 mg
Rata-rata 6,195± 4,405± 2,850±
± SD 1,025 0,035 0,183
Hewan I 4,53 3,12 2,77
Hewan II 4,95 3,83 1,98
Dosis 300 mg
Rata-rata 4,740± 3,475± 2,375±
± SD 0,296 0,502 0,558
Hewan I 4,92 3,43 2,16
Hewan II 4,29 2,99 2,10
Dosis 900 mg
Rata-rata 4,595± 3,210± 2,140±
± SD 0,459 0,311 0,056

148
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Gambar 6. Hubungan waktu dan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.), terhadap
pH cairan lambung tikus putih jantan.

Tabel III. Pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) terhadap
keparahan tukak dan % kesembuhan pada mukosa lambung tikus putih jantan
yang diinduksi dengan etanol absolut 1 mL/200 g BB

Indeks Tukak Lambung


Perlakuan

Hewan Perlakuan Hari ke 2 Hari ke 4 Hari ke 6


Hewan I 1 1 1
Hewan II 1 1 1
Kontrol Negatif Rata-rata 1,000± 1,000± 1,000±
± SD 0,000 0,000 0,000
% Kesembuhan
100% 100% 100%
Hewan I 77,3 82,7 84,6
Hewan II 73,5 73,3 77,2
Kontrol Positif
Rata-rata 75,40± 78,00± 80,90±
± SD 2.687 6,646 5,232
% Kesembuhan 0% 0% 0%
Hewan I 43,5 31,6 18,3
Hewan II 38,2 26,2 13
Dosis 100 mg Rata-rata 40,85± 28,90± 15,650±
± SD 3,747 3,818 3,747
% Kesembuhan
45,82% 62,94% 80,65%
Hewan I 49,5 16,4 5
Hewan II 27,2 18,4 3,7
Dosis 300 mg
Rata-rata 38,35± 17,40± 4,35±
± SD 15,768 1,414 0,919
% Kesembuhan 49,13% 77,69% 94,62%
Hewan I 36,3 12,9 2,5
Hewan II 35 14 2

Dosis 900 mg Rata-rata 35,65± 13,45± 20,830±


± SD 0,919 0,777 32,202
% Kesembuhan 52,71% 77,69% 97,21%

149
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Gambar 7. Diagram batang hubungan waktu dan dosis ekstrak daun kemangi (Ocimum
sanctum L.) terhadap persentase kesembuhan lambung tikus putih jantan.

KESIMPULAN Departemen Kesehatan Republik


1. pH cairan lambung dengan Indonesia..
kenaikan dosis ekstrak terlihat baik Giorgio, P. (2000). Flavonoid an
ditunjukkan oleh ekstrak etanol Antioxidant. Journal National
daun kemangi dengan dosis 900 Product. 63(1), 1035-1045.
mg/Kg BB pada pemberian selama Jones, D.S. (2010). Statistika farmasi.
6 hari berturut-turut dengan Penerjemah: Hesty Utami
bermakna (P>0,05) Ramadaniati & H. Harrizul Rivai.
2. Pemberian ekstrak etanol daun Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
kemangi dengan dosis 100 mg/Kg EGC.
BB, 300 mg/Kg BB dan 900 mg/Kg Joseph, B., & Nair, V. M. (2013).
BB selama 6 hari dapat Ocimum sanctum. (Holy basil):
meningkatkan persentase Behind its Anti-Cancerous Effect.
penyembuhan tukak, serta Journal of Pharmacognocy and
menurunkan indeks tukak lambung Phytochemistry. 2 (1), 235-240.
pada tikus putih jantan yang Kaur, D., Rana, A. C., Sharma, N., &
diinduksi etanol absolut 1mL/200g Kumar, S. (2012). Herbal Drugs
BB tikus dengan bermakna With Anti Ulcer Activity. Journal
(P>0,05) of Applied Pharmaceutical Science.
2 (3), 160-165.
Mahmood, A.A., Al-Bayaty, F. Noor,
DAFTAR PUSTAKA S.M., Wasman, S.Q., Hussain, S.F.
(2011). Antiulcerogenic Effect of
Arfin, H. (2013). Daun Dahsyat Pencegah Nagilla sativa in Ethanol-Induced
dan Penyembuh Penyakit. Gastric Injuries in Rats. Journal of
Yogyakarta: Penebar Swadya Grup. Medicinal Plans Research. 5(23),
Departemen Kesehatan Republik 5577-5583.
Indonesia. (1995). Materia Medika Mardiana, L. (2012). Daun Ajaib Tumpas
Indonesia. (Jilid IV). Jakarta: Penyakit. Jakarta: Penebar Swadaya
Grup.

150
Jurnal Farmasi Higea, Vol. 7, No. 2, 2015

Pandey, G., & Singht, M. (2010). Underwood, J.C.E. (2000). Patologi Umum
Pharmacological Activities of dan Sistemik. (2th Ed). Penerjemah:
Ocimum sanctum. International Sarjadi. Jakarta: Penerbit Buku
Journal of Pharmaceutical Kedokteran EGC.
Sciensces Review and Research. 5 Vedi, M., Loganathan, B., Chandrasekar,
(1), 61-66. G., Vinagayam, S., Verma, K.,
Patil, A. B., & Jadhav, A. S. (2013). Rasool, M., & Sabina, E. P.
Flavonoid and antioxidants: A (2013). Evaluation of
Review. International Journal of Pharmacological Activities of
Pharmaceutical and Biological Traditional Herba Drug Ocimum
Sciensces Research and Sanctum in rats. International
Devlopment. 1 (2), 7-20. Journal of Research in
Price, S.A., & Wilson, L. (1992). Lambung Pharmaceutical Sciences. 4 (3),
dan Duodenum. Patofisiologi: 411-414.
Konsep klinis proses-proses Vogel, H. G. (2002). Drug Discovery and
th
penyakit. (4 Ed). Penerjemah: Evaluation: Pharmacological
Brahmu Pendit. Jakarta: Penerbit Assays. New York: Springer-
Buku Kedokteran EGC. Verlage Berlin Heidelberg.
Putra, R. (2012). Khasiat Ajaib Kemangi. Wattimena, J.R. (1982). L
Yogyakarta: DIVA Press. hypoprotinenemie Experimentale
Robbins, S.L., & Kumar, V. (2007). Buku Chez La Rat, Explolation
Ajar Patologi. (7th Ed). Jakarta: pharmacologique Du Modele. (4th
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Ed). docteur d’ tat Es sciences
Sandhar, H. K., Kumar, B., Prasher, S., pharmaceutique, Faculte De
Tiwari, Salhan, M., & Sharma, P. Pharmacie universite monpellier I.
(2011). A Review of Phytochemistry Dikutip dari Surya Dharma
and Pharmacology of Flavonoid. “Pengaruh pemberian indometasin
International Journal secara intramuscular terhadap
Pharmaceutica Science. 1 (1), 25- lambung tikus putih betina
41. wistar”.Jurnal Sains dan Teknologi
Syafitri, A. S. (2014). Keamanan dan Farmasi. 1 (2), 5-11.
Khasiat Mutu Kemangi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

151

Anda mungkin juga menyukai