Anda di halaman 1dari 27

Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air:

Metode pemisahan atau


pengambilan zat terlarut dalam
larutan (biasanya dalam air) atau
menggunakan pelarut lain
(biasanya organik)

 Tidakmemerlukan alat khusus atau


canggih
 Sederhana, bersih, cepat dan
mudah
1. Ekstraksi padat-cair
 Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran
yang berbentuk padatan
 Banyak dilakukan dalam usaha mengisolasi zat
berkhasiat yang terkandung dalam bahan alam
(steroid, hormon, antibiotik, lipida pada biji-bijian)

2. Ekstraksi cair-cair
 Zat yang diekstraksi terdapat dalam campuran
yang berbentuk cair
 Sering disebut ekstraksi pelarut, memisahkan iod
atau logam tertentu dalam air
Ekstraksi
dengan
pelarut
air

Preparasi bahan yang


akan
diekstrak
1. Ekstraksi kontinyu (Continues extraction)
 pelarut yang sama digunakan secara
berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai
 Digunakan alat soxhlet atau Craig
Countercurent

2. Ekstraksi bertahap (batch)


 Setiap kali ekstraksi selalu digunakan pelarut
yang baru sampai proses ekstraksi selesai
 Digunakan corong pisah
 Jika solut dilarutkan sekaligus ke
dalam dua pelarut yang tidak
saling bercampur, maka solut
akan terdistribusi diantara kedua
pelarut
 Pada keadaan setimbang
perbandingan konsentrasi solut
berharga tetap pada suhu tetap
Secara matematis hubungan konsentrasi solut dalam dua pelarut
adalah :

 Kd adalah suatu tetapan koefisien distribusi atau partisi


 Harga Kd tidak tergantung pada konsentrasi total solut
pada kedua fase,tetapi bergantung pada suhu, jenis
kedua pelarut dan solut
 Kd diganti D (perbandingan distribusi)
 D dipakai dengan memperhitungkan konsentrasi total
zat di dalam kedua fase
 Jika keadaan ideal yaitu zat terlarut tidak mengalami
asosiasi, disosiasi atau polimerisasi, maka harga Kd sama
dengan D
Koefisien distribusi solut pada 25 0C

Pelarut
Zat terlarut
Organik (O) Air (A)
Iodium CCl4 air 85
Iodium CS2 air 414
Iodium CHCl3 air 131
Asam
(C2H5)O air 0,125
suksinat
Brom CCl4 air 30
Pada metode ekstraksi cair-cair, dilakukan dengan
cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu

CARA BERTAHAP
 Digunakan jika perbandingan distribusinya besar
 Paling sederhana dan banyak dilakukan
 Caranya :
 menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak
bercampur dengan pelarut pertama melalui corong pisah
 dilakukan pengocokan sampai terjadi kesetimbangan
konsentrasi solut pada kedua pelarut
 didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan,
lapisan yang berada di bawah kerapatannya lebih besar
sehingga dapat dipisahkan
 Untuk mengambil larutan iod dalam air
dapat ditambahkan pelarut organik
(karbon tetra klorida = CCl4)
 Air dan CCl4 tidak dapat bercampur, tetapi
iod dapat larut dalam keduanya
 Iod dan kedua pelarut dikocok bersama-
sama dengan bantuan corong pisah,
maka iod akan terbagi diantara CCl4 dan
air
 Iod lebih larut dalam CCl4 daripada air (D
lebih besar dari 1)
 Iod dalam CCl4 dapat dipisahkan dengan
memutar kran pada bagian bawah corong
pisah
Pada saat sistem berada dalam kesetimbangan :

I2 (air) I2 (CCl4)
dan dapat ditulis sebagai :

Pada 25 0C, D mempunyai nilai 85

Distribusi I2 dalam air dan CCl4


 Untuk zat terlarut yang tidak mengalami
asosiasi dengan pelarut, banyaknya zat
terlarut yang terekstrak dalam fase
organik dapat dihitung
 Jika Va ml larutan (fase air)
mengandung W g zat terlarut diekstraksi
dengan Vo ml pelarut lain (fase organik),
maka akan diperoleh Wo g zat terlarut
yang terambil (terekstrak) pada fase
organik
 Zat terlarut yang tersisa (tidak terekstrak)
pada fase air menjadi W – Wo g
Hubungannya dapat dituliskan sebagai berikut :

Perbandingan distribusinya (D) :

Dari persamaan ini diperoleh zat terlarut yang terekstrak :

Sedangkan zat terlarut yang tersisa (X0) pada fase air dapat dituliskan :
Faktor yang mempengaruhi ekstraksi :
 Yang paling baik dilakukan berulang kali
dengan jumlah pelarut sedikit-sedikit
daripada menggunakan seluruh jumlah
pelarut dalam satu kali ekstraksi
 Setiap kali dilakukan ekstraksi, jumlah zat
terlarut dalam fase air akan selalu
berkurang sehingga yang tertinggal sedikit,
meskipun secara teoritis tidak dapat
menjadi nol
 Ekstraksi yang dilakukan secara bertahap
atau berulang akan diperoleh zat terekstrak
maksimal
Untuk n kali ekstraksi, banyaknya zat
terlarut yang tersisa (Xn) dirumuskan :

Ekstraksi sempurna jika Vo kecil dan n besar

Ekstraksi cair-cair dengan corong pisah


CARA KONTINYU
 Digunakan jika perbandingan distribusinya
kecil
 Caranya :
 Menggunakan aliran kontinyu pelarut
melalui larutan yang mengandung zat
terlarut yang akan diekstrak
 Pelarut yang mudah menguap di daur
ulang (recycle) dengan penyulingan dan
kondensasi lalu didispersikan kembali ke
fase air
 Peralatan tersedia meskipun relatif mahal
dan sukar
 Persen ekstraksi adalah banyaknya zat
yang terekstrak
 Berhubungan dengan koefisien distribusi
zat terlarut diantara dua pelarut yang
bersangkutan
 Jika harga D dan perbandingan volume
pada ke dua fase diketahui, maka
persen ekstraksi yang dilakukan untuk
sekali ekstraksi dapat ditentukan
Hubungannya mengikuti persamaan :

atau

E = persen ekstraksi untuk sekali ekstraksi


Vw = volume fase air
Vo = volume fase organik
 Persentase ekstraksi berubah-ubah menurut perbandingan
volume
kedua fase dan koefisien distribusi
 Bila volume fase air dan fase organik sama (Vw = Vo),
persamaan menjadi :
atau

Ekstraksi dianggap ideal secara kuantitatif bila E = 100 %, berarti :


DI LABORATORIUM
 digunakan untuk mengambil zat-zat terlarut
dalam air dengan menggunakan pelarut
organik yang tidak bercampur dengan fase
air: eter, kloroform (CHCl3), karbon tetra
klorida (CCl4), karbon disulfida (CS2) dan
benzena
 digunakan untuk memekatkan suatu zat
yang dalam air terlalu encer untuk dianalisis
DALAM INDUSTRI

Ekstraksi karoten dalam


Pembuatan sari wortel
instan

Produksi
kopi instan
melalui ekstraksi
Solvent
Extraction
(continues)
Minyak
makan
1. Kelarutannya rendah dalam fase air
2. Viskositasnya cukup rendah dan mempunyai
perbedaan rapatan yang cukup besar dari fase
airnya, untuk mencegah terbentuknya emulsi
3. Tingkat toksisitas yang rendah dan tidak mudah
terbakar
4. Mempunyai harga Kd yang besar untuk zat-zat
terlarut sedangkan untuk zat-zat pengotor yang
tidak diingini Kd nya kecil
5. Mudah mengambil kembali zat terlarut dari
pelarut tersebut untuk proses analisa berikutnya.
Perlu diperhatikan titik didih pelarut atau
kemungkinan penggunaan pelarut campuran
adalah pengambilan kembali zat terlarut yang telah
diekstraksi dari fase organik untuk digunakan dalam
analisis lebih lanjut
 Zat terlarut yang telah diekstrak dapat diukur
absorbansinya menggunakan kolorimeter untuk
mengetahui konsentrasinya
 Bila fase organik mudah menguap (dietil eter)
dapat ditambah sedikit air kemudian diuapkan di
atas penangas air untuk mendapatkan zat
terlarutnya
 Bila pelarut pengekstrak tidak mudah menguap,
zat terlarut dipisahkan dari pelarut dengan cara
kimia, yaitu dengan mencampur larutan asam
atau reagensia lain dengan pengocokan

Anda mungkin juga menyukai