Anda di halaman 1dari 10

NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Sabtu

Tanggal : 1 April 2017

Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :

Membahas tentang Kelompok Ibu Hamil dengan Faktor Resiko Kehamilan

1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.


2. Multiparitas, anak lebih dari 4.
3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari 2 tahun.
4. Kurang Energi Kronis (KEK) dengan lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, atau penambahan berat
badan < 9 kg selama masa kehamilan.
5. Anemia dengan dilihat dari Hemoglobin < 11 g/dl.
Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi
6. Tinggi badan kurang dari 145 cm, atau dengan kelainan bentuk panggul dan tulang belakang
7. Riwayat hipertensi pada kehamilan sebelumnya atau sebelum kehamilan ini.
8. Sedang/pernah menderita penyakit kronis, antara lain : tuberkulosis, kelainan jantung-ginjal-hati, psikosis,
kelainan endokrin (Diabetes Mellitus, Sistemik Lupus Eritematosus, dll), tumor dan keganasan
9. Riwayat kehamilan buruk: keguguran berulang, kehamilan ektopik terganggu, mola hidatidosa, ketuban
pecah dini, bayi dengan cacat kongenital
10. Riwayat persalinan dengan komplikasi : persalinan dengan seksio sesarea, ekstraksivakum/ forseps.
11. Riwayat nifas dengan komplikasi : perdarahan paska persalinan, Infeksi masa nifas, psikosis post partum
(post partum blues).
12. Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kongenital.
13. Kelainan jumlah janin : kehamilan ganda, janin dampit, monster.
14. Kelainan besar janin : pertumbuhan janin terhambat, Janin besar.
15. Kelainan letak dan posisi janin: lintang/oblique, sungsang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu.(PWS
KIA Depkes 2009)

Tasikmalaya, 1 April 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016

NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Sabtu
Tanggal : 6 Mei 2017

Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :

Membahas tentang penapisan awal ibu hamil dan bersalin yang harus dirujuk

1. Riwayat SC
2. Perdarahan pervaginam
3. Persalinan kurang bulan ( uk < 37 mg )
4. Ketuban pecah disertai mekoneum yang kental
5. Ketuban pecah lama (>24 jam>
6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan ( uk <37 mg)
7. Ikterus
8. Anemia berat
9. Tanda gejala infeksi
10. Preeklamsia ( Hipertensi dalam kehamilan )
11. TFU 40 cm / lebih
12. Gawat janin
13. Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan kepala janin 5/5
14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi ganda (majemuk)
16. Kehamilan ganda / gemeli
17. Tali pusat menumbung
18. Syok

Tasikmalaya, 6 Mei 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016

NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Sabtu

Tanggal : 29 Juli 2017

Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :
Membahas tentang Resusitasi Bayi Baru Lahir

Tasikmalaya, 29 Juli 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016
NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Kamis

Tanggal : 31 Agustus 2017

Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :

Membahas tentang Hipertensi Dalam Kehamilan


Hipertensi adalah tekanan darah sekurang-kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada dua kali
pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada wanita yang sebelumnya normotensi.

Faktor predisposisi

 Kehamilan kembar
 Penyakit trofoblas
 Hidramnion
 Diabetes melitus
 Gangguan vaskuler plasenta
 Faktor herediter
 Riwayat preeklampsia sebelumnya
 Obesitas sebelum hamil

1. HIPERTENSI KRONIK

Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan menetap setelah persalinan

Diagnosis

 Tekanan darah ≥140/90 mmHg


 Sudah ada riwayat hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya hipertensi pada usia kehamilan <20
minggu
 Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
 Dapat disertai keterlibatan organ lain, seperti mata, jantung, dan ginjal

Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum

 Anjurkan istirahat lebih banyak.


 Berikan suplementasi kalsium1,5-2 g/hari dan aspirin 75 mg/hari mulai dari usia kehamilan 20 minggu
 Pantau pertumbuhan dan kondisi janin.
 Jika tidak ada komplikasi, tunggu sampai aterm.
 Jika denyut jantung janin <100 kali/menit atau >180 kali/menit, tangani seperti gawat janin.
 Jika terdapat pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan.

b. Tatalaksana Khusus : –
2. HIPERTENSI GESTASIONAL
Definisi
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan 20 minggu dan menghilang setelah persalinan

Diagnosis

 Tekanan darah ≥140/90 mmHg


 Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu
 Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
 Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati di trombositopenia
 Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan

Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum

 Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
 Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
 Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
 Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
 Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.

3. PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA


Diagnosis

 Preeklampsia Ringan
 Tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >300
mg/24 jam
 Preeklampsia Berat
 Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia kehamilan >20 minggu
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24
jam
 Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
 Ibu dengan riwayat hipertensi kronik (sudah ada sebelum usia kehamilan 20 minggu)
 Tes celup urin menunjukkan proteinuria >+1 atau trombosit <100.000 sel/uL pada usia kehamilan > 20
minggu
 Eklampsia
 Kejang umum dan/atau koma
 Ada tanda dan gejala preeklampsia
 Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misalnya epilepsi, perdarahan subarakhnoid, dan meningitis)

Tatalaksana
a. Tatalaksana Umum
Ibu hamil dengan preeklampsia harus segera dirujuk ke rumah sakit.

 Pencegahan dan tatalaksana kejang


 Bila terjadi kejang, perhatikan jalan napas, pernapasan (oksigen), dan sirkulasi (cairan intravena).
 MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai tatalaksana kejang) dan
preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang). Cara pemberian dapat dilihat di halaman berikut.
 Pada kondisi di mana MgSO4 tidak dapat diberikan seluruhnya, berikan dosis awal (loading dose) lalu rujuk
ibu segera ke fasilitas kesehatan yang memadai.
 Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dan segera kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah
siap dengan fasilitas ventilator tekanan positif.
Tasikmalaya, 31 Agustus 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016
NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Selasa

Tanggal : 31 Oktober 2017

Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :

Membahas tentang Distosia bahu


Distosia bahu adalah tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.
Penanganan umum distosia bahu :
– Pada setiap persalinan, bersiaplah untukk menghadapi distosia bahu, khususnya pada persalinan dengan bayi besar.
– Siapkan beberapa orang untuk membantu.
“Distosia bahu tidak dapat diprediksi”
Diagnosis distosia bahu :
– Kepala janin dapat dilahirkan tetapi tettap berada dekat vulva.
– Dagu tertarik dan menekan perineum.
– Tarikan pada kepala gagal melahirkan bahhu yang terperangkap di belakang simfisis pubis.
Penanganan distosia bahu :
1. Membuat episiotomi yang cukup luas untuk mengurangi obstruksi jaringan lunak dan memberi ruangan yang
cukup untuk tindakan.
2. Meminta ibu untuk menekuk kedua tungkainya dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya dalam
posisi ibu berbaring terlentang. Meminta bantuan 2 asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.
3. Dengan memakai sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi :
– Melakukan tarikan yang kuat dan terus-menerus ke arah bawah pada kepala janin untuk menggerakkan bahu depan
dibawah simfisis pubis.
Catatan : hindari tarikan yang berlebihan pada kepala yang dapat mengakibatkan trauma pada fleksus brakhialis.
– Meminta seorang asisten untuk melakukan tekanan secara simultan ke arah bawah pada daerah suprapubis untuk
membantu persalinan bahu.
Catatan : jangan menekan fundus karena dapat mempengaruhi bahu lebih lanjut dan dapat mengakibatkan ruptur
uteri.
4. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
– Pakailah sarung tangan yang telah didisinfeksi tingkat tinggi, masukkan tangan ke dalam vagina.
– Lakukan penekanan pada bahu yang terletak di depan dengan arah sternum bayi untuk memutar bahu dan
mengecilkan diameter bahu.
– Jika diperlukan, lakukan penekanan pada bahu belakang sesuai dengan arah sternum.
5. Jika bahu masih belum dapat dilahirkan :
– Masukkan tangan ke dalam vagina.
– Raih humerus dari lengan belakang dan dengan menjaga lengan tetap fleksi pada siku, gerakkan lengan ke arah
dada. Ini akan memberikan ruangan untuk bahu depan agar dapat bergerak dibawah simfisis pubis.
6. Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, pilihan lain :
– Patahkan klavikula untuk mengurangi lebar bahu dan bebaskan bahu depan.
– Lakukan tarikan dengan mengait ketiak untuk mengeluarkan lengan belakang.

Tasikmalaya, 31 Oktober 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016

NOTULEN KEGIATAN PEMBINAAN BIDAN KELURAHAN

UPTD PUSKESMAS CIGEUREUNG

Nama Kegiatan : Pembinaan Bidan Kelurahan

Hari : Kamis

Tanggal : 30 Nopember 2017


Tempat/Lokasi : UPTD Puskesmas Cigeureung

Hasil Kegiatan :

Membahas tentang Anemia pada kehamilan


Anemia secara umum memiliki arti tidak cukupnya sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh. Ketika jaringan tubuh kita tidak mendapatkan cukup oksigen, maka fungsinya akan
terganggu.
Anemia pada ibu hamil, menjadi perhatian yang lebih, karena ini akan mempengaruhi janin yaitu berat
badan lahir rendah, kelahiran prematur dan kematian ibu.
Ibu hamil memang rentan terkena anemia, karena meningkatnya kebutuhan nutrisi guna memproduksi sel
darah merah yang lebih banyak yaitu untuk dirinya sendiri dan janin yang dikandungnya. Umumnya, Anemia selama
kehamilan tergolong ringan dan mudah ditangani jika ditemukan pada kondisi dini. Namun, dapat menjadi berbahaya
bagi ibu dan janinnya, apabila lama tidak ketahuan dan tidak diobati. Di sinilah pentingnya untuk rutin periksa
kehamilan sesuai yang dijadwalkan.
Gejala Anemia Pada Kehamilan Gejala anemia pada ibu hamil sering luput dari perhatian, karena umumnya
begitu ringan pada awalnya. Namun, karena terus berlangsung, maka gejalanya menjadi memburuk. Oleh karena itu
kita harus mengenalinya secara dini.
Beberapa gejala anemia pada ibu hamil yang harus dikenali antara lain: Kelemahan atau kelelahan Pusing
Sesak napas Denyut jantung Cepat atau berdebar-debar Nyeri dada Tampak pucat pada bibir, kuku, dan kulit Tangan
dan kaki dingin Sulit berkonsentrasi .
Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil Ada banyak penyebab anemia sesuai dengan jenisnya, dan daftar di
bawah ini merupakan jenis penyebab anemia pada ibu hamil yang paling utama: Anemia defisiensi besi Ini
merupakan penyebab anemia pada ibu hamil yang paling banyak. Sekitar 15% sampai 25% dari seluruh kehamilan
mengalami kekurangan zat besi. Zat Besi merupakan mineral yang ditemukan dalam sel-sel darah merah
(hemoglobin) dan digunakan untuk membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika asupan zat besi
kurang, maka hemoglobin darah akan menurun dan terjadilah anemia. Kurangnya zat besi dalam makanan sebagai
akibat dari tidak makan makanan kaya zat besi yang cukup atau ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat besi
yang dikonsumsi. Untuk itu, selalu penuhi kebutuhan zat besi dengan konsumsi sumber-sumber zat besi. Kebutuhan
akan zat besi yang meningkat karena Kehamilan itu sendiri, selain untuk produksi sel-sel darah merah ibu, Zat besi
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah janin. Oleh karena itu suplementasi besi selama kehamilan
diperlukan. Anemia defisiensi folat
Folat atau asam folat, merupakan vitamin yang larut dalam air yang dapat membantu mencegah cacat
tabung saraf pada janin jika kebutuhannya dipenuhi selama kehamilan. Asam folat merupakan suplemen yang wajib
diminum oleh wanita hamil, tetapi asam folat juga dapat ditemukan dalam makanan seperti sereal, sayuran berdaun
hijau, pisang, melon, dan kacang-kacangan. Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan Anemia, karena
berperan dalam produksi sel darah merah.
Penyebab Anemia pada Kehamilan yang merupakan proses fisiologis Selain faktor di atas, penurunan kadar
hemoglobin selama kehamilan disebabkan oleh meningkatnya volume plasma yang tidak sebanding dengan
peningkatan volume sel darah merah. Disproporsi antara tingkat kenaikan volume plasma dan eritrosit memiliki
perbedaan yang paling besar selama kehamilan trimester kedua. Pengobatan Anemia Pada Ibu Hamil Anemia selama
kehamilan dapat dengan mudah diobati dengan menambahkan zat besi atau suplemen vitamin sebagai rutinitas
harian. Dengan cara seperti ini biasanya masalah anemia pada kehamilan dapat teratasi. Namun, dalam kasus yang
sangat jarang, wanita dengan anemia berat mungkin memerlukan transfusi darah. Bicarakan dengan dokter tentang
suplemen yang mungkin diperlukan untuk Anda.
Pencegahan anemia selama kehamilan Anemia pada ibu hamil dapat dicegah dengan mudah, profesional
medis menganjurkan wanita hamil mengonsumsi 30 mg zat besi (setidaknya tiga porsi) setiap hari. Contoh makanan
kaya zat besi antara lain: Daging merah dan unggas Telur Sayuran berdaun hijau (seperti brokoli dan bayam)
Kacang-kacangan dan biji-bijian Tahu dan tempe Karena banyaknya kendala asupan saat hamil, terutama untuk
makan lebih banyak zat besi, maka mengkonsumsi suplemen zat besi dianjurkan juga selain mengkonsumsi makanan
ini. Makanan yang tinggi vitamin C juga dapat membantu tubuh menyerap zat besi yang lebih banyak, sehingga
sangat bermanfaat juga. Makanan kaya vitamin C antara lain: Buah jeruk dan jus, Stroberi, Kiwi, dan Tomat.

Tasikmalaya, 30 Nopember 2017

Pembuat daftar

Diena Rahmatul Ummah, A.Md.Keb

NIP.198210152005012016

Anda mungkin juga menyukai