KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan ke khadirat Alloh, SWT, atas disusunya modul
Pengelasan ini, dengan harapan dapat bermanfaat bagi siswa jurusan Teknik
Kendaraan Ringan (TKR) SMKN 1 Cikarang Pusat.
Modul ini disusun berdasarkan kebutuhan pembelajaran sebagai
implementasi teori yang diajarkan di kelas dan digunakan untuk kalangan sendiri,
dengan materi yang sangat simpel modul ini merupakan pelengkap praktikum
yang diajarkan dengan menekankan pada kemampuan yang harus dimiliki
siswa untuk dapat mengelas SMAW pada posisi 1F/1G dan 2F/2G. Sehingga
diharapkan setelah menyelasaikan praktikum ini siswa dapat mengelas sesuai
dengan Standard Operasional Procedur (SOP).
Semoga modul ini bermanfaat, “Tiada gading yang tak retak” begitu kata
pepatah, kiranya tegur sapa yang membangun amat dinantikan oleh penyusun
semoga kegiatan ini selalu diridhoi Alloh, SWT. Amiin.
Penulis.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modul ini dibuat untuk memberikan gambaran materi Las busur Listrik.
Dengan dibuatnyaa modul ini diharapkan peserta dapat:
1. Mengetahui peralatan dan perlengkapan las busur listrik.
2. Melatih keterampilan praktikan dibidang las busur listrik.
3. Peserta mampu mengerjakan penyambungan/penempelan logam besi
dengan las busur listrik.
4. Siswa dapat membuat produk yang bermanfaat bagi
workshop/bengkel laboratorium Teknik Kendaraan Ringan SMKN 1
Cikarang Pusat.
5. Siswa mampu memasarkan produk hasil praktikum dengan
kemampuan pemasaran masing-masing.
BAB II
RINGKASAN MATERI
A. Landasan Teori
Busur elektroda (listrik) diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada
didalam timbunan fluksi serbuk yang digunakan sebagai pelindung dari pengaruh
luar (udara bebas) sehingga tidak terjadi sinar las keluar seperti pada las listrik
lainnya. Las ini umumnya otomatis atau semi otomatis. Las busur listrik
mempunyai 2 jenis yaitu :
d. Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las masih
dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai dalam segala posisi
pengelasan. Las yang dihasilkan elektroda ini pada besi tuang adalah rata dan halus
bila dipakai pada mesin las DC kutub terbalik. Karakteristik elektroda nikel dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
e. Elektroda Perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari perunggu fosfor
dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
3. Pengkutuban elektroda
- Pengkutuban langsung
- Pengkutuban terbalik
Tanpa diayun
Diayun Zig-zag
Diayun ½ C
1. Mengatur tegangan
Mesin las umumnya mempunyai tegangan 60 – 80 Volt sebelum terjadi busur
nyala. Tegangan ini disebut tegangan terbuka atau tegangan atau tegangan
pembakar.Bila busur nyala telah terjadi (sedang mengelas) maka tegangan turun
menjadi 20 – 40 Volt. Ini dinamakan tegangan kerja. Tegangan kerja disesuikan
dengan diameter elektroda.Untuk elektroda: 1,5 – 5,5 mm tegangan kerja 20 – 30
Volt. Untuk elektroda: 4,5 – 6,4 mm tegangan kerja 30 – 40 Volt.
1. Mengatur Ampere
`Arus pengelasan ditentukan oleh: diameter elektroda, tebal bahan, jenis
elektroda dan posisi pengelasan.
Pengaturan arus dilakukan dengan memutar handel atau knop.
Arus pengelasan yang dipakai dapat dilihat/ dibaca pada skala arus, yang terdapat
pada mesin las.
Perkiraan arus yang dipakai untuk mengelas, dapat dilihat pada table yang tertera
pada setiap bungkus elektroda, misalnya sebagai berikut:
diameter (mm) x panjang daerah polaritas arus elektroda (A)
2,6 x 350 45 – 95 Ac atau Dc
Diameter
. Kuat arus
Tipe logam dan tebal (inchi) elektroda
No (ampere)
(inchi)
Pelat logam tipis 1/16 10 – 30
1. (Outer sheet metal, etc; 5/64 25 – 45
sampai tebal 7/64 inchi) 3/32 40 – 70
50 – 130
Baja lunak tipis 1/8
90 – 180
2. (Struktur bodi dalam, dsb. 5/32
130 – 230
tebal 7/64 sampai 3/16 inchi) 3/16
1/8 60 – 120
Baja lunak tebal
5/32 90 – 160
3. (Rangka, dsbnya, tebal 3/16
3/16 120 – 200
sampai 5/16 inchi)
¼ 190 – 300
Tabel. Kuat arus dan Tebal bahan dan dia electrode
Sebelum kita melakukan persiapan sambungan dan kampuh las kita bahas
terlebih dahulu macam – macam bentuk sambungan las.
Beragam bentuk pekerjaan las dan fabrikasi logam, menuntut agar suatu sambungan
yang dikerjakan dapat sesuai dengan desain dan kekuatan yang diharapkan. Karena
itu bentuk-bentuk sambungan harus dirancang sedemikian rupa supaya memenuhi
kebutuhan tersebut
Secara umum sambungan las ada dua macam, yaitu sambungan sudut (fillet)
dan sambungan tumpul (butt).
Adapun macam-macam bentuknya adalah sebagai berikut :
Sambungan sudut dalam (T-joint atau L-joint)
Sambungan sudut luar ( Corner joint)
Sambungan tumpang (lap joint)
Kampuh I Kampuh U
Kampuh V Kampuh K
Kampuh X Kampuh J
2. Posisi Pengelasan pada Pelat
Posisi flat sambungan tumpul (1G)
Posisi flat sambungan sudut/fillet (1F)
Posisi horizontal sambungan tumpul (2G)
Posisi horizontal sambungan sudut/fillet (2F)
Posisi tegak sambungan tumpul (3G).
Posisi tegak sambungan sudut/fillet (3F)
Posisi di atas kepala sambungan tumpul (4G)
Posisi di atas kepala sambungan sudut/fillet (4F)
3. Posisi Pengelasan pada Pipa
Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter sama /sambungan
tumpul (1G
Posisi sumbu horizontal pipa dapat diputar diameter berbeda/sambungan
sudut /fillet (1F)
Posisi sumbu tegak sambungan tumpul (2G)
Posisi sumbu tegak sambungan sudut /fillet (2F)
Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar (tetap) sambungan
tumpul (5G)
Posisi sumbu horizontal pipa tidak dapat diputar (tetap) sambungan
sudut/fillet (5F)
Posisi sumbu miring 45 sambungan tumpul (6G)
Posisi sumbu miring 45 sambungan pipa-pelat / sambungan sudut /fillet
(6F)
Berikut adalah gambar posisi pengelasan pada pelat dan pipa :
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN TUGAS MANDIRI/KELOMPOK
A. Tugas Mandiri/Kelompok
B. Gambar Kerja