Anda di halaman 1dari 8

KARBOHIDRAT

Karbohidrat adalah suatu senyawa yang tesusun dari unsur C, H dan O.


Susunan atom-atom tersebut dan ikatannya yang menyebabkan karbohidrat
dibedakan menjadi beberapa macam, mulai dari kelompok struktur yang
sederhana hingga kompleks. Karbohidrat dengan struktur yang sederhana melipu
monosakarida dan disakarida, sedangkan yang kompleks atau polisakarida
meliputi pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa. Karbohidrat dapat diuji
keberadaannya melalui uji kualitatif dan uji kuantitatif.
A. Uji Kualitatif
Uji kualitatif karbohidrat didasarkan pada adanya pembentukan warna. Uji
kualitatif dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Uji Molisch
Tujuan:
Uji molisch bertujuan untuk mengidentifikasi karbohidrat dari
makromolekul lemak dan protein lainnya. Test ini berlaku untuk semua
karbohidrat.
Prinsip:
Uji molisch menggunakandidasarkan pada reaksi dehidrasi
karbohidrat oleh asam sulfat dan membentuk cincin furfural berwarna ungu.
Dehidrasi pentosa membentuk furfural, sedangkan dehidrasi heksosa
membentuk 5-hidroksimetil furfural. Furfural dan 5-hidroksimetil furfural
bereaksi dengan α-naftol dan menghasilkan warna ungu. Penambahan asam
sulfat pekat digunakan untuk memberikan suasana asam reaksi dan
sekaligus sebagai katalis yang berguna untuk mempercepat reaksi.
Penambahan asam sulfat dilakukan secara perlahan melalui dinding tabung
reaksi supaya tidak bercampur dengan larutan atau hanya membentuk
lapisan.
Prosedur:
1) Dimasukkan 2 mL larutan sampel dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 0.5 mL reagen molisch (α-naftol dalam 95% etanol).
3) Dituangkan larutan secara perlahan-lahan ke dalam tabung yang berisi
2 mL asam sulfat pekat sehingga membentuk dua lapisan dan
menghasilkan cincin berwarna ungu sebagai pembatas.
Reaksi:

Hasil:

Uji molish positif akan menghasilkan cincin berwarna ungu yang


merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan α-
naftol dalam pereaksi molisch. Hasil positif dapat diperoleh dari mono-, di-
dan polisakarida.
2. Uji Benedict
Tujuan:
Uji benedict dilakukan untuk membedakan gula reduksi (yang
memiliki gugus aldehid atau keton bebas) dan gula non-reduksi. Gula
pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida
seperti laktosan dan maltosa.
Prinsip:
Uji benedict didasarkan pada reaksi tembaga sulfat yang ada dalam
larutan benedict dengan elektron dari gugus aldehid atau keton dari gula
reduksi dalam medium alkalin. Gula reduksi dioksidasi oleh ion tembaga
dalam larutan untuk membentuk asam karboksilat dan endapan kemerahan
dari oksidasi tembaga. Uji benedict dilakukan dengan menambahkan gula
reduksi dengan campuran tembaga sulfat (CuSO4), natrium sitrat (NaSO3)
dan natrium karbonat (NaCO3), kemudian dipanaskan dan membentuk
endapan kupro oksida (CuO2) yang berwarna coklat. Glukosa dapat
mereduksi ion Cu2+ dari kuprisulfat menjadi ion Cu+ yang kemudian
mengendap sebagai CuO. Pereduksi benedict bersifat basa lemah akibat
adanya natrium karbonat dan natrium sitrat. Natrium sitrat berguna sebagai
pengkelat Cu dengan membentuk kompleks Cu- sitrat. Natrium karbonat
berguna untuk menciptakan suasana basa.
Prosedur:
1) Dimasukkan 1 mL larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 2 mL reagen benedict.
3) Larutan kemudian dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit.
Reaksi:
Hasil:

Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang


disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau oranye.

3. Uji Barfoed
Tujuan:
Uji barfoed dilakukan untuk membedakan antara monosakarida
reduksi, disakarida reduksi dan disakarida non-reduksi.
Prinsip:
Uji barfoed memiliki prinsip yang sama dengan uji benedict, yaitu
terjadi reduksi Cu2+ menjadi Cu+. Uji barfoed menggunakan ion tembaga (II)
dalam medium yang sedikit asam. Monosakarida reduksi dioksidasi dengan
ion tembaga dalam larutan untuk membentuk asam karboksilat dan endapan
berwarna merah bata.
Prosedur:
1) Dimasukkan 1 mL larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 3 mL reagen barfoed (larutan dari tembaga asetat dan
asam asetat).
3) Dipanaskan larutan dalam penangas selama 6 menit (setelah 3 menit
tabung dicek).
Reaksi:

Hasil:

Uji barfoed positif ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi


warna biru saat sampel ditambah dengan reagen barfoed, kemudian
terbentuk endapan berwarna merah setelah dipanaskan.

4. Uji Iodin
Tujuan:
Uji iodin dilakukan untuk membedakan polisakarida dari mono- dan
disakarida.
Prinsip:
Uji iodin dilakukan dengan menggunakan larutan asam atau netral.
Iodin membentuk kompleks adsorpsi berwarna dengan polisakarida yang
berbeda. Kompleks ini terbentuk karena adsorpsi iodin pada rantai
polisakarida. Intensitas warna tergantung pada panjang rantai tidak
bercabang atau linier yang tersedia untuk pembentukan kompleks.
Prosedur:
1) Dimasukkan 2-3 mL larutan sampel ke dalam tabung reaksi.
2) Ditambahkan 1-2 tetes HCl
3) Dicampurkan dan ditambah 1-2 tetes larutan iodin
4) Dicampurkan dan diamati perubahan warna.
5) Dipanaskan tabung dan diamati warnanya kembali (Warna biru
menghilang saat pemanasan dan akan muncul kembali saat
pendinginan).
Reaksi:

Hasil:

Uji positif menghasilkan warna biru. Amilosa, komponen heliks yang


tidak bercabang dari pati menghasilkan warna biru tua dan amilopektin,
komponen bercabang memberi warna merah karena rantai tidak melilit
secara efektif. Glikogen, yang juga bercabang tinggi, memberikan warna
merah dengan iodin.

5. Uji Seliwanoff
Tujuan:
Uji seliwanoff dilakukan untuk membedakan antara aldosa dan keton.
Prinsip:
Uji Seliwanoff menggunakan 6M HCl sebagai agen dehidrasi dan
resorsinol sebagai agen kondendasi. Pereaksi dibuat dari campuran
resorsinol dan HCl pekat kemudian diencerkan dengan akuades. Pereaksi
ditambahkan ke dalam larutan sampel, kemudian dipanaskan. HCl panas
mengalami perubahan menjadi asam levulinat dan hidroksilmetil furfural.
Prosedur:
1) Dimasukkan 0,5 mL dari larutan sampel dimasukkan ke dalam tabung
reaksi.
2) Ditambahkan 2 mL dari reagen seliwanoff (larutan dari resorsinol dan
HCl).
3) Dipanaskan larutan dalam penangas air selama 2 menit.
Reaksi:

Hasil:

Uji reagen dehidrasi ketoheksosa membentuk 5-hidroksimetilfurfural.


5-hidroksimetilfurfural kemudian dikondensasi dengan resorsinol dalam uji
reagen untuk menghasilkan warna merah cheri dalam 2 menit. Reaksi
aldoheksosa membentuk produk yang sama, tetapi apabila dlakukan lebih
lama akan memberikan warna kuning ke merah jambu.

Anda mungkin juga menyukai