Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 47/Men.Kes/SK/II/1983 tentang kebijaksanaan

Obat Nasional menyatakan bahwa “Kebijakan Obat Nasional merupakan penjabaran

dari Sistem Kesehatan Nasional khusus untuk pembangunan di bidang obat menjadi

pedoman dan petunjuk pelaksanaan bagi penyelenggaraan semua upaya di bidang

obat”. Dalam keputusan tersebut dicantumkan bahwa yang dimaksud dengan obat

ialah “bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa,

pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi”

(Soekanto, 1990).

Farmasis adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang kefarmasian

melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi kefarmasian. Sifat

kewenangan yang berlandaskan ilmu pengetahuan ini memberinya semacam otoritas

dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian yang tidak dimiliki oleh tenaga

kesehatan lainnya.

Dengan demikian pada dasarnya kaitan tugas-pekerjaan Farmasis dalam

melangsungkan berbagai proses kefarmasian, bukannya sekedar membuat obat,

melainkan juga menjamin serta meyakinkan bahwa produk kefarmasian yang

diselenggarakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses penyembuan penyakit

yang diderita pasien (Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, 2004).

Apotek merupakan sarana pelayanan tertentu yang terkait dalam usaha pelayanan

kesehatan dibidang obat-obatan. Apotek juga merupakan tempat untuk pengabdian

Sarjana Farmasi yang melakukan pekerjaan kefarmasian serta penyaluran


pembekalan farmasi pada masyarakat. Pekerjaan kefarmasian tertuang dalam

peraturan Kementerian Kesehatan No. 1332/Menkes/SK/IX/2002 dimana pada

peratura ini tercantum tentang kesehatan meliputi pembuatan, termasuk pengendalian

mutu sediaan obat serta pengembangan obat, bahan dari obat tradisional.

Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang

kefarmasian serta makin tinggiya kesadaran masyarakat dalam meningkatkan

kesehatan, maka dituntut juga kemampuan dan kecakapan para petugas dalam rangka

mengatasi permasalahan yang mungkin timbul dalam pelaksanaan pelayanan

kefarmasian kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, pelaksanaan Kuliah Kerja Profesi (KKP) bagi mahasiswa

Universitas Indonesia Timur Fakultas MIPA jurusan Farmasi sangat perlu dilakukan

dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan langsung dalam pengelolaan

apotek sesuai fungsi dan kompetensi Sarjana Farmasi.

B. Maksud dan tujuan

1. Tujuan umum

a) Sebagai media mengaplikasikan pengetahuan teoritis dan praktis dalam

pengembangan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat dalam

rangka meningkatkan relevansi pendidikan.

b) Agar lembaga perguruan tinggi dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang

berkualitas sebagai penerus pembangunan yang lebih menghayati masalah-

masalah yang sangat kompleks yang dihadapi oleh masyarakat.

c) Membantu pemerintah, masyarakat dalam mempercepat gerak laju

pembangunan.

2. Tujuan khusus
Menambah wawasan dan pengembangan berpikir secara intern dan non

disipliner mahasiswa, melalui proses sosialisasi kepribadian/akademis, proses

penemuan, pengenalan masalah dan konsep pemecahan masalah dengan

mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kondisi dan situasi nyata yang

dialami atau ditemui pada kelompok masyarakat sebagai objek.

C. Manfaat

1. Perguruan Tinggi Universitas Indonesia Timur secara langsung dapat

mengembangkan dan menerapkan teori pembangunan masyarakat yang sangat

berguna baik sebagai mahasiswa, dosen atau perguruan tinggi sebagai pusat riset

ilmu pengetahuan.

2. Mahasiswa KKP Universitas Indonesia Timur dapat terlatih dalam kanca

kehidupan yang nyata untuk mengembangkan diri menjadi kader pembangunan

bangsa.
BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI KKP

A. Profil Lokasi KKP

Apotek Sumber Hidup II didirikan pada tanggal 5 februari 2004 dengan nomor

Surat Izin Apotek (SIA) 442/106-12/APT/DKK/XI/2011, berlokasi di jalan A.P.

Pettarani, New Zamrud Blok B no. 2 Makassar. Apotek Sumber Hidup II didirikan

oleh Dra. Puspawaty sebagai Pemilik Sarana Apotik (PSA) dan sebagai Apoteker

Pengelola Apotek (APA) di pegang oleh Hermawati, S.Si., Apt.

Dalam pengembangan usahanya, apotek Sumber Hidup II telah berubah menjadi

klinik Sumber Hidup II dan bekerjasama dengan beberapa instansi pemerintahan

yaitu PLN wilayah SULSELRABAR, Koperasi PLN, dan BPJS ketenagakerjaan (eks

Jamsostek) kanwil dan cabang Makassar. Bentuk kerjasamanya yaitu pelayanan resep

karyawan dan pensiunan PLN wilayah SULSELRABAR, Koperasi PLN, dan BPJS

ketenagakerjaan. Disamping itu apotek Sumber Hidup II juga melayani resep umum

dan penjualan obat bebas lainnya serta alat-alat kesehatan.

B. Keadaan Geografis

Apotek Sumber Hidup II berlokasi di jalan A.P Pettarani, New Zamrud Blok B

no. 2 Makassar.

C. Kedaan Demografis

Tugas personal organisasi apotek Sumber Hidup II terdiri atas.

1. Pemilik Sarana

Mempunyai tugas agar fungsi apotek dapat diselenggarakan dengan baik,

dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Melaksanakan fungsi-fungsi manajemen.

b. Memimpin, mengawasi dan mengkoordinir staff dan kegiatannya.


2. Apoteker pengelola

a. Melaksanakan fungsi dan tugas selaku apoteker pengelola seperti melayani

beberapa resep yang masuk serta mencatat dan menginput resep di komputer.

b. Melakukan pengawasan keluar masuknya obat golongan narkotika dan

psikotropika.

c. Mengawasi dan mengkoordinir semua kegiatan yang berkaitan dengan

pembelian dan penjualan obat.

d. Menjalin kerjasama dengan Pedagang Besar Farmasi (PBF), sales, serta

apotek dan rumah sakit lainnya.

e. Menjalin kerja sama dengan perusahaan dalam hal pelayanan resep dokter.

3. Asisten Apoteker

a. Pelayanan obat terhadap pasien.

b. Pengorderan obat.

c. Penginputan dan penjualan obat.

d. Meretum obat.

e. Menyusun dan mengatur letak obat.

4. Bagian administrasi dan keuangan

a. Melayani pembayaran obat dari pasien.

b. Mengurus faktur pembelian obat apotek dari PBF.

c. Melayani tagihan pembayaran orderan obat dari sales.

d. Mengurus pembayaran rekening listrik, air, telepon, pajak serta biaya

pengelolaan apotek lainnya.

e. Melayani pembayaran gaji pimpinan dan karyawan.

5. Sie operasional

a. Membersihkan apotek setiap hari kerja.


b. Merawat dan memperbaiki fasilitas apotek yang rusak.

c. Mengatur obat dan menjemput resep.

D. Sarana dan Prasarana

a. Profil Apotek

Lokasi : Terletak di Pusat Kota Makassar dan di pusat keramaian.

Alamat : Jln. A.P Pettarani, New Zamrud Blok B No. 2, Makassar.

Akses : Sangat mudah ke Bandara Sultan Hasanuddin, Pelabuhan

Soekarno-Hatta, Mall Panakukang, Pantai Losari, dan dilalui

Jalur Angkutan Umum.

Telepon : (0411) 4662423

Fax-Email : (0411) 425502

Email : sumberhidup@yahoo.com

b. Fasilitas Pelayanan

Untuk prasarana pendukung yang dapat memperlancar aktivitas di apotek

Sumber Hidup II sudah cukup lengkap dan modern.

Fasilitas pelayanan yang dimaksud dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

No. Jenis Fasilitas Jumlah

1. Komputer 2 unit

2. Kulkas 1 unit

3. Televisi 3 unit

4. Etalase 5 unit

5. Lemari kaca 2 unit

6. Lemari kayu 1 unit

7. Meja kasir 1 unit

8. Meja kerja 9 unit


9. Kursi >10 unit

10. Papan informasi 2 unit

11. Jam elektronik 4 unit

12. Kipas angin 3 unit

13. AC 6 unit

14. CCTV 2 unit

15. Telepon 2 unit

16. Laptop 1 unit

17. Penghisap udara 1 unit

18. Daftar hadir ceklis 1 unit

19. Printer 2 unit

20. Printer resi pembelian 1 unit

21. Mesin ATM Gesek 1 unit

22. Rak plastik 3 unit

23. Lumpang dan Stamper 4 unit

24. Alat pencetak kapsul 2 unit

25. Blender obat 1 unit

26. Timbangan Digital 1 unit

27. Timbangan berat badan 2 unit

28. Buku informasi obat 7 unit

29. Wastafel 6 unit

30. Toilet 2 unit

31. Generator 1 unit

Anda mungkin juga menyukai