Anda di halaman 1dari 4

http://yoriyuliandra.

com/site/2012/06/02/perhitungan-dosis-untuk-hewan-percobaan/

Zat yang biasa diberikan kepada hewan percobaan dapat berupa bahan dari tanaman (ekstrak, air
rebusan, dll) atau berupa obat untuk tujuan tertentu. Biasanya, bahan-bahan ini tidak bisa diberikan
begitu saja melainkan harus diformulasi terlebih dahulu dengan beberapa ketentuan dan
pertimbangan. Ada banyak sekali pertimbangan dalam hal pemberian obat/ekstrak kepada hewan
percobaan, misalnya

tentang rute pemberian, jenis sediaan, jenis bahan pembantu yang digunakan, besaran dosis
yang digunakan, dan lain sebagainya. Tulisan ini hanya membahas perhitungan dosisnya saja.

Ada beberapa urutan pertanyaan dan detail yang harus diketahui dan dipersiapkan untuk
perhitungan tersebut, yaitu:

 Berapa dosis obat yang mau diberikan?


 Obat diberikan melalui rute apa? Oral, intravena, intramuscular, intraperitoneal, dll?
 Berapa konsentrasi sediaan obat yang akan dibuat?
 Berapa jumlah hewan percobaan yang akan diberikan sediaan obat?
 Berapa berat obat/ekstrak yang ditimbang untuk dibuat sediaan?
 Berapa volume sediaan yang dibuat?
 Terakhir, berapa volume sediaan yang diberikan ke masing-masing hewan percobaan?

Waaah… banyak sekali ya. Namun tak perlu khawatir karena pada dasarnya ada beberapa hal
saja yang menjadi persoalan utama terkait dengan pembuatan sediaan uji.

A. Berapa Konsentrasi sediaan yang dibuat?

Konsentrasi sediaan yang dipersiapkan menunjukkan berapa mg obat atau ekstrak yang
dilarutkan dalam sejumlah ml larutan. Konsentrasi ini biasanya dinyatakan dalam % (persen),
atau lebih tepatnya % b/v (persen berat per volume) dimana 1% b/v berarti 1 gram zat yang
terlarut dalam 100 ml larutan zat. Untuk dapat menentukan konsentrasi sediaan yang dibuat,
maka diperlukan data tentang 2 hal berikut,

1. Dosis yang diberikan


2. Persen pemberian, dimana nilainya dipengaruhi oleh rute pemberian obat.

Konsentrasi sediaan yang dibuat dapat ditentukan melalui pembagian dosis dengan persen
pemberian. Dosis biasanya dinyatakan dalam mg/kgBB dimana 1 mg/kgBB menunjukkan 1
mg zat diberikan untuk setiap 1 kg hewan. Sedangkan persen pemberian biasanya dinyatakan
dalam % v/b dimana 1% v/b menunjukkan 1 ml obat diberikan untuk setiap 100 gram berat
badan hewan. Persen pemberian ditentukan berdasarkan rute pemberian obat yang akan
digunakan, misalnya:

 Rute oral/ oral gavage/ gastric intubation: biasa diberikan 1 %


 Rute intraperitoneal: biasa diberikan 0,1 %
 Rute intravena: biasa diberikan 0,1 %

Jika dosis (a) dan persen pemberian (b) sudah diketahui, maka konsentrasi sediaan yang
dibuat bisa dihitung dengan rumus berikut:
= Dosis (mg/kgBB) : Persen pemberian (ml/100gBB)
= [a mg/kgBB] x [100 gBB/b ml]
= [a mg/1000 gBB] x [100 gBB/b ml]
= [a mg/10] x [1/b ml]

= [a/10b] mg/ml –> anggap ini rumus cepatnya

Jika dinyatakan dalam satuan persen (gram/100 ml), maka jadinya adalah

= [a/10b] x [100 mg/100 ml ]


= [a/10b] x [0,1 g/100 ml]
= [a/100b] g/100 ml

= [a/100b] % –> anggap juga ini rumus cepatnya

B. Berapa berat obat atau ekstrak yang ditimbang untuk dibuat sediaan?

Pada dasarnya, berat obat atau ekstrak yang ditimbang untuk dibuat sediaan uji ditentukan
berdasarkan dosis yang diberikan dan total berat hewan percobaan. Jika dosis yang diberikan
misalnya adalah 5 mg/kg, maka tentunya kita butuh dosis 20 mg jika total berat semua
hewannya adalah 4 kg. Betul??? Untuk menentukan berat obat/ekstrak yang dibutuhkan
tersebut, data yang diperlukan adalah:

1. Berapa jumlah hewan percobaan yang akan diberikan sediaan?


2. Berapa (kira-kira) berat rata-rata hewan tersebut?

Dari kedua data ini, kita dapat menentukan berat total hewan percobaan yang akan diberikan
ekstrak. Sebagai contoh (di dalam penelitian farmakologi) berat rata-rata dari mencit adalah
sekitar 20-30 gram, sedangkan berat rata-rata tikus adalah sekitar 250-300 gram (tergantung
kondisi real hewan yang digunakan).

Jika perkiraan berat total hewan sudah diketahui, maka langkah berikutnya adalah
menentukan berat obat/ekstrak yang diperlukan. Berat obat/ekstrak yang diperlukan dihitung
berdasarkan dosis yang akan diberikan dan total berat hewan. Contohnya: suatu ekstrak
diberikan dalam dosis 20 mg/kgBB dipersiapkan untuk diberikan ke 10 ekor mencit dengan
berat rata-rata 25 gram. Berapa ekstrak yang ditimbang?

Berat ekstrak yang ditimbang:

= dosis x total berat hewan


= 20 mg/kgBB x (25 gramBB x 10)
= 20 mg/kgBB x 250 gramBB
= 20 mg/kgBB x 0,25 kgBB
= 5 mg

Dengan demikian, jumlah ekstrak yang dibutuhkan untuk diberikan kepada sepuluh ekor
hewan tersebut adalah 5 mg. Langkah berikutnya adalah pembuatan sediaan, terutama
menentukan berapa volume sediaan yang dibuat.
C. Berapa volume sediaan yang dibuat?

Volume sediaan yang akan dibuat ditentukan berdasarkan:

1. Konsentrasi sediaan. Konsentrasi tersebut sebelumnya sudah kita tentukan pada


bagian A, yaitu berdasarkan dosis (mg/kg) dan persen volume pemberian atau rute
pemberian yang digunakan.
2. Total berat obat/ekstrak yang diperlukan. Berat ekstrak yang diperlukan ini juga sudah
dihitung sebelumnya pada bagian B, yaitu berdasarkan dosis yang digunakan dan total
berat hewan.

Sebagai contoh: jika sebelumnya sudah diketahui bahwa konsentrasi obat yang akan
diberikan adalah 0,2 % dan berat ekstrak yang diperlukan untuk keseluruhan hewan
percobaan adalah 10 mg, maka berapakah volume sediaan yang dibuat?

Volume sediaan yang dibuat:

= berat ekstrak : konsentrasi


= 10 mg : 0,2 %
= 10 mg : (0,2 gram/100 ml)
= 10 mg x (100 ml/0,2 gram)
= 10 mg x (100 ml/ 200 mg)
= 5 ml

Dengan demikian, 10 mg ekstrak tersebut harus dilarutkan dengan pelarut yang sesuai
(misalnya air atau air suling) sampai terbentuk larutan yang homogen. Kadang dibutuhkan
bahan pembantu untuk mensuspensikan ekstrak di dalam larutan, misalnya NaCMC atau
Tween/Polysorbate. Jangan lupa, apapun pelarut dan bahan pembantu yang digunakan,
volume larutan akhirnya tidak boleh melebihi 5 ml supaya konsentrasinya tetap sesuai dengan
yang direncanakan.

Sebaiknya sediaan ini dibuat baru setiap harinya (dalam istilah resep disebut dengan rp
“recenter paratus”). Meskipun demikian, kadang peneliti dapat membuat sediaan untuk stok
beberapa hari, misalnya 2 atau 3 hari. Hal ini tergantung kepada stabilitas sediaan untuk
disimpan dan perhatikan juga kondisi penyimpanan sediaan. Jika sediaan dibuat untuk stok 2
hari, maka jumlah ekstrak dan volumenya dijadikan 2 kali lipat yaa…

D. Berapa volume sediaan yang diberikan kepada masing-masing hewan?

Volume sediaan yang diberikan kepada masing-masing hewan dihitung berdasarkan 2 hal
berikut:

1. Persen volume pemberian. Nilai ini tergantung kepada jenis rute pemberian yang
digunakan seperti yang sudah dijabarkan di atas.
2. Berat masing-masing hewan percobaan. Hewan dengan berat badan yang berbeda
tentu akan menerima volume sediaan yang berbeda pula.

Contoh: Suatu sediaan ekstrak yang sudah diformulasikan akan diberikan melalui rute
intraperitoneal dengan persen pemberian 0,1 %. Berapa volume yang disuntikkan kepada
tikus berikut jika masing-masing beratnya adalah 260; 252; dan 275 gram?
Volume pemberian atau volume administrasi:

= berat x persen pemberian


= 260 gram x 0,1 %
= 260 gram x (0,1 ml/100 gram)
= 0,26 ml

Jika untuk hewan 260 gram diberikan sediaan dengan volume 0,26 ml, maka hewan dengan
berat 252 dan 275 gram diberikan sediaan dengan volume 0,252 dan 0,275 ml. Simple
kan…?

___________

Jadi dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah untuk perhitungan dosis dan pembuatan
sediaan obat dan ekstrak adalah seperti yang terlihat dalam skema berikut:

Anda mungkin juga menyukai