Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mata kuliah Proses Industri Kimia merupakan mata kuliah yang membahas
proses pembuatan dari bahan baku/mentah menjadi suatu produk, serta pembuatan
beberapa bahan kimia organik dan anorganik. Dalam mata kuliah ini mahasiswa
diharapkan dapat menjelaskan diagram alir proses dan macam-macam proses
pembuatan bahan kimia organik dan anorganik serta diagram tentang pembuatan
suatu produk. Diagram alir proses merupakan diagram yang penting dimengerti
oleh mahasiswa sebelum mahasiswa memutuskan untuk menentukan alat-alat yang
akan digunakan dalam Tugas Prarancangan Pabrik (TPP) (Maulani, 2016).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan data dari referensi-referensi mengenai proses industri kimia
pembuatan urea, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian urea?
2. Alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam proses pembuatan Urea?
3. Bagaimana proses pembuatan Urea dan amonia ?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu urea,
alat dan bahan apa saja yang digunakan dalam pembuatan urea dan bagaimana
proses pembuatan urea.

Universitas Sriwijaya
2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pupuk Urea


Pupuk Urea adalah pupuk kimia mengandung Nitrogen (N) berkadar tinggi.
Unsur nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan tanaman. Pupuk urea
berbentuk butir-butir kristal berwarna putih. Pupuk urea dengan rumus kimia NH2
CONH2 merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya sangat mudah
menghisap air (higroskopis), karena itu sebaiknya disimpan di tempat yang kering
dan tertutup rapat. Pupuk urea mengandung unsur hara N sebesar 46% dengan
pengertian setiap 100 kg mengandung 46 kg nitrogen, moisture 0,5%, kadar biuret
1%, ukuran 1 - 3,35 MM 90% min serta berbentuk Prill (PT Pupuk Sriwidjaya,
2018).

2.2 Alat dan Bahan pembuatan Urea


2.2.1 Bahan
Proses pembuatan Urea dibuat dengan bahan baku gas CO2 dan liquid NH3
yang disupply dari Pabrik Amonia.
2.2.2 Alat
Alat dan Mesin Produksi Pupuk Urea
Peralatan yang digunakan dalam proses produksi pupuk urea, yaitu :

1. Seksi Sintesa
Peralatan yang ada pada seksi sintesa antara lain :

a. Reaktor Sintesa : berfungsi sebagai tempat reaksi antara NH3 dan


CO2.
b. Knock Out Drum : berfungsi untuk menghilangkan partikel-partikel
padat dan tetesan cairan yang mungkin terdapat dalam gas CO2.
c. CO2 Booster Compressor : berfungsi untuk menaikan tekanan gas
CO2.
d. CO2 Compressor : berfungsi untuk menaikkan tekanan gas CO2.
e. Ammonia Preheater I : berfungsi untuk memanaskan ammonia
dengan hot water sebagai media pemanasnya.

Universitas Sriwijaya
3

f. Ammonia Preheater II : memanaskan ammonia dengan steam


condensate sebagai media pemanasnya.
g. Ammonia Condensor : berfungsi untuk mengkondensasikan larutan
ammonia.
h. Ammonia Reservoir : berfungsi untuk menampung ammonia cair
make up dari ammonia plant.

2. Seksi dekomposisi/purifikasi
Peralatan yang ada pada seksi dekomposisi/purifikasi antara lain :

a. High Pressure Decomposer : berfungsi untuk memisahkan


kelebihan NH3 dari campuran reaksi dan mendekomposisi
ammonium karbamat menjadi NH3 dan karbondioksida.
b. Low Pressure Decomposer : berfungsi untuk menyempurnakan
dekomposisi setelah keluar high pressure decomposer.
c. Gas Separator : berfungsi untuk memisahkan sisa NH3 dan CO2
yang masih terlarut dalam larutan urea.
d. Reboiler for High Pressure Decomposer : berfungsi untuk
memanaskan larutan dari low pressure decomposer.
e. Reboiler for Low Pressure Decomposer : berfungsi untuk
memanaskan larutan dari low pressure decomposer.
f. Air Compressor
g. Heat Exchanger for Low Pressure Decomposer : berfungsi untuk
mendinginkan larutan dari high pressure decomposer menuju ke
low pressure decomposer.
3. Seksi Recovery
Peralatan yang ada pada seksi recovery antara lain :
a. Off Gas Absorber : berfungsi untuk menyerap gas NH3 dan CO2 dari
gas separator, kemudian dikondensasikan dalam packed bed bagian
bawah oleh larutan recycle yang didinginkan dalam off gas absorber
cooler.
b. Off Gas Condenser : berfungsi untuk mendinginkan gas yang keluar
dari gas separator.

Universitas Sriwijaya
4

c. Off Gas Absorber Pump : berfungsi untuk memompa larutan dan


mengirimnya ke low pressure absorber.
d. Off Gas Absorber Recycle Pump : berfungsi untuk memompa
larutan dari off gas absorber dan dikembalikan lagi ke bagian tengah
off gas absorber.
e. Low Pressure Absorber
f. High Pressure Absorber Cooler : berfungsi untuk mengembalikan
lagi larutan karbamat ke reaktor.
g. High Pressure Absorber : menyerap CO2 dari high pressure
decomposer oleh ammonia menjadi ammonium karbamat.
h. Ammonia Recovery Absorber : berfungsi untuk menyerap ammonia
dari recycle larutan, lalu mengirimkannya ke ammonia reservoir.
i. High Pressure Absorber Pump : berfungsi untuk memompa larutan
dari low pressure absorber ke high pressure absorber.
j. Aqua Ammonia Pump : berfungsi untuk memompa ammonia dari
ammonia recovery absorber ke high pressure absorber.
4. Seksi Kristalisasi dan Pembutiran
Peralatan pada seksi kristalisasi dan pembutiran antara lain:
a. Cristalizer : terdiri dari 2 bagian, yaitu bagian atas berupa vacum
concentrator dengan vacum generator yang terdiri dari sistem
ajektor tingkat satu dan barometrik kondensor tingkat satu dan dua.
Sedangkan bagian bawah berupa cristalizer dengan agitator.
1. Vacuum concentrator dengan vacuum generator : berfungsi
untuk menguapkan air dari larutan urea.
2. Crystallizer dengan agitator : berfungsi untuk
mengkristalkan urea.
b. Melter : berfungsi untuk melelehkan kristal-kristal urea.
c. Dissolving tank I : berfungsi sebagai tempat pelarutan urea oversize.
d. Dissolving tank II : berfungsi sebagai tempat pelarutan urea
oversize. (Anissa dkk, 2010).

Universitas Sriwijaya
5

2.3 Proses Pembuatan Pupuk Urea

Gambar 1. Proses Produksi Urea

(Ratnasari dkk, 2015).

Proses pembuatan Urea tersebut dibagi menjadi 6 unit, yaitu:

1. Sintesa Unit
Unit ini merupakan bagian terpenting dari pabrik urea, untuk mensintesa urea
dengan mereaksikan liquid NH3 dan gas CO2 di dalam urea reaktor dan ke dalam
reaktor ini dimasukkan juga larutan recycle karbamat yang berasal dari bagian
recovery. Tekanan operasi di sintesa adalah 175 kg/cm2 G. Hasil sintesa urea
dikirim ke bagian purifikasi untuk dipisahkan ammonium karbamat dan kelebihan
ammonianya setelah dilakukan stripping oleh CO2. Berikut reaksi yang
berlangsung di unit sintesa :
2NH3 + CO2  NH2COONH4……...………………………………………….. (1)
NH2COONH4  NH2CONH2 + H2O ………………………………………… (2)

2. Purifikasi Unit
Ammonium karbamat yang tidak terkonversi dan kelebihan amonia di unit
sintesa diuraikan dan dipisahkan dengan cara tekanan dan pemanasan dengan dua
step penurunan tekanan, yaitu pada 17 kg/cm2 G dan 22,2 kg/cm2 G. Hasil peruraian

Universitas Sriwijaya
6

berupa gas CO2 dan NH3 dikirim ke bagian recovery, sedangkan larutan ureanya
dikirim ke bagian kristaliser. Berikut beberapa reaksi pemisahan yang berlangsung
di unit purifikasi :
Reaksi dekomposisi ammonium karbamat
NH2COONH4  2NH3 + H2O………………………………………………… (3)
Reaksi hidrolisa udara
NH2CONH2 + H2O  2NH3 + CO2…………………………………………… (4)
Reaksi pembentukan biuret
(NH2CONH2)2  NH2CONHCONH2 + NH3………………………………… (5)

3. Kristaliser Unit
Larutan urea dari unit Purifikasi dikristalkan dibagian ini secara vacum.
Kemudian kristal ureanya dipisahkan di Centrifuge. Panas yang diperlukan untuk
menguapkan air diambil dari panas sensibel larutan urea, maupun panas kristalisasi
urea dan panas yang diambil dari sirkulasi Urea Slurry ke HP Absorber dari
Recovery.
4. Prilling Unit
Kristal urea keluaran Centrifuge dikeringkan sampai menjadi 99,8% berat
dengan udara panas, kemudian dikirimkan ke bagian atas Prilling Tower untuk
dilelehkan dan didistribusikan merata ke seluruh distributor, dan dari distributor
dijatuhkan ke bawah sambil didinginkan oleh udara dari bawah dan menghasilkan
produk urea butiran (prill). Produk urea dikirim ke bulk storage dengan belt
conveyor.
5. Recovery Unit
Gas ammonia dan gas CO2 yang dipisahkan dibagian purifikasi diambil
kembali dengan 2 step absorbsi dengan menggunakan mother liquor sebagian
absorben kemudian di-recycle kembali ke bagian sintesa.
6. Proses Kondensat Treatment Unit
Uap air yang menguap dan terpisahkan dibagian kristaliser didinginkan dan
dikondensasikan. Sejumlah kecil urea, NH3, dan CO2 ikut kondensat kemudian
diolah dan dipisahkan di stripper dan hydrolizer. Gas CO2 dan gas NH3-nya dikirim
kembali ke bagian purifikasi untuk di-recover. Sedang air kondensatnya dikirim ke
utilitas.

Universitas Sriwijaya
7

2.4 Pengertian dan Proses Pembuatan Amonia

2.4.1 Pengertian Amonia

Ammonia adalah senyawa kimia berupa gas yang berbau tajam. Pabrik
Amonia PT Pupuk Sriwidjaja Palembang merupakan pabrik yang menghasilkan
ammonia sebagai hasil utama dan carbon dioxide sebagai hasil samping. Ammonia
digunakan sebagai bahan mentah dalam industri kimia. Ammonia produksi PT.
Pupuk Sriwidjaja dipasarkan dalam bentuk cair pada suhu -33° C dengan kemurnian
minimal 99,5% dan campuran (impurity) berupa air maksimal 0,5%. Bahan baku
pembuatan amonia adalah gas bumi yang dengan komposisi utama metana (CH4)
sekitar 70% dan karbon dioksida (CO2) sekitar 10%. Steam atau uap air diperoleh
dari air Sungai Musi setelah mengalami suatu proses pengolahan tertentu di Pabrik
Utilitas.

2.4.2 Proses Pembuatan Amonia

Gambar 2. Proses Pembuatan Amonia

Secara garis besar proses pembuatan ammonia dapat dilihat pada struktur berikut:

Proses yang digunakan tergantung dari jenis bahan baku dan jenis teknologi.
Bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ammonia adalah gas bumi, air dan

Universitas Sriwijaya
8

udara. Unit pabrik ammonia ini mengahasilkan ammonia cair dengan gas CO2 yang
merupakan bahan baku untuk pembuatan pupuk urea.

a. Feed Treating
Gas bumi dari Pertamina dengan komposisi CO2, H2S, C2-C6, RSH dan RSR
dialirkan ke knockoutdrum untuk memisahkan gas-gas ringan CO2, C2-C6 dan
hidrokarbon rantai panjang yang berupa cairan pada temperatur kamar, lalu masuk
ke filter (202-L) untuk menghilangkan kotoran atau debu yang ikut masuk ke dalam
gas tersebut. Kemudian untuk menyerap H2S digunakan katalis ZnO dengan reaksi.

ZnO + H2S ZnS + H2O


Keluar separator, gas dialirkan ke dalam CO2 absorber (201-E) sebagai
penyerapnya adalah larutan Benfield yang terdiri dari larutan K2CO3 ± 30%, V2O5
0,5-0,8%, DEA 3-5% dan larutan Defoamer (anti foaming) UCON.
Pada absorber ini yang diserap hanya gas CO2 saja, setelah melalui proses
stripping dan pemisahan dapat dipakai sebagai bahan baku pembuatan pupuk urea.
Gas-gas lainnya dialirkan ke desulfurizer (101-D dan 108-D). Pada 101-D gas yang
mengandung organik sulfur (RSP) dan mercaptan (RSH) dengan H2. Pada 108-D
gas H2S yang terbentuk diserap oleh penyerap ZnO.
H2S + ZnO ZnS + H2O
Gas bumi yang telah bebas kandungan sulfur selanjutnya dicampur steam dengan
perbandingan tertentu masuk ke dalam primaryreformer (101-B) dimana dengan
katalis Ni akan terbentuk gas-gas CO2 dan H2. Kemudian dialirkan ke dalam
secondary reformer (103-D) dengan tambahan udara temperatur ± 1000 ºC dan
katalis nikel-alumina akan terbentuk CO2, CO, Ar, CH4 dan H2 atau disebut gas
sintesis. Gas sintesis tersebut lalu diproses hingga dihasilkan gas CO2, N2 dan H2.
Antara gas nitrogen dan hidrogen dengan perbandingan tertentu di dalam ammonia
converter akan dihasilkan ammonia. Selanjutnya CO2 dan NH3 dalam reaktor urea
menghasilkan larutan urea.
2NH3 + CO2 CO(NH2)2 + H2O
b. Reforming units
Tujuan dari proses pada reforming unit adalah untuk mereaksikan
hidrocarbon dengan steam dibantu oleh katalis nikel agar menghasilkan gas sintesa
(N2 dan H2) sebagai bahan baku pembuatan amoniak dan O2 sebagai produk

Universitas Sriwijaya
9

sampingan. Unit ini terdiri dari 2 unit reformer yakni primary reforming dan
secondary reforming (Rahman, 2017).
Hydrocarbon setelah diproses pada Desulfurizer dicampur dengan steam dan
selanjutnya diproses pada Primary Reformer dengan bantuan katalis nikel dengan
alumina yang ditempatkan di dalam tube reformer. Di dalam industri, reaksi
reformasi gas alam dengan steam merupakan proses utama untuk memproduksi gas
sintesis yang terutama terdiri dari CO dan H2. Jika gas alam yang dimaksud dalam
hal ini direpresentasikan dengan CH4, maka reaksi-reaksi utama reformasi gas alam
dengan steam dapat dituliskan seperti dalam persamaan-persamaan berikut :
CH4  H2O  CO  3 H2
CO  H2O  CO2  H2
CH4  2 H2O  CO2  4 H2
(Hyman, 1968; Hinderink et al., 1996; Froment dan Bischoff, 1990 dalam
Abdurrakhman dkk, 2012).
Burner digunakan untuk memanaskan feed sampai mencapai suhu reaksi.
Suhu operasi 8500 ºC dan tekanan 18 kg/cm2, sedangkan steam/carbon sebesar 2,5-
8 mol. Jika feed-nya methane, diperlukan steam rasio karbon lebih kecil
dibaningkan dengan butana. Disamping kebutuhan steam untuk keperluan proses
Shift Catalyst. Kebutuhan steam harus seimbang agar effluent dari reformer jangan
ada yang terbentuk metana.
Dalam tahap penambahan nitrogen, gas sintesis didinginkan sedikit hingga
7350 ºC kemudian baru dimasukkan pada secondary reformer. Pada Secondary
reformer, gas sintesis dicampur dengan udara. Dengan reaksinya:
CO + H2O  CO2 + H2
O2 + 2 CH4  2 CO + 4H2
O2 + CH4  CO2 + 2 H2
2O2 + CH4  2 H2O + CO2
Dalam tahapan penghilangan karbon monoksida, akan dilakukan pada tahapan Shift
Converter (Amin et al., 2013).
c. Shift Converter
Karbon monoksida pada reformer tidak akan terserap pada absorber sistem
dan karbon monoksida ini harus dikonversi menjadi karbon dioksida pada Shift

Universitas Sriwijaya
10

Converter. Ini merupakan fungsi dari shift converter untuk mereaksikan


karbonmonoksida dengan steam menjadi bentuk tambahan antara hidrogen dengan
karbon dioksida. Reaksi pada Shift Converter adalah :
CO + H2O ⇔ CO2 + H2 + Heat
Walaupun reaksi ini eksotermis, namun berlangsung pada suhu rendah, konsentrasi
steam yang tinggi dan tidak dipengaruhi oleh tekanan. Laju reaksi akan terjadi pada
suhu yang lebih tinggi, jika suhunya rendah konversinya lebih sempurna tetapi
reaksi rate-nya lambat. Oleh sebab itu dibutuhkan dua stage konversi, yaitu:
1. High Temperatur Shift Coverter (HTSC)
Suhu operasi 3300 ºC – 5100 ºC dan tekanan 50 kg/cm2, tetapi pada
tekanan 121 kg/cm2 memungkinkan untuk beroperasi, sedangkan normal
wet gas space velovity antara 1000 hingga 5000 per jam.
2. Low Temperatur Shift Converter (LTSC)
Beroperasi pada suhu 1930 ºC- 2500 ºC dan tekanan 51 kg/cm2. katalis
memiliki thermal stability tinggi tetapi sangat dipengaruhi oleh senyawa
sulfur dan klorida serta normal wet gas space velovity antara 2000-5000
per jam.
d. CO2 Absorption
Beberapa sistem absorbsi yang digunakan untuk menghilangkan CO2 dari
produksi gas, yaitu :
1. Mono Ethanol Amine (MEA)
2. UCAR Amine Guard System (Actived MEA)
3. Hot Potassium Carbonat seperti Vetrocoke, catacarb, benfield process
4. Sulfinol process
5. Methyl diethanolamine (MDEA) digunakan di PIIB
Hot potassium carbonate dioperasikan pada suhu yang lebih tinggi
dibandingkan MEA dan Sulfinol, oleh sebab itu biayanya lebih murah
dibandingkan MEA dan sulfinol. MEA dan sulfinol solution mengabsorb pada suhu
350 ºC sedangkan hot Potassium Carbonate pada suhu 1250 ºC. Untuk memilih
proses mana yang dipakai, tergantung pada spesifikasi produk dan steam balance.
Reaksi yang terjadi pada Potassium Carbonate (K2CO3) dan CO2 sebagai berikut:
K2CO3 + CO2 + H2O ⇒ 2KHCO3

Universitas Sriwijaya
11

Reaksi ini terjadi 2 langkah :


a. Langkah Pertama : Hydrolysis Potassium Carbonate
K2CO3 + H2O ⇔ KOH + KHCO3
b. Langkah Kedua: Potassium Hydroxide direaksikan dengan CO2 menjadi
Potassium Bicarbonate
KOH + CO2 ⇒ KHCO3
Untuk menaikkan aktivitas dari Potassium Carbonate digunakan amine borate
dimana proses ini disebut Catacarb, sedangkan proses benfield menggunakan Hot
Potassium Carbonate dengan actived agent DEA.
e. Methanation
Sisa-sisa dari karbon oksida yang keluar dari absorber sistem dirubah ke
bentuk metan dengan bantuan katalis. Karbon oksida dihidrogenasi menjadi metan
terjadi pada reaksi yang mana keduanya secara eksotermis. Adupun reaksinya
adalah:
CO + 3H2 ⇔ CH4 + H2O
CO2 + 4H2 ⇔ CH4 + 2H2O
Sisa karbon oksida bisa dikurangi sekitar 5-10 ppm pada proses methanasi.
Suhu operasi antara 2320 ºC – 4540 ºC dan teknan hingga 60 kg/cm2, namun bisa
beroperasi hingga 250 kg/cm2. Katalis harus dilindungi dari sulfur, khlorine, dan
arsenic. Space velocity 5000-12000 volume gas pada STP per-jam, per-volume
katalis.
f. Synthesis Loop dan Amonia Refrigerant
Gas sintesis yang akan masuk ke daerah ini harus memenuhi persyaratan
perbandingan H2/N2 = 2,5 – 3 : 1. gas sintesis pertama-tama akan dinaikkan
tekanannya menjadi sekitar 177.5 kg/cm2 oleh syn gas compressor dan dipisahkan
kandungan airnya melalui sejumlah K.O. Drum dan diumpankan ke Ammonia
Converter dengan katalis iron :
Reaksi: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) (Saputri, 2017).

Universitas Sriwijaya
12

BAB II
PENUTUP

3.1 Simpulan
Urea adalah pupuk buatan hasil persenyawaan NH4 dengan CO2 dan bahan
dasarnya biasanya berasal dari gas alam. Kandungan N total berkisar antara 45-
46%. Bahan baku dalam pembuatan urea adalah gas CO2 dan NH3 cair yang dipasok
dari pabrik amoniak. Proses pembuatan urea dibagi menjadi enam unit. Unit-unit
proses tersebut adalah sintesa unit, purifikasi unit, kristaliser unit, prilling unit,
recovery unit, dan terakhir proses kondesat treatment unit.

Universitas Sriwijaya
13

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrakhman, S., Sutijan dan Hidayat, M. 2012. Studi Simulasi pada Unit
Reformer Primer di PT Pupuk Sriwidjaya Palembang. Jurnal Rekayasa
Proses. 6(2): 31.
Amin, M.R., Sharear, S., Siddique and Islam, S. 2013. Simulation of Ammonia
Synthesis. American Journal of Chemical Engineering. 1(3): 60-61.
Anissa, Mayasari, I dan Hidayat, M.W. 2010. Makalah Kimia Industri Pupuk Urea.
Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Maulani, Amin. 2016. Materi Pengantar Industri Kimia (PIK).
http://aminmaulani.blogspot.co.id. Diakses pada tangal 30 Maret 2018.
PT. Pupuk Sriwidjaja. 2018. http://pusri.co.id/. Diakses pada tanggal 08 Januari
2018.
Rahman, S.A. 2017. Proses Produksi Amoniak di PT Pusri.
http://www.wanimulyo.web.id/. Diakses pada tanggal 20 Maret 2018
Ratnasari, D., Fanani, F dan Sari, T.N. 2015 Makalah Teknik Pengolahan
LimbahIndustri Pupuk Urea. Yogyakarta: Politeknik LPP.
Saputri, L.I. 2017. Analisis Gas Alam (CH4 dan H2S) sebagai Bahan Baku di PT.
Pupuk Sriwidjaja Palembang dengan Menggunakan Metode Kromatografi
Gas. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai

  • Anabolisme Lemak
    Anabolisme Lemak
    Dokumen20 halaman
    Anabolisme Lemak
    Gita Dinia Putri
    67% (3)
  • 890 1660 1 SM
    890 1660 1 SM
    Dokumen8 halaman
    890 1660 1 SM
    Dewi Ulya
    Belum ada peringkat
  • 890 1660 1 SM
    890 1660 1 SM
    Dokumen8 halaman
    890 1660 1 SM
    Dewi Ulya
    Belum ada peringkat
  • All 9
    All 9
    Dokumen4 halaman
    All 9
    Gita Dinia Putri
    Belum ada peringkat
  • All 1
    All 1
    Dokumen60 halaman
    All 1
    Gita Dinia Putri
    Belum ada peringkat
  • 1 PDF
    1 PDF
    Dokumen12 halaman
    1 PDF
    RISMAN KARIM
    Belum ada peringkat
  • KO Jurnal
    KO Jurnal
    Dokumen9 halaman
    KO Jurnal
    Gita Dinia Putri
    Belum ada peringkat