Anda di halaman 1dari 7

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu individu,

keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk mencapai


kesehatan secara optimal (Notoatmodjo, 1993).

Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang
tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta
kemampuan yang nyata dari setiap orang atau masyarakat dan harus selalu diusahakan
peningkatannya secara terus menerus.

1.Apa apa saja yang kriteria dikatakan penilaian puskesmas yang baik?

Kriteria dikatakan puskesmas baik ialah jika memiliki 5 aspek, diantaranya : aspek
biologis,aspek kimia, aspek geografis, aspek kuantitas, dan aspek budaya.

-Kebersihan fisik halaman : tersedianya tempat sampah, tidak sampah


berserakan, terdapat pohon peneduh, penerangan diluar halaman, taman
terpelihara, terdapat drainase

-kebersihan fisik bangunan : lantai bersih, udara dan sirkulasi cukup, langit”
bersih dan tidak kotor,penerang cukup, bebas dari hewan pengganggu, tersedia
tempat cuci tangan, dll

-Kebersihan toilet dan kamar mandi

-Penanganan sampah : sampah dipisah antara organik dan non organik

-Ketersediaan air bersih

-Hiegine dan sanitasi : APD

-Pengelolahan limbah cair

-Pengendalian vektor penyakit

-Pelestarian ling hidup : terdapat pengolahan sampah menjadi pupuk, terdapat


biopori,

2.Bagaimana cara puskesmas untuk meningkatkan usaha preventif yang masih


kurang ?

Usaha preventif yang dapat dilakukan puskesmas ialah dengan cara mempromosikan
kesehatan kepada masyarakat, dengan cara memberikan gambaran tentang penyakit
penyakit baik dibuat dengan pertemuan atau sosialisasi kepada masyakat tentang suatu
penyakit atau masalah lingkungan atau dapat diberikan promosi kesehatan dengan
poster poster kesehatan, gambaran kesehatan, sehingga usaha pencegahan puskesmas
dapat tercapai

Usaha-usaha yang dilakukan, yaitu :


a. Pemeriksaan kesehatan secara berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui
posyandu, puskesmas, maupun kunjungan rumah

b. Pemberian Vitamin A, Yodium melalui posyandu, puskesmas, maupun dirumah

c. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui

d. Deteksi dini kasus dan factor resiko (maternal, balita, penyakit).

e. Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil

3.Apa apa saja kriteria dikatakan prilaku tidak sehat ?

Berikut ini 10 perilaku tidak sehat yang sering kita lakukan, serta cara mengatasinya:

1. Stress Berlebihan

Sejak dulu, kita tahu bahwa stres yang berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh
seseorang dan memacu resiko penyakit jantung, serta membuat kita tidak nyaman.
Stres yang berlebihan juga memacu penuaan dini. Ibu-ibu yang memiliki anak-anak
dengan penyakit kronis merupakan orang-orang yang mengalami stres, dan mengalami
penuaan dini yang paling ekstrim.

Cara cepat untuk mengurangi stres adalah dengan menarik nafas dalam-dalam yang
disebut dengan pernafasan difragmatik. Untuk jangka panjangnya, luangkan waktu
untuk melakukan hal-hal yang dapat mengurangi stres Anda.

2. Minum Alkohol

Bukan merupakan suatu kebetulan bila alkohol merupakan kabar buruk mengenai
stres. Para wanita sebaiknya membatasi diri meminum minuman beralkohol. Berbagai
gangguan kesehatan juga bisa timbul dari kebiasaan minum alkohol yang berlebihan.
Termasuk serangan jantung, kangker hati, kanker tenggorokan, dan kanker payudara.

3. Kurang Bergerak

Dengan sedikit menggerakkan tubuh, kita dapat memperpanjang hidup serta


mengurangi kelebihan berat, mengurangi stres, dan bahkan mencegah penyakit
Alzheimer. Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu hanya dengan berjanji pada
diri sendiri bahwa kita akan lebih aktif. Parkirlah mobil dari jauh pintu masuk,
menggunakan tangga dan tidak menggunakan lift, melakukan olahraga/senam, jalan
kaki selama 30 menit atau lebih banyak selama lima kali atau lebih dalam satu minggu.

4. Mengkonsumsi Makanan Berlemak

Lemak yang dikonsumsi secara berlebihan dapat memacu kolesterol tinggi dan
merangsang penyakit jantung. Biasakan diri Anda untuk mengkonsumsi makanan yang
non-kolesterol dan berkadar lemak rendah.
Tips: Takar asupan lemak, jangan lebih dari 10 persen (atau kurang) dari seluruh kalori.

5. Merokok

Untuk mengurangi bahaya kanker dan kerutan dini, Anda dapat mengganti rokok
dengan permen karet rasa nikotin. Berdasarkan penelitian di tahun 2004, permen karet
rasa nikotin memberikan hasil dua kali lipat dimana perokok berhenti merokok
dibandingkan dengan keinginan/janji si perokok untuk berhenti merokok.

6. Menghirup Udara Polusi

Polusi udara dapat menyebabkan batuk dan sakit mata/mata perih dan hal ini
berhubungan dengan serangan pada penyakit asma dan saluran pernafasan. Usahakan
untuk berada di dalam ruangan sebanyak yang Anda bisa bila kadar udara sedang
tinggi.

7. Terlalu Sering Kena Sinar Matahari

Batasi diri Anda dari sengatan sinar matahari dan gunakan tabir matahari, paling tidak
yang mengandung SPF 15 untuk mencegah resiko kanker kulit dan juga kerutan.

8. Kurang Tidur

Kurang tidur berhubungan dengan obesitas, diabetes, tekanan darah tinggi dan
masalah ingatan. Singkirkan segera televisi dan benda-benda elektronik lain yang
mengganggu ketenangan dari kamar tidur Anda. Tata ulang kamar tidur Anda dan
ciptakan suasana kamar tidur yang nyaman dengan lampu yang temaram yang
membuat Anda tidur dengan nyenyak.

9. Kelebihan Berat Badan

Kelebihan berat badan dapat memicu kemungkinan penyakit serangan jantung,


diabetes, bahkan kanker. Penelitian mutakhir menyatakan jenis diet yang dilakukan
kurang penting dibandingkan dengan komitmen Anda untuk melakukan diet tersebut
dengan disiplin.

10. Mengonsumsi Gula Berlebih

Gula yang berlebihan dapat menaikkan berat badan dan kemungkinan terserang
penyakit jantung. Ahli nutrisi menyarankan untuk menjaga tambahan gula pada
makanan kecil/cemilan dan kue-kue kering sampai 12 sendok teh per hari pada diet
berkalori 2200. Selain itu ganti makanan yang manis-manis dengan buah-buahan dan
sayuran segar
4.Mengapa pendidikan kesehatan harus dilakukan ?

Karena untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat


dalam memelihara perilaku sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.

pendidikan kesehatan bertujuan agar orang mampu menerapkan masalah dan


kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yang dapat mereka lakukan
terhadap masalahnya, dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah
dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan yang tepat guna
untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak,
2009).

Menurut Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan


pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009)

5.Bagaimana cara melakukan pendidikan kesehatan tersebut ?


Metode Pendidikan Kesehatan

1. Metode pendidikan Individual (perorangan) Bentuk dari metode individual


ada 2 (dua) bentuk :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
b. Wawancara (Interview)

2. Metode Pendidikan Kelompok Metode pendidikan kelompok harus


memperhatikan apakah kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan
lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran
pendidikan.
a. Kelompok besar
1. Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah. 2. Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari
satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan
biasanya dianggap hangat di masyarakat.
b. Kelompok kecil
1. Diskusi kelompok ; dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan,
pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih
tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan
diskusi
3.Metode pendidikan Massa Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah
tidak langsung. Biasanya menggunakan atau melalui media massa.
2.1.3. Media pendidikan kesehatan Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya
adalah alat bantu pendidikan (audio visual aids/AVA). Berdasarkan fungsinya
sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media), media ini dibagi menjadi 3 :
cetak, elektronik, media papan (bill board)
-1. Media cetak
1. Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk buku, baik tulisan
maupun gambar. 2. Leaflet : melalui lembar yang dilipat, isi pesan bisa
gambar/tulisan atau keduanya.
3. Flyer (selebaran) ; seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan.
4. Flip chart (lembar Balik) ; pesan/informasi kesehatan dalam bentuk lembar
balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar (halaman) berisi
gambarperagaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai pesan/informasi
berkaitan dengan gambar tersebut.
5. Rubrik/tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai bahasan
suatu masalah kesehatan, atau hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan.
6. Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi kesehatan,
yang biasanya ditempel di tembok-tembok, di tempat-tempat umum, atau di
kendaraan umum.
7. Foto, yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

-2. Media elektronik


1. Televisi ; dapat dalam bentuk sinetron, sandiwara, forum diskusi/tanya
jawab, pidato/ceramah, TV, Spot, quiz, atau cerdas cermat, dll.
2. Radio ; bisa dalam bentuk obrolan/tanya jawab, sandiwara radio, ceramah,
radio spot, dll. 3. Video Compact Disc (VCD)
4. Slide : slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan/informasi
kesehatan. 5. Film strip juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
kesehatan.

- 3. Media papan (bill board) Papan/bill board yang dipasang di tempat-tempat


umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi – informasi
kesehatan. Media papan di sini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada
lembaran seng yang ditempel pada kendaraan umum (bus/taksi) (Notoatmodjo,
2003).

6.Siapa sasaran pendidikan kesehatan serta apa apa saja ruang lingkup
dari pendidikan kesehatan tersebut ?

6. Suliha (2002), dalam bukunya membagi sasaran pendidikan kesehatan dalam 3


kelompok, yaitu pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu, pendidikan
kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok dan pendidikan kesehatan masyarakat
dengan sasaran masyarakat.

Suliha (2002) juga membagi tempat pelaksanaan pendidikan kesehatan dalam 3 bagian,
yaitu; 1) Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid
yang pelaksanaannya diintegrasikan dalam usaha kesehatan sekolah (UKS); 2)
Pendidikan kesehatan di pelayanan kesehatan, dilakukan di Pusat Kesehatan
Masyarakat, Balai Kesehatan, Rumah Sakit Umum maupun khusus dengan sasaran
pasien dan keluarga pasien; 3) Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan
sasaran buruh atau karyawanRuang Lingkup Pendidikan Kesehatan

1. Berdasarkan dimensi sasaran pendidikannya

a. Pendidikan kesehatan individual

b. Pendidikan kesehatan kelompok

c. Pendidikan kesehatan masyarakat

2. Berdasarkan dimensi tempat pelaksanaannya

a. Pendidikan kesehatan di sekolah

b. Pendidikan kesehatan di Rumah Sakit

c. Pendidikan kesehatan di tempat kerja

3. Berdasarkan dimensi tingkat pelayanannya

a. Promosi kesehatan

b. Perlindungan khusus

c. Diagnosa dan pengobatan diri

d. Pembatasan kecacatan

e. Rehabilitasi

7.Bagaimana prinsip prinsip pendidikan kesehatan ?

Prinsip pendidikan dan penyuluhan kesehatan antara lain:

1. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan bukan hanya pelajaran di kelas atau di


tempat pelayanan kesehatan, tetapi merupakan kumpulan pengalaman dimana saja dan
kapan saja sepanjang dapat mempengaruhi pengetahuan sikap dan kebiasaan sasaran
pendidikan,
2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan tidak dapat secara mudah diberikan oleh
seseorang kepada orang lain, karena pada akhirnya sasaran pendidikan itu sendiri yang
dapat mengubah kebiasaan dan tingkah lakunya sendiri,

3. Bahwa yang harus dilakukan oleh pendidik adalah menciptakan sasaran agar
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dapat mengubah sikap dan tingkah
lakunya sendiri, dan

4. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan dikatakan berhasil bila sasaran pendidikan


(individu, keluarga, kelompok dan masyarakat) sudah mengubah sikap dan tingkah
lakunya sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Denman, 2002).

Anda mungkin juga menyukai