Anda di halaman 1dari 2

Soft deposit clay

Secara visual dapat ditembus dengan ibu jari minimum sedalam 2,5 cm atau
bila diukur kuat gesernya <40 KPa (dengan cara vane shear test). Lempung lunak,
mengandung banyak mineral lempung dan memiliki kadar air yang tinggi( >60%
bahkan >100%). Biasanya tanah ini terdapat di daerah rawa.

Sandy soil

Tanah pasir adalah tanah dengan partikel berukuran besar. Tanah ini
terbentuk dari batuan-batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butiran
besar dan kasar atau yang sering disebut dnegan kerikil. Tanah pasir memiliki
kapasitas serat air yang rendah karena sebagian besar tersusun atas partikel
berukuran 0,02 sampai 2 mm.

Perencanaan Perkuatan Timbunan di Atas Tanah Lunak

Sebelum melakukan pekerjaan perkerasan, yang paling awal adalah


mengkaji kapasitas dukung tanah atau biasa disebut CBR (California Bearing ratio).
Setelah dikaji, diketahui bahwa CBR tanahnya adalah <2% , secara teori sudah jelas
bahwa tanah itu tidak layak untuk dijadikan dasar jalan. Setelah diteliti kembali
ternyata tanahnya “bermasalah” yaitu termasuk tanah lunak. Maka di lakukan
perbaikan tanah dengan menggunakan timbunan di atas tanah lunak. Prosedur
perencanaan yang di guanakan yaitu dengan metode analisis tegangan total. Berikut
langkah kerjanya:

Langkah 1: Tetapkan dimensi timbunan dan kondisi pembebanan.

Langkah 2: Buat profil tanah dan tentukan sifat teknis tanah pondasi

Langkah 3: Tentukan sifat fisik tanah timbunan

Langkah 4: Tentukan faktor keamanan minimum dan kriteria penurunan timbunan

Langkah 5: Cek kapasitas daya dukung

Langkah 6: Cek stabilitas terhadap geser rotasional


Langkah 7: Cek stabilitas terhadap pergerakan (gelincir) lateral

Langkah 8: Tetapkan persyaratan deformasi geosintetik yang diizinkan dan hitung


modulus perkuatan, J, berdasarkan uji tarik lebar (ASTM D 4595).

Langkah 9: Tetapkan persyaratan kekuatan geosintetik pada arah longitudinal


timbunan (arah alinyemen timbunan).

Langkah 10: Tetapkan sifat geosintetik yang dibutuhkan.

Langkah 11: Perkirakan besar dan kecepatan penurunan timbunan yang


mengakibatkan keruntuhan timbunan.

Langkah 12: Tetapkan tahapan dan prosedur konstruksi (lihat subbab 3.6.).

Langkah 13: Tetapkan persyaratan observasi konstruksi (lihat subbab 3.6.4).

Langkah 14: Lakukan rapat prakonstruksi.

Langkah 15: Lakukan konstruksi dan pengawasan pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai