Anda di halaman 1dari 23
GUBERNUR RIAU Pekanbaru, 19 September 2017 Kepada Yth : Sdr. Sekretaris Daerah Provinsi Riau Sdr..Inspektur Provinsi Riau, Sdr. Sekretaris DPRD Provinsi Riau, Sdr. Para Kepala Dinas Provinsi Riau, Sdr. Para Kepala Badan Provinsi Riau Sdr. Para Direktur Rumah Sakit Provinsi Riau, 7. Sdr. Para Kepala Biro di Lingkungan Sekretariat Daerah Provinsi Riau, 8. Sdr. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Riau. pa eene di- tempat SURAT EDARAN Nomor: 189/SE/2017 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN (RKA) SKPD TAHUN ANGGARAN 2018 |. Pendahuluan Sesuai dengan Tahapan dan Jadwal Proses Penyusunan APBD yang tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan APBD TA 2018, maka dalam rangka proses Penyusunan RKA-SKPD diterbitkan Surat Edaran Gubernur tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD Tahun Anggaran 2018 kepada Seluruh Perangkat Daerah dan RKA-PPKD TA 2018 kepada SKPKD berdasarkan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS Tahun 2018 yang telah disetujui bersama antara DPRD dengan Gubernur. Surat Edaran dimaksud dibuat dalam rangka memadukan, sinkronisasi kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten/kota dengan kebijakan Pemerintah Pusat dalam upaya melaksanakan agenda pembangunan nasional. Pedoman penyusunan RKA digunakan sebagai acuan Kepala Perangkat Daerah beserta jajarannya dalam menyusun RKA-SKPD TA.2018. Dokumen RKA-SKPD ditandatangani oleh Kepala Perangkat Daerah. If, Prioritas Pembangunan Daerah Tahun 2018 Penyusunan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) merupakan bagian penting dari mekanisme tahunan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah sebagaimana telah diatur dalam Undang- nugang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Femerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhte dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedve atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Froses Ppenyusunan PPAS yang berlandaskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau Tahun 2014 - 2019, dimulai dari penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) melaltd foram musyawarah perencanaan pembangunan pada semua tingkatan mulai satuan kerja perangkat daerah (SKPD) serta kabupaten/kota, Forum Konsultasi Publik, Forum SKPD, Pra Musrenbang, serta Musrenbang Frovinsi agar dapat dicapai hasil yang optimal. Selanjutnya dari RKPD disusun Kebijakan Umum APBD (KUA) yang memuat kerangka ekonomi makro daerah yang meliputi perkembangan indikator ekonomi makro dacrah pada tahun sebelumnya dan rencana target ekonomi makro pada tahun perencanaan, asumsi dasar yang digunakan dalam APBD, laju inflasi, pertumbuhan PDRB, gaji PNS, Kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah serta pembiayaan daerah dan didetailkan pada program dant kegiatan yang dituangkan dalam PPAS-APBD. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 mengamanatkan pula bahwa prinsip dasar pelaksanaan otonomi harus mengarah pada terciptanya Kepemerintahan yang baik (GOOD GOVERNANCE). Maka Penyusunan PPAS APBD makin diupayakan untuk memenuhi azas tertib, taat pada perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan azas keadilan, kepatutan, dan manfaat dengan kebijakan anggaran belanja berdasarkan Money follows Program dengan cara memastikan program yang benar-benar memiliki nilai manfaat yang dianggarkan bukan hanya sekedar tugas pokok dan fungsi perangkat daerah saja. Mengacu pada Visi RPJPD Provinsi Riau 2005-2025 dan Visi RPJMD P Riau 2014-2019 tema pembangunan Provinsi Riau ij ijakan pembangunan daerah Tahun 2018 adalah sebagai dengan arah kel berikut : a fe Menguatkan dan memantapkan pembangunan jaringan infrastruktur 2. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas 3. Meningkatkan derajat kesehatan dan gizi masyarakat 4. 5. Meningkatkan akses terhadap determinan kemiskinan Meningkatkan dan memantapkan kualitas pelayanan dan tatakelola pemerintahan 8. Meningkatkan dan menerapkan nilai budaya melayu dan keagamaan 7. Memperkuat pembangunan pertanian dan perkebunan 8. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup, pengelolaan wilayah pesisir dan laut serta pariwisata 9. Meningkatkan daya saing perekonomian dan meningkatkan iklim usaha dan investasi. Ill. Pokok Pokok Penyusunan RKA SKPD Tahun 2018 Pokok-pokok kebijakan yang perlu diperhatikan dalam penyusunan RKA SKPD Tahun 2018 terkait dengan Pendapatan dan Belanja SKPD adalah sebagai berikut: A. Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya. Terhadap penetapan target pendapatan asli daerah,berdasarkan perhitungan yang akurat atas potens! Penerimaan yang menjadi kewenangan SKPD, sehingga penentuan dan penetapan yang dianggarkan dalam APBD secara rasional dapat tercapai dalam satu tahun anggaran. Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berilcut : 1. Penganggaran Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang berpedoman pada tentang Paji lanjuti dengan e tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 2. Penetapan target pajak daerah dan retribusi daerah harus didasarkan pada data potensi pajak daerah dan retribusi daerah serta memperhatikan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2018 yang berpotensi terhadap target pendapatan pajak daerah dan retribusi daerah serta realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah tahun sebelumnya; 3. Terhadap .SKPD penghasil yang’ berpotensi untuk menambah capaian target kinerja pendapatan, supaya melakukan penyesuaian Dokumen DPA-SKPD 1; 4 Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan daerah yang bersumber dari pajak daerah dan retribusi daerah, Pemerintah Daerah harus melakukan kegiatan penghimpunan data obyek dan subyek pajak daerah dan retribusi daerah, penentuan besarnya pajak daerah dan retribusi daerah yang terhutang sampai dengan kegiatan penagihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada wajib pajak daerah dan retribusi daerah serta pengawasan penyetorannya; 5. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10% (sepuluh per seratus), termasuk yang dibagihasilkan pada kabupaten/kota, dialokasikan untuk mendanai pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta peningkatan moda dan sarana transportasi umum scbagaimana diamanatkan pada Pasal 8 ayat (5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009; 6. Pendapatan yang bersumber dari Pajak Rokok, baik bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kota, dialokasikan paling sedikit 50% (lima puluh per seratus) untuk mendanai pelayanan kesehatan masyarakat dan penegakan hukum oleh aparat yang berwenang sebagaimana diamanatkan pada Pasal 31 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009; Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan _ nilai kekayaan daerah yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ckonomi, sosial dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Investasi Daerah; 8. Retribusi pelayanan kesehatan yang bersumber dari hasil klaim kepada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang diterima oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD yang belum menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), dianggarkan pada akun e pendapatan, kelompok pendapatan PAD, jenis pendapatan Retribusi Daerah, obyek pendapatan Retribusi Jasa Umum, rincian obyek pendapatan Retribusi Pelayanan Kesehatan; Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah: Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD). Penerimaan BLUD RSUD Arifin Ahmad dianggarkan dalam jenis Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, Objek Pendapatan dari BLUD, rincian objek pendapatan BLUD RSUD Arifin Ahmad. Penerimaan BLUD RSJ Tampan dianggarkan dalam jenis Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah, Objek Pendapatan dari BLUD, rincian objek pendapatan BLUD RSJ Tampan dan RSUD Petala Bumi; B. Pengelolaan Dana Perimbangan Penganggaran pendapatan daerah yang bersumber dari dana perimbangan memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1. Penganggaran Dana Bagi Hasil Pajak ) yang terdiri atas DBH-Pajak Bumi dan Bangunan , dan DBH-Pajak Penghasilan (DBH-PPh) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Perkiraan Alokasi DBH-Pajak Tahun Anggaran 2018. Apabila PMK dimaksud belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH-Pajak didasarkan pada: (1) Realisasi pendapatan yaitu Tahun Anggaran 2016, Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran 2014; atau (2) Informasi ican dari Kementerian Keuangan mengenai daftar ke daerah Tahun Anggaran 2018. 2. Pendapatan , yang terdiri atas DBH- Sumber Daya Hutan, DBH Pertambangan Gas Bumi, DBH-Pertambangan Umum, dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai Perkiraan Alokasi DBH-SDA Tahun Anggaran 2018. Apabila Peraturan Menteri keuangan dimaksud belum ditetapkan, penganggaran pendapatan dari DBH SDA didasarkan pada (1) Realisasi pendapatan DBH-SDA 3 (tiga) tahun terakhir, yaitu Tahun Anggaran 2016, Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran 2014, dengan mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya harga dan hasil produksi (lifting) minyak Bumi dan Gas bumi Tahun Anggaran 2018, serta dengan memperhatikan adanya pengalihan penyelenggaraan urusan pemerintahan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; atau (2) Informasi resmi dari Kementrian Keuangan mengenai daftar alokasi Transfer ke Daerah Tahun Anggaran 2018. 3. Penganggaran DAU sesuai dengan Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran 2018. Dalam hal Peraturan Presiden dimaksud belum ditetapkan, penganggaran DAU didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2017. Apabila Peraturan Presiden diterbitkan setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2018 ditetapkan, Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DAU dimaksud pada peraturan daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 atau dicantumkan fn dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 4 Dan dianggarkan sesuai Peraturan Presiden Dero nee eae LN REC erga arr 18 Waren ad Menteri Keuangan mengenai alokasi DAK Tahun Anggaran 2018, Apabila Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN Tahun Anggaran: 2018 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai Alokasi DAK Tahun Anggaran 2018 diterbitkan setelah peraturan daerah | tentang APBD Tahun Anggaran 2018 ditetapkan, maka Pemerintah Daerah harus menyesuaikan alokasi DAK dimaksud dengan terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Kepala Daerah tentang penjabaran APBD tahun anggeran 2018 dengan pemberitahuan kepada pimpinan DPRD, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran 2018 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD tahun anggaran 2018 ©. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lainnya atau pihak ketiga, baik dari badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri/Iuat negeri, kelompok masyarakat maupun perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam APBD setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. D. Belanja Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, belanja daerah digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah. Belanja daerah tersebut diprioritaskan untuk mendanai urusan pemerintahan wajib terkait pelayanan dasar yang ditetapkan dengan standar pelayanan minimal serta berpedoman pada standar teknis dan harga satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan Belanja daerah terbagi atas urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar, urusan-wajib non pelayanan dasar, urusan pilihan, penunjang urusan, pendukung dan pengawasan. Urusan pemerintahan wajib pelayanan dasar meliputi: a, Pendidikan Kesehatan Pekerjaan umum dan penataan ruang Perumahan rakyat dan kawasan permukiman Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat Sosial Urusan pemerintahan wajib non pelayanan dasar meliputi a, Tenaga kerja b. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak c. Pangan d. Pertanahan rPepog Lingkungan Hidup Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil Pemberdayaan masyarakat dan desa Pengendalian penduduk dan keluarga berencana Perhubungan reno Komunikasi dan informatika + » Koperasi, usaha kecil dan menengah Penanaman modal . Kepemiudaan dan olahraga Statistik Persandian Kebudayaan Perpustakaan Kearsipan Urusan pemerintahan pilihan meliputi : a. Kelautan dan perikanan Popo Bg Pariwisata Pertanian Kehutanan nog Energi dan sumberdaya mineral Perdagangan Perindustrian rmmoe ‘Transmigrasi Penunjang urusan meliputi Perencanaan Keuangan Kepegawaian serta Pendidikan dan pelatihan Penelitian dan pengembangan ao p . Fungsi lainnya Pendukung meliputi : a. Kepala Daerah b. Dewan perwakilan rakyat daerah Pengawasan meliputi : a) Pengawasan Pemerintah daecrah menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks daerah, satuan kerja perangkat daerah, maupun Program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target _ kinerjanya. 6 1 Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung adalah jenis belanja yang tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan ke Balan Been ‘wai, Belan| 2 Bante - Bagi Hi ja Bantuan, yang diatur dengan ketentuy didalamnya belanja pegawai yang Perundangundangan, termasuk telah diatur dengan ketentuan comme enema, tunjangan, seri penghasilan Ieininya Pamasuk tunjangan' kinerja yang diberikan’ oleh daca Penganggaran memperhatikan hal-hal sebagai berikut 1 BelanjarPegawai a) b) c) dq) Penganggaran untuk k dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) disesuaikan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta_memperhitungkan ’ rencane Kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD serta pemberian gaji ketiga belas dan gaji keempat belas; ponganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga dan mutasi pegawai dengan memperhitungkan acress yang besarnya maksimum (dua koma lima per seratus) dari jumlah belanja pegawai untuk gaji pokok dan tunjangan; Penganggaran hak-hak keuangan Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi Riau disesuaikan dengan Peraturan Perundang- undangan yang berlaku. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan Anggota DPRD Serta PNSD dibebankan pada APBD Tahun Anggaran 2017 dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Perubahan. Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan Kematian bagi PNSD dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara. Penganggaran penyclenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD, dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan Persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 63 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005. Kebijakan dan penentuan kriterianya ditetapkan terlebih dahulu dengan peraturan kepala daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana 7 telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 yang ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Nomor 3 | Tahun 2017 Tentang Pimbahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau; 8) Penganggaran tif tan Pajak Daerah dan Ret mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, h) Penganggaran Hak-hak keuangan dan administratif Pimpinan dan Anggota DPRD yang berupa penghasilan Pimpinan dan Anggota DPRD dianggarkan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. 2 Belanja Hibah dan Bantu Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, sebagaimana telah diubah beberapa kali _ ferakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14_ ‘Tabun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari APBD, serta Peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial. Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial yang bersumber dari APBD mempedomani Peraturan Gubernur _ ial yang bersum in u Sebagaimana telah diubah terakhir kalinya dengan Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2016 ‘Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Riau Nomor 64 Tahun 2015 tentang Pedoman Belanja Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD Provinsi. Belanja Hibah berupa uang dianggarkan dalam kelompok belanja tidak lan, dan sudah tertampung dalam ge Anggaran 2018, berdasarkan evaluasi usulan ja yang berupa rekomendasi SKPD kepada Kepala Daerah melalui TAPD dan TAPD memberikan pertimbangan atas rekomendasi tersebut sesuai prioritas dan kemampuan keuangan daerah, sedangkan Belanja Hibah berupa atau Jasa dianggarkan pada _kelompok belanja_langsung yang diformulasikan kedalam program kegiatan dan Spiele texiaamups dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 201 Pengadaan barang dan Jasa yang akan diserahkan kepada pihak — ketiga/masyarakat pada tahun berkenaan, diangearkan pada jenis belanja barang dan jasa dengan mempedomani Pasal 208 ayat (4) dan ayat (5) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan lenteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2016, serta peraturan perundang-undangan lain di bidang hibah dan bantuan sosial. Pengadaan belanja barang/jasa yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat pada tahun anggaran _berkenaan dimaksud dianggarkan sebesar harga beli/bangun barang/jasa 8 yang akan diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat Gitambah | seluruh _belanja yang —_terkait dengan pengadaan/pembangunan barang/jasa sampai siap diserahkan 3. Belanja Bagi Hasil Pajak a) Penganggaran dana Bagi Hasil Pajak Daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah kabupaten/kota harus mempedomani Undang-Undang Nom: 28 Tahun 2009. = a ‘Tata cara penganggaran dana bagi hasil pajak daerah tersebut harus memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran 2018, sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2017 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018 atau dicantumkan dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan Perubahan APBD Tahun Anggaran 2018. ©) Penganggaran dana bagi hasil yang bersumber dari retribusi daerah dilarang untuk dianggarkan dalam APBD Tahun 2018 scbagaimana maksud Pasal 94 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dan Pasal 18 ayat (2) Peraturan Pemerintah r 58 Tahun 2005. 4 Belanja.bantuan Keuangan @) Belanja bantuan keuangan dari pemerintah daerah kepada Pemerintah daerah lainnya dapat dianggarkan dalam APBD Sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan dipenuhi oleh pemerintah daerah dalam APBD Tahun Anggaran 2018. Belanja bantuan keuangan tersebut, harus didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi_ kesenjangan __fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia alokasi dananya dan/atau menerima manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut, serta dalam tangka kerjasama antar daerah sesuai kemampuan keuangan masing-masing daerah. Bantuan keuangan yang bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian kinerja program prioritas pemerintah daerah penerima bantuan keuangan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan penerima bantuan, Pemanfaatan bantuan keuangan yang bersifat khusus ditetapkan terlebih dahulu oleh pemberi bantuan. Penganggaran _Belanja_ Bantuan Keuangan _agar mempecomani Peraturan Gubernur Riau Nomor 18 Tahun’ 2017 Tentang Pedoman Belanja Bantuan Keuangan Kepada Kabupaten/Kota Yang bersumber Dari APBD Provinsi Riau. b) Bantuan keuangan kepada partai politik harus dialokasikan dalam APBD Tahun Anggaran 2018 dan dianggarkan pada jenis belanja bantuan keuangan, obyek belanja bantuan keuangan kepada partai politik dan rincian obyek belanja nama partai politik penerima bantuan keuangan. Besaran penganggaran bantuan keuangan kepada partai politike berpedoman kepada /Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 2009 tentang Bantuan Keuangan kepada partai politik dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 9 tentang Pedoman Tata cara Perhitungan, Penganggaran galam APBD dan Tertib Administrasi Pengajaan, Penyeraren dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai Politik sebagaimana bah dengan Paratran, Menteri Dalam Negeri No: - reac) tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2014 tentang Pedoman Tata Cara Penghitungan, Penganggaran Dalam APBD dan Tertib Administrasi Pengajuan, —Penyaluran dan Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Bantuan Keuangan Partai “5. Belanja Tidak Terduga - Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2017 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang, seperti kebutuhan urat. bencana, a alam dan bencana sosial, ndamping DAK yang tidak tertampung dalam bentuk Program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2018, termasuk in atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya, Belanja Langsung _ Penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan ‘kegiatan pemerintah daerah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Reagsanaan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan daerah, Penganggaran belanja langsung dituangkan dalam bentuk Frogram dan ‘kegiatan, yang manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah daerah kepada Kepentingan publi Penyusunan anggaran belanja untuk setae Program dan kegiatan mempedomani yang telah ditetapkan, Peraturan Gubernur Nomor £2015 tentang Perubahan geraturan Gubernur Riau Nomor 69 Tahun 2013 Tentang Analisi Belanja (ASB), dan digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses penyusunan RKA-SKPD, Selain itu, penganggaran belanja barang dan jasa agar mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan useha Kecil serta koperasi kecil tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, Persaingan sehat, kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis. 1) Belanja Pegawai Dalam rangka efisiensi anggaran daerah dengan memperhatikan Kemampuan keuangan daerah dan kebutuhan belanja. daerah Penganggaran honorarium PNSD tidak digerkencniean: 2) BelanjaBarang, San desey Belanja barang/jasa digunakan untuk menganggarkan pengadaan barang dan jasa yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua "belas) e dacrah. Belanja barang/jasa sebagaimana dimekeud diatas, berupa -belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi- "asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/" penggandaan, sewa pamah/eedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilites, soon alat berat, sewa perlengkapan dan Peralatan kantor, makanan dan Pee ca bueala inser tertent paisa Kchunasl dan wanton _ tertentu, perjalanan dinas, perjalanan dinas pindah tugas dan \ _ Pemplangan pegawai, pemeliharaan, Belanja’ Jasa Konsultan penel fnemiliki kepastian pelaksanaan konstruksinya, lain lain Pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis, dan barang/jasa | (termasuk aset tetap) yang akan diserahkan ke masyarakat/pihak lain. Termasuk dalam belanja barang dan jasa adalel honorarium fenaga ahli/narasumber kepada pihak yang bukan merupakan / Pegawai yang bekerja secara rutin dan terus menerus di Pemerintah aerah. Ss @) Penganggaran besaran belanja barang dan jasa dianggarkan Perdassrkan standar hatga_satuan barang dan jase acsval dengan Peraturan Gubernur Nomor 37 Tahun 2016 tentang Standar harga satuan barang dan jasa di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau Tahun. Anggaran 2017 dan 2018. b) Penganggaran honorarium jasa instruktur/narasumber/tenaga ahi dan jenis honorarium jainnya dalam kegiatan diangearken pada jenis Belanja Barang dan Jasa sesuai kode rekemi berkenaan d: dengan v Peraturan Gubernur Nomor 95 Tahun 2015 Tentang Biaya di nerintah Provinsi Riau. ©) Penganggaran hibah berupa barang atau jasa dianggarkan dalam kelompok belanja langsung yang diuraikan ke dalam rogram dan kegiatan pada DPA-SKPD, dengan menyebutkan wamna dan erima dengan jelas, - ) Penganggaran belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan estimasi isa persediaan barang tahun ©) Pengembangan pelayanan Kesehatan di war _cakupan penyelenggaraan jaminan keschatan yang disediakan oleh BPJS hanya diberikan kepada Wakil Kepala Daerah, Pimpinan dan . Pengembangan _pelayanan Kesehatan tersebut hanya beruipa pelayanan Medical check up febanyak 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun, termasuk keluarga (satu istri/suami dan dua anak) dalam rangka pemeliharasn Kesehatan dan dianggarkan dalam bentuk program dan kegiatan pada SKPD yang secara fungsional terkait dan dilaksanakan pada Rumah Sakit Dalam Negeri. f Dalam rangka mewajudkan Universal Health Coverage, Pemerintah Daerah melakukan Integrasi Jaminan Kesehatan Daerah ‘dengan Jaminan Kesehatan Nasional. Penyelenggaraan Jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan luran Yaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan n a 8) ‘h) d k) pegawai Kantor, Belanja » Belanja Admi n i ke sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2018, - Dalam hal pengalokasian belanja Bahan Bakar Minyak dianjurkan dengart menguinakan voucher BBM, Fenganggaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik NamaKendaraan Bermotor milik pemerintah daerah dialokasiken Padamasing-masing SKPD Sesuai_amanat Pasal 6 ayat (3) Undang-undang Nomor 28-Tahun 2009 dan besarannye sesucy dengan. Peraturan Daerah. Penganggaran barang/jasa untuk diberikan kepada masyarakat/pihak ketiga hanya diperkenankan dalam rangka Pemberian hadiah pada kegiatan yang bersifat Perlombaan atau me atas suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut janggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening (5,2.2.28), Belanja Hibeh barang/jasa yang akan diserahkan kepada masyarakat/pihak ketiga mempedomar 8 ayat (4) dan aya ndang Nomo dan . ny cnteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011, sebagaimana telah diubah beberapa kali terkahir ngan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor serta peraturan perundang- undangan lain dibidang hibah dan bantuan sosial di kode rekening (5.2.2.29), Belanja’ Bantuan Sosial berupa barang yang diberikan secara langsung kepada penerima seperti masyarakat tidak mampu, bantuan kepada nelayan miskin, bantuan makanan/pakaian. kepada yatim piatu/tuna sosial, ternak bagi kelompok waosvarakat Kurang mampu di anggarkan pada rekening 0) Penganggaran uang untuk diberikan kepada masyarakat/pihak ketiga hanya diperkenankan dalam rangka i pada kegiatan yang bersifat perlombaan atau atas Suatu prestasi. Alokasi belanja tersebut dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa sesuai kode rekening 62.231) Untuk menjamin terlaksana transparansi dan akuntabilitas, SKPD supaya melakukan evaluasi usulan hibah bantuan sosial yang berkaitan dengan a, pokok dan fie 4 SKPD terkait sebagaimana diamanatkan Peraturan Gubernur Riau Nomor 35 Tahun 2017 tentang Pedoman Belanja Hibah dan Belanja Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, 2

Anda mungkin juga menyukai

  • Permendagri No. 22 Tahun 2013
    Permendagri No. 22 Tahun 2013
    Dokumen5 halaman
    Permendagri No. 22 Tahun 2013
    Aulia D' Exogenesis
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen2 halaman
    PDF
    Aulia D' Exogenesis
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen41 halaman
    PDF
    Aulia D' Exogenesis
    Belum ada peringkat
  • PDF
    PDF
    Dokumen3 halaman
    PDF
    Aulia D' Exogenesis
    Belum ada peringkat