Anda di halaman 1dari 22

Laporan Miktobiologi Lingkungan

Modul 01

Teknik Dasar Laboratorium untuk Isolasi, Pemurnian, dan Karakteristik


Bentuk Koloni

Nama/NIM : Ahmad Gigih Radiantama / 15715005


: Muhammad Riva Nugraha / 15715022
: Rizka Legita Rachmawati / 15715028
Kelompok :5
Tanggal Praktikum : Senin, 19 September 2016
PJ Modul :
Asisten :
Analis : Pak Didit

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
MODUL 1 – PERCOBAAN 1

TEKNIK TRANSFER KULTUR SECARA ASEPTIK

A. TUJUAN

1. Dapat melakukan teknik pemindahan/transfer biakan mikroorganisme untuk subkultur


secara aseptic
2. Mengetahui fungsi dari teknik pemindahan/transfer biakan mikroorganisme untuk
subkultur secara aseptik.

B. PRINSIP DASAR
Dalam transfer biakan digunakan teknik subkultur dimana teknik subkultur
merupakan pengetahuan dasar dan prosedur standar dalam laboratorium mikrobiologi.
Mikroorganisme berada disekitar kita (udara, permukaan meja lab, peralatan, dsb) dan dapat
menjadi sumber kontaminan eksternal sehingga dapat menganggu proses percobaan. Maka
diperlukan teknik sub-kultur untuk transfer biakan agar pengamatan dapat dilaksanakan
secara aseptik sehingga kontaminasi oleh mikroorganisme dapat berkurang atau dihilangkan.

C. TEORI DASAR

Mikroorganisme banyak berada disekitar kita. Untuk dapat mengidentifikasi


mikroorganisme diperlukan teknik transfer agar mikroorganisme dapat teridentifikasi dengan
baik. Teknik subkultur adalah teknik untuk memindahkan biakan mikroorganisme dari satu
medium ke medium lainnya. Selain teknik subkultur di dalam praktikum mikrobiologi
terdapat Teknik aseptis. Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam
memindahkan atau menstranfer kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis
agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Teknik transfer aseptis ini
sangat esensial dan kunci keberhasilan prosedur microbial yang harus diketahui oleh seorang
yang hendak melakukan analisis mikrobiologi (Pelzcar, M.J. Chan, 2007).

Teknik aseptic sangat diperlukan untuk menghindarkan mikroorganisme dari


kontaminan yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba. Teknik aseptic digunakan
sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun praktikannya,
untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilitas. Penguasaan teknik aseptic
ini sangat diperlukan dalam keberhasilan laboratorium mikrobiologi dan hal tersebut
merupakan salah satu metode permulaan yang dipelajari oleh ahli mikrobiologi (Oram,
2001).
Sementara itu menurut Pelczar dan Chan (2007), teknik aseptic sangat penting dalam
pengerjaan mikrobiologi yang memerlukan ketelitian dan keakuratan disamping kestrilan
yang harus dijaga selalu agar terbebas dari kontaminan yang dapat mencemari. Populasi
mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan komplek. Beratur-ratus spesies berbagai
mikroba biasanya menghuni bermacam-macam bagian tubuh kita, termasuk mulut, saluran
pencernaan, dan kulit. Sekali bersin terdapat beribu-ribu mikroorganisme sehingga
diperlukan teknik yang dapat meminimalisir seperti pengisolasian.
Bakteri dapat di tumbuhkan dalam biakan media solid, cair, dan semi solid. Tujuan di
biakkannya bakteri dalam media agar morfologi bakteri dapat diamati dengan teliti. Dalam
media cair tumbuhnya bakteri ditandai dengan keruhnya kaldu yang digunakan. Dalam media
solid biasanya digunakan agar miring agar bakteri dapat di tumbuhkan dengan cara di
goreskan agar terlihat koloni dari bakteri yang akan diamati.

D. ALAT DAN BAHAN


1. Kultur cair biakan bakteri, kultur agar miring berisi biakan bakteri, medium
agar plate yang ditumbuhi koloni bakteri
2. Tabung reaksi berisi medium kaldu nutrisi steril, tabung berisi agar nutrisi
steril
3. Jarum Oose
4. Pembakar Bunsen
5. Desinfektan
6. Label
E. HASIL PENGAMATAN

Pengamatan dilakukan pada hari Rabu, 21 September 2016 dan Jumat, 23 September 2016.

Percobaan Gambar Keterangan


Rabu 21 September Jumat 23 Rabu 21 Jumat 23
2016 Septermber 2016 September Septermber
2016 2016
1.1 Tidak diamati Pada tepi Tidak
inokulasi permukaan diamati
medium tabung reaksi
cair ke yang berisi
kaldu kaldu (NB)
nutrisi terdapat warna
(bakteri b2) merah setelah
di isolasi
selama 48 jam.
Kulturnya
diisolasi dari
kultur
campuran.
Warna merah
tersebut
mengindikasik
an bahwa ada
bakteri yang
tumbuh dalam
media kaldu
tersebut.
1.2 Tidak diamati Bakteri Tidak
inokulasi berhasil di diamati
agar miring isolasi pada
(bakteri b2) agar miring
dengan
terlihatnya
Bakteri Serratia bakteri tumbuh
mescencens
pada agar
miring.
1.3 Tidak diamati Bakteri Tidak
inokulasi berhasil di diamati
media agar isolasi pada
nutrisi agar miring
miring dari dengan
agar plate terlihatnya
(bakteri b) bakteri tumbuh
pada agar
miring.

F. ANALISIS

Pada percobaan kali ini telah dilakukan teknik subkultur yaitu pemindahan biakan
mikroorganisme berjenis bakteri Serratia mescencens dari cair ke media agar miring. Dalam
percobaan ini dilakukan teknik aseptic dimana prosedur dalam percobaan ini adalah
membakar jarum oose terlebih dahulu hingga membara lalu dilanjutkan dengan membakar
mulut tabung yang berisi biakan Serratia mescencens dan membakar mulut tabung yang
berisi media agar miring lalu di akhiri dengan membakar jarum oose kembali hingga
membara. Metode ini di gunakan untuk membunuh bakteri lain dan meminimalisir
mikroorganisme dari lingkungan sekitar tidak dapat mengontaminasi mikroorganisme yang
akan dipindahkan ke media lain. Pada percobaan 1.1 yakni inokulasi medium cair ke kaldu
nutrisi, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan warna antara tepat setelah inokulasi dan
setelah diinkubasi selama 48 jam. Perubahan yang terlihat adalah perubahan warna. Warna
kaldu yang sebelumnya kuning transparan menjadi berwarna kuning keruh. Terdapat pula
sedimen berwarna putih yang mengindikasikan hadirnya mikroorganisme. Hal ini sesuai
dengan teori dasar berdasarkan literatur terkait. Sementara itu, mikroorganisme yang
berkumpul dibagian bawah tabung reaksi dapat menjadi petunjuk bahwa bakteri yang
digunakan yaitu b2 memiliki sifat anaerob.

Pada percobaan 1.2 yakni inokulasi medium cair ke medium agar miring. Pemindahan
dilakukan dengan menggoreskan secara zigzag bakteri dengan menggunakan jarum oose ke
agar miring. Setelah 48 jam terlihat bakteri berwarna merah yang berbentuk zigzag. Hal ini
mengindikasikan mikroorganisme yang terbentuk. Dengan kasat mata, bisa diamati bahwa
mikroorganisme yang terbentuk di permukaan ini membentuk koloni. Mikroorganisme yang
terbentuk berwarna merah dimana menandakan bahwa bakteri yang digunakan adalah bakteri
Serratia mescencens. Lalu pada percobaan 1.3 yakni inokulasi media dari agar miring ke agar
plate. Dalam percobaan media agar plate tidak rata disebabkan oleh media agar miring yang
telah membeku sehingga menyebabkan agar berkurang sehingga ketika di tuang ke cawan
petri agar plate tidak rata.

G. KESIMPULAN
1. Dalam teknik transfer kultur secara aseptik harus dilakukan dengan steril hal ini
dilakukan agar mikroorganisme lain tidak mengkontaminasi mikroorganisme yang akan
di transfer/ diamati. Mensterilisasinya dapat dilakukan dengan membakar jarum oose
hingga membara dan membakar mulut tabung maupun cawan petri sebelum dan sesudah
dilakukannya transfer kultur.
2. Fungsi dari dari teknik pemindahan/transfer biakan mikroorganisme untuk subkultur
secara aseptik adalah meminimalisir mikroorganisme lain yang berada di sekitar agar
tidak mengkontaminasi mikroorganisme yang akan di transfer atau diamati.

H. DAFTAR PUSTAKA
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/materi-praktikum-mikrobiologi-
teknik.html(diakses tanggal 27 September 2016, pukul 21:15)
MODUL 1 – PERCOBAAN 2
TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI

A. TUJUAN
1. Dapat melakakukan metode ruang, gesek, dan sebar untuk memisahkan sel dari
kultur campuran sehingga koloni terpisah dan dapat diisolasi.
2. Mengetahui tampilan koloni dengan metode gores (Streak plate), metode sebar
(Spread plate), dan metode tuang (Pour plate).
3. Dapat melakukan persiapan kultur stok organism dari hasil isolasi biakan campuran
pada bagian A.
4. Menentukan karakteristik biakan mikroorganisme sebagai salah satu alat bantu
mengidentifikasi dan mengklarifikasi organisme sesuai kelompok taksonominya.
B. PRINSIP DASAR
Teknik yang digunakan dalam mengisolasi koloni terpisah pada awalnya
mengharapkan jumlah organism inokulum tereduksi sehingga koloni yang terbentu lebih
terpisah Koloni bersifat individual, merupakan massa pertumbuhan mikroorganisme
yang terlihat dalam ukuran makro pada permukaan medium padat, dimana setiap koloni
menggambarkan multifikasi dari satu organisme tunggal. Kemudian, koloni yang
terpisah tersebut secara aseptik dipindahkan ke nutrien agar miring guna mendapat
biakan murni. Metode biakan murni yang digunakan yaitu metode menggores (streak
plate), metode tuang (pour plate), dan metode sebar (spread plate).
C. TEORI DASAR

Mikroorganisme banyak berada di sekitar kita. Mikroorganisme khususnya bakteri


mudah ditemukan di air, udara, dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik
bersimbiosis, bebas, ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat
melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan
keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembangbiakan mereka dalam skala
laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari
sumber isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dan lain-lain dalam media yang
mengandung nutrisi. Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media
selektif, media penyubur, media diferensial, dan lain-lain. Masing-masing media
memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam
mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka
mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan
kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan yang terdiri dari
sel-sel dari satu spesies atau satu jalur mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan
cara isolasi menggunakan metode tuang, sebar, maupun gores (Pelczar dan Chan, 1986).
Isolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba dari lingkungannya di alam dan
menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui
cara-cara menanam dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat
lain untuk pertumbuhannya (Jutono, 1980). Memindahkan bakteri dari medium lama
kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang
digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri
dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi
untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan
petri (Dwijoseputro, 1987).
Mikroba yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis
mikroba yang berbeda prinsip dari isolasi mikroba dalam memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya dari lingkungannya di alam dan ditumbuhkan dalam medium
buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam
medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya
(Sutejo dkk, 1991).
Menurut Pradhika (2008), untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang
tersuspensi dalam cairan dapat dilakukan pengenceran. Dengan pengenceran, koloni akan
lebih mudah diamati. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung
kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk
sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya
mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.
Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi
bakteri, yaitu :
 Sifat-sifat spesies mikroba yang akan diisolasi
 Tempat hidup atau asal mikroba tersebut
 Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai
 Cara menanam mikroba tersebut
 Cara inkubasi mikroba tersebut
 Cara menguji bahwa mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan
sesuai dengan yang dimaksud
 Cara memelihara agar mikroba yang telah diisolasi tetap merupakan biakan
murni
Medium agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran
mikroorganisme. Teknik yang digunakan memungkinkan bakteri tumbuh pada jarak yang
berjauhan dari sesamanya dan membentuk koloni. Semua sel dalam koloni dianggap
sebagai turunan atau progeni suatu mikroorganisme yang disebut dengan biakan murni.
Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasikan
medium agar nutrien dengan metode yang benar, maka sel-sel bakteri akan terpisah
sendiri-sendiri. Setelah diinkubasi, bakteri akan memperbanyak diri dengan cepat selama
18-24 jam, sehingga terbentuk massa sel (koloni) yang dapat terlihat dengan mata
telanjang (Pelczar dan Chan, 1986).
Untuk memastikan mikroba yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksudkan maka diperlukan pengujian. Uji yang bisa digunakan adalah
dengan cara pengecatan gram. Apabila bakteri tidak berubah maka bakteri yang diisolasi
sudah merupakan biakan murni dan bila di dalam uji pengecatan gram berubah bakteri
gramnya maka isolasi tidak berhasil karena belum berubah menjadi biakan murni. Hal ini
mungkin disebabkan karena adanya kontaminan di dalam isolasi bakteri ( Volk dan
Wheeler, 1993).
Pada saat isolasi, mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah
menginokulasikan mikroba jarum oose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu.
Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi
dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel
dimasukan ke dalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih
dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Ada beberapa
metode yang digunakan dalam isolasi bakteri, yaitu :
a. Metode pour plate (metode tuang)
Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung
bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan ke dalam medium agar yang
sedang mencair dan menuangkannya pada petridish. Pada metode ini, volume suspensi
yang digunakan lebih dari 0,1 ml, biasanya 1 ml. Suspensi bakteri tersebut diambil
dengan mikropipet dan disemprotkan ke dalam petridish yang berisi medium. Setelah
diinkubasi akan terlihat koloni bakteri yang bermacam-macam, kemudian satu koloni
dipilih dan diambil dengan ose, kemudian dilanjutkan dengan pengecatan gram.
b. Metode streak plate (metode gores)
Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara inokulasinya dengan
menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium
dengan kawat ose dan digoreskan sesuai dengan petridish. Kultur media untuk
menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri dengan metode streak merupakan suatu
teknik untuk memisahkan sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada
bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel
bakteri. Ada beberapa jenis metode gores, yaitu:
- Goresan kontinu
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (oose) disentuhkan pada koloni bakteri
dan gores secara kontinu sampai setengah permukaan agar. Lalu cawan petri diputar
180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan kontinu umumnya digunakan
bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau
medium baru.
- Goresan T
Prosedur kerjanya adalah cawan petri dibagi menjadi 3 bagian menggunakan
spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Oose dipanaskan dan
didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.
- Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu
dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak
sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan
pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni
tunggal.

c. Metode spread plate (Metode sebar)


Spread plate adalah metode isolasi bakteri dengan cara menginokulasikan
suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium agar lalu diratakan
dengan menggunakan trigalski. Setelah diinokulasikan akan terlihat koloni-koloni
bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium agar sehingga dapat diisolasi
lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni. Media adalah suatu bahan yang
terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrien) yang berguna untuk membiakkan
mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba.
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut
harus memenuhi syarat-syarat, antara lain : harus mengandung semua zat hara
yang mudah digunakan oleh mikroba, harus mempunyai tekanan osmosis,
tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba, dan harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba
yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.

Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium
menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun
bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang
diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian mikroorganisme
tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku
hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam
identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media
agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1. Ukuran: Titik; Kecil; Sedang; Besar
2. Warna koloni
3. Bentuk koloni: Bundar; Tidak beraturan; Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )
 Rata (entire)
 Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
 Bergelombang (undulate )
 Bergerigi (serrate )
 Seperti filamen (filamentous)
D. ALAT DAN BAHAN
1. Kultur campuran berumur 24-48 jam biakan satu biakan bakteri Serratia
marcescens dan 3 bagian Sarcina dan 10 bagian Sarcina lutea dalam
biakan media cair
2. Media nutrient agar (1 tabung untuk masing-masing metode gores dan
metode sebar, 3 metode tuang)
3. Pembakar Bunsen, jarum oose, batang gelas berbentuk L, alcohol 95%
4. Cawan petri
5. Penangas air suhu 100ºC

E. HASIL PENGAMATAN

a. Streak plate
Tanggal Metode Gambar Deskripsi
Pengamatan
Rabu 21 Quadrant Bakteri cawan petri
September streak tumbuh agak acak, agak
2016 method B berbeda dengan bentuk
ideal quadrant streak
method B dikarenakan
ada sedikit kesalahan pada
saat penggoresan (agar
tercongkel). Pada bagian
yang digoreskan lebih
awal, koloni bakteri masih
bertumpuk. Namun pada
bagian yang tergores
belakangan, ada koloni
yang terpisah-pisah.
b. Spread plate
Tanggal Gambar Deskripsi
Pengamatan
Rabu 21 Terdapat dua warna bakteri
September 2016 yang berkembang biak pada
plate, yaitu merah dan kuning.

Kultur Campuran

b. Pour plate
Tanggal Cawan Gambar Deskripsi
pengamatan ke-
Rabu 21 I Terlihat bakteri berhasil
September di biakan setelah
2016 mengalami inkubasi.
Koloni yang berhasil di
biakaan didominasi oleh
yang berwarna merah.

Rabu 21 II Terlihat bakteri berhasil


September di biakan setelah
2016 mengalami inkubasi.
Koloni yang berhasil di
biakaan didominasi oleh
yang berwarna putih
susu dan terdapat
bakteri berwarna merah
dengan jumpah yang
sedikit
Rabu 21 III Terlihat bakteri berhasil
September di biakan setelah
2016 mengalami inkubasi.
Koloni yang berhasil di
biakaan didominasi oleh
yang berwarna putih
susu

F. ANALISIS

Pada percobaan kedua, terdapat 3 metode yang dilakukan oleh para peserta praktikum
yaitu metode streak plate, spread plate,dan pour plate. Metode-metode ini berfungsi
untuk memisah-misahkan koloni bakteri agar koloni dapat berkembang biak secara
murni. Pada metode pertama yaitu streak plate, inokulasi bakteri dilakukan dengan cara
penggoresan jarum oose kepada plate tujuan. Penggoresan dilakukan dengan metode
kuadran A, kuadran B, radiant, dan continuous. Pada percobaan kemarin, kelompok 5
menganalisis penggoresan metode kuadran B.

Pada tiap percobaan, semua alat pasti sudah melalui tahapan sterilisasi yang biasanya
dilakukan dengan autoclave atau sterilisasi dengan suhu dan tekanan tinggi. Tak hanya
alat, ruang berkerja pun juga harus steril dengan cara menyemprotkan alkohol pada meja
dan juga tangan praktikan. Setelah penyemprotan alkohol, bunsen dinyalakan pada
tengah-tengah tempat kerja agar bakteri yang terdapat pada udara dapat disterilisasi pula.
Sterilisasi sangatlah penting dalam percobaan ini untuk mengurangi adanya bakteri lain
selain yang sedang di amati masuk ke dalam plate isolasi. Jika tempat kerja sudah
disterilisasi, maka langkah-langkah praktikum bisa dikerjakan.

Setelah sterilisasi tempat kerja, hal yang dilakukan selanjutnya ialah penyiapan media
agar. Pertama-tama, praktikan menunggu agar yang sedang dipanaskan hingga meleleh.
Jika sudah, pindahkan agar tersebut ke dalam waterbed atau tempat penampung air dan
tunggu hingga suhu agar mencapat kira-kira 40 derajat celcius. Mengapa 40 derajat
celcius? Karena agar akan membeku pada sekitaran suhu tersebut, dan pembekuan ini
dbutuhkan agat menghasilkan medium agar yang solid. Agar tidak boleh terlalu panas
saat dimasukkan ke dalam plate agar tidak terproduksinya banyak embun pada plate.
Agar tidak boleh juga terlalu dingin agar tidak membeku sebelum dituang ke medium
plate.

Setelah medium agar sudah siap, dimulailah percobaan pertama yaitu streak plate
dengan metode kuadran B. Metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan jarum oose
yang sudah dipijar ke agar miring yang berisi bakteri yang ingin dibiakan di plate. Setelah
penggoresan jarum oose pada koloni induktidak boleh terlalu banyak karena dengan
jumlah bakteri yang sedikit saja akan berkembang dalam aspek jumlah dengan pesat.
Setelah mensterilisasi tabung reaksi dan menutupnya kembali, saatnya penggoresan pada
plate yang sudah ada media agarnya. Metode kuadran B dilakukan dengan cara
menggoreskan jarum oose ke empat bagian media agar secara kontinu. Hal ini dilakukan
agar mengurangi jumlah bakteri di tiap goresan kuadrannya dan diharapkan akan didapat
biakan kultur murni pada goresan kuadran akhir. Setelah goresan selesai, bakar lagi jarum
oose sampai membara agar tidak mengkontaminasi perobaan berikutnya.

Kelebihan metode goresan adalah menghemat waktu dan bahan, serta dapat
menghasilkan bakteri yang diinginkan jika isolasi bakteri dilakukan dengan tepat dan
teliti. Kekurangan metode ini adalah diperlukan keterampilan yang khusus untuk
mendapatkan koloni yang terpisah.
Setelah hasil isolasi di inkubasi selama 48 jam, hasil yang kami dapat belum
sempurna karna distribusi bakteri masih terlihat acak dan tidak sesuai. Hal ini terjadi
karena tangan-tangan praktikan yang belum mahir dalam menggoreskan jarum oose.
Namun terlihat biakan-biakan murni yang terpisah pada plate.
Teknik isolasi berikutnya ialah spread plate. Perbedaan dari teknik streak ialah
teknik ini mengambil bakteri dari kultur campuran yang dibiakan di media cair. Setelah
media disiapkan dan alat sudah steril. Terdapat satu alat bantuan yaitu batang L yang
harus direndam pada air alkohol 95% agar steril. Namun, karena keterbatasan bahan
batang L pun hanya disemprot dengan menggunakan air alkohol 90%. Lalu, bakteri yang
terdapat pada kultur campuran di isolasi dengan cara memindahkan jumlah sedikit saja
dengan pipet lalu teteskan kultur campuran ke tengah-tengah media agar. Posisikan plate
tegak lurus dengan meja dan batang L tegak lurus dengan plate. Dekatkan batang L
terhadap plate sehingga bagian bawahnya mengenai permukaan medium agar secara
perlahan. Lalu putar plate 360 derajat.
Hal ini dilakukan agar isolasi biakan menyebar pada seluruh permukaan medium agar
dan diharapkan perkembang biakan koloni bakteri setelah inkubasi akan tersebar merata
pula. Setelah proses inkubasi, hasil yang didapatkan ialah tidak sepenuhnya gagal.
Persebaran koloni kurang merata dilihat dari berbagai kawasan agar tidak terdapat koloni
bakteri. Walau begitu, terdapat dua warna koloni bakteri yang muncul ialah warna merah
dan kuning. Hal ini menandakan bahwa induk koloni tersebut di inokulasi dari kultur
campuran.

Metode pour plate memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja,tetapi juga di
dalam atau dasar sehingga dapat diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang
kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Pada
percobaan ini, digunakan biakan campuran. Pada metode pour plate, dilakukan prosedur
pengenceran. Hal ini dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba
yang tersuspensi dalam cairan. Dengan pengenceran, koloni akan lebih mudah diamati.

G. KESIMPULAN
1. Untuk memisahkan sel-sel dari kultur campur dan mengisolasi koloni dapat
dilakukan 3 cara yaitu metode tuang, gores, dan sebar. Untuk metode tuang
digunakan 3 buah tabung yang berisi medium agar lalu diencerkan dan dicampur
dengan kultur campuran lalu dibagi sama rata ke 3 tabung dan pada tabung terakhir
dituangkan ke cawan petri sehingga koloni akan tersebar. Untuk metode gores
menggunakan media agar pada cawan petri lalu kultur campuran di goreskan secara
zigzag menggunakan jarum oose. Dan untuk metode sebar menggunakan metode
agar pada cawan petri namun kultur campuran disebar menggunakan batang L dan
koloni akan tersebar dan terlihat setelah 48 jam
2. Tampilan koloni dengan metode gores (Streak plate), metode sebar (Spread plate),
dan metode tuang (Pour plate) diantaranya:
Metode gores (Streak plate) terbagi dalam 4 metode yaitu quadrant streak A,
quadrant streak B, radiant streak, continuos streak. Bakteri yang digunakan yaitu
bakteri biakan campuran dan media agar nutrisi NA. Setelah diinkubasi selama 48
jam, terlihat tampilan koloni bakteri berwarna merah pada bekas goresan quadrant
streak A, quadrant streak B, radiant streak, dan continuos streak. Pada goresan awal
koloni bakteri lebih banyak. Pada goresan selanjutnya jumlah koloni semakin
sedikit.
Pada metode sebar (Spread plate), bakteri yang digunakan yaitu bakteri biakan
campuran dan media agar nutrisi NA. Setelah diinkubasi selama 48 jam, terlihat
tampilan koloni bakteri berwarna merah melingkari cawan petri dan terdapat koloni
bakteri berwarna putih kekuningan.
Pada cawan pertama metode tuang (Pour plate), terlihat bakteri yang berwarna putih
susu. Pada cawan kedua, terlihat bakteri yang berwarna putih susu. Namun terlihat
bahwa jumlah bakteri pada cawan II lebih sedikit dibandingkan pada cawan I. Pada
cawan ketiga, terlihat jumlah koloni jauh lebih sedikit dari cawan II, bakteri yang
berwarna putih susu.

3. Bakteri dapat dibiakkan dalam suatu media (dari cawan petri bagian A) kemudian
dipindahkan ke dalam media lain (agar miring) dengan jarum inokulasi secara
aseptik.
4. Terdapat dua warna bakteri yang berkembang biak pada plate (metode spread), yaitu
merah dan kuning menandakan bahwa koloni bakteri yang kami kembang biakan
adalah Serratia marcescens dan Sarcina.

H. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1987. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.


Pelczar. M.J., dan Chan, E. S. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.
Sutejo, M. M., Kartasaputra., Sastroadmodjo. 1991. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Reika
Cipta.
Volk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar, Jilid 1, Edisi kelima. Jakarta: Erlangga
MODUL 1 - PERCOBAAN 3
TEKNIK ISOLASI DARI LINGKUNGAN

A. TUJUAN
1. Dapat melakukan teknik isolasi biakan mikroorganisme dari lingkungan sekitar
seperti udara, benda-benda disekitar, dan kulit.
2. Menentukan bentuk dan warna koloni dalam cawan petri hasil dari benda yang
telah di inkubasi dengan biakan pada NA atau PDA
3. Menentukan jumlah koloni dari isolasi udara, meja, kulit dan isolasi benda yang
telah di inkubasi yang terdapat dalam cawan petri dengan biakan NA atau PDA
B. PRINSIP DASAR
Suatu percobaan sangat diperhatikan pentingnya bekerja secara aseptic karena
mikroorganisme berada disekitar kita. Mikroorganisme tersebut dapat menganggu
hasil percobaan dan analisa hasil. Bakteri dan jamur berasosiasi dengan lingkungan
alami dan sangat berpengaruh dalam pekerjaan atau kegiatan dalam laboratorium.
Untuk bisa menunjukkan atau menggambarkan adanya kehadiran mikroorganisme
tersebut dapat digunakan media agar nutrisi (NA) dan Potato Dextose Agar (PDA),
dimana NA digunakan untuk pertumbuhan bakteri dan PDA untuk pertumbuhan
jamur. Dalam percobaan ini digunakan teknik swab untuk mengumpulkan bakteri dari
objek/benda ke media biakan.

C. TEORI DASAR
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam
skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka
dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan
tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini
biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar,
1986).

Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang
berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa
bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni
yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai
untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).

Untuk menggambarkan keberadaan mikroorganisme di lingkungan dapat dilakukan


teknik isolasi dari lingkungan. Medium yang paling sering digunakan yakni medium
padat baik agar nutrient (NA) atau PDA (Potato Dextrose Agar). Ada pula medium cair
yakni kaldu nutrisi (NB) namun akan lebih mudah jika menggunakan NA karena
dengan menggunakan medium padat maka koloni akan terbentuk jelas pada tempatnya
dan memudahkan untuk proses pemindahan selanjutnya. Medium NA biasanya
digunakan untuk pertumbuhan bakteri, sedangkan PDA lebih disukai oleh jamur untuk
tumbuh. Isolasi yang dapat dilakukan di antaranya isolasi udara, isolasi meja, isolasi
kulit, dan isolasi benda.

D. ALAT DAN BAHAN

1. 4 buah cawan petri berisi medium NA/PDA


2. 2 buah swab steril dalam air steril atau kaldu nutrisi
3. Pembakar Bunsen
E. HASIL PENGAMATAN

Tanggal Gambar Deskripsi


pengamatan
Rabu 21 Setelah melakukan isolasi
September dengan metode swab pada
2016 plate, tumbuh koloni-koloni
bakteri yang berwarna putih
bening. Ukuran tiap koloni
tidak terlalu besar

Isolasi bakteri kaki agar plate

Jumat 23 Koloni yang terdapat pada


September isolasi agar plate bertumbuh
2016 dalam aspek ukuran.
Diperkerakan terdapat +700
koloni bakteri yang berhasil
dibiakan.

Isolasi bakteri kaki agar plate


Jumat 21 Setelah isolasi agar plate
September sebelumnya, koloni dibiakan
2016 pada isolasi agar miring.
Koloni bakteria berhasil
tumbuh di isolasi agar miring.

Isolasi bakteri kaki pada agar


miring

F. ANALISIS

Isolasi dilakukan untuk menumbuhkan bakteri di medium yang telah disiapkan


yakni NA (Nutrient Agar). Pada isolasi kulit digunakan medium NA. Kulit yang di
isolasi ialah kulit kaki menggunakan swab yang dioleskan terlebih dahulu ke kulit
kaki lalu swab yang telah di oleskan ke kulit kaki, di oleskan kembali ke medium
NA pada cawan petri secara zigzag.
Setelah di inkubasi selama 48 jam tumbuh koloni bakteri yang menyebar merata
di cawan petri. Koloni bakteri berwarna putih dan ukurannya tidak terlalu besar.
Lalu di inkubasi kembali selama 48 jam dan koloni bakteri tumbuh menjadi ukuran
yang lebih besar dan dengan jumlah yang lebih banyak. Setelah di hitung terdapat
+700 bakteri yang tumbuh pada media NA yang berasal dari kulit kaki. Jumlah
bakteri yang kami hitung tidak pasti. Hal ini diakibatkan oleh adanya sifat
antagonisme antar spesies bakteri yang berada di posisi yang berdekatan dan saling
merebutkan nutrisi satu sama lain. Kemungkinan lain akibat adanya dua koloni
yang bergabung menjadi dan menjadi besar sehingga mengaburkan jumlah
sebenarnya karena dua koloni yang bergabung tetap dihitung menjad satu koloni.
Koloni bakteri yang berwarna putih menandakan bahwa bakteri yang tumbuh
ialah bakteri E.Coli. karena sesuai dengan jenis bakteri E.Coli. yang berwarna
putih dan hidup di kulit kaki. Bertambahnya bakteri juga menandakan bahwa
bakteri yang berasal dari kulit kaki yang kami biakan pada media NA dapat
tumbuh.
Kesalahan yang kami lakukan saat melakukan isolasi dari lingkungan ialah pada
saat pembuatan media NA yaitu tidak meratanya NA yang kami tuang ke cawan
petri karena disebabkan oleh belum bekunya media NA yang kami tuang sehingga
saat dioleskan oleh swab masih basah dan menggumpalnya media NA. Dan saat
pengamatan berakibat tidak meratanya koloni bakteri yang tumbuh.

G. KESIMPULAN
1. Di lingkungan sekitar kita terdapat banyak sekali bakteri. Hal tersebut dapat
dibuktikan setelah melakukan percobaan teknik isolasi lingkungan dimana
bakteri yang dihasilkan dari kulit kaki, tangan, udara, dan meja terlihat banyak
bakteri yang tumbuh pada media NA.
2. Bentuk dan warna koloni yang tumbuh pada media NA adalah berbentuk bulat
dan berwarna putih. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa koloni tersebut
adalah koloni bakteri E.Coli yang tumbuh di sela-sela kaki
3. Jumlah bakteri yang tumbuh media NA adalah berjumlah +700 bakteri.

H. DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan


Lapage S., Shelton J. and Mitchell T.1970.Methods in Microbiology', Vol. 3A.
London : Academic Press
Pelczar, Michael J.Jr dan E.Cs Chan. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia.
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/laporan-praktikum-mikrobiologi-
isolasi.html (dikunjungi 28 September 2016 pukul 11:27pm)

Anda mungkin juga menyukai