Modul 01
A. TUJUAN
B. PRINSIP DASAR
Dalam transfer biakan digunakan teknik subkultur dimana teknik subkultur
merupakan pengetahuan dasar dan prosedur standar dalam laboratorium mikrobiologi.
Mikroorganisme berada disekitar kita (udara, permukaan meja lab, peralatan, dsb) dan dapat
menjadi sumber kontaminan eksternal sehingga dapat menganggu proses percobaan. Maka
diperlukan teknik sub-kultur untuk transfer biakan agar pengamatan dapat dilaksanakan
secara aseptik sehingga kontaminasi oleh mikroorganisme dapat berkurang atau dihilangkan.
C. TEORI DASAR
Pengamatan dilakukan pada hari Rabu, 21 September 2016 dan Jumat, 23 September 2016.
F. ANALISIS
Pada percobaan kali ini telah dilakukan teknik subkultur yaitu pemindahan biakan
mikroorganisme berjenis bakteri Serratia mescencens dari cair ke media agar miring. Dalam
percobaan ini dilakukan teknik aseptic dimana prosedur dalam percobaan ini adalah
membakar jarum oose terlebih dahulu hingga membara lalu dilanjutkan dengan membakar
mulut tabung yang berisi biakan Serratia mescencens dan membakar mulut tabung yang
berisi media agar miring lalu di akhiri dengan membakar jarum oose kembali hingga
membara. Metode ini di gunakan untuk membunuh bakteri lain dan meminimalisir
mikroorganisme dari lingkungan sekitar tidak dapat mengontaminasi mikroorganisme yang
akan dipindahkan ke media lain. Pada percobaan 1.1 yakni inokulasi medium cair ke kaldu
nutrisi, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan warna antara tepat setelah inokulasi dan
setelah diinkubasi selama 48 jam. Perubahan yang terlihat adalah perubahan warna. Warna
kaldu yang sebelumnya kuning transparan menjadi berwarna kuning keruh. Terdapat pula
sedimen berwarna putih yang mengindikasikan hadirnya mikroorganisme. Hal ini sesuai
dengan teori dasar berdasarkan literatur terkait. Sementara itu, mikroorganisme yang
berkumpul dibagian bawah tabung reaksi dapat menjadi petunjuk bahwa bakteri yang
digunakan yaitu b2 memiliki sifat anaerob.
Pada percobaan 1.2 yakni inokulasi medium cair ke medium agar miring. Pemindahan
dilakukan dengan menggoreskan secara zigzag bakteri dengan menggunakan jarum oose ke
agar miring. Setelah 48 jam terlihat bakteri berwarna merah yang berbentuk zigzag. Hal ini
mengindikasikan mikroorganisme yang terbentuk. Dengan kasat mata, bisa diamati bahwa
mikroorganisme yang terbentuk di permukaan ini membentuk koloni. Mikroorganisme yang
terbentuk berwarna merah dimana menandakan bahwa bakteri yang digunakan adalah bakteri
Serratia mescencens. Lalu pada percobaan 1.3 yakni inokulasi media dari agar miring ke agar
plate. Dalam percobaan media agar plate tidak rata disebabkan oleh media agar miring yang
telah membeku sehingga menyebabkan agar berkurang sehingga ketika di tuang ke cawan
petri agar plate tidak rata.
G. KESIMPULAN
1. Dalam teknik transfer kultur secara aseptik harus dilakukan dengan steril hal ini
dilakukan agar mikroorganisme lain tidak mengkontaminasi mikroorganisme yang akan
di transfer/ diamati. Mensterilisasinya dapat dilakukan dengan membakar jarum oose
hingga membara dan membakar mulut tabung maupun cawan petri sebelum dan sesudah
dilakukannya transfer kultur.
2. Fungsi dari dari teknik pemindahan/transfer biakan mikroorganisme untuk subkultur
secara aseptik adalah meminimalisir mikroorganisme lain yang berada di sekitar agar
tidak mengkontaminasi mikroorganisme yang akan di transfer atau diamati.
H. DAFTAR PUSTAKA
http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/materi-praktikum-mikrobiologi-
teknik.html(diakses tanggal 27 September 2016, pukul 21:15)
MODUL 1 – PERCOBAAN 2
TEKNIK ISOLASI KULTUR MURNI
A. TUJUAN
1. Dapat melakakukan metode ruang, gesek, dan sebar untuk memisahkan sel dari
kultur campuran sehingga koloni terpisah dan dapat diisolasi.
2. Mengetahui tampilan koloni dengan metode gores (Streak plate), metode sebar
(Spread plate), dan metode tuang (Pour plate).
3. Dapat melakukan persiapan kultur stok organism dari hasil isolasi biakan campuran
pada bagian A.
4. Menentukan karakteristik biakan mikroorganisme sebagai salah satu alat bantu
mengidentifikasi dan mengklarifikasi organisme sesuai kelompok taksonominya.
B. PRINSIP DASAR
Teknik yang digunakan dalam mengisolasi koloni terpisah pada awalnya
mengharapkan jumlah organism inokulum tereduksi sehingga koloni yang terbentu lebih
terpisah Koloni bersifat individual, merupakan massa pertumbuhan mikroorganisme
yang terlihat dalam ukuran makro pada permukaan medium padat, dimana setiap koloni
menggambarkan multifikasi dari satu organisme tunggal. Kemudian, koloni yang
terpisah tersebut secara aseptik dipindahkan ke nutrien agar miring guna mendapat
biakan murni. Metode biakan murni yang digunakan yaitu metode menggores (streak
plate), metode tuang (pour plate), dan metode sebar (spread plate).
C. TEORI DASAR
Agar-agar, gelatin atau gel silika merupakan bahan untuk membuat medium
menjadi padat. Namun, yang paling umum digunakan adalah agar-agar. Meskipun
bahan utama agar-agar adalah gelatin, yaitu suatu kompleks karbohidrat yang
diekstraksi dari alga marin genus gelidium, namun sebagian mikroorganisme
tidak dapat menggunakannya sebagai makanan sehingga agar-agar dapat berlaku
hanya sebagai pemadat (Hadioetomo, 1993).
Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam
identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media
agar datar yaitu (Sutedjo dalam Sari, 2009) :
1. Ukuran: Titik; Kecil; Sedang; Besar
2. Warna koloni
3. Bentuk koloni: Bundar; Tidak beraturan; Rhizoid (tersebar seperti akar)
4. Bentuk bagian tepi koloni (margin )
Rata (entire)
Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate )
Bergelombang (undulate )
Bergerigi (serrate )
Seperti filamen (filamentous)
D. ALAT DAN BAHAN
1. Kultur campuran berumur 24-48 jam biakan satu biakan bakteri Serratia
marcescens dan 3 bagian Sarcina dan 10 bagian Sarcina lutea dalam
biakan media cair
2. Media nutrient agar (1 tabung untuk masing-masing metode gores dan
metode sebar, 3 metode tuang)
3. Pembakar Bunsen, jarum oose, batang gelas berbentuk L, alcohol 95%
4. Cawan petri
5. Penangas air suhu 100ºC
E. HASIL PENGAMATAN
a. Streak plate
Tanggal Metode Gambar Deskripsi
Pengamatan
Rabu 21 Quadrant Bakteri cawan petri
September streak tumbuh agak acak, agak
2016 method B berbeda dengan bentuk
ideal quadrant streak
method B dikarenakan
ada sedikit kesalahan pada
saat penggoresan (agar
tercongkel). Pada bagian
yang digoreskan lebih
awal, koloni bakteri masih
bertumpuk. Namun pada
bagian yang tergores
belakangan, ada koloni
yang terpisah-pisah.
b. Spread plate
Tanggal Gambar Deskripsi
Pengamatan
Rabu 21 Terdapat dua warna bakteri
September 2016 yang berkembang biak pada
plate, yaitu merah dan kuning.
Kultur Campuran
b. Pour plate
Tanggal Cawan Gambar Deskripsi
pengamatan ke-
Rabu 21 I Terlihat bakteri berhasil
September di biakan setelah
2016 mengalami inkubasi.
Koloni yang berhasil di
biakaan didominasi oleh
yang berwarna merah.
F. ANALISIS
Pada percobaan kedua, terdapat 3 metode yang dilakukan oleh para peserta praktikum
yaitu metode streak plate, spread plate,dan pour plate. Metode-metode ini berfungsi
untuk memisah-misahkan koloni bakteri agar koloni dapat berkembang biak secara
murni. Pada metode pertama yaitu streak plate, inokulasi bakteri dilakukan dengan cara
penggoresan jarum oose kepada plate tujuan. Penggoresan dilakukan dengan metode
kuadran A, kuadran B, radiant, dan continuous. Pada percobaan kemarin, kelompok 5
menganalisis penggoresan metode kuadran B.
Pada tiap percobaan, semua alat pasti sudah melalui tahapan sterilisasi yang biasanya
dilakukan dengan autoclave atau sterilisasi dengan suhu dan tekanan tinggi. Tak hanya
alat, ruang berkerja pun juga harus steril dengan cara menyemprotkan alkohol pada meja
dan juga tangan praktikan. Setelah penyemprotan alkohol, bunsen dinyalakan pada
tengah-tengah tempat kerja agar bakteri yang terdapat pada udara dapat disterilisasi pula.
Sterilisasi sangatlah penting dalam percobaan ini untuk mengurangi adanya bakteri lain
selain yang sedang di amati masuk ke dalam plate isolasi. Jika tempat kerja sudah
disterilisasi, maka langkah-langkah praktikum bisa dikerjakan.
Setelah sterilisasi tempat kerja, hal yang dilakukan selanjutnya ialah penyiapan media
agar. Pertama-tama, praktikan menunggu agar yang sedang dipanaskan hingga meleleh.
Jika sudah, pindahkan agar tersebut ke dalam waterbed atau tempat penampung air dan
tunggu hingga suhu agar mencapat kira-kira 40 derajat celcius. Mengapa 40 derajat
celcius? Karena agar akan membeku pada sekitaran suhu tersebut, dan pembekuan ini
dbutuhkan agat menghasilkan medium agar yang solid. Agar tidak boleh terlalu panas
saat dimasukkan ke dalam plate agar tidak terproduksinya banyak embun pada plate.
Agar tidak boleh juga terlalu dingin agar tidak membeku sebelum dituang ke medium
plate.
Setelah medium agar sudah siap, dimulailah percobaan pertama yaitu streak plate
dengan metode kuadran B. Metode ini dilakukan dengan cara menggoreskan jarum oose
yang sudah dipijar ke agar miring yang berisi bakteri yang ingin dibiakan di plate. Setelah
penggoresan jarum oose pada koloni induktidak boleh terlalu banyak karena dengan
jumlah bakteri yang sedikit saja akan berkembang dalam aspek jumlah dengan pesat.
Setelah mensterilisasi tabung reaksi dan menutupnya kembali, saatnya penggoresan pada
plate yang sudah ada media agarnya. Metode kuadran B dilakukan dengan cara
menggoreskan jarum oose ke empat bagian media agar secara kontinu. Hal ini dilakukan
agar mengurangi jumlah bakteri di tiap goresan kuadrannya dan diharapkan akan didapat
biakan kultur murni pada goresan kuadran akhir. Setelah goresan selesai, bakar lagi jarum
oose sampai membara agar tidak mengkontaminasi perobaan berikutnya.
Kelebihan metode goresan adalah menghemat waktu dan bahan, serta dapat
menghasilkan bakteri yang diinginkan jika isolasi bakteri dilakukan dengan tepat dan
teliti. Kekurangan metode ini adalah diperlukan keterampilan yang khusus untuk
mendapatkan koloni yang terpisah.
Setelah hasil isolasi di inkubasi selama 48 jam, hasil yang kami dapat belum
sempurna karna distribusi bakteri masih terlihat acak dan tidak sesuai. Hal ini terjadi
karena tangan-tangan praktikan yang belum mahir dalam menggoreskan jarum oose.
Namun terlihat biakan-biakan murni yang terpisah pada plate.
Teknik isolasi berikutnya ialah spread plate. Perbedaan dari teknik streak ialah
teknik ini mengambil bakteri dari kultur campuran yang dibiakan di media cair. Setelah
media disiapkan dan alat sudah steril. Terdapat satu alat bantuan yaitu batang L yang
harus direndam pada air alkohol 95% agar steril. Namun, karena keterbatasan bahan
batang L pun hanya disemprot dengan menggunakan air alkohol 90%. Lalu, bakteri yang
terdapat pada kultur campuran di isolasi dengan cara memindahkan jumlah sedikit saja
dengan pipet lalu teteskan kultur campuran ke tengah-tengah media agar. Posisikan plate
tegak lurus dengan meja dan batang L tegak lurus dengan plate. Dekatkan batang L
terhadap plate sehingga bagian bawahnya mengenai permukaan medium agar secara
perlahan. Lalu putar plate 360 derajat.
Hal ini dilakukan agar isolasi biakan menyebar pada seluruh permukaan medium agar
dan diharapkan perkembang biakan koloni bakteri setelah inkubasi akan tersebar merata
pula. Setelah proses inkubasi, hasil yang didapatkan ialah tidak sepenuhnya gagal.
Persebaran koloni kurang merata dilihat dari berbagai kawasan agar tidak terdapat koloni
bakteri. Walau begitu, terdapat dua warna koloni bakteri yang muncul ialah warna merah
dan kuning. Hal ini menandakan bahwa induk koloni tersebut di inokulasi dari kultur
campuran.
Metode pour plate memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi
bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan
menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja,tetapi juga di
dalam atau dasar sehingga dapat diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang
kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Pada
percobaan ini, digunakan biakan campuran. Pada metode pour plate, dilakukan prosedur
pengenceran. Hal ini dilakukan untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba
yang tersuspensi dalam cairan. Dengan pengenceran, koloni akan lebih mudah diamati.
G. KESIMPULAN
1. Untuk memisahkan sel-sel dari kultur campur dan mengisolasi koloni dapat
dilakukan 3 cara yaitu metode tuang, gores, dan sebar. Untuk metode tuang
digunakan 3 buah tabung yang berisi medium agar lalu diencerkan dan dicampur
dengan kultur campuran lalu dibagi sama rata ke 3 tabung dan pada tabung terakhir
dituangkan ke cawan petri sehingga koloni akan tersebar. Untuk metode gores
menggunakan media agar pada cawan petri lalu kultur campuran di goreskan secara
zigzag menggunakan jarum oose. Dan untuk metode sebar menggunakan metode
agar pada cawan petri namun kultur campuran disebar menggunakan batang L dan
koloni akan tersebar dan terlihat setelah 48 jam
2. Tampilan koloni dengan metode gores (Streak plate), metode sebar (Spread plate),
dan metode tuang (Pour plate) diantaranya:
Metode gores (Streak plate) terbagi dalam 4 metode yaitu quadrant streak A,
quadrant streak B, radiant streak, continuos streak. Bakteri yang digunakan yaitu
bakteri biakan campuran dan media agar nutrisi NA. Setelah diinkubasi selama 48
jam, terlihat tampilan koloni bakteri berwarna merah pada bekas goresan quadrant
streak A, quadrant streak B, radiant streak, dan continuos streak. Pada goresan awal
koloni bakteri lebih banyak. Pada goresan selanjutnya jumlah koloni semakin
sedikit.
Pada metode sebar (Spread plate), bakteri yang digunakan yaitu bakteri biakan
campuran dan media agar nutrisi NA. Setelah diinkubasi selama 48 jam, terlihat
tampilan koloni bakteri berwarna merah melingkari cawan petri dan terdapat koloni
bakteri berwarna putih kekuningan.
Pada cawan pertama metode tuang (Pour plate), terlihat bakteri yang berwarna putih
susu. Pada cawan kedua, terlihat bakteri yang berwarna putih susu. Namun terlihat
bahwa jumlah bakteri pada cawan II lebih sedikit dibandingkan pada cawan I. Pada
cawan ketiga, terlihat jumlah koloni jauh lebih sedikit dari cawan II, bakteri yang
berwarna putih susu.
3. Bakteri dapat dibiakkan dalam suatu media (dari cawan petri bagian A) kemudian
dipindahkan ke dalam media lain (agar miring) dengan jarum inokulasi secara
aseptik.
4. Terdapat dua warna bakteri yang berkembang biak pada plate (metode spread), yaitu
merah dan kuning menandakan bahwa koloni bakteri yang kami kembang biakan
adalah Serratia marcescens dan Sarcina.
H. DAFTAR PUSTAKA
A. TUJUAN
1. Dapat melakukan teknik isolasi biakan mikroorganisme dari lingkungan sekitar
seperti udara, benda-benda disekitar, dan kulit.
2. Menentukan bentuk dan warna koloni dalam cawan petri hasil dari benda yang
telah di inkubasi dengan biakan pada NA atau PDA
3. Menentukan jumlah koloni dari isolasi udara, meja, kulit dan isolasi benda yang
telah di inkubasi yang terdapat dalam cawan petri dengan biakan NA atau PDA
B. PRINSIP DASAR
Suatu percobaan sangat diperhatikan pentingnya bekerja secara aseptic karena
mikroorganisme berada disekitar kita. Mikroorganisme tersebut dapat menganggu
hasil percobaan dan analisa hasil. Bakteri dan jamur berasosiasi dengan lingkungan
alami dan sangat berpengaruh dalam pekerjaan atau kegiatan dalam laboratorium.
Untuk bisa menunjukkan atau menggambarkan adanya kehadiran mikroorganisme
tersebut dapat digunakan media agar nutrisi (NA) dan Potato Dextose Agar (PDA),
dimana NA digunakan untuk pertumbuhan bakteri dan PDA untuk pertumbuhan
jamur. Dalam percobaan ini digunakan teknik swab untuk mengumpulkan bakteri dari
objek/benda ke media biakan.
C. TEORI DASAR
Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam
skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka
dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan
tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini
biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah
dimengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan bakteri dan juga macam lingkungan
fisik yang ,menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar,
1986).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang
berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa
bakteri, khamir, kapang dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di
lingkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan
beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni
yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian
misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai
untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
F. ANALISIS
G. KESIMPULAN
1. Di lingkungan sekitar kita terdapat banyak sekali bakteri. Hal tersebut dapat
dibuktikan setelah melakukan percobaan teknik isolasi lingkungan dimana
bakteri yang dihasilkan dari kulit kaki, tangan, udara, dan meja terlihat banyak
bakteri yang tumbuh pada media NA.
2. Bentuk dan warna koloni yang tumbuh pada media NA adalah berbentuk bulat
dan berwarna putih. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa koloni tersebut
adalah koloni bakteri E.Coli yang tumbuh di sela-sela kaki
3. Jumlah bakteri yang tumbuh media NA adalah berjumlah +700 bakteri.
H. DAFTAR PUSTAKA