TITIH HURIAH
A. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Northouse dalam Damaiyanti, 2010
o Kemampuan/keterampilan perawat untuk
membantu pasien beradaptasi terhadap stres,
mengatasi gangguan psikologis & belajar
bagaimana berhubungan dengan orang lain.
Stuart G.W. (1998) dalam Damaiyanti, 2010
o Hubungan interpesonal antara perawat dengan
pasien, dalam hubungan ini perawat & pasien
memperoleh pengalaman belajar bersama
dalam rangka memperbaiki pengalaman
emosional pasien.
Menurut Purwanto (1994)
o Komunikasi yang direncanakan secara sadar,
bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk
kesembuhan pasien.
Menurut Suryani, 2005
o Komunikasi yang dilakukan/dirancang untuk
tujuan terapi. Seorang penolong dapat
membantu klien mengatasi masalah yang
dihadapinya melalui komunikasi
Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi profesional yang mengarah pada tujuan
yaitu penyembuhan pasien.
B. Fungsi Komunikasi Terapeutik
Menurut Vancarolis, 1990 dalam Purwanto 1994
untuk mendorong dan menganjurkan kerjasama
antara perawat& klien melalui hubungan perawat
dan klien
Menurut Dwidiyanti, 2008 seorang perawat
profesional selalu mengupayakan u/ berperilaku
terapeutik, yg berarti bahwa tiap interaksi yg
dilakukan menimbulkan dampak terapeutik yang
memungkinkan klien untuk tumbuh dan
berkembang
C. Tujuan Komunikasi Terapeutik
Membantu pasien untuk memperjelaskan &
mengurangi beban perasaan &pikiran serta dapat
mengambil tindakan u/ mengubah situasi yg ada
bila pasien percaya pada hal2 yg diperlukan
Mengurangi keraguan, membantu dalam hal
mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan
dirinya sendiri dalam hal peningkatan derajat
kesehatan
Mempererat hubungan atau interaksi antara klien
dengan terapis (tenaga kesehatan) secara
professional dan proporsional dalam rangka
membantu menyelesaikan masalah klien.
Menurut Stuart, tujuan terapeutik diarahkan pada
pertumbuhan klien
Realisasi/penunjukan jati diri, penerimaan diri dan
rasa hormat pada diri sendiri.
Identitas diri yang jelas dan integritas/prinsip diri
yang tinggi.
Kemampuan membina hubungan interpersonal
yang intim, saling tergantung dan mencintai.
Peningkatan fungsi dan kemampuan yang
memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan
personal yang realistis.
D. Perbedaan Komunikasi Terapeutik dan
Komunikasi Sosial