Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5-E

PADA MATERI HIDROKARBON TERHADAP HASIL BELAJAR


SISWA KELAS XI SMK NEGERI 2 BATU
PROGRAM KEAHLIAN AGRIBISNIS HASIL PERTANIAN

Saifatul Husna, Parlan, Dedek Sukarianingsih


Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang
Email: saifatulhusna@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil
belajar siswa kelas XI SMK Negeri 2 Batu Program Keahlian Agribisnis Hasil
Pertanian yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E
dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan model ekspositori pada materi
hidrokarbon. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu.
Kelas eksperimen dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E
sedangkan kelas kontrol dibelajarkan menggunakan model pembelajaran ekspositori.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model
pembelajaran Learning Cycle 5-E memiliki rata-rata nilai hasil belajar lebih tinggi (x
= 81,84) daripada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
ekspositori (x = 67,31).

Kata Kunci: model pembelajaran Learning Cycle 5-E, hidrokarbon, hasil belajar

Salah satu pokok bahasan mata pelajaran kimia yang diajarkan di SMK (Se-
kolah Menengah Kejuruan) adalah hidrokarbon. Dalam materi ini terdapat konsep-
konsep yang bersifat abstrak seperti struktur dan reaksi kimia senyawa hidrokarbon.
Selain konsep yang bersifat abstrak, untuk memahami materi ini siswa harus me-
nguasai dengan baik konsep-konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep sebelum-
nya seperti konsep ikatan kovalen dan penyetaraan reaksi. Jika siswa tidak me-
mahami konsep-konsep yang berkaitan dengan materi hidrokarbon maka akan terjadi
kesulitan untuk menguasai konsep-konsep dalam materi hidrokarbon. Pembelajaran
materi hidrokarbon di SMK umumnya disampaikan dengan model pembelajaran
ekspositori. Model pembelajaran ekspositori adalah model pembelajaran yang me-
nekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada
sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran
secara optimal (Sanjaya, 2008:179).
Proses pembelajaran di sekolah harus diorganisasikan sedemikian rupa
dengan memperhatikan/memperhitungkan pengetahuan awal siswa (Iskandar,
2010:6). Siswa cenderung akan lebih mudah memahami materi yang berasal dari
pengalamannya sendiri. Learning Cycle merupakan salah satu model pembelajaran
yang memperhatikan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa (Purniati dkk,
2009:3). Model pembelajaran Learning Cycle dikembangkan berdasarkan teori
belajar Piaget (Abraham et al dalam Renner et al dalam Dasna, 2006:75). Secara
umum teori belajar menurut Piaget terdiri dari unsur yang berupa fase-fase yaitu
asimilasi, akomodasi, dan organisasi. Fase-fase pada teori belajar Piaget mempunyai
korespondensi dengan fase-fase dalam Pembelajaran Learning Cycle (Abraham et al
dalam Dasna, 2006:77). Dalam teori belajar Piaget, pengetahuan awal yang dimiliki
oleh siswa dikaitkan dengan pengetahuan baru yang diperoleh oleh siswa. Peng-
gunaan pembelajaran Learning Cycle di kelas terutama akan sangat membantu siswa
yang belum mencapai tahap berfikir formal dalam memahami konsep dan proses
abstrak yang semula hanya dapat dibayangkan saja (Nazriati dan Fajaroh, 2007:2).
Versi Learning Cycle yang paling populer adalah Learning Cycle 5-E, yakni
engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation (Bybee dalam
Hanuscin dan Lee, 2007:1). Model pembelajaran Learning Cycle tidak selalu
melibatkan kegiatan praktikum dalam proses pembelajarannya. Iskandar (2010:42)
menyatakan bahwa model pembelajaran yang bersifat konstruktivistik seperti
Learning Cycle dapat diterapkan dalam pembelajaran topik-topik kimia yang bersifat
teoritis maupun yang melibatkan kegiatan praktikum.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Ahmad (2009:46) untuk materi hidro-
karbon menyatakan bahwa rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model
Learning Cycle 5-E adalah 84,57, sedangkan rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan
dengan model ekspositori adalah 70,80. Hasil penelitian Setyorini (2012:50) juga
menunjukkan bahwa bahwa rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan dengan model
Learning Cycle 5-E adalah 86,18, sedangkan rata-rata nilai siswa yang dibelajarkan
dengan metode konvensional adalah 72,98. SMK memiliki karakteristik pembelajaran
yang berbeda dengan SMA/MA, pembelajaran di SMK lebih ditekankan pada
praktikum atau terjun langsung ke lapangan dan hanya sedikit diberi materi.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru SMK Negeri 2 Batu,
mayoritas siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menguasai materi kimia
yang diajarkan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang memperoleh nilai di
bawah SKM pada tahun ajaran 2012/2013 pada materi koloid yaitu sebesar 31,58%.
Langkah yang dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah me-
laksanakan pembelajaran dengan model Learning Cycle 5-E.

METODE
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (Quasy
Experimental Design). Kelas kontrol dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
ekspositori, sedangkan kelas eksperimen dibelajarkan menggunakan model pem-
belajaran Learning Cycle 5-E. Desain eksperimen yang digunakan pada penelitian ini
tertera pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu

Subyek Perlakuan Post test


Kelas eksperimen X1 O1
Kelas kontrol X2 O2

Keterangan:
X1 : Perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen, yaitu pembelajaran Learning Cycle 5-E
X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol, yaitu pembelajaran ekspositori
O1 : Hasil belajar kelas eksperimen setelah diberi perlakuan pembelajaran Learning Cycle 5-E
O2 : Hasil belajar kelas kontrol setelah diberi perlakuan pembelajaran ekspositori
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Negeri 2 Batu
Program Keahlian Agribisnis Hasil Pertanian tahun ajaran 2012/2013, yang terdiri
atas 2 kelas yaitu XI AHP A dan XI AHP B. Pengambilan sampel tidak dilakukan
karena subyek/populasi yang diteliti jumlahnya terbatas (Setyosari, 2007:142).
Pemilihan kelas kontrol dan eksperimen dilakukan dengan undian. Kelas XI AHP A
terpilih sebagai kelas eksperimen dan kelas XI AHP B terpilih sebagai kelas kontrol.

Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian terdiri dari instrumen perlakukan yang meliputi silabus
dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan instrumen pengukuran yang me-
liputi lembar observasi dan ulangan harian. RPP dengan model pembelajaran
Learning Cycle 5-E diterapkan pada kelas eksperimen sedangkan RPP dengan model
pembelajaran ekspositori diterapkan pada kelas kontrol. Lembar observasi digunakan
untuk mengetahui hasil belajar afektif dan psikomotor siswa. Ulangan harian
digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa.

Pengumpulan Data
Nilai hasil belajar afektif dan psikomotorik siswa diperoleh dari observasi
selama proses pembelajaran sedangkan nilai hasil belajar kognitif siswa diperoleh
dari ulangan harian yang dilakukan setelah materi hidrokarbon selesai diajarkan.

Analisis Data
Nilai hasil belajar afektif dan psikomotorik dianalisis dengan analisis
deskriptif menggunakan teknik persentase. Sedangkan nilai hasil belajar kognitif
siswa dianalisis dengan analisis statistika menggunakan uji-t satu pihak.

HASIL PENELITIAN
Deskripsi Data Kemampuan Awal Siswa
Data kemampuan awal siswa diperoleh dari hasil belajar siswa pada pokok
bahasan sebelumnya yaitu Koloid. Data kemampuan awal siswa dapat dilihat pada
Tabel 2. Uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan dua rata-rata kemampuan
awal siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, dan Tabel 5.

Tabel 2 Data Kemampuan Awal Siswa

Kelompok Jumlah Siswa Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai


Ekspositori 19 64 91 75,05
Learning Cycle 5-E 19 68 92 76,63

Tabel 3 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Awal Siswa

Rata-rata Uji Kolmogorov-Smirnov


Kelas Kesimpulan
Nilai Standar Deviasi Nilai Z uji K-SNilai Signifikansi
Ekspositori 75,05 7,619 0,835 0,488 Normal
Learning Cycle 5-E 76,63 7,925 0,531 0,941 Normal
Tabel 4 hasil Uji Homogenitas Kemampuan Awal Siswa

Nilai
Kelas Rata-rata nilai Nilai F uji Levene Kesimpulan
signifikansi
Ekspositori 75,05
0,497 0,485 Homogen
Learning Cycle 5-E 76,63

Tabel 5 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-rata Kemampuan Awal Siswa

Rata-rata
Variabel Nilai signifikansi Kesimpulan
Ekspositori Learning Cycle 5-E
Kemampuan Awal 75,05 76,84 0,483 Tidak ada beda

Berdasarkan Tabel 5 dapat disimpulkan bahwa kedua sampel memiliki ke-


mampuan awal yang sama.

Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar kognitif siswa diperoleh dari nilai ulangan harian materi hidro-
karbon. Data hasil belajar kognitif siswa dapat dilihat pada Tabel 6. Uji normalitas,
uji homogenitas, dan uji hipotesis hasil belajar kognitif siswa masing-masing dapat
dilihat pada Tabel 7, Tabel 8, dan Tabel 9.

Tabel 6 Data Hasil Belajar Kognitif Siswa

Rata-rata
Kelompok Jumlah Siswa Nilai Terendah Nilai Tertinggi
Nilai
Ekspositori 19 52 94 67,31
Learning Cycle 5-E 19 67 97 81,84

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif Siswa

Rata-rata Uji Kolmogorov-Smirnov


Kelas Kesimpulan
Nilai Standar Deviasi Nilai Z uji K-S Nilai Signifikansi
Ekspositori 67,31 11,041 0,763 0,606 Normal
Learning Cycle 5-E 81,84 7,175 0, 700 0,711 Normal

Tabel 8 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar Kognitif Siswa

Kelas Rata-rata Nilai Nilai F uji Levene Nilai signifikansi Kesimpulan


Ekspositori 67,31
2,480 0,124 Homogen
Learning Cycle 5-E 81,84

Tabel 9 Hasil Uji-t Satu Pihak Hasil belajar Kognitif Siswa

Kelas Rata-rata Nilai Nilai signifikansi (satu pihak) Kesimpulan


Ekspositori 67,31
0,000 Ada beda
Learning Cycle 5-E 81,84
Tabel 9 menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E
dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
ekspositori.

Hasil Belajar Afektif


Hasil belajar afektif didapatkan dari hasil observasi sikap siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Data hasil belajar afektif siswa dan grafik hasil belajar
afektif siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 10 dan Gambar 1.

Tabel 10 Data Hasil Belajar Afektif Siswa

Rata-rata Nilai
Pertemuan Ke-
Kelas Ekspositori Kelas Learning Cycle 5-E
Pertama 78,42 81,84
Kedua 76,74 80,10
Ketiga 78,68 82,15
Keempat 75,89 79,26
Rata-rata 77,43 80,84

Gambar 1 Grafik Hasil Belajar Afektif Siswa

Hasil Belajar Psikomotorik


Hasil belajar psikomotorik siswa didapatkan dari hasil observasi kegiatan
siswa saat melakukan kegiatan praktikum. Data hasil belajar psikomotorik siswa dan
grafik hasil belajar psikomotorik siswa masing-masing dapat dilihat pada Tabel 11
dan Gambar 2.
Tabel 11 Data Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

Jenis Rata-rata Nilai


Praktikum Kelas Ekspositori Kelas Learning Cycle 5-E
Percobaan 1 80,00 80,00
Percobaan 2 79,80 83,00
Rata-rata 79,90 81,50

Gambar 2 Grafik Hasil Belajar Psikomotorik Siswa

PEMBAHASAN
Dari data hasil belajar siswa pada materi pokok hidrokarbon yang diperoleh
menunjukkan adanya perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran Learning Cycle 5-E dengan siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran ekspositori. Siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E memperoleh rata-rata nilai
hasil belajar kognitif sebesar 81,84. Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan
model pembelajaran ekspositori memperoleh rata-rata nilai hasil belajar kognitif se-
besar 67,31. Berdasarkan hasil analisis uji-t satu pihak menunjukkan bahwa rata-rata
nilai hasil belajar kognitif kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang
signifikan. Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5-E memiliki rata-rata nilai hasil belajar afektif sebesar 80,84 dan
siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori
memiliki rata-rata nilai sebesar 77,43. Hasil belajar psikomotorik siswa yang
dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E memiliki
rata-rata nilai sebesar 81,50 dan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model
pembelajaran ekspositori memiliki rata-rata nilai sebesar 79,90.
Hal ini sejalan dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya
yaitu hasil penelitian Ahmad (2009:71) menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Learning Cycle 5-E dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
hidrokarbon. Hasil penelitian Setyorini (2012:66) menyimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Learning Cycle 5-E di SMA Negeri 6 Malang dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi hidrokarbon.
Model pembelajaran Learning Cycle 5-E merupakan model pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Pada fase engagement siswa diarahkan untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan guru untuk menggali pengetahuan awal siswa. Pada fase
exploration, siswa dilibatkan untuk menemukan konsep yang dipelajari dengan
bekerja sama dalam kelompok kecil. Pada kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk
hati-hati dan melakukan praktikum sesuai petunjuk praktikum. Keterlibatan siswa ini
menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga memberikan pemahaman
konsep yang mendalam bagi siswa. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Nuhoglu
dan Yalcin (2006:30) yang menyimpulkan bahwa “Learning Cycle facilitates students
to learn effectively and organize the knowledge in a meaningfull way. It achieves to
make the knowledge long lasting.”
Pada fase explanation keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran juga
menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam bertanya, menyatakan pendapat,
menjawab pertanyaan dan menjadi pendengar yang baik saat diskusi kelas. Hal ini
terlihat dari rata-rata nilai hasil belajar afektif siswa yang dibelajarkan dengan
menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E lebih tinggi daripada siswa
yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Keaktifan
siswa ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Dasna dan Fajaroh
(2007) bahwa tahapan-tahapan (fase) dalam model pembelajaran Learning Cycle
memberi kesempatan pada siswa berperan aktif menggali konsep dengan cara
berinteraksi dengan lingkungan fisik maupun sosial.
Pada fase elaboration siswa dituntut untuk dapat menerapkan konsep yang di-
peroleh dari fase explanation dengan cara menyelesaikan permasalahan yang diberi-
kan guru yang berupa soal-soal pendalaman materi. Pada fase evaluation siswa di-
tuntut untuk jujur dalam mengerjakan soal-soal kuis sebagai evaluasi dari fase-fase
sebelumnya. Siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5-E akan lebih terbiasa menghadapi soal-soal latihan. Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tiap fase dalam model pembelajaran
Learning Cycle 5-E dapat mendukung kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
siswa.
Pada pembelajaran ekspositori, siswa berperan sebagai penerima informasi
dari guru. Guru lebih mendominasi proses pembelajaran sehingga siswa kurang ter-
libat dalam proses pembelajaran dan menjadikan siswa menjadi kurang aktif.
Menurut Dasna dan Fajaroh (2007), proses pembelajaran yang melibatkan peran aktif
siswa dalam pemerolehan konsep akan lebih bermakna dan menjadikan skema dalam
diri siswa menjadi pengetahuan fungsional yang dapat diorganisasi oleh siswa untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Hal inilah yang menyebabkan hasil
belajar kognitif pada siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran
Learning Cycle 5-E lebih tinggi. Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan
bahwa model pembelajaran Learning Cycle memiliki dampak lebih baik pada pe-
mahaman konsep yang dikuasai oleh siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
ekspositori. Lawson et al (dalam Hanuchsin dan Lee, 2007:1) menyimpulkan bahwa:
Learning Cycle approach can result in greater achievement in science,
better retention of concept, improved attitudes toward science and
science learning, improved reasoning ability, and superior process
skills than would be the case with tradisional instructional approaches.
Stephans et al (dalam Allard and Barman, 1994:100) menyatakan bahwa “The
learning cycle was more effective in bringing about conceptual change and
understanding than was a more traditional lecture approach.”
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
Learning Cycle 5-E memberikan rata-rata nilai hasil belajar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori untuk materi hidrokarbon, baik
pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Jadi materi hidrokarbon lebih cocok
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning Cycle 5-E.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
1. Keterlaksanaan model pembelajaran Learning Cycle 5-E memiliki rata-rata
sebesar 94,40% (sangat baik) dan keterlaksanaan model pembelajaran ekspositori
memiliki rata-rata sebesar 94,23% (sangat baik).
2. Ada perbedaan hasil belajar kognitif antara siswa yang dibelajarkan menggunakan
model pembelajaran Learning Cycle 5-E dengan siswa yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran ekspositori pada materi hidrokarbon di SMK
Negeri 2 Batu. Rata-rata nilai hasil belajar siswa yang dibelajarkan menggunakan
metode Learning Cycle 5-E (x = 81,84) lebih baik daripada siswa yang dibelajar-
kan menggunakan metode pembelajaran ekspositori (x = 67,31).
3. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 2 Batu untuk materi hidro-
karbon yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Learning
Cycle 5-E adalah hasil belajar afektif sebesar 80,84 dan hasil belajar psikomotorik
sebesar 81,50. Rata-rata nilai hasil belajar siswa kelas XI SMK Negeri 2 Batu
untuk materi hidrokarbon yang dibelajarkan dengan menggunakan model pem-
belajaran ekspositori adalah hasil belajar afektif sebesar 77,43 dan hasil belajar
psikomotorik sebesar 79,90.

Saran
1. Kepada peneliti lain diharapkan mencoba menerapkan model pembelajaran
Learning Cycle 5-E pada materi lain yang mempunyai karakteristik yang sama
dengan materi hidrokarbon, misalnya materi benzena dan turunannya.
2. Kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan pengelolaan kelas dan
pengelolaan waktu yang lebih baik agar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai
dengan RPP yang telah direncanakan, karena pada penelitian ini memerlukan
waktu yang lebih banyak dari yang direncanakan.

DAFTAR RUJUKAN
Ahmad. 2009. Implementasi Model Pembelajaran Learning Cycle 5 Fase dalam
Meningkatkan Prestasi dan Keaktifan Belajar Kimia Siswa Kelas X SMAN 6
Malang pada Materi Hidrokarbon. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Allard, David W. dan Barman, Charles R. 1994. The Learning Cycle as an Alternative
Method for College Science Teaching. BioScience, 44 (2): 99-101.
Dasna, I Wayan. 2006. Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Kajian Teoritis dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Kimia. Dalam I Wayan Dasna dan
Sutrisno (Eds.), Model-Model Pembalajaran Konstruktivistik dalam Pem-
belajaran Sains-Kimia (hlm. 69-95). Malang: Jurusan Kimia FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Dasna, I Wayan dan Fajaroh, Fauziatul. 2007. Pembelajaran Dengan Model Siklus
Belajar (Learning Cycle), (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com), diakses
tanggal 2 Januari 2013.
Hanuscin, Deborah. L. & Lee, Michelle H. 2007. Using a Learning Cycle Approach
to Teaching the Learning Cycle to Preservice Elementary Teachers. Makalah
disajikan pada the Annual meeting of the Association for Science Teacher
Education, Clearwater, FL, pada tahun 2007. (Online),
(http://web.missouri.edu), diakses tanggal 12 Januari 2013.
Iskandar, Srini Murtinah. 2010. Strategi Pembelajaran Konstruktivistik dalam Kimia.
Malang: FMIPA Universitas Negeri Malang.
Nuhoglu, Hasret & Yalcin, Necati. 2006. The Effectiveness of The Learning Cycle
Model to Increase Students’ Achievment In The Physics Laboratory. Journal of
Turkish Science Education, (Online), 3 (2). (http://www.tused.org), diakses
tanggal 20 Februari 2013.
Purniati, Tia, Yulianti, Kartika, dan Sispiyati, Ririn. 2009. Penerapan Model Siklus
Belajar Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Mahasiswa Pada Kapita
Seleksta Matematika. Jurnal Penelitian, 9 (1). (Online), (http://jurnal.upi.edu),
diakses tanggal 18 Januari 2013.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidik-
an. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Setyorini, Inma Yunita. 2012. Keefektifan Penerapan Model Learning Cycle 5-E
pada Materi Pokok Hidrokarbon untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas X SMAN 6 Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FMIPA Universitas
Negeri Malang.
Setyosari, Punaji dan Widijoto, Heru. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Malang:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Anda mungkin juga menyukai