Anda di halaman 1dari 4

Laporan Akhir Modul II: Pengujian Tarik Khusus untuk Lembaran Logam -

Anisotropi (r) dan Koefisien Pengerasan Regang (n)


Moh Waqyan Ghani F – 1506674690
(Kelompok 2 – Senin, 30 April 2018)

Tujuan. Praktikum bertujuan untuk memahami pengujian tarik khusus untuk mendapatkan nilai anisotropi (r) lembaran logam untuk aplikasi
deep drawing dan nilai koefisien pengerasan regang (n) dari data pengujian tarik uniaksial, mengobservasi pengaruh perlakuan canai dingin
terhadap kedua nilai tersebut, dan memahami pengaruh besaran r dan n terhadap material untuk aplikasi deep drawing dan stretching.
Pengujian anisotropi dilakukan berdasarkan standar ASTM E 517 sementara penentuan koefisien pengerasan regang dilakuan berdasarkan
standar ASTM E 646.

1 Pendahuluan

Pengujian tarik merupakan tes dasar yang dilakukan kondisi ini, digunakan penomoran terhadap nilai r, semisal
untuk mengetahui sifat mekanis dari suatu material. r20 untuk nilai anisotropi material yang diukur pada
Mekanisme pengujian dilakukan lewat pemberian elongasi 20%.
tegangan tarik pada arah dan kondisi pengujian yang Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi variasi nilai
ditentukan. Hasil yang biasanya didapatkan dari pengujian r tersebut antara lain adalah: 1) Derajat (arah)
ini berupa kurva tegangan banding regangan (stress-strain pengukuran terhadap arah canai spesimen hasil uji tarik;
curve) yang kemudian dapat diinterpretasikan untuk 2) Nilai tegangan luluh diskontinu (umumnya ditemui
mengetahui sifat mekanis material, diantaranya keuletan, pada fenomena Lüders’ Band); 3) Ukuran butir; 4)
ketangguhan, resiliensi, kekuatan tarik maksimum (σUTS) Fenomena canoeing; dan 5) Fenomena sharp knife edges.
dan tegangan luluh (σy), elongasi, dan rasio Poisson Arah pengukuran terhadap arah pencanaian akan
material. Pengujian ini juga dapat diutilisasi untuk menyebabkan perbedaan nilai r pada material. Sudut
keperluan khusus, misalnya untuk uji tarik bahan polimer, pengukuran yang umumnya dilakukan adalah pada sudut
tekstil, maupun keramik (biasanya dilakukan lewat 0o, 45o, 90o terhadap arah pencanaian. Arah pengukuran
metode kompresi). Pada praktikum ini akan dibahas ini ditunjukan dalam penomoran nilai r, misalnya r0 untuk
mengenai pengujian trarik khusus untuk perhitungan nilai sampel yang panjangnya dibuat sejajar dengan arah
anisotropi dan koefisien pengerasan regang lembaran pencanaian. Apabila sampel tersebut diukur, sebagai
logam untuk keperluan deep drawing dan stretching. contoh, pada elongasi 20%, maka nilai r sampel tersebut
ditulis sebagai 𝑟020 .
Fenomena Lüders’ Band yang terjadi pada baja karbon
2 Nilai Anisotropi rendah merupakan fenomena dimana material memiliki
tegangan luluh diskontinu yang tidak teratur pada
Pengujian tarik khusus salah satunya dilakukan untuk tegangan tertentu, sehingga akan mengakibatkan
menentukan koefisien anisotropi (r) lembaran logam dari ketidakakuratan pengukuran nilai r. Fenomena tegangan
lembaran logam. r merupakan parameter yang luluh diskontinu pada material dengan butir berukuran
mengindikasikan kemampuan resistansi suatu lembaran besar juga dapat mengakibatkan terjadinya
logam terhadap penipisan maupun penebalan ketika ketidakakuratan pengukuran nilai r pada nilai regangan
diberikan tegangan tarik maupun kompresi di bidang rendah.
lembaran – seperti halnya dilakukan dalam proses deep Selanjutnya, fenomena cacat canoeing dan sharp knife
drawing yang dilakukan untuk membentuk bentuk berupa edges selama pengujian tarik juga dapat mengakibatkan
silinder berongga (kup) dari lembaran logam. Dengan ketidakakuratan pengukuran. Pada fenomena canoeing,
demikian, dapat dikatakan bahwa nilai r merupakan spesimen uji membengkok pada arah sumbu
ukuran drawability suatu lembaran logam. Nilai r ini dapat longitudinalnya hingga membentuk bentuk serupa bagian
ditentukan setelah lembaran ditarik secara uniaksial dasar perahu kano. Sementara fenomena sharp knife edges
dengan gaya diatas nilai tegangan luluh material sehinggai merupakan cacat yang terjadi akibat kesalahan peralatan,
terjadi deformasi plastis pada subjek uji. Nilai ini dimana digunakan knife edges (peralatan untuk mengukur
merupakan rasio dari true strain yang terjadi pada perubahan pada lebar spesimen selama pengujian tarik)
ketebalan (w) tegak lurus terhadap arah penarikan dan yang terlalu tajam dan menempel terhadap spesimen,
sejajar pada arah ketebalan (t) yang dapat dirumuskan memberikan tegangan kompresi selama pengujian
sebagai berikut: sehingga akan didapatkan nilai r yang terlalu tinggi.

𝑟 = 𝜖𝑤 /𝜖𝑡 …………………..……... (3.1)


3 Koefisien Pengerasan Regang
dimana 𝜖𝑤 didefinisikan sebagai regangan pada arah lebar
spesimen dan 𝜖𝑡 merupakan regangan yang diukur pada Metode pengujian ini berguna untuk memperikirakan
ketebalan spesimen uji. permulaan terjadinya necking pada pengujian tarik
Material pada umumnya akan memiliki nilai r konstan uniaksial. Hasil pengujian yang didapat yaitu berupa kurva
hingga tegangan maksimal tarik (UTS). Namun terdapat true stress-strain dengan nilai koefisien eksponensial
beberapa jenis material yang menunjukan nilai r berbeda pengerasan regang (n). Kurva yang terbentuk tidak dapat
seiring dengan kenaikan regangan yang diberikan. Untuk digunakan untuk mencari perilaku diskontinu berupa
terjadinya cacat pada material, melainkan untuk mengalami cacat earing ketika diproses lewat deep
mendapatkan respon stress-strain dari material lembaran drawing. Kemungkinan terjadi earing akan bertambah
logam pada wilayah plastis sebelum terjadinya necking. apabila nilai ∆𝑟 terus bertambah seiring dengan
Pengujian umumnya dilakukan pada material lembaran pertambahan regangan plastis selama penarikan[4].
logam dengan ketebalan 0.13-6.40 mm. Data pengujian
yang didapatkan berupa kurva stress-strain seperti Pengukuran nilai koefisien pengerasan regang (n)
ditemukan dalam pengujian tarik umumnya. Nilai dilakukan menggunakan peralatan yang sama dengan
eksponen strain-hardening ditentukan dari data empiris pengujian sebelumnnya, dengan sampel berupa lembaran
yang tersaji pada kurva true-stress dengan true-strain. logam dengan preparasi sesuai standar pengujian tarik
Secara matematis, nilai koefisien pengerasan regang ASTM E 8 dan prosedur berdasarkan ASTM E 646 [3].
tersebut ditentukan melalui perhitungan (3.2) sebagai Kecepatan penarikan berada antara nilai 0.05-0.50 m/m.
berikut: Data dari pengujian berupa nilai engineering stress (F) dan
engineering strain (e) yang didapatkan dari titik-titik pada
𝜎 = 𝐾𝜖 𝑛 …………….............…….. (3.2) kurva hasil pengujian sebagaimana diilustrasikan dalam
Gambar 3.2. Minimal dilakukan pengukuran pada lima
Dengan nilai 𝜎 merupakan true stress (MPa), 𝜖 true plastic titik pada kurva.
strain, K yaitu nilai koefisien kekerasan, dan n merupakan
koefisien eksponensial strain hardening/pengerasan F5
regang. F4 +
F2
F3
+e+e4 e5
+ 3
4 Funfact Surprise Question e2
F1 +
e1
(Teori tambahan dalam bentuk review jurnal – jika ada)

5 Metode Pengujian

Pengujian terhadap nilai r dilakukan lewat penarikan


uniaksial dengan peralatan Universal Testing Machine
Shimadzu kapasitas 2 tonF dengan mengacu pada standar
ASTM E 517[1]. Spesimen uji berupa lembaran logam Al
1XXX dan kuningan berbentuk persegi panjang dengan
dimensi 200 mm x 12.5 mm x 0.8 mm sesuai dengan
standar preparasi sampel pengujian tarik lembaran logam Gambar 3.2. Kurva Hasil Pengujian Tarik Fe-Base 4140.
pada ASTM E 8[2]. Pengukuran terhadap dimensi sampel
sebelum dan sesudah pengujian dilakukan menggunakan Selanjutnya data pengujian tersebut digunakan untuk
jangka sorong dan mikrometer sekrup terhadap lebar kalkulasi nilai true stress dan true strain berdasarkan
awal (w0), panjang awal (l0), lebar akhir (wf), dan panjang perhitungan (3.6) dan (3.7):
akhir (lf) spesimen setelah penarikan hingga deformasi
10-20% dari total regangan. Selanjutnya, nilai koefisien True stress 𝜎 = 𝐹(1 + 𝑒) …………..… (3.6)
anisotropi plastis normal atau r ditentukan lewat True strain 𝜖 = ln(1 + 𝑒) ………….….. (3.7)
perhitungan (3.3) sebagai berikut:
Kelima data true stress (𝜎) dan true strain (𝜖) hasil
𝑟=
ln(𝑤𝑓 /𝑤0 )
………………….…. (3.3) perhitungan tersebut selanjutnya diubah menjadi bentuk
ln(𝑡𝑓 /𝑡0 )
logaritmanya dan dihitung menggunakan segregasi linear
berdasarkan persamaan (3.8) untuk menentukan nilai n
Pengukuran dilakukan menggunakan mikrometer sekrup koefisien pengerasan regang yaitu sebagai berikut:
pada tiga titik, yaitu pada arah 0o, 45o, dan 90o terhadap
arah pencanaian lembaran sehingga didapatkan tiga nilai r 𝑁 ∑ 𝑥𝑦−∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑛= …………………… (3.8)
berbeda. Rata-rata nilai r kemudian dihitung 𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥)2
menggunakan persamaan (3.4):
Dengan keterangan sebagai berikut:
𝑟𝑎𝑣𝑔 = (𝑟0 + 2𝑟45 + 𝑟90 )/4 ………………(3.4)
y = log σ N = 5 (banyaknya pasangan data (σ,ɛ))
Nilai r yang meningkat seiring dengan pertambahan x = log ɛ SD = Standar Deviasi nilai n
regangan plastis menunjukkan kemampuan material yang b = log K n = koefisien pengerasan regang
baik untuk diproses melalui deep drawing.
Selanjutnya nilai koefisien anisotropi planar dapat Sementara nilai K dihitung lewat persamaan (3.9):
dihitung menggunakan persamaan (3.5) sbb.:
∑ 𝑦−𝑛 ∑ 𝑥
𝐾 = exp [ ] …………..……… (3.9)
𝑁
∆𝑟 = (𝑟0 + 𝑟90 − 2𝑟45 )/2 …………….… (3.5)

Nilai koefisien anisotropi planar mengindikasikan earing


tendency atau kecenderungan material lembaran untuk
Dengan nilai standar deviasi terhadap nilai koefisien stretching dibandingkan logam Al. Hal ini dikarenakan
pengerasan regang-n sebagaimana diberikan pada nilai n logam kuningan lebih besar daripada logam Al.
persamaan (3.10): 7.7 Prediksi pengaruh nilai n terhadap stretchability
material
∑(𝑦−𝑏−𝑛𝑥)2 𝑁
1⁄
2 Pengaruh niai n terhadap strethability dari material dapat
SD = { 2 × } ……….. (3.10) dilihat bahwa dengan semakin besar nilai n maka material
𝑁 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥) 𝑁−2
tersebut akan memiliki stretchability yang lebih baik
Nilai n sendiri dapat mempengaruhi sifat mampu bentuk sehingga cocok untuk ditarik lewat proses stretching
(formability) dan mampu rentang (stretchability) material. seperti pada logam kuningan. Nilai n juga mempengaruhi
Semakin besar nilai n, maka lembaran logam akan lebih nilai regangan maksimum yang mempengaruhi
baik untuk ditarik lewat proses stretching. kemampuan untuk dilakukan stretching. Dengan
meningkatnya n maka nilai regangan maksimum akan
semakin besar. Nilai n juga mempengaruhi ketinggian
(lampirkan laporan awal) kubah yang dapat menunjukkan stretchabiliy suatu
material. Dengan nilai n yang semakin meningkat maka
kemampuan suatu material untuk mendistribusikan
6 Data Praktikum regangannya secara seragam akan lebih baik. Dengan
pendistribusian regangan yang seragam maka dapat
mencegah terjadinya pemusatan regangan yang titik pada
(lampiran data sheet praktikum) daerah tertentu.

8 Kesimpulan
7 Hasil dan Pembahasan
 Pada pengujian tarik khusus ini, didapatkan nilai
7.1 Analisis hasil perhitungan nilai ravg dan ∆r
anisotropi (r) dari material kuningan sebesar 0.26208,
7.2 Analisis pengaruh arah pemotongan sampel sedangkan nilai koefisien regang (n) dari material Al
terhadap nilai ravg didapatkan sebesar 1.053361.
(bandingkan dengan kelompok lain)  Pengaruh nilai r terhadap drawability …………….
 Canai dingin akan mempengaruhi nilai r …………
7.3 Analisis perbedaan nilai ravg pada material uji yang  Pengaruh niai n terhadap strethability dari material
berbeda
yaitu jika semakin besar nilai n maka material tersebut
(bandingkan dengan kelompok lain)
akan memiliki stretchability yang lebih baik.
7.4 Prediksi pengaruh nilai ravg dan ∆r terhadap  Material kuningan lebih mudah untuk ditarik daripada
drawability material material Al, karena nilai n-nya lebih besar daripada
nilai n material A.l
7.5 Analisis hasil perhitungan nilai n
Referensi
Pengukuran nilai koefisien strain hardening (n) dilakukan
dengan peralatan yang sama dengan pengujian nilai r [1] ASTM E 517. Standard Test Method for Plastic Strain Ratio ® for
dimana sampel logam kuningan dipreparasi sesuai ASTM Sheet Metal.
E8 dan prosedurnya sesuai dengan ASTM E 646. Dari hasil [2] ASTM E 8. Standard Test Methods for Tension Testing of Metallic
Materials.
perhitungan didapat bahwa nilai n praktikan (kelompok 2) [3] ASTM E 646. Tensile Strain-Hardening Exponents (n-Values) of
yang memakai material Al yaitu sebesar 1.053361 dimana Metallic Sheet Metals.
hasil perhitungan ini didapat dari rumus berikut [4] Gautam. V., Tewari, P. K., and Shukla, R. J. Scientific Res. and
𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦 Reports (2015) 5: 517-523.
𝑛=
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2
Nilai n mempengaruhi sifat mampu bentuk (formability) (sertakan referensi tambahan; khususnya untuk teori tambahan)
dan mampu rentang (stretchability) material. Dimana
dengan semakin besar nilai dari koefisien ini maka
lembaran logam lebih mudah untuk ditarik dengan proses
strecthing. Dengan nilai n yang didapat bisa dikategorikan
nilai n yang cukup besar sehingga lembaran logam ini
cocok untuk ditarik dengan proses stretching.
7.6 Analisis perbedaan nilai n pada material uji yang
berbeda
Pada praktikum kali ini, praktikan membandingkan nilai n
dengan kelompok 5 dimana kelompok 5 menggunakan
material kuningan sedangkan praktikan (kelompok 2)
menggunakan material aluminium. Pada kelompok 2 nilai
n sebesar 1.053361 sedangkan pada kelompok 5 nilainya
sebesar 2.754505. Dengan perbedaan nilai n yang cukup
signifikan hal ini menunjukkan bahwa logam kuningan
lebih mudah atau baik untuk ditarik dengan proses
COURSE II – SPECIAL TENSILE TESTING

DATE: ID:
SHIMADZU 2 TONF v = 0.05-0.50 M/M ASTM E 8 ASTM E 517 COEFFICIENT OF ANISOTROPY

NO MATERIAL DIRECTION w0 (mm) t0 (mm) wf (mm) tf (mm) 𝑟 𝑟𝑎𝑣𝑔 ∆𝑟


1 0o 12.40 0.73 11.62 0.54 0.21550
2 Kuningan 45o 12.53 0.73 11.37 0.53 0.30343 0.26208 -0.08269
3 90o 12.30 0.73 11.49 0.54 0.22596
4 0o
5 Al 1xxx 45o 12.35 0.90 12.07 0.75 0.12578
6 90o

SHIMADZU 2 TONF v = 0.05-0.50 M/M ASTM E 8 ASTM E 646 STRAIN HARDENING EXPONENT

NO MATERIAL F (MPa) 𝑒 𝜎 (MPa) ɛ log ɛ (x) log 𝜎 (y) xy x2 n*


1 108 1 216 0.6931 -0.1591776 2.334454 -0.37159 0.025337
2 112 1.2 246.4 0.7884 -0.10322 2.391641 -0.24687 0.010655
3 Al 113 1.3 259.9 0.8329 -0.0794 2.414806 -0.19174 0.006305
1.053361
4 115 1.4 276 0.8755 -0.05776 2.440909 -0.14099 0.003336
5 116 1.5 290 0.9163 -0.03797 2.462398 -0.09349 0.001441
Ʃ -0.43752 12.04421 -1.04467 0.047074

6 250 5 1500 1.791759 0.25328 3.176091 0.804439 0.064151


7 270 8 2430 2.197225 0.341874 3.385606 1.157452 0.116878
8 Kuningan 280 10 3080 2.397895 0.37983 3.488551 1.325057 0.144271
2.754505
9 300 15.1 4830 2.778819 0.44386 3.683947 1.635158 0.197012
10 310 18 5890 2.944439 0.469003 3.770115 1.768194 0.219963
Ʃ 1.887847 17.50431 6.6903 0.742275

𝑁 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
∗ 𝑛=
𝑁 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2

Anda mungkin juga menyukai