ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa ketinggian saat berdiri pada
laki-laki dan perempuan Kosova di Wilayah Barat serta hubungannya dengan
panjang kaki, sebagai alternatif untuk memperkirakan tinggi saat
berdiri. Sebanyak 664 individu (338 laki-laki dan 326 perempuan) berpartisipasi
dalam penelitian ini. Pengukuran antropometrik diambil sesuai dengan protokol
ISAK. Hubungan antara tinggi badan dan panjang kaki ditentukan dengan
menggunakan koefisien korelasi sederhana dengan tingkat keyakinan sebesar
sembilan puluh lima persen. Perbandingan tinggi berdiri dan panjang kaki antar
jenis kelamin dilakukan dengan menggunakan t-test. Setelah itu, sebuah analisis
regresi linier dilakukan untuk memeriksa sejauh mana panjang kaki dapat
dipercaya untuk memprediksi tinggi saat berdiri. Hasil menunjukkan bahwa laki-
laki Kosovan Barat adalah 179,71 ± 6,00cm tinggi dan memiliki panjang kaki
26,73 ± 1,20cm, sedangkan perempuan Kosovo Barat memiliki tinggi 166.26 ±
5.23cm dan memiliki panjang kaki 23.66 ± 1.06cm. Hasilnya menunjukkan bahwa
laki-laki ataupun perempuan Barat Kosovo menjadi kelompok yang tinggi, sedikit
lebih tinggi dari populasi Kosovo pada umumnya. Selain itu, panjang kaki secara
tepat dapat memprediksi tinggi berdiri pada kedua jenis kelamin; tetapi, tidak
cukup tepat seperti rentang lengan. Studi ini juga menegaskan mengenai
kebutuhan untuk meneliti keragaman tinggi badan untuk setiap wilayah di Kosovo
sebagaimana hasil dari orang Barat-Kosovo yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
umum.
Kata kunci: prediksi, pengukuran, tinggi badan, panjang kaki, Kosovo
Pengantar
Menurut Komunat e Kosovës (2013), Kosovo adalah republik demokratis,
multi-etnis dan sekuler yang secara administratif dibagi menjadi tujuh distrik
(Ferizaj, Gjakova, Gjilan, Mitrovica, Peja, Pristina dan Prizren) dan lima wilayah
( Timur, Barat, Utara, Selatan dan Tengah). Penelitian ini menganalisis tinggi
berdiri dan estimasi menggunakan pengukuran panjang kaki pada remaja di
wilayah barat yang terdiri dari dua kabupaten (Peja dan Djakova) dan tujuh kota
madya (Deçan, Gjakova, Junik, Rahovec, Peje, Istok dan Klina). Wilayah ini
(Gambar 1) mencakup area seluas 2.494 kilometer persegi dan memiliki populasi
368.907 jiwa, sementara rata-rata kepadatan per kilometer persegi adalah 150 jiwa
(Komunat e Kosovës, 2013). Meskipun Kosovo tidak memiliki wilayah yang
terlalu besar, ia memiliki relief yang sangat bervariasi yang sebagian besar milik
rentang Dinarides dan penulis berasumsi fakta ini mungkin mempengaruhi tujuan
utama dari penelitian ini, karena jenis tanahnya memiliki karakter sosial-ekonomi
dan geografis lainnya sebagai faktor yang berpotensi mempengaruhi (Arifi, 2017;
Arifi, Ser-maxhaj, Zejnullahu-Raçi, Alaj, & Metaj, 2017b).
Hasil analisis regresi linier ditunjukkan pada Tabel 3. Yang pertama dari
semua model diekstraksi dengan memasukkan usia sebagai kovariat. Namun,
ditemukan bahwa kontribusi usia tidak signifikan dan karena itu usia itu menurun
dan estimasi diturunkan sebagai analisis univariate. Nilai yang tinggi dari
koefisien regresi (laki-laki: 0,634; perempuan: 0,628) menandakan bahwa panjang
kaki dapat memprediksi tinggi berdiri pada kedua jenis kelamin Barat-Kosovo
(laki-laki: t = 15,03, p <0,000; perempuan: t = 14,52, p < 0,000), yang
mengkonfirmasi R-square (%) untuk laki-laki (40,2) serta untuk perempuan
(39,4).
Gambar 2. Diagram Pencar dan Hubungan antara Pengukuran Panjang Kaki dan
Tinggi Badan di antara Kedua Jenis Kelamin
Diskusi
Taksiran tinggi berdiri menggunakan berbagai pengukuran antropologis
sangat sering digunakan dari abad-abad yang lalu dan telah ditujukan untuk
dipelajari oleh banyak peneliti. Bagaimanapun, penting untuk menekankan bahwa
rentang lengan telah diperoleh sebagai indikator tubuh yang paling dapat
dipercaya untuk memprediksi tinggi berdiri individu (Mohanty et al., 2001; Ter
Goon et al., 2011), sementara panjang kaki sangat dekat (Kanchan et al., 2008;
Singh et al., 2012; Uhrova et al., 2015). Secara bersamaan, penting untuk
menekankan bahwa variasi individu dan etnis berpengaruh pada tinggi berdiri dan
berhubungan dengan panjang kaki yang mungkin bervariasi dari kelompok etnis
ke kelompok etnis serta ras ke ras, karena perbedaan ras dan etnis yang afektif
pada pengukuran ini dan mengurangi kemungkinan keseragamanan (dikutip
dalam Bjelica et al., 2012). Fakta ini menegaskan penelitian yang dilakukan oleh
penulis China (Cheng et al., 1998) yang mengkonfirmasi korelasi linier sangat
tinggi antara tinggi berdiri dan panjang kaki pada kedua jenis kelamin, serta
penelitian lain menegaskan bahwa panjang kaki dapat menjelaskan hingga 77 %
variasi dalam tinggi berdiri (dikutip dalam Uhrova et al., 2015), sementara studi
penelitian yang dilakukan oleh Uhrova dan kolaboratornya (Uhrova et al., 2015)
menunjukkan korelasi yang signifikan antara tinggi berdiri dan semua pengukuran
parameter antropometri pada kedua jenis populasi Slovakia. Korelasi koefisien
tertinggi dalam populasi ini ditemukan pada panjang kaki laki-laki (r = 0,71) serta
perempuan (r = 0,63). Semua yang disebutkan di atas telah menekankan bahwa
kebutuhan untuk mengembangkan tinggi model yang berbeda untuk setiap
populasi karena perbedaan etnis dan penelitian terbaru yang dilakukan oleh
Popovic dan rekan-rekannya (Popovic et al., 2017; Popovic & Bjelica, 2017) yang
telah menganalisis seluruh penduduk Kosovo dan telah menemukan koefisien
korelasi spesifik di Kosovan laki-laki (r = 0,669) dan perempuan (r = 0,625)
populasi; namun, beberapa penelitian baru-baru ini juga menegaskan perbedaan
regional antara kelompok etnis yang sama (Arifi, 2017; Arifi et al.,
2017b; Milasinovic et al., 2016a; 2016b), menyebabkan perlu ekstra hati-hati.
Karena itu, tujuan utama ini penelitian adalah untuk menguji hipotesis jika fakta-
fakta yang disebutkan di atas adalah benar untuk orang-orang Barat-Kosovo,
yaitu, untuk salah satu dari lima daerah Kosovo . Oleh karena itu, dalam
penelitian ini dikatakan bahwa rasio panjang kaki / berdiri di Western-Kosovan
laki-laki cukup rendah (laki-laki: 40,2%; perempuan: 39,4%) dibandingkan
dengan seluruh Kosovo (laki-laki: 44,3%; perempuan: 38,6%) dan diperkirakan
lebih dari 70% pada populasi laki-laki, sementara populasi wanita kurang lebih
sama dengan pengukuran populasi sebelumnya. Sebagai korelasi antara panjang
kaki dan tinggi berdiri yang signifikan di kedua jenis kelamin Barat Kosovo,
ukuran panjang kaki tampaknya menjadi indikator antropometrik tidak langsung
yang dapat diandalkan untuk memperkirakan tinggi berdiri di kedua jenis kelamin
padan populasi Kosovo Barat.
Meskipun hubungan ini mirip, estimasi persamaan yang diperoleh di Barat
Kosovo, jauh berbeda dari seluruh populasi Kosovo dan lainnya. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Popovic dan rekan-rekannya (Popovic et al., 2017; Popovic
& Bjelica, 2017) mengkonfirmasi perlunya mengembangkan model tinggi berdiri
yang berbeda untuk kedua jenis kelamin di Kosovo, tetapi penulis penelitian yang
sama telah merekomendasikan, studi lebih lanjut harus mempertimbangkan untuk
membagi populasi negara ini ke subsampel regional dan menganalisanya secara
terpisah, hanya untuk memastikan tidak ada perbedaan geografis (seperti jenis
tanah) mempengaruhi rata-rata tinggi berdiri di kedua jenis kelamin Kosovo serta
hubungannya dengan panjang kaki. Kekhawatiran ini didasari pada fakta seluruh
Kosovo tidak termasuk dalam klasifikasi rasial Dinaric Alps. Secara bersamaan,
penelitian ini menegaskan asumsi yang disebutkan di atas dan juga menegaskan
bahwa perlu dikembangkan model tinggi badan yang berbeda untuk setiap
populasi berdasarkan variasi regional di Kosovo.
Masalah yang diamati selanjutnya, keterbatasan yang jelas dari penelitian
adalah komposisi sampel yang diukur terdiri dari siswa SMA. Keterbatasan ini
didasarkan pada kenyataan bahwa ada beberapa penelitian yang mengasumsikan
pertumbuhan seorang individu tidak berhenti pada usia ini (Grasgruber, P.,
pribadi komunikasi, 2016; Jurak, G., komunikasi pribadi, 2017). Asumsi ini
mungkin didukung oleh fakta individu yang berpendidikan universitas ditemukan
dapat bertambah tinggi pada populasi sekolah menengah di Bosnia dan
Herzegovina (Grasgruber et al., 2017; Gardasevic et al., 2017), Polandia (Wronka
& Pawlinska-Chmara, 2009) dan Hungaria (Szollosi, 1998). Di sisi lain, tidak
terbukti di Montenegro (Popovic, 2016) dan membandingkan ukuran tinggi
berdiri rata-rata dari penelitian ini dengan hasil beberapa studi dimana mahasiswa
sebagai sampel dapat memberikan kesimpulan yang jauh lebih
ilmiah. Keterbatasan lebih lanjut dari penelitian ini, yaitu mengenai fakta bahwa
kedua jenis kelamin di Kosovo tidak mencapai potensi genetik yang penuh hal ini
karena berbagai faktor lingkungan mempengaruhi perkembangan mereka.
Pemantauan lebih lanjut diperlukan karena diharapkan perubahan sekuler yang
mempengaruhi tinggi berdiri akan naik dalam dua atau tiga dekade berikutnya.