Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S


DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT
DI PUSKESMAS TUKKA
TAHUN 2018

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma 3 Kebidanan STIkes Santa Elisabeth Medan

OLEH :
SUNILFA SIMANJUNTAK
NIM.072017023

DOSEN PEMBIMBING :

BERNADETTA AMBARITA, S.ST., M.Kes

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SANTA ELISABETH MEDAN
2018

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S


DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT
DI PUSKESMAS TUKKA
TAHUN 2018

Studi Kasus

Diajukan Oleh

SUNILFA SIMANJUNTAK
NIM.072017023

Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian LTA Pada

Program Studi Diploma 3 kebidananan STIKes Santa Elisabeth Medan

Oleh:

Pembimbing : BERNADETTA AMBARITA, S.ST., M.Kes

Tanggal : 04 Juli 2018

Tanda Tangan :……………………………….

Mengetahui

Ketua Program Studi D3 Kebidanan


STIKes Santa Elisabeth Medan

Anita Veronika, S.SiT., M.KM

ii
PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

Tanda Pengesahan

Nama : SUNILFA SIMANJUNTAK

NIM : 072017023
Judul : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S Dengan Akseptor
Kb Implant Di Puskesmas Tukka Tahun 2018”.

Telah Disetujui, diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
pada Jumat 05 Juli 2018 dan dinyatakan LULUS

TIM PENGUJI: TANDA TANGAN

Penguji I : ______________

Penguji II : _____________

Penguji III : _____________

Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi D3 Kebidanan Ketua STIKes Santa Elisabeth Medan

Anita Veronika, S.SiT., M.KM Mestiana Br. Karo, S.Kep,.Ns,.M.Kep

iii
CURICULUM VITAE

aktek

Ukuran 3x4
pakai Cap lis
Nama : Sunilfa Simanjuntak
warna Biru
NIM : 072017023
Tempat, Tanggal Lahir : Sibolga,17 juli 1975
Agama :Islam
Jenis Kelamin :Perempuan

Riwayat Pendidikan :
1. SD Nurul Falah Sibolga : 1982 - 1988
2. SMP Tsanawaiyah Sibolga : 1988 - 1991
3. SPK Glugur Medan : 1991 – 1994
4. PPB KESDAM-I/BB BINJAI : 1994 – 1995
5. D-III Kebidanan STIKes Santa Elisabeth Medan : 2018-sekarang

Pekerjaan : PNS
Status : Menikah
Suku/Bangsa : Batak / Indonesia

iv
PERSEMBAHAN

Tuhan yang Maha Esa, yang selalu melimpahkan rahmat

dan karuniaNya kepada penulis sehingga karya tulis ilmiah ini

dapat terselesaikan.Orang Tua, Suami, kakak dan adik,juga

anak-anakku tercinta yang telah menjadi motivator terbaik

dan selalu mendoakan, memberi doa, semangat, dan dukungan

dalam bentuk moral maupun material hingga akhir Laporan

Tugas Akhir ini.Semua teman-temanku siswa RPL STIKes Santa

Elisabeth Medan dan semoga kita sukses dan selalu bersama.

Dosen pembimbing,dosen penguji,serta semua dosen STIKes Santa

Elisabeth Medan terimakasih atas bimbingannnya. Serta

Almamater tercinta.

MOTTO:

“Hidup ini keras, jadikanlah dirimu agar tetap penuh

syukur setiap apa yang kamu kerjakan”.

v
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa Studi Kasus LTA yang berjudul “Asuhan Asuhan
Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S Dengan Akseptor Kb Implant Di
Puskesmas Tukka Tahun 2018”.
ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan
plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya
apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya
saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Juli 2018

Yang membuat pernyataan

Materai

6000

( Sunilfa simanjuntak )

vi
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S USIA 37 TAHUN P3A0AH3
AKSEPTOR KB IMPLAN DENGAN AMENOREA
DI PUSKESMAS TUKKA
TAHUN 2018

Sunilfa Simanjuntak2, Bernadetha Ambarita3

INTI SARI

Latar Belakang: Salah satu metode kontrasepsi adalah kontrasepsi KB Implan yang di
dalamnya mengandung Hormon Levonorgestrel. Efek samping KB Implan diantaranya
adalah amenorea.
Tujuan:Malaksanakan asuhan kebidanan akseptor KB Implan dengan amenorea dengan
melaksanakan proses menejemen tujuh langkah Vaney. Penulis mampu menganalisa
kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan
penghambat. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah , memberikan saran
secara operasional, di dalam proses asuhan kebidanan pada akseptor KB Implan.
Metode:Jenis studi kasus menggunakan metode deskriptif. Lokasi, Puskesmas Tukka,
Kecamatan Tukka, Kabupaten Tapanuli Tengah. Studi kasus dilakukan pada tanggal 14 Mei
2018.Subjek studi kasus pada Ny.S.P3A0, umur 37 tahun, akseptor KB Implan dengan
amenorea. Teknik Pengumpulan data primer antara lain: pemeriksaan fisik, wawancara, dan
observasi. Teknik pengumpulan data sekunder adalah : dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil:Asuhan yang diberikan yaitu, memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, memberikan
informasi tentang efek samping dari KB Implan, menganjurkan untuk diet rendah kalori, dan
menganjurkan olahraga teratur. Setelah dilakukan asuhan , didapatkan hasil dimana ibu sudah
tahu hasil pemeriksaan dan mengerti tentang efek samping dari KB Implan, ibu bersedia
untuk diet rendah kalori, dan ibu bersedia untuk berolah raga secara teratur.
Kesimpulan:Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lapangan.
Kata Kunci: Akseptor KB Implan, Amenorea.
Referensi: 16 literatur
1
Judul Penulisan Studi Kasus
2
Mahasiswa Prodi D3 Kebidanan STIKes Santa Elisabeth Medan
3
Dosen STIKes Santa Elisabeth Medan

vii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny. S
Dengan Akseptor Kb Implant Di Puskesmas Tukka Tahun 2018”. Laporan
Tugas Akhir ini dibuat sebagai persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di STIKes
Santa Elisabeth Medan Program Studi D3 Kebidanan.
Penulis menyadari masih banyak kesalahan baik isi maupun susunan bahasanya
dan masih jauh dari sempurna. Dengan hati terbuka dan lapang dada penulis mohon
kiranya pada semua pihak agar dapat memberikan masukan dan saran yang bersifat
membangun guna lebih menyempurnakan Laporan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan
bimbingan yang sangat berarti dari berbagai pihak, baik dalam bentuk moril, material,
maupun spiritual. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih yang tulus kepada :
1. Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep sebagai Ketua STIKes Santa Elisabeth
Medan, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan di Program Studi Diploma-3 Kebidanan St. Elisabeth Medan.
2. Anita Veronika, S.SiT., M.KM selaku Kaprodi D-3 Kebidanan yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Program
Studi Diploma-3 Kebidanan Santa Elisabeth Medan.
3. Flora Naibaho, SST., M.Kes dan R.Oktaviance Simorangkir, SST., M.Kes selaku
koordinator Laporan Tugas Akhir ini telah banyak memberikan bimbingan
nasehat dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
4. Bernadetta Ambarita, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Laporan Tugas
Akhir penulis yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan
dan nasehat kepada penulis selama menyusun Laporan Tugas Akhir di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
5. Kepada Ayahanda H.Mangapul Simanjuntak dan ibunda Hj.Fatimah Wardi
Marbun,Suami tercinta Rahut Nauli Hutagalung,kakak dan adik Ernayulis
Simanjuntak, Sahat Nauli Pangiutan Simanjuntak, Pajriani Simanjuntak, Aswani
Simanjuntak,yang telah menjadi motivator terbaik dan selalu mendoakan,

xi
memberi doa, semangat, dan dukungan dalam bentuk moral maupun material
hingga akhir Laporan Tugas Akhir ini.
6. Seluruh staf pengajar di STIKes Santa Elisabeth Medan yang telah memberi
ilmu, nasehat dan bimbingan kepada penulis selama menjalani pendidikan di
Program studi D3 Kebidanan.
7. Kepada ibu Kepala Puskesmas Tukka,Dr.Ester Gusnawarida Surbakti selaku
pemimpin Puskesmas Tukka yang telah memberikan kesempatan waktu dan
tempat kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Kepada Ibu Siti Zubaidah Tanjung yang telah bersedia menjadi pasien penulis
dan telah bersedia membantu penulis dalam memberikan informasi sesuai yang
dibutuhkan.
9. Buat seluruh teman Program studi Diploma 3 Kebidanan STIKes Santa Elisabeth
Medan khususnya angkatan XIII atas segala dukungan dan bantuan kepada
penulis selama menyelesaikan laporan tugas akhir ini
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak,
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan dan bantuan yang telah
diberikan kepada penulis dan harapan penulis semoga laporan tugas akhir ini memberi
manfaat bagi kita semua.

Medan, Juli 2018

Penulis

(Sunilfa Simanjuntak)

xi
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL…………..………………………………………………………….i
LEMBARPERSETUJUAN……………………………………………………………ii
LEMBA PENGESAHAN……………..…………...…………………………………..iii
CURICULUM VITAE……...…....…………………………………………………….iv
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ………………….……………………….…...........v
PERNYATAAN ……………...………………………………………………………...vi
INTI SARI ………….……..…………………………………………………………...vii
KATA PENGANTAR …………….…………………………………………...……..viii
DAFTAR ISI …………...……..………………………………………………..……....x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………..1
B. Tujuan Penulis ………………………………………………………………...3
1. Tujuan Umum ………………………………………………………...3
2. Tujuan Khusus ………………………………………………………..3
C. Manfaat ……………………………………………………………………….4
1. Bagi Penulis ………………………………………………………….4
2. Bagi Institusi Pendidikan …………………………………………….4
3. Bagi Puskesmas ……………………………………………………...4
4. Bagi Masyarakat/PUS ……………………………………………….5
BAB II. TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Keluarga Berencana ……………………………………………..6
B. Tujuan Keluarga Berencana …………………………………………………6
C. Jenis Kontrapensi dan Cara Kerjanya,Keuntungan Kontrapensi,Kerugian
Kontrasepsi ……………………………………………………………………6
BAB III. METODE STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus …….………………………………………………………22
B. Tempat dan waktu Studi Kasus ………...……………………………………22
C. Subjek Studi Kasus ...……………………………...…………………………22
D. Metode Pengumpulan Data …………..……………………………………...23
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data…...…………………………………….25

xi
BAB IV. MANAJEMEN DAN PEMBAHASAN
A. Manajemen …………………………………………………………………..27
I. Pengkajian Data …………………………………………………………...27
II.Interpretasi Data Dasar…………………………….……………………...30
III.Identifikasi Diagnose dan masalah potensial……….……………………..31
IV. Tindakan Segera …………………………….……………………………31
V. Intervensi…………………………………………………………………..31
VI. Implementasi……………………………………………………………...32
VII. Evaluasi………...………………………………………………………….35
B. Pembahasan…………………………………………………….…………….36
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulam ……………………………………………..…………………..42
B. Saran ………………………………..………………………………………..43
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...44

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada saat ini, keluarga berencana telah dikenal hampir diseluruh dunia.

Dinegara-negara maju, keluarga berencana bukan lagi merupakan suatu program

atau gagasan, melainkan telah merupakan falsafah hidup masyrakatnya. Namun,

di Negara-negara sedang berkembang, keluarga berencana masih merupakan

program yang pelaksanaanya harus terus ditingkatkan. (Rustam, 2013)

Kependudukan atau demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika

kependudukan manusia. Meliputi didalamnya ukuran, sturuktur, dan distribusi

penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk berubah setiap waktu akibat

kelahiran, kematian, migrasi, serta penuaan. Analisis kependudukan dapat

merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan

criteria sperti pendidikan, kewarganegaraan, agama, atau etnisitas tetentu. (Niken,

2010)

Penduduk adalah semua orang yang mendiami suatu daerah dalam suatu

waktu/ jangka waktu tertentu. Penduduk dipelajari oleh ilmu kependudukan, fokus

perhatian demografi adalah perubahan beserta komposisi dan distribusi

pendukung.dinamika penduduk merupakan perubahan kependudukan untuk suatu

daerah tertentu dari waktu ke waktu. (Sri, 2016)

Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di indonesia pada tahun 2014

dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 47.019.002. peserta KB baru

sebesar 7.761.961 (16,15%) meliputi suntik sebanyak 3.855.254 (49,67%), pil KB

xi
sebanyak 1.951.252 (25,14%), kondom sebanyak 441.141 (5,68%), implant

sebanyak 826.627(10,65%), IUD (intra uterine device ) sebanyak

555.241(7,15%), metode operasi wanita (MOW) sebanyak 116.384(1,5%),

metode operasi pria (MOP) sebanyak 16.062(0,2%). Sedangkan peserta KB aktif

sebanyak 35.202.908 meliputi IUD sebanyak 3.896.081 (11,07%), MOW

sebanyak 1.238.749(3,52%), MOP sebanyak 241.642(0,69%), implant sebanyak

3.680.816(10,46%), kondom sebanyak 1.110.341(3,15%), suntikan sebanyak

16.734.917 (47,54%) dan pil KB sebanyak 8.300.362(29,58%). (Depkes RI,2014)

Pada tahun 1994 diselenggarakan Konfrensi Internasional Kependudukan

dan Pembangunan (International Conference on Population and Development,

ICPD) disponsori oleh PBB dikairo-mesir tahun 1994, dihadiri oleh 11.000

perwakilan dari 180 negara. Konfrensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang

pembangunan dan kependudukan. (Maria, 2013)

Program aksi 20 tahun, bagi tiap Negara yaitu : meningkatkan status

kesehatan, pendidikan dan hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anak-

anak, mengintegrasikan program keluarga berencana kedalam agenda kesehatan

perempuan yang lebih luas. (Maria, 2013)

Bagian yang terpenting dalam program tersebut adalah penyediaaan

pelayanan kesehatan reproduksi menyeluruh, yang memadukan KB, pelayanan

kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan dan pengobatan IMS termasuk

HIV, informasi dan konseling seksualitas, penghapusan bentuk-bentiuk kekerasan

pada perempuan. (Maria, 2013)

Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

diperlukannnya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain,

xi
misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan

yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan

abortus yang tidak aman, serta tuntutan perkembangan social tehadap peningkatan

status perempuan di masyarakat. (BKKBN, 2011)

Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukkan pilihan

jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya kerena terbatasnya metode yang tersedia,

tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor harus dipertimbangkan, termasuk status

kesehatan, efek samping potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang

tidak diinginkan, besar keluarga yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan

norma budaya lingkungan dan orangtua. untuk ini semua konseling merupakan

bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana.

(BKKBN, 2011)

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Diharapkan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan

sesuai dengan teori yang sudah dipelajari dan kebutuhan ibu pada asuhan

kebidanan keluarga berencana di Klinik Pera.

2. Tujuan Khusus

1. Dapat melakukan pengkajian terhadap Ny.S secara baik dan benar di

Puskesmas Tukka.

2. Dapat menegakkan diagnosa secara tepat pada Ny.S secara baik dan

benar di Puskesmas Tukka.

xi
3. Dapat melakukan antisipasi masalah yang mungkin terjadi pada Ny.S

secara baik dan benar di Puskesmas Tukka.

4. Dapat menentukan tindakan segera jika dibutuhkan pada Ny.S secara

baik dan benar di Puskesmas Tukka.

5. Dapat melakukan perencanaan pada Ny.S secara baik dan benar di

Puskesmas Tukka.

6. Dapat melakukan pelaksanaan tindakan pada Ny.S secara baik dan benar

di Puskesmas Tukka.

7. Dapat mengevaluasi tindakan yang diberikan pada Ny.S secara baik dan

benar di Puskesmas Tukka.

c. Manfaat
1. Bagi Penulis

Bagi penulis ini berguna untuk menambah wawasan dan kesempatan

penerapan ilmu yang telah diperoleh penulis selama perkuliahan tentang

Asuhan kebidanan yaitu pada keluarga berencana.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan atau informasi untuk penambahan ilmu

pengetahuan serta acuan dengan pengembangan ilmu kebidanan yang

berkaitan dengan Asuhan kebidanan yaitu pada keluarga berencana.

3. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta

kemampuan keterampilan dalam mengenai asuhan kebidanan yaitu pada

keluarga berencana.

xi
4. Bagi Masyarakat/PUS

Bagi masyarakat dan PUS sebagai sumber informasi ubtuk meningkatkan

pengetahuan dan wawasan ibu serta masyarakat tentang alat kontrasepsi

implant.

xi
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Keluarga Berencana

Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak

anak yang di inginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah

beberapa cara altrenatif untuk mencegah atau pun menunda kehamilan. Cara- cara

kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. (Ari

sulistyawati,2014 ).

B. Tujuan keluarga berencana

Tujuan KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan

sosial ekonomi suatu keluarga, dengan cara pengaturan kelahiran anak agar

diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya.

C. Jenis Kontrasepsi dan Cara Kerjanya, Keuntungan Kontrasepsi,

Kerugian Kontrasepsi

1. Metode Amenorea Laktasi ( MAL )

a) Pengertian

Metode Amenore Laktasi ( MAL ) adalah kontrasepsi yang

mengadalkan pemberian ASI secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI

tanpa tambahan makanan atau minuman apa pun lainnya.

xi
MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila :

1) Menyusui secara penuh ( full breast feeding ) lebih efektif bila

pemberian 8x sehari

2) Belum haid

3) Umur bayi kurang dari 6 bulan

4) Efektif sampai 6 bulan

5) Harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lainnya.

6) Cara Kerja

7) Penundaan atau penekanan ovulasi

b) Keuntungan Kontrasepsi

1. Efektifitas tinggi ( keberhasilan 98% pada enam bulan pasca

persalinan ).

2. Segera efektif.

3. Tidak mengganggu sanggama.

4. Tidak ada efek samping secara sistematik.

5. Tidak perlu pegawasan medis.

6. Tidak perlu obat atau alat.

7. Tanpa biaya.

c) Keuntungan Nonkontrasepsi

a. Untuk Bayi

1. Mendapat kekebalan pasif ( mendapat antibody perlindungan lewat

ASI ).

2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh

kembang bayi yang optimal.

xi
3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi dari air,susu lain

atau formula atau alat minum yang dipakai.

b. Untuk Ibu

1. Mengurangi perdarahan pasca persalinan.

2. Mengurangi risiko anemia.

3. Meningkatkan hubungan psikologik Ibu dan Bayi.

c. Kerugian

1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam

30 menit pasca persalinan.

2. Mungkin sulit dilaksanakan karna kondisi sosial.

3. Efektivitas tinggi hanya samapai kembalinya haid atau sampai dengan 6

bulan.

4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk dari virus hepatitis B/HBV dan

HIV/AIDS.

Yang dapat menggunakan MAL :

Ibu yang menyusui seacara eksklusif, bayi berumur kurang dari 6 bulan

dan belum mendapat haid setelah melahirkan.

Yang seharusnya tidak memakai MAL

1. Sudah mendapatkan haid setelah persalinan.

2. Tidak menyusui secara eksklusif.

3. Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan.

4. Bekerja terpisah dari bayi lebih lama dari 6 jam.

xi
2. Metode Keluarga Berencana Alamiah ( KBA )

Metode Lendir Serviks atau lebih dikenal sebagai Metode Ovulasi

Billings/MOB atau metode dua hari mukosa serviks dan metode simtomtermal

adala yang paling efektif.Cara yang kurang efektif misalnya Sistem kalender atau

pantang berkala dan metode suhu basal.

TEKNIK PANTANG BERKALA

a. Untuk Kontrasepsi

Sanggama dihindari pada masa subur yaitu dekat dengan

pertengahan siklus haid atau terdapat tanda-tanda adanya kesuburan yaitu

keluarnya lendir encer dari liang vagina. Untuk perhitungan masa subur

dipakai rurmus siklus terpanjang dikurangi 11, siklus terpendek dikurangi

18. Antara kedua waktu sanggama dihindari.

Manfaat :

a. Kontrasepsi

1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan

2. Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi

3. Tidak ada efek samping sistematik

4. Murah atau tanpa biaya

b. Non kontrasepsi

1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB

2. Meningkatkan pengetahuan tentang reproduksi pada suami dan Istri

3. Memungkinkan mengeratkan relasi /hubungan melalui peningkatan

komunikasi antara suami istri/pasangan.

xi
Yang dapat menggunakan KBA :

a. Untuk kontrasepsi

1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun

tidak teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun

pramenoupause.

2. Semua perempuan dengan paritas berapa pun termasuk mulipara.

3. Perempuan kurus ataupun gemuk

4. Perempuan yang merokok

5. Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.

b. Untuk konsepsi

Pasangan yang indah mencapai kehamilan, sanggama dilakukan pada masa

subur untuk mencapai kehamilan.

Yang seharusnya tidak menggunakan KBA :

1. Perempuan yang dari segi umur, paritas, atau masalah kesehatannya

membuat kehamilan menjadi suatu kondisi risiko tinggi.

2. Perempuan sebelum mendapat haid ( menyusui, segera setelah abortus ),

kecuali MOB

3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB.

4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama ( bepantang )

selama waktu tertentu dalam siklus haid.

5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya.

3. Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat dari

berbagai bahan diantaranya lateks ( karet ), plastik ( vinil ), atau bahan alami (

xi
produksi hewani ) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom

terbuat dari kater sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya

berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk

seperti puting susu.

Tipe Kondom

a. Kondom biasa.

b. Kondom berkontur ( bergerigi ).

c. Kondom beraroma.

d. Kondom tidak beraroma

Cara Kerja

a. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan

cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis

sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi

perempuan.

b. Mencegah penularan mikroorganisme ( IMS termasuk HBV dan

HIV/AIDS ) dari satu pasangan kepada pasangan yang lain ( khususnya

kondom yang terbuat dari lateks dan vinil ).

Efektifas :

Kondom cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap berhubungan

seksual.Pada beberapa pasangan, pemakaian kondom tidak efektif karena tidak

dipakai secara konsisten.Secara ilmiah di dapatkan hanya sedikit angka kegagalan

kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

xi
Manfaat.

a. Kontrasepsi

1. Efektifitas bila digunakan dengan benar.

2. Tidak mengganggu produksi ASI.

3. Tidak mengganggu kesehatan klien .

4. Tidak mempunyai pengaruh sistematik.

5. Murah dan dapat dibeli secara umum.

6. Tidak perlu resep dokter.

7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus

ditunda.

b. Non Kontrasepsi

1. Memberi dorongan kepada suami untuk ikut ber-KB.

2. Dapat mencegah penularan PMS.

3. Mencegah ejakulasi dini.

4. Mencegah terjadinya kanker serviks.

5. Saling berinteraksi sesama pasangan.

6. Mencegah imuno infertilitas.

4. Senggama Terputus

Sanggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisonal,

dimana pria mengeluarkan alat kelaminnya ( penis ) vagina sebelum pria

mencapai ejakulasi.

xi
Cara Kerja :

Alat kelamin ( penis ) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma

tidak masuk kedalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan

ovum dan kehamilan dapat dicegah.

Manfaat :

a. Kontrasepsi

1. Efektif bisa dilaksanakan dengan benar.

2. Tidak mengganggu produksi ASI.

3. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.

4. Tidak ada efek samping.

5. Dapat digunakan setiap waktu.

6. Tidak membutuhkan biaya.

b. Non Kontrasepsi

1. Meningkatkan keterlibatan suami dalam KB.

2. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengetian

yang sangat dalam

Dapat dipakai untuk

1. Suami yang ingin berprastispasi aktif dalam KB.

2. Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak

memakai metode-metode lain.

3. Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.

4. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode

yang lain.

5. Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.

xi
6. Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

Tidak dapat dipakai untuk :

1. Suami dengan pengalaman ejakulasi dini.

2. Suami yang sulit melakukan senggama terputus.

3. Suami yang memiliki kelainan fisik atau psikologis.

4. Istri yang mempunyai pasangan yang sulit bekerja sama.

5. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi.

6. Pasangan yang tidak bersedia melakukan sanggama terputus.

5. Pil Kombinasi

Pil KB yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.

Jenis-jenis :

1. Monofasik : Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung

hormon aktif estrogen /progestin (E/P) dalam dosis yang sama , dengan 7

tablet tanpa hormon aktif

2. Bifasik : Pil yang tersedia dalam keasan 21 tablet mengandung hormon

aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7

tablet tanpa hormon aktif.

3. Trifasik: Pil yang tersedia dalam keasan 21 tablet mengandung hormon

aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7

tablet tanpa hormon aktif.

Cara Kerja

a. Menekan ovulasi

b. Mencegah implantasi

c. Lendir serviks mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma

xi
d. Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi telur akan terganggu

Manfaat

a. Memiliki efektifitas yang tinggi

b. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil

c. Tidak mengganggu hubungan seksual

d. Siklus haid menjadi teratur, banyak nya darah haid berkurang

(mencegah anemia,tidak terjadi nyeri haid).

e. Dapat digunaan jangka panjang selama perempuan masih ingin

menggunankannya untuk mencegah kehamilan.

f. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause

g. Mudah dihentikan setiap saat

h. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan

i. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat

j. Membantu mencegah :

1. Kehamilan ektopik

2. Kanker ovarium

3. Kanker endometrium

4. Kista ovarium

5. Penyakit radang panggung

6. Kelainan jinak pada payudara

7. Dismenorea

xi
Kelebihan pil kombinasi :

a. Efektif dan reveriable

b. Mudah didapatkan diapotek-apotek lingkungan sekitar tempat

tinggal

c. Tidak menggangu hubungna seksual

d. Cara pemakaian sangat mudah hanya dengan meminum tanpa

dengan alat bantu

Kekurangan pil kombinasi :

a. Mahal dan membosan kan karena harus menggunakannya

setiap hari

b. Mual, terutama pada 3 bulan pertama

c. Perdarahan bercak atau perdarahan sela, terutama 3 bulan

pertama

d. Pusing

e. Nyeri payudara

f. BB naik sedikit

g. Berhenti haid (amenorea,jarang pada pil kombinasi)

h. Tidak boleh boleh diberikan pada perempuan

menyusui(mengurangi asi).

i. Menimbulkan depresi

j. Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan

k. Tidak mencegah Infeksi Menular Seksual (IMS),

HbV,HIV/AIDS.

xi
6. Suntikan Kombinasi

Jenis kontrasepsi yang dilakukan denga penyuntikan yang

mengandung hormon sintetis progesteron dan estrogen dengan

metode intramuscular.

Cara kerja :

a. Menekan ovulasi

b. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi

sperma terganggu

c. Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi

terganggu

d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba

Kelebihan :

a. Resiko terhadap kesehatan kecil

b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

c. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam

d. Jangka panjang

e. Efek samping sangat kecil

f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik

Kerugian :

a. Terjdi perubahan pola haid

b. Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti

ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga

c. Ketergantungan

xi
d. Efektifitas berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-

obat epilepsi atau obat tuberkulosis

e. Efek samping yang serius,seperti serangan jantung

,stroke,bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan

timbulnya tumor hati

f. Penambahan berat badan

g. Tidak menjamin perlindungan penyakit infeksi menular seksual

, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV

h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah

penghentian pemakaian

1. Kontrasepsi IMPLAN :

Salah satu jenis alat kontrasepsi yang berupa susuk yang terbuat dari

sejenis karet silastik yang berisi hormon, dipasang pada lengan atas. Implan juga

dikenal dengan 2 macam yaitu:

A. Non Biodegradable Implant dengan ciri-ciri berikut:

1. Norplant (6 “kasus”), berisi hormone levonogrestel, daya kerja 5 tahun.

2. Norplant -2 (2 batang), berisi hormon levonogrestel, daya kerja 3

tahun.

3. Satu batang, berisi hormon ST-1435, daya kerja 2 tahun, rencana siap

pakai : tahun 2000.

4. Satu batang, berisi hormon 3-keto desogesterin daya kerja 2,5-4 tahun.

Sedangkan Non Biodegradable Impalant dibedakan menjadi 2 macam,

yaitu:

xi
1. Norplant : dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari 6 “kapsul”

kosong silastic (karet silicone) yang didisi dengan hormon

levonorgestrel dan ujung-ujung kapsul ditutup dengan silastic

adhesive. Tiap “kapsul” mempunyai panjang 34 mm, diameter

2,4 mm, berisi 36 mg levonorgestrel, serta mempunyai cirri

sangat efektif dalam mencegah kehamilan untuk lima tahun. Saat

ini Norplant yang paling banyak dipakai.

2. Norplant -2 : dipakai sejak tahun 1987, terdiri dari dua batang

silastic yang padat, dengan panjang tiap batang 44 mm. dengan

masing-masing batang diisi dengan 70 mg levonorgestre didalam

matriks batangnya. Ciri norplan -2 dalah sangat efektif untuk

mencegah kehamilan 3 tahun.

a. Biodegrodable Implant: 2 yaitu

1. Carpronor, suatu “kapsul” polymer yang berisi levonorgestrel, suatu

kapsul biodegradable yang mengandung levonorgestrel yang dilarutkan

dalam minyak ethyl-aleate dengan diameter “kapsul” <0,24 cm dan

panjang “kapsul” yang teliti terdiri dari 2 ukuran, yaitu :

 2,5 cm : berisi 16 mg levorgestrel, melepaskan 20 mcg

hormonnya/hari

 4 cm : berisi 25 mg levonorgestrel, melepaskan 30-50 mcg

hormonnya/hari.

Cara kerja KB Implant ini dapat menghambat ovulasi, perubahan

lendir serviks menjadi kental dan sedikit, dan menghambat perkembangan

siklis dari endometrium.

xi
Keuntungan dari KB IMPLANT:

a. Cocok untuk wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang

mengandung estrogen

b. Dapat digunakan untuk jangka waktu panjang 5 tahun dan bersifat

reversible

c. Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan

d. Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak menaikkan darah

e. Resiko terjadinya kehamilan ektropi lebih kecil jia dibandingkan

dengan pemakaian alat kontrasepsi dalam rahim

Kerugian KB IMPLANT:

a. Susuk KB / implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas

kesehatan yang terlatih

b. Lebih mahal

c. Sering timbul perubahan pola haid

d. Akseptor tidak dapat mengehntikan implant sekehendaknya sendiri

e. Beberapa orang wanita mungkin segan untuk menggunakannya

karena kurang mengenalnya.

Kontra indikasi :

a. Kehamilan atau disangka hamil

b. Penderita penyakit hati akut

c. Kanker payudara

d. Kelainan jiwa

e. Penyakit jantung, hipertensi,diabetes mellitus

xi
f. Penyakit terombo emboli

g. Riwayat kehamilan ektropik

Indikasi KB IMPLANT:

a. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi untuk jangka waktu

yang lama tetapu tidak tersedia menjalani kontap/ menggunakan

AKDR

b. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung

estrogen.

Efektifitas KB IMPLANT:

a. Angka kegagalan Norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5

tahun pertama.

b. Efektivitas norplant berkurang sedikit setelah sedikit setelah 5 tahu,

dan pada tahun ke 6 kira-kira 2,5-3% akspeptor menjadi hamil.

Efek samping KB Implant:

a. Amenorrhea

b. Perdarahan bercak (spotting) ringan

c. Pertambahan atau kehilangan berat badan (perubahan nafsu makan)

d. Ekspulsi

e. Infeksi pada daerah insersi

Waktu pemasangan:

a. Sewaktu haid berlangsung.

xi
b. Setiap saat asal diyakini klien tidak hamil

c. Bila menyusui 6 minggu-6 bulan pasca salin

d. Saat diganti dari metode yang lain

e. Pasca keguguran.

Prosedur Pemasangan KB Implant:

a. Terhadap calon akseptor dilakukan konseling dan KIE yang selengkap

mungkin mengenal norplant ini sehingga calon akseptor betul-betul

mengerti dan menerimanya sebagai cara kontrasepsi yang akan

dipakainya dan berikan informed consent untuk ditanda tangani oleh

suami istri.

b. Persiapan alat-alat yang diperlukan :

1. Sabun anti septik

2. Kasa steril

3. Cara antiseptic (betadine)

4. Kain steril yang mempunyai lubang

5. Obat anastesi local

6. Semprit dan jarum suntik

7. Trokar no.10

8. Sepasang sarung tangan steril

9. Satu set kapsul norplant (6 buah)

10. Scalpel yang tajam

b. Teknik pemasangan:

1. Tenaga kesehatan mencuci tangan dengan sabun

xi
2. Daerah tempat pemasangan (lengan kiri bagian atas) dicuci

dengan sabun antiseptik

3. Calon akseptor dibaringkan telentang di tempat tidur dan lengan

kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor

4. Gunakan hand scoon steril dengan benar

5. Lengan kiri pasien yang akan dipasang diolesi dengan cairan

antiseptic /betadine

6. Daerah tempat pemasangan norplant ditutup dengan kain steril

yang berlubang

7. Dilakukan injeksi obat anastesi kira-kira 6-10 cm di atas lipatan

siku

8. Setelah itu dibuat insisi lebih kurang sepanjang 0,5 cm dengan

scalpel yang tajam

9. Trocard dimasukkan melalui lubang insisi sehingga sampai pada

jaringan bawah kulit

10. Kemudian kapsul dimasukkan didalam trocard

11. Demikianlah dilakukan berturut0turut dengan kapsul kedua

sampai keenam, kapsul dibawah kulit diletakkan demikian rupa

sehingga susunannya seperti kipas

12. Stelah semua kapsul berada dibawah kulit trokar ditarik pelan-

pelan keluar

13. Kontrol luka apakah ada perdarahan atau tidak

14. Dekatkan luka beri plester kemudian dibalut dengan perban

untuk mencegah perdarahan dan agar tidak terjadi haematom

xi
15. Nasihat pada akseptor agar luka jangan basah, selama lebih

kurang 3 hari dan datang kembali jika terjadi keluhan-keluhan

yang mengganggu.

2. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)

Jenis kontrasepsi mengandung hormon steroid prigestase yang

mengandug progesteron dari mirena yang mengandung

levonogestrel

Cara Kerja

a. Endometrium mengalami tranformasi yang ireguler

b. Mencegah terjadinya pembuahan

c. Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba faloppi

d. Menonaktifkan sperma

Keuntungan :

a. Efektif dengan proteksi jangka paanjang 10 tahun

b. Tidak berpengaruh pada Asi

c. Kesuburan segera kembali setelah akdr diangkat

d. Efek samping sangat kecil

e. Memiliki efek sistemik yang sangat kecil

Kerugian :

a. Perlu pemeriksaan dalam

b. Harga mahal

c. Diperluka tenaga terlatih untuk pemasangan dan pencabutan

akdr

xi
d. Klien tidak dapat menghentikan sendiri setiap saat

e. Terjadi amenorea dalam jangka panjang

f. Kejadia kehamilan ektpoik relatif tinggi

g. Bertambah nya resiko mendapat penyakit radang panggung

h. Memeperburuk perjalanan penyakit kanker payudara

xi
BAB III

METODE STUDI KASUS

A. Jenis Studi Kasus

Laporan Tugas Akhir ini merupakan laporan studi kasus dengan metode

deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

memaparkan atau membuat gambaran tentang studi keadaan secara obyektif.

Studi kasus adalah mengkaji suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri

dari unit tunggal (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada Ny. S

dengan menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney.

B. Tempat dan Waktu Studi Kasus

Menjelaskan tempat atau lokasi dan waktu yang dilakukan. Lokasi

penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian (Notoadmodjo, 2012).

Studi kasus ini akan dilakukan di Puskesmas Tukka. Waktu studi kasus adalah

rentang waktu yang digunakan untuk pelaksanaan studi kasus (Notoadmodjo,

2012). Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 14 Mei 2018.

C. Subjek Studi Kasus

Subjek adalah sumber utama data studi kasus, yaitu yang memiliki data

mengenai variabel-variabel yang diteliti. Subjek yang akan dilakukan dalam studi

kasus ini adalah NY. S akseptor KB implan dengan amenorea (Notoadmodjo,

2012). Subjek yang telah dilakukan dalam studi kasus ini adalah adalah NY. S

akseptor KB implan dengan amenorea.

xi
D. Metode Pengumpulan Data

Jenis data:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan secara langsung oleh peneliti

terhadap sasarannya (Saryono, 2011). Cara mendapatkan data primer dalam

pengumpulan data antara lain sebagai berikut :

a. Pemeriksaan fisik menurut (Ambarwati, 2009)

Pemeriksaan fisik adalah salah satu teknik pengumpul data untuk

mengetahui keadaan fisik dan keadaan kesehatan. Dengan teknik

inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi.

Menurut (Walyani, 2014) teknik pemeriksaan fisik meliputi :

1) Inspeksi

Inspeksi adalah memeriksa dengan melihat dan mengikat

2) Palpasi

Palpasi adalah pemeriksaan dengan perabaan, menggunakan

rasa propioseptif ujung jari dan tangan.

3) Perkusi

Perkusi adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan

badan dengan cara perantara jari tangan, untuk mengetahui

keadaan organ-organ di dalam tubuh.

xi
4) Auskultasi

Auskultasi adalah pemeriksaan mendengarkan suara dalam tubuh

dengan menggunakan alat stetoskop

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan

data, mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seseorang

sasaran penelitian (responden), atau bercakap-cakap berhadapan muka

dengan orang tersebut (face to face). Pada pengambilan kasus ini wawancara

dilakukan pada Ny. S dan tenaga kesehatan.

c. Observasi

Observasi adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian

untuk menyadari adanya rangsangan (Notoadmodjo, 2012).

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diinginkan diperoleh dari orang lain atau

tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri, misalnya ada rekam

medis di rumah sakit (Notoadmodjo, 2012).

Data sekunder ini diperoleh dengan cara :

a. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi adalah semua bentuk inofrmasi yang berhubungan

dengan dokumen resmi maupun tidak resmi (Notoadmodjo, 2012).

xi
b. Studi Keputakaan

Studi Kepustakaan merupakan dokumentasi menyeluruh terhadap karya

publikasi dan nonpublikasi (A.Aziz Alimul Hidayat, 2010). Pada kasus

ini studi kepustakaan mengambil dari buku terbitan dari tahun 2005

sampai dengan 2014.

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Dalam pelaksanaan laporan kasus ini alat dan bahan untuk wawancara sebagai

berikut :

1. Alat dan bahan untuk wawancara

a. Format pengkajian

b. Bolpoin

c. Buku

2. Alat-alat untuk melakukan pemeriksaan fisik dan observasi

a. Timbangan badan

b. Stetoskop

c. Spigmomano meter

3. Alat dan bahan yang digunakan untuk KB implant adalah sebagai

berikut :

a) Tempat tidur.

b) Sabun untuk mencuci tangan.

c) 2 kapsul implan dalam satu kemasan steril (sudah terdapat

skapel)

d) dan trokar 1 set dengan pendorong).

e) Kain penutup operasi steril (bersih) yang kering.

xi
f) 3 mangkok steril atau DTT (1 untuk betadine, 1 tempat air

DTT/steril, kasa).

g) Sepasang sarung tangan steril/DTT.

h) Larutan antiseptik.

i) Anestesi lokal (lidokain 1ampul).

j) Tabung suntik dan jarum suntik (5 atau 10 ml).

k) Jika ingin menandai posisi kapsul dapat digunakan bolpoin.

l) Band aid (plester untuk luka ringan) atau kasa steril dengan

plester

xi
BAB IV

MANAJEMEN DAN PEMBAHASAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. S USIA 37 TAHUN


DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT DI PUSKESMAS TUKKA
TAHUN 2018

A. Manajemen

I.PENGKAJIAN DATA

Tanggal : 14 Mei 2018 Jam : 09.00 WIB


Tempat : Puskesmas Tukka Pengkaji : Sunilfa

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas pasien
Nama : Ny. S Nama : Tn. S
Umur : 37 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Batak/Toba Suku/Bangsa : Batak/Toba
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tukka Alamat : Tukka

2. Alasan Kunjungan : ingin menggunakan KB implant

3. Riwayat menstruasi :
Menarche : …14….thn
Lama : … 7…hari
Siklus : …28…..hari
Teratur atau tidak : Teratur
Banyak : 2-3 kali...ganti pembalut/hri
Sakit/ tidak : ....Tidak....

xi
4. Riwayat kehamilan/persalinan yang lalu

An Tgl UK Jenis Tempat Pe Komplik Bayi Nifas


ak lahir persalin persalin nolo asi
ke /Um an an ng PB/BB Keadaan
ur Bayi JK Laktasi
Ibu
1 19 Ater Sponta Kinik Bida Tidak 50/3,0/ Baik
tahu m n n ada LK
n Baik

2 16 Ater Sponta Klinik Bida Tidak 49/3,2/ Baik


tahu m n n ada LK
n Baik
3 12
tahu Ater Sponta Klinik Bida Tidak 50/2,9/ Baik
n m n n ada LK

5. Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang/yang lalu :


Jantung : Tidak Ada
Hipertensi : Tidak Ada
Diabetes Melitus : Tidak Ada
Malaria : Tidak Ada
Ginjal : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Hiv/Aids : Tidak Ada
Riwayat Operasi Dinding Abdomen Sc : Tidak ada

6. Riwayat penyakit keluarga :


Hipertensi : Tidak Ada
Diabetes Mellitus : Tidak Ada
Asma : Tidak Ada
Lain-Lain :Ada/Tidak Riwayat Kembar : Tidak Ada

7. Riwayat KB : KB suntik

8. Riwayat Sosial Ekonomi :


 Lama nikah : 19 tahun, menikah pertama pada umur : 20 tahun
 Respon ibu dan suami terhadap pemakaian alat kontrasepsi : senang
 Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah : Suami

9. Activity Daily Living :


 Pola makan dan minum :
Frekuensi : 3 kali
Jenis : Nasi+ikan+sayur porsi : sedang

xi
Keluhan/pantangan : tidak ada
 Pola istirahat
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 8 jam
 Pola eliminasi
BAK : 9 kali/hari, warna : khas
BAB : 1 kali/hari, konsistensi : lembek
 Personal hygiene
Mandi : 2 kali/hari
Ganti pakaian/pakaian dalam : 2 kali/hari
 Pola aktivitas
Pekerjaan sehari-hari : IRT
 Kebiasaan hidup
Merokok : Tidak Ada
Minum-Minuman Keras : Tidak Ada
Obat Terlarang : Tidak Ada
Minum Jamu : Tidak Ada

DATA OBJEKTIF

 Keadaan umum :…Baik…., Kesadaran :Compos mentis


 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36℃
RR : 22 x/menit

 Pengukuran tinngi badan dan berat badan


Berat badan : 65 kg
Kenaikan BB selama menggunakan alkon : -. kg
Tinggi badan : 160 cm

 PEMERIKSAAN FISIK
a. Kepala :
 Muka : tidak ada oedema, colasma
 Mata : simetris,Conjungtiva :t. anemi, Sklera: t.ikterik
 Hidung : simetris Polip : tidak meradang
 Mulut/bibir : bersih
b. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar Tyroid
c. Payudara : simetris
Bentuk simetris : Ya
Benjolan Abnormal : tida ada
d. Perut :
Inspeksi : tidak ada line nigra, striae
Palpasi : tidak ada benjolan
e. Estermitas :
Atas : bersih, tidak ada odema, lengkap
Bawah : bersih, tidak ada oedema, lengkap

xi
f. Genetalia : tidak dilakukan
g. Anus : tidak ada haemoroid

 Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan

II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : Ny.S usia 37 tahun P3 Ao, dengan akseptor KB implant

Data Dasar :

DS:

a. Ibu mengatakan ingin menggunakan KB implant

b. Ibu mengatakan mempunyai 3 orang anak

c. Ibu mengatakan usianya 37 tahun

d. Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik sebelumnya

DO:

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Compos Mentis

c. Tanda-tanda vital

 Tanda-tanda Vital

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Pols : 80 kali/menit

RR : 22x / menit

Temp : 36o C

 BB : 65 kg

 TB : 160 cm

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :

xi
a. Penkes tentang alat kontrasepesi yang dipakai ibu

b. Penkes tentang tanggal kunjungan kembali

c. Lakukan pemasangan KB implant

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

- Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

- Tidak ada

V. INTERVENSI

No. Intervensi Rasional


1. Beritahukan pada ibu hasil Agar ibu mengetahui
pemeriksaan yang telah keadaaanya saat ini
dilakukan
2. Beritahu ibu tentang KB implant Agar ibu mengetahui tentang
dan efek samping KB implant efek samping KB implant
3. Beritahu ibu tentang keuntungan Agar ibu mengetahui tentang
dan kerugian KB implant keuntungan dan kerugian KB
implant
4. Lakukan pemasangan KB Agar ibu dapat mencegah
Implant pada ibu kehamilan
5. Anjurkan ibu untuk datang Untuk melepas KB implant
kembali sesuai tanggal kembali setelah pemakaian 3
kunjungan tahun
6. Anjurkan ibu untuk konsultasi Untuk memastikan kembali
kembali keklinik apabila ada luka dan mengganti perban
keluhan setelah pemasangan Implant

VI. IMPLEMENTASI

No Waktu Implementasi Paraf


.
1. 09.05 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah Sunilfa
dilakukan dalam batas normal :
 Hasil observasi TTV:

xi
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Pols : 80 x/menit
RR : 22x / menit
Temp : 360 C
 BB : 65 kg
 TB : 160 cm

Ev : ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan yang


telah dilakukan dalam batas normal
2. 09.10 Memberitahu ibu tentang KB implant dan efek
sampingnya: KB implant yaitu memasukkan 2 kapsul
KB susuk kedalam lengan kiri atas umtuk mencegah
terjadinyakehamilan, dan efek sampingnya
perdarahan bercak,dan terjadinya peningkatan berat
badan

Ev: ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang


disampaikan
3. 09.20 Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kerugian
KB Implant :
a. Keuntungan :
- Cocok untuk wanita yang tidak boleh
menggunakan obat yang mengandung
estrogen
- Dapat digunakan untuk jangka waktu
panjang 3 tahun
- Perdarahan terjadi lebih ringan, tidak
menaikkan darah
- Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih
kecil, jika dibandingkan dengan pemakain
alat kontrasepsi dalam rahim
b. Kerugian :
- Implant harus dipasang dan diangkat oleh
petugas kesehatan yang terlatih
- Lebih mahal
- Sering timbul perubahan pola haid
- Akseptor tidak dapat menghentikan implant
sekehendaknya sendiri
- Beberapa orang wanita mungkin segan untuk
menggunakan karena kurang mengenalnya

EV: ibu sudah mengetahui keuntungan dan kerugian

xi
dalam pemakaian KB implant
4. 09.35 Melakukan pemasangan KB Implant pada ibu :
1. Mempersilahkan klien mencuci seluruh lengan
dengan sabun dan air bersih yang mengalir
2. Menentukan tempat pemasangan pada bagian
lengan atas 6-8 cm dari siku
3. Memastikan bahwa peralatan steril dan kedua
kapsul implant sudah tersedia
4. Memastikan bahwa peralatan steril dan kedua
kapsul implant sudah tersedia
5. Mencuci tangan dengan air dan sabun,
mengeringkannya dengan handuk lap bersih
6. Memakai hands scoon
7. Mengusap tempat pemasangan dengan larutan
antiseptic
8. Memasangkan duk steril pada daerah insisi
9. Menyuntikkan anestesi lokal tepat dibawah kulit
sedikit menggelembung
10. Meneruskan penusukan jarum kurang lebih 4
cm, suntikkan 1 cc diantara pola pemasangan 1-
2 cm
11. Menguji efek anestesi sebelum melakukan insisi
pada kulit
12. Membuat insisi dangkal selebar 2 cm dengan
scalpel
13. Memasukkan trokar dan pendorongannya
sampai pada tanda 1 dengan posisi sedikit
menjungkit kulit
14. Mengeluarkan pendorong dan memasukkan
kapsul kedalam trokar
15. Memasukkan kembali pendorong dan tekan
kapsul kearah ujung dari trokar sampai terasa
adanya tahanan
16. Menahan pendorong ditempatnya dengan satu
lengan dan tarik trokar sampai mencapai
pegangan pendorong
17. Menarik trokar dan pendorongnya serta secara
bersama sama sampai batas tanda 2 terlihat pada
luka insisi (jangan keluarkan trokar dari tempat
insisi)
18. Menahan kapsul yang telah terpasang dengan
satu jari dan masukkan kembali trokar serta

xi
pendorongnya sampai tanda 2
19. Jangan menarik ujung trokar dari tempat insisi
sampai seluruh kapsul implant terpasang
20. Meraba kapsul untuk memastikan kedua kapsul
implant telah terpasang
21. Meraba daerah insisi untuk memastikan seluruh
kapsul berada jauh dari insisi pasca penyuntikan
22. Membilas spuit dengan larutan klorin 0,5%
sebelum dibuang ke safety box
23. Membereskan alat dan membuang sampah habis
pakai ketempatnya
24. Mencuci tangan dengan air dan sabun,
mengeringkannya dengan handuk/lap
25. Mengisi kartu peserta KB dan menyerahkan
kepada klien

Ev : pemasangan KB implant pada ibu telah


terpasang dengan baik
5. 10.00 Memberikan ibu therapy untuk mengurangi rasa sakit
- Paracetamol 3x1

Ev: ibu sudah diberi terapi


6. 10.05 Menganjurkan ibu untuk datang berkunjung kembali
pada tanggal 14 Mei 2021

Ev: ibu sudah mengerti dengan penjelasan dan sudah


mengetahui tanggal kunjungan ulang
7. 10.10 Menganjurkan ibu untuk datang kembali untuk
mengganti perban stelah 3 hari pemasangan dan
apabila ada keluhan lainnya

Ev: Ibu sudah mengetahui dan mengerti dengan


penjelasan Bidan

VII. EVALUASI

S:

a. Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan bidan

b. Ibu mengatakan akan melakukan kunjungan kembali ke Puskesmas

xi
A:

Diagnosa : Ny.S usia 37 tahun P3 Ao, dengan akseptor KB implant

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : tidak ada

P:

a. Anjurkan ibu untuk kembali 3 hari setelah pemasangan dan apa bila

ada keluhan lainnya

B. PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada akseptor KB

IMPLAN/AKBK pada Ny. S umur 37 Tahun Akseptor KB Implant pada tanggal

14 Mei 2018 di Puskesmas Tukka, maka penulis membahas dengan

membandingkan teori dari hasil pelaksanaan manajemen kebidanan yang telah

dilaksanakan sesuai dengan 7 langkah manajemen yaitu pengkajian, identifikasi

data dasar, antisipasi masalah potensial, tindakan segera, intervensi, implementasi

dan evaluasi. Penulis akan mengemukakan masalah seluruh data-data sesuai yang

terdapat antara teori dengan pelaksanaan di lapangan

1. Pengkajian

Dalam pengkajian dilakukan pengumpulan semua data yaitu: Pengumpulan

data pasien, alasan kunjungan, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan

dan nifas, riwayat penyakit yang pernah dialami oleh pasien, riwayat penyakit

keluarga, riwayat KB, riwayat social ekonomi, aktivitas sehari-hari baik dikaji

mulai dari pola makan dan minum, pola istirahat, pola eliminasi, personal

hygiene, pola aktivitas, kebiasaan hidup sehari-hari. Dan dikaji juga melalui data

objektif yaitu melalui pemeriksaan umum (head to toe).

xi
Dalam pengumpulan data tersebut penulis tidak mengalami kesulitan karena

dari hasil pengkajian tersebut terdapat hasil dalam batas normal. Terjadi

kesenjangan antara teori dan praktek karena dalam teori terdapat format

pengkajian tidak sejalan dengan praktek yang dilakukan.

2. Identifikasi Data Dasar

Setelah melakukan pengkajian data maka langkah berikutnya adalah

penentuan identifikasi data dasar dengan menegakkan diagnose masalah dan

kebutuhan.Diagnosa tersebut adalah Ny. S umur 37 Tahun dengan akseptor KB

IMPLANT .Dimana yang menjadi dasar dari diagnosa tersebut adalah ditemukan

keterangan dari ibu yaitu: ibu mengatakan sudah memiliki 3 anak laki-laki. ibu

juga mengatakan ingin menjadi akseptor KB. Lalu ditemukan kesenjangan antara

teori dan praktek dimana pada teori pada data objektif dilakukan pemeriksaan

umum secara head to toe, sementara di Puskesmas hanya menanyakan keluhan

dan tujuan kunjungan ibu dan melakukan pemeriksaan observasi vital sign.

Adapun beberapa kebutuhan yang dibutuhkan pada akseptor KB

IMPLANT tersebut adalah:

1. Konseling informasi edukasi tentang KB IMPLANT/AKBK

2. Pemasangan KB IMPLANT/AKBK

Namun tidak ditemukan masalah dalam identifikasi data dasar tersebut.

xi
3. Antisipasi Masalah Potensial

Antisipasi masalah potensial adalah masalah yang mungkin terjadi lebih

berat dari masalah yang sudah ada. Permasalahan pada pemasangan KB

IMPLANT/AKBK ini adalah perdarahan.

4. Intervensi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan karena sudah direncanakannya

asuhan yang menyeluruh terhadap masalah yaitu diagnosa yang telah

diidentifikasi. Dalam perencanaan ini penulis memberitahu kepada ibu tentang

KB IMPLANT/AKBK baik itu mulai dari keutungan maupun kerugian dari KB

IMPLANT/AKBK lalu penulis juga melakukan informed consent pada ibu.

Kemudian saat penulis menyiapkan alat untuk pemasangan KB

IMPLANT/AKBK, disini terjadi kesenjangan teori dimana pada teori

menggunakan kassa steril, dan kain steril yang mempunyai lubang sementara di

klinik penulis tidak menemukan alat tersebut. Pemasangan KB Implant hanya

menggunakan kassa bersih dan sarung tangan bersih.

Saat memasang KB Implant penulis tidak terjadi kesenjangan teori dan

praktek dimana sebelum memasang KB Implant terlebih dahulu menganjurkan

pasien untuk mencuci lengan bagian atas dan di cuci menggunakan sabun

antiseptic.

Pada saat pemasangan melakukan anastesi sampai melakukan pemasangan

KB Implant penulis tidak menemukan kesenjangan teori dan praktek, dimana

setelah memasang KB Implant penulis meyakinkan pasien dengan cara meraba

daerah pemasangan KB Implant pada lengan kiri atas bahwa batang KB Implant

xi
telah di pasang dengan baik. Setelah melakukan pemasangan penulis

menganjurkan pasien untuk melakukan kunjungan ulang apabila ada keluhan.

5. Implementasi

Pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan praktek karena

telah dilaksanakan rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan

pada langkah perencanaan. Penulis telah memberi asuhan saat pemasangan KB

Implant sesuai dengan teori dan juga memberikan konseling tentang KB

IMPLANT/AKBK kepada ibu, sampai ibu benar-benar mengerti tentang KB

IMPLANT/AKBK baik mulai dari keuntungan dan kerugian maupun manfaat,

efek samping, kontraindikasi dan cara penggunaan KB tersebut sehingga tidak

menimbulkan masalah pada kesehatan ibu.

Adapun keuntungan dan kerugian dari KB implant yaitu :

a. Efek samping

1. Bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1 siklus

2. Perdarahan bercak (spotting)

3. Berkurangnya panjang siklus haid

4. Amenorea, meskipun lebih jarang terjadi dibandingkan perdarahan

Lama atau perdarahan bercak.

5. Umumnya perubahan-perubahan haid tersebut tidak mempunyai

efek yang membahayakan diri akseptor. Meskipun terjadi perdarahan

lebih sering dari pada biasanya, volume darah yang hilang tetap tidak

berubah.

6. Perdarahan yang hebat jarang terjadi.

xi
b. Keuntungan

1. Daya guna tinggi

2. Perlindungan jangka panjang

3. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan

4. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

5. Bebas dari pengaruh estrogen

6. Tidak menggangu ASI

7. Tidak mengganggu kegiatan senggama

8. Klien hanya perlu kembali kepuskesmas bila ada keluhan

9. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan

c. Kerugian

1. Tidak memberikan efek protektif terhadap PMS dan AIDS

2. Membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan

pencabutan

3. Akseptor tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini

sesuai keinginan sendiri akan tetapi harus pergi ke puskesmas untuk

pencabutan

4. Dapat mempengaruhi penurunan dan peningkatan berat badan

5. Memiliki resiko (infeksi, hematoma,dan perdarahan)

6. Dapat menyebabkan perubahan pola siklus haid : spoting, amenore,

hipermenore, dll.

7. Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi secara efektif dari asuhan yang sudah

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan yang terpenuhi sesuai

xi
dengan kebutuhan sebagai mana telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnosa.

Hasil dari evaluasi ini ada terjadi kesenjangan antara teori dan praktek seperti

alat-alat untuk pemasangan KB Implant tapi saat pemasangan tidak terjadi

kesenjangan teori dan praktik Karena pada teori hasil dari evaluasi semua

perencanaan dapat dilakukan dan kemungkinan masalah dapat teratasi.

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana yang di berikan pada Akseptor KB

Implant Ny. S dengan usia 37 tahun pada saat kunjungan melakukan

pengkajian dengan baik dan tidak menemukan masalah saat pengkajian.

Pada kunjungan hari ini ibu mengatakan ingin menjadi akseptor KB

Implant namun dapat di atasi dengan melakukan pemasangan KB Implant

dan ibu mau dipasang KB Implant oleh bidan. Dalam teori pada

pemasangan KB Implant dilakukan pemeriksaan secara head to toe dari

xi
data subjektif hingga data objektif. Ada beberapa pemeriksaan yang tidak

di lakukan oleh penulis antara lain pemeriksaan fisik secara head to toe

karena ibu tidak ada kelainan fisik. Pemeriksaan abdomen vulva dan

vagina juga tidak dilakukan karena ibu tidak ada keluhan tentang masalah

genetalia.

2. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana di lakukan pada tanggal 14-05-

2018, dari hasil pengkajian di temukan bahwa ibu masuk dengan Akseptor

KB Implant usia 37 tahun. Saat menyiapkan alat untuk pemasangan KB

Implant penulis menemukan kesenjangan teori dan praktek dimana alat

yang tersedia diPuskesmas kurang. Pemasangan KB Implant sudah

dilakukan di lengan kiri bagian atas ibu saat melakukan pemasangan tidak

terjadi kesenjangan teori dan praktek .

3. Asuhan Kebidanan pasca pemasangan KB Implant di berikan kepada ibu,

dan tidak di temukan adanya masalah. Asuhan yang diberikan anjurkan

kepada ibu untuk tidak berhubungan suami istri 1 hari setelah

pemasangan, datang kunjungan 1 hari setelah pemasangan KB Implant

agar luka insisi dapat terkontrol, serta menganjurkan ibu untuk datang

kunjungan ulang bila ada keluhan.

B. SARAN

1.Bagi penggunaan alat kontrasepsi Implant

a. Penggunaan hendaknya terlebih dahulu mengetahui alat kontrasepsi

yang hendak digunakan dan bila perlu ditanyakan kepada

petugas/tenaga kesehatan.

xi
b. Bila penggunaan ingin menghentikan pemakaian alat kontasepsi

Implant, segera kunjungi petugas kesehatan terdekat atau yang

terlatih.

2.Bagi tenaga kesehatan

Sebagai seorang tenaga kesehatan kita berkewajiban untuk memberikan

pengetahuan yang cukup kepada akseptor sehingga dapat menurunkan angka

kejadian drop out sekaligus memantapkan klien dalam setiap penggunaan metode

kontrasepsi yang dipakainya.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN “Peganugerahan Persi Award-IHMA”, Official Website Badan


Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional.

BKKBN “Pentingnya Promosi dan Konseling Kb Pasca Persalinan PP dan Pasca


Keguguran PK ”, Official Website Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional. https://www.bkkbn.go.id/detailpost/pentingnya-
promosi dan- konseling-kb-pasca-persalinan-pp-dan-pasca-keguguran-pk

Gustikawati, Dewa Ayu Nida. Faktor Pendukung dan Penghambat Istri pasangan
Usia Subur dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi Implan di puskesmas I
Denpasar Utara.
(Online),http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud

Jacobstein, Roy dan Harriet Stanley. Contraceptive implants: providing better


choice to meet growing family planning demand. Journal of Global Health:

xi
Science and Practice 2013, Vol. 1 no 1.
http://www.ghspjournal.org/content/1/1/11.full

Mangkuji, Betty. dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC, 2012.
Nurhayati, dkk. KoBnsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika, 2013.
Prastikaningrum, Anis dkk. Faktor - Faktor Yang Berhubungan dengan
Pemilihan Alat Kontrasepsi Implan Pada Akseptor Kb Aktif di Bpm
Jarmini Desa Leyangan Ungaran Tahun 2014. Jurnal Kebidanan Panti

Wilasa Vol 6, No.1 Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawihardjo, 2014.

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth Siwi Walyani. Panduan Materi Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015.

Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.

Samal,Janmejaya And Ranjit Kumar Dehury. Family Planning Practices,


Programmes and Policies in India Including Implants and Injectables with
aSpecial Focus on Jharkhand, India: A Brief Review. Journal of Clinical
and Diagnostic Research. 2015 Nov, Vol-9(11).

Sari, Fitri. Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny P. Umur 31 Tahun


dengan Pemasangan Implant di Kecamatan Semarang Tengah.

Sulistyawati, Ari. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta Selatan: Salemba


Medika,2011.
Suryani, Ringgi dan Rosmauli Tiurna. Prinsip-Prinsip Dasar Praktik Kebidanan.
Jakarta Timur: Dunia Cerdas, 2014.

The NSW Ministry of Health. The contraceptive implant.

Tresnawati, Frisca . Asuhan Kebidanan. Jakarta : Pt Prestasi Pustakaraya, 2013.

Varney, Helen dkk. Buku saku bidan, 2001.Varney’s pocket midwife, ed. Alfrina
Hany. Jakarta: EGC, 2002.

Varney, Helen dkk. Varney’s midwifery. America: Jones and Bartlet publishers.
2003.

Wildan, Mohammad dan Aziz Ahmad Hidayat. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta :


Salemba Medika, 2013.

Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan Kb. Jakarta : EGC, 2013.

xi
xi

Anda mungkin juga menyukai