Anda di halaman 1dari 36

BAB 3

PENGKAJIAN

Dalam bab ini akan disajikan tentang tahapan proses manajemen keperawatan yang

meliputi data, analisis SWOT dan identifikasi masalah.

3.1 Gambaran Umum Ruang Anak ( Ruang Mas Alit) RSUD Blambangan Banyuwangi

3.1.1 Visi RSUD Blambangan Banyuwangi

Menjadi Rumah Sakit Andalan dan Pusat Rujukan Spesialistik di Kabupaten

Banyuwangi

3.1.2 Misi RSUD Blambangan Banyuwangi

1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Profesional

2. Mewujudkan Kinerja Keuangan yang Sehat dan Akuntabel

3.1.3 Motto RSUD Blambangan Banyuwangi

“Pelayanan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin”

3.1.4 Janji Pelayanan RSUD Blambangan Banyuwangi

Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dengan Ramah, Senyum,

dan Salam (RSS) yang dikerjakan dengan landasan Kasih sayang, Ikhlas, Santun dan

Sabar (KISS)

3.1.5 Yel-Yel RSUD Blambangan

Kami petugas RSUD Blambangan Banyuwangi siap bekerja dengan Profesional, Jujur ,

Teliti, Kerja sama, Terbuka, dan peduli demi kepuasan dan keselamatan pasien ( Yes

3x)

3.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan tanggal 24, 25, 26 Juli 2018 meliputi ketenagaan, sarana

dan prasarana, MAKP, dokumentasi keperawatan, ronde keperawatan, sentralisasi obat,


supervisi, timbang terima dan discharge planning. Data yang didapat dianalisis

menggunakan analisis SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah, kemudian

dipilih satu sebagai prioritas masalah.

3.2.1 Ketenagaan (M1-Man)

1. Struktur Organisasi

Ruang Anak ( Ruang Mas Alit) RSUD Blambangan Banyuwangi dipimpin oleh

1 Karu, 1 WaKaru. 4 Katim, 7 Perawat Pelaksana dan 1 Administrasi, kebutuhan

tenaga perawat berdasarkan tingkat ketergantungan pasien dan alur masuk pasien.

Adapun struktur organisasi sebagai berikut:

KEPALA RUANGAN
Evi Andayani, S.Kep, Ners

WAKARU
CCM
Yulia Ernawati, S.Kep, Ners

KA TIM KA TIM

KA SHIF KA SHIF KA SHIF KA SHIF


Nurtita Aprilia Indah Siti Nurjanah,S. kep. Ns
Handayani,Amd.Kep Sulistyorini,Skep.Ns Kumalasari,Amd.Kep

PA PA PA PA
Farida Ulfa,Skep.Ns Citra Femi,Amd.Kep Taofan Zarini
Mahardika,Amd.Kep Awaliyah,Skep.Ns

PA ADMINISTRASI
Griteria Sofa,Skep.Ns Yuni Anggraini
Bagan 3.1 Struktur organisasi di Ruang Anak (Mas Alit ) RSUD Blambangan Banyuwangi

2. Tugas Pokok dan Fungsi

a. Kepala Ruangan

Pengertian : seorang tenaga keperawatan / kepetugasan yang diberi tanggung

jawab dan wewenangan dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan

keperawatan / kepetugasan di ruang rawat inap. Kepala ruangan mempunyai

beberapa tugas pokok dan fungsi sebagai berikut:

1) Perencanaan :

 Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing

 Mengikuti serah terima pasien pada sift sebelumnya.

 Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien : gawat, transisi dan

persiapan pulang, bersama ketua tim.

 Mengidentifikasi jumlah perawat yang di butuhkan berdasarkan aktifitas

dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur

penugasan/penjadwalan.

 Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.

 Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan

medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan

dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.

 Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan

membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan

proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan diskusi


untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada pasien atau

keluarga yang baru masuk

 Membantu pengembangan niat pendidikan dan latihan diri.

 Membantu membimbing peserta didik keperawatan.

 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.

2) Pengorganisasian :

 Merumuskan metode penugasan yang digunakan.

 Merumuskan tujuan metode penugasan.

 Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.

 Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi dua ketua tim, dan

ketua tim membawahi 2-3 perawat.

 Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan : membuat proses dinas,

mengatur tenaga yang ada setiap hari, dll.

 Mengatur dan mengenalikan logistik ruangan.

 Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktek.

 Mendelegasikan tugas, saat kepala ruangan tidak berada di tempat pada

ketua tim.

 Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.

 Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya.

 Identifikasi masalah dan cara penanganannya.

3) Pengarahan :

 Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.

 Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik.
 Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap.

 Menginformasikan hal-hal yangn di anggap penting dan berhubungan

dengan asuhan keperawatan kepada pasien.

 Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir keperawatan.

 Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan

tugasnya.

 Meningkatkan kolaborasi dengan anggota lain.

4) Pengawasan :

 Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan

ketua tim maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang diberikan

kepada pasien.

 Melalui supervisi :

 Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi, mengamati

sendiri,atau melalui laporan langsung secara lisan, dan

memperbaiki/mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada saat itu juga.

 Pengawasan tidak langsung, yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,

membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang

dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan

(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan

tugas.

 Evaluasi

Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana

keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

b. Audit Keperawatan Ketua Tim


Pengertian : seorang perawat yang diberi wewenang dan tanggung jawab

dalam mengelola satu tim pelayanan keperawatan pada setiap shift jaga.

Uraian tugas:
1. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pelayanan shift jaga.
2. Bersama kepala ruangan melakukan timbang terima pasien.
3. Membagi tugas tingkat ketergantungan pasien.
4. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
5. Mengikuti visite dokter.
6. Mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama anggota tim.
7. Menjelaskan renpra yang telah ditetapkan pada perawat pelaksana.
8. Memonitor pendokumentasian askep yang dilakukan perawat pelaksana.
9. Melakukan bimbingan dan evaluasi pada perawat pelaksana.
10.Melakukan tindakan keperawatan / kepetugasan yang tidak dapat dilakukan

oleh perawat pelaksana / petugas pelaksana.


11. Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laborat.
12. Melakukan evaluasi perkembangan pasien pada setiap shift jaga.
13. Memberi HE pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
14. Membuat rencana pasien pulang.
15.Menyelenggarakan diskusi apabila ada masalah pasien setiap shift jaga.
16. Membuat laporan kerja.
17. Melaksanakan tugas limpah yang diberikan kepala ruangan.

c. Perawat Pelaksana

Pengertian: seorang tenaga keperawatan / kepetugasan yang diberi wewenang

untuk memberikan pelayanan perawatan langsung ke pasien.

Uraian tugas:
1) Memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses

keperawatan dengan sentuhan kasih sayang.


a. Menyusun rencana perawatan sesuai dengan masalah pasien
b. Melaksankan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
c. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
d. Mencatat atau melaporkan semua tindakan perawatan dan respon pasien

pada catatan perawatan pasien.


2) Melaksanakan program medis dengan penuh tanggung jawab
a. Pemberian obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan pasien yang akan dioperasi
3) Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, mental, sosial, dan spiritual

pada pasien.
a. Memelihara kebersihan pasien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan pasien dengan memberikan rasa aman, nyaman

dan ketenangan.
c. Pendekatan dan komunikasi terapiutik
4) Mempersiapkan pasien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan

keperawatan dan pengobatan atau diagnosis.


5) Melatih pasien menolong dirinya sendiri sesuai dengan kemampuannya.
6) Memberikan pertolongan segera pada pasien gawat atau sakaratul maut.
7) Membantu kepala ruangan dalam penatalaksanaan ruangan secara atministratif
a. Menyiapkan data pasien baru, pulang atau meninggal
b. Sensus harian atau formulir
c. Rujukan harian atau formulir
8) Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada dirungan menurut fungsinya

supaya siap pakai


9) Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan

keindahan ruangan
10) Melaksanakan tugas dinas pagi, sore, malam, atau hari libur secara bergantian

sesuai jadwal tugas


11) Memberi penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya (PKMRS)
12) Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan passien baik secara lisan

maupun tulisan.
13) Membuat laporan harian pasien.

3. Jumlah Tenaga di Ruang Anak (Mas Alit)

Tabel 3.1 Ketenagaan di Ruang Anak (Mas Alit )RSUD Blambangan Banyuwangi

Lama
No Nama Pendidikan Jabatan Pelatihan
kerja
1. Evi Andayani S.Kep.Ns 20 th S1 Kep. Ns Karu BTCLS,Manajemen

bangsal,Assesor

2. Yulia Ernawati S.Kep.Ns 18 th S1 Kep. Ns Wakaru Kredensial CI


3 Aprilia Sulistyorini S.Kep.Ns D3.Kep Katim
4. Dhiah Budiarti S.Kep.Ns D3 Kep PP ,perawat Ahli
5. Titik Enggar Amd.Kep 2 th D3 Kep PP Assecor Keperawatan
6. Yuni Anggraini 2th Administrasi BTCLS
7. Nurtita Handayani Amd.Kep 13 thn D3 Kep Katim BTCLS,
8. Zairini Awaliyah S.Kep.Ns S1 Kep.Ns PP BTCLS,BLS,BTLS,ICU
9. Taofan Mardika Amd.Kep 6 thn D3 Kep PP
10. Farida Ulfa S.Kep.Ns 6 thn S1 Kep+D3 PP BTCLS
BTCLS
BTCLS
11. Indah Kumalasari Amd.Kep 8th Bid BTCLS
12. Citra Femianingsih Amd.Kep 7 thn D3 Kep
13. Siti Nurjanah Amd.Kep 18 thn D3 Kep Katim BTCLS
14. Hadi Purnomo Amd.Kep 27 Thn S1 Kep. Ns PP
D3 Kep Katim BTCLS
PP CI,PPGD
BTCLS,PPGD

4. Penerapan Sistem Klasifikasi

Klasifikasi derajat ketergantungan pasien di dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1. Minimal Care: dimana pasien bisa mandiri atau hampir tidak memerlukan bantuan

dan (memerlukan waktu 1 sampai 2 jam sehari)

a. Mampu naik turun tempat tidur

b. Mampu ambulasi dan jalan sendiri

c. Mampu makan dan minum sendiri

d. Mampu mandisendiri atua mandi sebagian dari bantuan

e. Mampu membersihkan mulut

f. Mampu berdandan dan berpakaian sendiri

g.Status psikologi stabil

h. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik

i.Operasi ringan

2. Partial Care: pasien memerlukan bantuan perawat sebagian dan (memerlukan waktu

3 sampai 4 jam sehari)

a. Membutuhkan bantuan satu orang untuk naik turun tempat tidur

b. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan

c. Membutuhkan bantuan ambulasi atau berjalan

d. Membutuhkan bantuan untuk makan atau disuap

e. Membutuhkan bantuan membersihkan mulut

f. Membutuhkan bantuan berpakaian dan berdandan


g. Membutuhkan bantuan untuk BAB/BAK

h. Post operasi minor 24 jam

i. Melewati fase akut dari post oprasi mayor

j. Fase awal dan penyembuhan

k. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam sekali

l. Gangguan emosional ringan

3. Perawatan total, (memerlukan waktu 5 sampai 6 jam sehari)


a. Dibantu segala sesuatunya.
b. cpap
c. Posisi diatur
d. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
e. Pakai NGT.
f. Terapi intravena, pakai suction.
g. Kondisi gelisah / disorientasi / tidak sadar
h. Terpasang puls oxymatri dan infuse pump

Untuk menentukan tingkat ketergantungan pasien, kelompok menggunakan

klasifikasi dan kriteria tingkat ketergantungan pasien berdasarkan Orem, yaitu teori Self

Care Deficit. Pada dasarnya di ruang Mas Alit RSUD Blambangan Banyuwangi adalah

ruang anak, dimana diruang tersebut rata-rata anak yang berusia balita sampai usia

sekolah. Kebanyakan tingkat ketergantungan yang ada di ruangan tersebut addalah total

Care atau perawatan total. Sedangkan untuk mengetahui jumlah tenaga yang dibutuhkan,

kelompok menggunakan perhitungan tenaga menurut Gillies.

Rata-rata pasien per hari di Ruang Mas Alit RSUD Blambangan Banyuwangi adalah

sebanyak 16 orang.

Perhitungan jumlah tenaga perawat di Ruang Mas Alit RSUD Blambangan Banyuwangi

menurut GILLIES adalah sebagai berikut


a.Jumlah tenaga yang diperlukan :

Jml jam perwtn yg dibutuhkn klien perhari Xrata-rata jml klien X jml hari perthn

Jml hari per thn - hari tdk kerja per thn X jml jam kerja perorang/hari

b. Jumlah perawat yg bertugas setiap hari

Rata-rata jml klien X rata-rata jam perawatan tiap klien per 24 jam

Jml jam kerja per hari

c. cara perhitungan jml perawat yang bebas tugas tiap hari

Jml hari tdk kerja perthn X jml tenaga yg dibutuhkan per 24jam

Jml hari kerja perorang perthn

1) Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Petugas di Ruang Anak

(Mas Alit )RSUD Blambangan Banyuwangi 24 Juni 2018 – 26 Juni 2018

KLASIFIKASI
JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN JUMLAH PASIEN
PASIEN
24-06-2018 25-06-2018 26-06-2018
Total care 16 14 18
Jumlah 16 14 18

a. Jml hari tdk kerja perthn adalah :


(hari minggu dlm 1 thn = 52 hari ) + (cuti thnan =12hr) + (hari besar dalam setahun =
10 hr ) + cuti sakit dan ijin =12 hr
Jadi jumlah keseluruhan : 86 hari
b. Jumlah hari kerja efektif pertahun
365 hari – 86 hari = 279 hari
c. Jml tenaga yg diperlukan ;
5 x 16 x 365 = 14,5 = 15 org
279 x 7
d. Jumlah yang bertugas tiap hari
16 x 5 = 11,4 = 11 orang
7

e. Jumlah tenaga yg bebas tugas perhari


86 x 11 = 3 orang
279
f. Jumlah perawat pada setiap shift
Pagi : 47% x yg bertgs tiap hari (11org)
= 47% x11
= 5,17 = 5 orang

Sore : 35% x yg bertgs tiap hari (11org)


= 35% x11
= 3,85 = 4 orang

Malam : 17% x yg bertgs tiap hari (11org)


= 17% x11
= 1,87 = 2 orang

Kesimpulan: Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 24 – 26 juni 2018 didapatkan kesesuaian


antara jumlah tenaga perawat Ruang Mas Alit dengan jumlah kebutuhan tenaga perawat.
Kebutuhan 11 perawat, sedangkan di ruang Mas Alit terdapat 14 perawat.

Pembagian shift ketenagaan di Ruang Anak (Mas Alit )


Pagi : 1 Karu, 2 Katim, 2 PP
Sore : 2 PP
Malam : 2 PP

1) BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian mulai tanggal.

Tabel 3.1 BOR pasien di ruang


NO Tanggal Bed BOR %
1 24 Juli 2018 24 bed 16/24x100% 66,66%
(16 bed terisi)
2 25 Juli 2018 24 bed 14/24x100% 58,33%
(14 bed terisi)
3 26 Juli 2018 24 bed 18/24x100% 75%
(18 bed terisi)
Rata-rata

Kesimpulan : Dari perhitungan didapatkan BOR ruang bedah dari tanggal 24, 25, 26
Juli adalah 91,10%. Sedangkan indikator mutu pelayanan kesehatan 70-
85%, maka BOR Ruang anak (Mas Alit) sudah memenuhi indikator
mutu pelayanan.

2) Tingkat Kepuasan Pasien


Berikut akan di paparkan mengenai kepuasan pasien tehadap kinerja petugas.
Pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner yang berisi 2 karakteristik yaitu tentang
pelayanan tenaga kesehatan dan saranan prasarana. Terdapat 25 soal berbentuk kalimat
pernyataan. Jawaban pada pernyataan pilihan terdiri atas empat jawaban yaitu nilai 1
sangat tidak puas, nilai 2 tidak puas, nilai 3 puas dan nilai 4 Sangat puas. Adapun
indicator kepuasan klien terhadap pelayanan kepetugasan dinilai berdasarkan kuesioner
yang berjumlah 25 pernyataan, masing-masing pernyataan di beri nilai berdasarkan
jawaban kemudian ditotal tiap-tiap responden dan dijumlah secara keseluruhan. Dari
hasil perhitungan didapatkan responden menyatakan puas sebanyak 111 orang (100%)
dan sangat puas sebanyak 0 orang (0%). Pengkajian dilakukan kepada semua responden
yang pulang.pengumpulan data kepuasan pasien dilakukan pada akhir bulan

Tingkat kepuasan pasien di ruang anak (mas alit) selama bulan juli 2018

Tgl Sangat Tidak puas Tidak puas Puas Sangat puas


05-juli-2018 - - 16 pasien -
20 juli 2018 - - 60 pasien -
27 juli 2018 - - 35 puas -
Total 111 pasien

Tabel : Kepuasan Pasien Terhadap Kinerja Petugas Tanggal 05, 20, 27 Juli 2018 Di
Ruang Anak (Mas Alit) RSUD Blambangan Banyuwangi dan perekapan di
lakukan di akhir bulan juli 2018
3) Alur Pasien Masuk
Berdasarkan hasil observasi mulai tanggal 24, 25 dan 26 Juli 2018 didapatkan bahwa
ruang bedah dipimpin oleh 1 kepala ruangan, 1 wakil kepala ruangan di bantu oleh 4
ketua tim, 8 perawat/petugas pelaksana. Di ruangan Anak (Mas Alit ) di bagi dalam 3
shift (waktu/gilir dinas) yakni shift pagi (07.00-14.00), shift sore (14.00-21.00), shift
malam (21.00-07.00).

Alur pasien dengan Jaminan

IGD dengan Poli anak dengan IGD tanpa


SJP rajal rujukan
Rujukan

Informasi

Pemeriksaan RKK UPP


penunjang

Apotek Loket jaminan Pulang


Alur Pasien Umum

IGD dengan
Rujukan

Informasi

Pemeriksaan RKK Apotek


penunjang

UPP Pulang

Data diagnosis kasus terbanyak di ruangan Anak pada bulan Juli 2018, antara lain:
1. GEA
2. Typoid
3. Vomiting
4. Anemia
5. Thalasemia

a. Hasil Angket Ketenaga Kerjaan


Berilah tanda centang (√) pada point yang sesuai dengan kondisi anda saat ini
1. Bagaimana struktur organisasi yang telah berjalan? Apakah anda merasa puas dan sesuai
dengan kemampuan perawat di bidangnya?
(17%) Sangat Puas (83%) Puas
( ) Cukup Puas ( ) Tidak Puas

2. Bagaimana kesesuaian pembagian tugas yang dilakukan di ruangan? Apakah anda merasa
puas sesuai dengan struktur organisasi yang telah ada?
(8%) Sangat Puas (75%) Puas
(17%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas

3. Puaskah anda dengn kinerja kepala ruangan dalam melakukan tugas-tugasnya?


(17%) Sangat Puas (50%) Puas
(33%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas

4. Apakah anda puas dengan kinerja ketua tim/PP yng berkompetensi sesuai dengan
tugasnya?
( ) Sangat Puas (42%) Puas
(58%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas

5. Bagaimana kebijakan rumah sakit mengenai pemberian beasiswa atau pelatihan


pendidikan keperawatan? Apakah anda merasa puas?
(8% ) Sangat Puas (75%) Puas
(17%) Cukup Puas ( ) Tidak Puas
6. Bagaimana jumlah pendapatan yang anda terima sesuai dengan latar pendidikan anda?
Apakah anda merasa puas?
(8% ) Sangat Puas
(25%) Cukup Puas
(67%) Puas
( ) Tidak Puas

7. Puaskah anda dengan peran POS/Pembantu perawat di ruangan, apakah membantu


meringankan pekerjaan anda?
(33%) Sangat Puas
( ) Cukup Puas
(67%) Puas
( ) Tidak Puas
3.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material)

Penerapan proses profesi manajemen keperawatan mahasiswa Program

Studi Profesi (Ners) STIKES Banyuwangi, mengambil tempat di Ruang Anak

(Mas Alit ) RSUD Blambangan Banyuwangi. Pengkajian data awal dilakukan

pada tanggal 24, 25, 26 Juli 2018. Adapun data-data yang didapat adalah

sebagai berikut:

INVENTARIS PERALATAN RUANG PENYAKIT DALAM LANTAI 1 RSUD

BLAMBANGAN BANYUWANGI 2018

Tabel 3.2 Fasilitas untuk pasien di Ruang Anak (Mas Alit )

Identitas Barang Jumlah


No Nama Barang Ket
Merk Kd Barang Th. Perolehan Barang
1 Kotak Saran 206010402 1999 1 R
2 Rak Jemuran 206010402 2010 2 RB
3 Lemari Kayu Besar 206010412 2011 1 B
4 Lemari Kayu Kecil 206020305 2005 1 RR
5 Lemari Besi 206010401 2000 1 RB
6 Cermin 206020638 2006 1 RB
7 Kursi Kotak 206020133 2000 19 B
8 Kursi Lipat Elephant 206020134 2008 2 B
9 Lemari Etalase 206010412 2008 1 RR
10 Lemari Etalase Obat 206010412 2007 1 RR
11 Meja 1/2 Biro 206020104 2009 2 RR
12 Kursi 206020133 2003 3 RR
13 Kursi 206020133 2012 1 B
14 Loker 206020305 2001 1 RR
15 Lemari 206020101 2011 2 B
16 Kulkas Daichi 206020401 1990 1 B
17 Pesawat Telepon Panasonic 206020111 2012 1 B
18 Televisi 206020604 2009 1 B
19 White Board 206010510 2003 1 B
20 Kursi Lipat 206020106 2011 5 B
21 Meja Kayu 206020103 2012 2 B
22 Jam Dinding 206020203 2009 1 B
23 Wastafel 206020205 2003 3 RR
24 Meja 206020111 2011 2 RR
25 Tabung Pemadam 206020701 1990 1 B
26 Korden 206020612 2012 13 B
27 AC LG 206020403 2013 1 B

58
a. Hasil Angket Sarana

Prasarana

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak


1 Apakah lokasi dan denah ruangan Anda baik? 100% 0%
2 Apakah Anda berencana untuk merenovasi 33% 66%
ruangan?
Jika iya, ruangan apa?
3 Apakah peralatan di ruangan Anda sudah lengkap 100% 0%
untuk perawatan pasien?
4 Apakah Anda berencana untuk menambah peralatan 83% 16%
perawatan?
5 Apakah jumlah alat yang tersedia sesuai dengan 41% 58%
rasio pasien?
6 Apakah fasilitas di ruangan Anda sudah lengkap 91% 8%
untuk perawatan pasien?
7 Apakah semua perawat mengerti cara menggunakan 91% 8%
semua alat-alat perawatan pasien?
8 Apakah administrasi penunjang yang dimiliki sudah 100% 0%
memadai?
9 Apakah persediaan alat habis pakai (consumable ) 100% 0%
selalu tersedia yang dibutuhkanpasien ?

Berdasarkan hasil angket diatas dengan jumlah responden 14 orang perawat,

yang menjawab iya untuk ruangan dan denah ruangan baik sebanyak 100%, 8 orang

(66%) tidak setuju untuk direncanakanya merenovasi ruangan dan 4 orang (33%)

setuju untuk merenovasi ruangan, 14 orang (100%) mengatakan peralatan diruangan

sudah lengkap untuk perawatan pasien, 10 orang (83%) menyetujui untuk menambah

peralatan ruangan, dan 2 orang (16%) mengatakan tidak untuk menambah peralatan

ruangan, 7 orang (58%) mengatakan alat yang tersedia belum sesuai dengan ratio

pasien diruangan, 5 orang (41%) mengatakan alat sudah sesuai dengan ratio pasien,

11 orang (91%) mengerti cara menggunakan semua alat-alat perawatan pasien, 1

orang (8%) masih belum mengerti cara menggunakan alat-alat untuk perawatan

pasien, 11 orang (81%) mengatakan administrasi diruangan sudah memadai, 1 otrang

(8%) mengatakan administrasi diruangan belum memadai, 14 orang (100%) setuju

59
dengan alat persediaan habis pakai selalu tersedia diruangan sesuai yang dibutuhkan

pasien.

3.2.3 Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3-Methode)

1. Penerapan sistem MAKP

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 24, 25, 26 Juli 2018

didapatkan bahwa model pemberian asuhan keperawatan di Ruang Anak

(Mas Alit ) sudah menggunakan model tim, dengan pemilihan ketua tim

berdasarkan lama kerja, pengalaman kerja, dan senioritas. Komunikasi

antar tim terjalin dengan baik, jika ada masalah yang tidak bisa diatasi oleh

katim, katim mendiskusikan pada karu untuk penyelesaiannya. Pemisahan

pasien di ruang Anak (Mas Alit ) berdasarkan infeksi dan non infeksi.

Terdapat dukungan petugas keperawatan dan karu dalam praktik

manajemen keperawatan oleh mahasiswa STIKES Program Ners. Serta

tingginya kemauan perawat untuk berubah ke keadaan yang lebih baik.

Angket M3 (Methods)
Tabel angket MAKP di ruang ......................
No Pertanyaan Ya Tidak
(%) (%)
1 Model Asuhan Keperawatan yang Digunakan
a. Apakah model asuhankeperawatan yang digunakanperawat di 100%
ruangansaatini adalah MAKP?
b. ApakahBapak/Ibumengerti/memahamidengan model asuhan 100%
keperawatan yang digunakan saat ini?
c. Menurut Bapak/Ibu, apakah model tersebut cocok digunakan di 100%
ruangan Bapak/Ibu?
d. Apakah model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan? 100%
2 Efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan
a. Apakah dengan menggunakan model saat ini menjadikan semakin 100%
pendek lama rawat inap bagi pasien?
b. Apakah terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan? 100%
c. Apakah model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan 30% 70%
memberikan beban berat kerja bagi Bapak/Ibu?
d. Apakah model saat ini tidak memberatkan dalam pembiayaan? 30% 70%
e. Apakah model yang digunakan mendapat banyak kritikan dari pasien 50% 50%
pada ruangan?
3 Pelaksanaan model asuhan keperawatan
a. Apakah telah terlaksana komunikasi yang adekuat antara perawat dan 100%
tim kesehatan lain?
b. Apakah kontunuitas rencana keperawatan terlaksana? 100%
c. Apakah Bapak/Ibu (PP/PA) sering mendapat teguran dari Ketua Tim? 20% 80%

60
d. Apakah Bapak/Ibu menjalankan kegiatan sesuai standar? 100%
4 Tanggung jawab dan pembagian tugas
a. Apakah Job Description untuk Bapak/Ibu selama ini sudah jelas? 100%
b. Apakah tugas Bapak/Ibu sesuai dengan model asuhan keperawatan 100%
yang saat ini digunakan ruangan?
c. Apakah Bapak/Ibu mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan 100%
dapat menilai tingkat kebutuhan?

Berdasarkan hasil angket di atas menyatakan model yang digunakan ruangan

saat ini adalah MAKP100% .14 perawat memahami asuhan keperawatan yang di

gunakan saat ini sebanyak 100%.perawat menyatakan model tersebut cocok untukdi

gunakan sebagai model keperawatan 100%.perawat menyatakan model keperawatan

yang di gunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan 100%.perawat menyatakan

model keperawatan saat ini cocok untuk di gunakan saat ini 100%Perawat

menyatakan terjadi peningkatan kepercayaan pasien terhadap ruangan 100%.3 orang

perawat menyatakan model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan

memberikan beban kerja pada perawat sebanyak 30% model yang di gunakan saat

ini menyulitkan beban kerja sebanyak 70%.3 perwat menyatakan model yang di

gunakan tidak memberatkan sebanyak 30%.model yang di gunakan perawat

menyulitkan sebnyak 70%.6 orang perawat menyatakan model yang di gunakan

mendapat banyak kritikan dari pasien dan ruangansebanyak 50%.6 orang perawat

menyatakan model yang di gunakan mendapat kritikan dari apsien dan ruangan

sebanyak 50%. 14 Perawat menyatakan telah terlaksana komunikasi adekuat antara

perawat dan tim kesehatan lain sebanyak 100%.14 perawat menyatakan kontunitas

rencana keperawatan telah terlaksana 100%.2 perawat menyatakan sering mendapat

teguran dari ketua tim sebnyak 20%.10 perawat menyatakan tidak sering mendapat

teguran dari ketua tim sebanyak 80%.14 perawat menyatakan telah melakukan tugas

sesuai dengan setandart 100%.14 perawat menyatakan job discription sudah jelas

sebanyak 100%.14 perawat menyatakan model asuhan keperawatan yang saat ini di

gunakan sesuai di ruaangan sebanyak 100%.14 perawat mengatakan mengenal dan

61
mengetahui kondisipasien maupun dapat juga menilai tingkat kebutuhan sebanyak

100%.

2. Penerapan Timbang Terima

Timbang terima (operan) merupakan tehnik atau cara untuk

menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan

keadaan pasien. Pada saat timbang terima, diperlukan suatu komunikasi

yang jelas tentang kebutuhan klien terhadap apa yang sudah dilakukan

intervensi dan yang belum, serta respon pasien yang terjadi.

Berdasarkan observasi yang kami lakukan pada tanggal 24, 25, 26 Juli

2018 di Ruang Anak (Mas Alit ), timbang terima sudah dilakukan, tetapi

tidak terlalu optimal. Timbang terima dilakukan di nurse station terlebih

dahulu, timbang terima juga diawali dengan doa dan tidak akhiri dengan

doa, akan tetapi perawat sudah melakukan kunjungan tiap pasien secara

sepintas. Timbang terima di Ruang Anak (Mas Alit ) dihadiri oleh semua

perawat/ petugas yang datang . Timbang terima di mulai seharusnya 15

menit sebelum operan untuk itu 15 menit perawat yang bertugas

selanjutnya datang lebih awal. Untuk rencana tindakan selanjutnya untuk

klien sudah di tuliskan di buku timbang terima pasien. Dalam proses

timbang terima di Ruang Anak (Mas Alit ) perawat yang bertugas

sebelumnya melaporkan kondisi pasien, tindakan yang sudah dilakukan

dan yang belum dilakukan, operan kurang lengkap karena tidak hanya

menyebutkan sebagian dari secara poin-poin yang meliputi :

a. Jumlah pasien tiap ruangan

b. Identitas klien dan diagnosis medis.

c. Data ( keluhan/subjektif dan objektif).

d. Masalah keperawatan yang masih muncul.

62
Angket Timbang Terima di ruang Mas Alit RSUD BLAMBANGAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah setiap shift dilakukan timbang terima? 100%
2 Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat 100%
waktu?
3 Apakah timbang terima dihadiri oleh semua 100%
perawat yang berkepentingan?
4 Apakah timbang terima dipimpin oleh PJ Unit? 100%
5 Adakah yang harus dipersiapkan dalam 100%
pelaksanaan timbang terima?
6 Tahukah Ibu/Bapak, apa saja yang harus 100%
disampaikan dalam pelaporan timbang terima?
7 Adakah buku khusus untuk mencatat hasil laporan 100%
timbang terima?
8 Adakah kesulitan dalam mendokumentasikan 25% 75%
laporan timbang terima?
9 Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang 100%
terima berlangsung?
10 Tahukan Ibu/Bapak, bagaimana teknik pelaporan 100%
timbang terima ketika berada di depan pasien?
11 Apakah waktu untuk mengunjungi masing-masing 25% 75%
pasien antara 5-10 menit?
12 Tahukah Ibu/Bapak, bagaimana persetujuan atas 100%
penerimaan timbang terima?
13 Apakah Anda (shift pengganti) di evaluasi 100%
kesiapannya oleh kepala ruangan?

Hasil angket diatas mengenai proses timbang terima disampaikan bahwa

setiap pergantian shift selalu melakukan timbang terima sebanyak 14 orang

(100%), timbang terima sudah dilakukan oleh seluruh perawat sebanyak 14 orang

(100%), seluruh perawat menghadiri timbang terima sebanyak 14 orang (100%),

timbang terima selalu di pimpin oleh PJ Unit, seluruh perawat sudah mengetahui

apa saja yang hasur disampaikan dalam laporan timbang terima sebanyak 14

orang (100%), seluruhnya menggunakan buku khusus untuk melakukan timbang

terima sebanyak 14 orang (100%), sebagian besar perawat mengalami kesulitan

dalam mendokumentasikan laporan timbang terima sebanyak 9 orang (75%),

seluruhnya berinteraksi dengan dengan pasien saat timbang terima berlangsung

sebanyak 14 orang (100%), seluruhnya mengetahui tekhnik pelaporan timbang

63
terima ketika berada di depan pasien sebanyak 14 orang (100%), sebagian besar

perawat mengatakan waktu untuk mengunjungi masing-masing pasien tidak lebih

dari 5 menit sebanyak 9 orang (75%), seluruhnya mengetahui persetujuan atas

penerimaan timbang terima sebanyak 14 orang (100%), seluruhnya saat sift

pergantian dievaluasi kesiapannya oleh kepala ruangan sebanyak 14 orang

(100%). Walaupun operan belum optimal dari pelaksanaan timbang terima yaitu

timbang terima shift siang dan malam dilakukan secara individu antar perawat dan

tidak melakukan validasi langsung dari satu pasien ke pasien lain.

3. Supervisi Ruang Keperawatan

Dalam meningkatkan pelayanan yang berkualitas sesuai misi di RSUD

Blambangan Banyuwangi, maka dilakukan supervisi yang bekelanjutan

terhadap berbagai kinerja pegawai dalam melaksanakan aktivitasnya

sebagai karyawan untuk melayani konsumen (pasien). Berdasarkan

pengkajian yang kami lakukan pada tanggal 24, 25, 26 Juli 2018 di Ruang

Anak (Mas Alit ) belum pernah kami mengikuti supervisi yang dilakukan

kepala ruangan di ruangan. Dari hasil wawancara terhadap perawat di

Ruang anak, supervisi kemungkinan pernah dilakukan namun sebagian

perawat tidak mengetahuinya, seperti tindakan kepala ruangan yang

mengawasi perawat pelaksana dalam melaksanakan praktek keperawatan

di ruang perawatan namun kegiatan ini tidak rutin dan juga tidak

mempunyai format supervisi dan tidak menganut alur dari supervisi yang

sebenarnya. Terkadang reward dari kepala ruangan berupa pujian kepada

petugas yang melakukan pekerjaan dengan baik, sedangkan petugas yang

tidak melaksanakan tugasnya dengan baik atau terlambat tidak

mendapatkan punishment dari kepala ruangan serta saran untuk

meningkatkan kinerja perawat.

Angket Supervisi di ruang Mas Alit RSUD BLAMBANGAN

64
No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)
1 Apakah Bapak/Ibu mengerti tentang 100% 0%
supervisi?
2 Apakah supervisi telah dilakukan di 67% 33%
ruangan?
3 Apakah supervisi dilakukan minimal 33% 67%
satu kali setiap bulan?
4 Apakah PJ unit melakukan supervisi? 67% 33%
5 Apakah supervisi diruangan sudah 67% 33%
sesuai dengan alur yang ada?
6 Adakah format baku untuk supervisi 42% 58%
setiap tindakan?
7 Apakah format untuk supervisi sudah 42% 58%
sesuai dengan standar keperawatan?
8 Apakah alat (instrumen) untuk supervisi 42 58%
tersedia secara lengkap?
9 Apakah hasil dari supervisi 75% 25%
disampaikan kepada perawat?
10 Apakah selalu ada feed back dari 75% 25%
supervisor untuk setiap tindakan?
11 Apakah Bapak/Ibu puas dengan hasil 42% 58%
dari feed back tersebut?
12 Apakah ada follow up untuk setiap hasil 75% 25%
dari supervisi?
13 Apakah Bapak/Ibu menginginkan 50% 50%
perubahan untuk setiap tindakan sesuai
dengan hasil perbaikan dari supervisi?
14 Apakah Bapak/Ibu pernah mendapatkan 50% 50%
pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi?

Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah respondon 14 orang

perawat ruang mina mengerti tentang supervisi 100%, 8 orang perawat

menyatakan diruang mina supervisi sudah dilakukan sebanyak 67% dan 4 orang

perawat menyatakan supervisi diruangan tidak dilakukan sebanyak 33%, 4 orang

perawat menyatakan diruang mina supervisi sudah dilakukan minimal satu kali

setiap bulan sebanyak 33% dan 8 orang perawat menyatakan supervisi tidak

dilakukan minimal satu kali setap bulan sebanyak 58%, 8 orang perawat

menyatakan PJ unit sudah melakukan supervisi sebanyak 67% dan 4 orang

65
menyatakan PJ unit tidak melakukan supervisi sebanyak 33%, 8 orang perawat

menyatakan supervisi diruangan sudah sesuai dengan alur yang ada sebanyak

67% dan 4 orang perawat menyatakan supervisi diruangan tidak sesuai alur yang

ada sebanyak 33%, 5 orang perawat menyatakan supervisi setiap tindakan sudah

ada format baku sebanyak 42% dan 7 orang perawat menyatakan supervisi setiap

tindakan tidak ada format baku sebanyak 58%, 5 orang perawat menyatakan

format untuk supervisi sudah sesuai dengan standar keperawatan sebanyak 42%

dan 7 orang perawat menyatakan format untuk supervisi tidak sesuai dengan

standar keperawatan sebanyak 58%, 7 orang perawat menyatakan alat

(instrumen) untuk supervisi tersedia secara lengkap sebanyak 42% dan 7 orang

perawat menyatakan alat (instrumen) untuk supervisi tidak tersedia secara

lengkap sebanyak 58%, 9 orang perawat menyatakan hasil dari supervisi

disampaikan kepada perawat sebanyak 75% dan 3 orang perawat menyatakan

hasil dari supervisi tidak disampaikan kepada perawat sebanyak 25%, 9 orang

perawat menyatakan selalu ada feed back dari supervisor untuk setiap tindakan

sebanyak 75% dan 3 orang perawat menyatakan tidak ada feed back dari

supervisor untuk setiap tindakan sebanyak 25%, 5 orang perawat menyatakan

puas dengan hasil dari feed back sebanyak 42% dan 7 orang perawat menyatakan

tidak puas dengan hasil dari feed back sebanyak 58%, 9 orang perawat

menyatakan ada follow up untuk setiap hasil dari supervisi sebanyak 75% dan 3

orang perawat menyatakan tidak ada follow up untuk setiap hasil dari supervisis

sebanyak 25%, 6 orang perawat meginginkan perubahan untuk setiap tindakan

sesuai dengan hasil perbaikan dari supervisi sebanyak 50% dan 6 orang perawat

tidak menginginkan perubahan untuk setiap tindakan sesuai dengan hasil

perbaikan dari supervisi sebanyak 50%, 6 orang perawat menyatakan pernah

mendapakan pelatihan dan sosialisasi tentang supervisi sebanyak 50% dan 6

orang perawat menyatakan tidak pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi

tentang supervisi sebanyak 50%.

66
4. Discharge Planning

Discharge planning merupakan suatu bentuk kegiatan MAKP agar

klien dan keluarga yang masuk di Ruang Anak (Mas Alit), yang sedang

dalam perawatan dan yang akan atau direncanakan pulang mengerti

tentang perawatan selama pasien dirawat Ruang Anak (Mas Alit), sehingga

keluarga dapat mengikuti semua proses perawatannya dengan baik.

Beberapa hal yang terkandung didalam Dischard Planning saat pengkajian

tanggal 24, 25, 26 Juli 2018 masih ada beberapa perawat yang belum

menyampaikan secara keseluruhan tentang komponen dalam Dischard

Planning, misalnya hal yang belum dijalankan antara lain pemberian

materi atau pengetahuan yang umum mengenai penyakit yang meliputi

aturan diet sedangkan yang sudah di lakukan adalah aturan minum obat.

Kegiatan ini sudah dilakukan oleh Karu dan seluruh anggotanya secara

lisan dan tulisan dalam bentuk Dischard Planning. Di ruangan sudah

tersedia resume pasien pulang yang terdiri dari 2 yaitu resume medik yang

diisi oleh dokter dan resume keperawatan yang diisi oleh perawat / petugas

dan surat kontrol. Sarana yang belum ada adalah leaflet untuk 5 kasus

terbanyak di Ruang Anak (Mas Alit).

Angket Discharge Planning di ruang Mas Alit


No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)
1 Apakah Bapak/Ibu mengerti tentang 100% 0%
Discharge Planning?
2 Apakah yang Bapak/Ibu berikan saat 75% 25%
melakukan Discharge Planning?
3 Apakah Bapak/Ibu bersedia melakukan 100% 0%
Discharge Planning?
4 ApakahDischarge Planning dilakukan 100% 0%
setiap pasien pulang?
5 Apakah sudah ada pembagian tugas 75% 25%
tentang Discharge Planning?

67
6 Apakah PJ unit telah 100% 0%
menginformasikan tentang
operasionalDischarge Planning?
7 Apakah sudah ada pemberian 100% 0%
brosur/leaflet saat melakukan
Discharge Planning?
8 Apakah Discharge Planning sudah 100% 0%
dilakukan dengan SOP yang ada?
9 ApakahDischarge Planning 100% 0%
disampaikan dengan menggunakan
bahasa yang dimengerti oleh
pasien/keluarga pasien?
10 Apakah bahasa yang Bapak/Ibu 50% 50%
gunakan dalam melakukan Discharge
Planning, mengalami kesulitan untuk
dipahami pasien
11 Apakah setiap selesai melakukan 100% 50%
Discharge Planning, Bapak/Ibu
melakukan pendokumentasian dari
Discharge Planning yang telah
Bapak/Ibu lakukan?

Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah responden 14 orang perawat,

100% Responden mengerti tentag Discharge planning, 9 orang perawat yang

melakukan discharge planning sebanyak 75% dan 3 orang perawat yang tidak

melakukan discharge planning sebanyak 25%, 14 orang perawat bersedia

melakukan discharge planning sebanyak 100%, 14 orang perawat melakukan

discharge planning sebelum pasien pulang sebanyak 100%, 9 orang perawat

melakukan pembagian tugas tentang discharge planning sebanyak 75% dan 3

orang perawat tidak melakukan pembagian tugas tentang discharge planning

sebanyak 25%, 14 orang perawat telah meginformasikan tentang operasional

discharge planning sebanyak 100%, 14 orang perawat sudah memberikan

brosur/leaflet saat melakukan discharge planning sebanyak 100%, 14 orang

perawat telah melakukan discharge planning dengan SOP yang ada sebanyak

68
100%, 14 orang perawat sudah menyampaikan discharge planning dengan

menggunakan bahasa yang di mengerti oleh pasien/ keluarga pasien sebanyak

100%, 6 orang perawat telah menggunakan bahasa yang mudah di pahami saat

melakukan discharge planning sebanyak 50% dan 6 orang perawat yang tidak

menggunakan bahasa yang mudah di pahami saat melakukan discharge planning

sebanyak 50%, 14 orang perawat setiap selesai menggunakan discharge planning

selalu melakukan pendokumentasian dari discharge planning yang telah di

lakukan sebanyak 100%.

5. Sentralisasi Obat

Sentralisasi obat diruang Bedah sudah dilakukan. Obat yang di kelola

yaitu obat oral, injeksi ataupun cairan diberikan kepada perawat. Alur

sentralisasi obat pada Ruang Anak (Mas Alit) yaitu resep obat yang

diresepkan oleh dokter diserahkan kepada perawat, kemudian Resep Obat

oral, injeksi dan cairan diberikan perawat ruangan ke petugas apoteker

yang akan datang ke ruangan. Setelah itu resep diberikan kepada keluarga

pasien, lalu keluarga pasien dianjurkan untuk mengambil obat di apotik,

kemudian keluarga pasien memberikan obat dari apotik ke perawat

ruangan.

Saat obat sudah ada diruangan, petugas akan menyimpan kedalam

lemari obat sesuai nama pasien. Pada sentralisasi obat di Ruang Anak (Mas

Alit) ada buku dokumentasi keluar masuk obat. Dengan kata lain ruangan

Ruang Anak (Mas Alit) telah melakukan penerapan sentralisasi obat

dengan baik.

Angket Sentralisasi Obat di ruang Anak (Mas Alit) RSUD BLAMBANGAN


No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)
1 Pengadaan sentralisasi obat
a. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang
67% 33%
sentralisasi obat?
b. Apakah di ruangan Bapak/Ibu ini terdapat
92% 8%
sentralisasi obat?

69
c. Jika Ya, apakah sentralisasi obat yang ada
92% -
sudah dilaksanakan secara optimal?
d. Jika Tidak, menurut Bapak/Ibu apakah di
ruangan ini perlu diadakan sentralisasi 8% -
obat?
e. Apakah selama ini Bapak/Ibu pernah
58% 42%
diberi wewenang dalam sentralisasi obat?
f. Apakah ada format daftar pengadaan tiap-
tiap macam obat? (Oral-Injeksi-
100% -
Supositoria-Infus-Insulin-Obat gawat
darurat)
2 Alur penerimaan obat
a. Apakah selama ini ada format persetujuan
sentralisasi obat dari pasien/keluarga 92% 8%
pasien?
b. Apakah proses penerimaan obat langsung
67% 33%
dari pasien/keluarga pasien?
3 Cara penyimpanan obat
a. Apakah di ruangan ini terdapat ruangan
67% 33%
khusus untuk sentralisasi obat?
b. Apakah kelengkapan sarana dan prasarana
pendukung sentralisasi 50% 50%
obatsudahterpenuhi?
c. Apakah selama ini Bapak/Ibu memisahkan
100% -
kepemilikan antar obat-obat pasien?
d. Apakah selama ini Bapak/Ibu memberi
100% -
etiket dan alamat pada obat-obat pasien?
4 Cara penyiapan obat
a. Apakah selama ini sebelum memberikan
obat kepada pasien Bapak/Ibu selalu
17% 83%
menginformasikan jumlah kepemilikan
obat yang telah digunakan?
b. Apakah ada format tiap jenis obat sebelum
67% 33%
Bapak/Ibu memberikan obat ke pasien?

Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah responden 14 orang perawat,

8 orang perawat mengerti tentang sentralisasi obat yaitu 67% Responden, 4

orang perawat belum mengerti tentang sentralisasi obat yaitu sebanyak 33%

responden.13 orang perawat menyatakan bahwa diruangan sudah terdapat

sentralisasi obat yaitu sebanyak 92% dan 1 orang perawat menyatakan diruangan

belum terdapat sentralisasi obat yaitu 8%.13 orang perawat sudah melakukan

sentralisasi obat secara optimal yaitu sebanyak 92% dan 1 orang perawat

menyatakan diruangan tidak perlu diadakan sentralisasi obat yaitu sebanyak 8%.

Sebanyak 7 orang perawat telah diberikan wewenang dalam sentralisasi obat

yaitu sebanyak 58% dan 5 orang perawat belum mendapatkan wewenang dalam

70
sentralisasi obat yaitu sebanyak 42%. 14 orang perawat menyatakan sudah ada

format daftar pengadaan tiap-tiap macam obat diruangan, sebanyak 100%.

Sebanyak 13 orang perawat menyatakan diruangan sudah ada format persetujuan

sentralisasi obat dari pasien/keluarga pasien yaitu sebanyak 92% dan 1 orang

perawat menyatakan belum ada format persetujuan sentralisasi obat dari

pasien/keluarga pasien sebanyak 8%, 8 orang perawat menyatakan proses

penerimaan obat langsung dari pasien/keluarga sudah berjalan sebanyak 67%

dan 4 orang perawat menyatakan proses penerimaan obat langsung dari

pasien/keluarga pasien belum berjalan sebanyak 33%, 8 orang perawat

menyatakan sudah ada ruangan khusus untuk sentralisasi obat yaitu sebanyak

67% dan 4 orang perawat menyatakan belum ada ruangan khusus untuk

sentralisasi obat yaitu sebanyak 33%, 6 orang perawat ruangan menyatakan

bahwa kelengkapan sarana dan prasarana pendukung sentralisasi obat sudah

terpenuhi yaitu sebanyak 50% dan 6 orang perawat menyatakan bahwa

kelengkapan sarana dan prasarana pendukung sentralisasi obat belum terpenuhi

yaitu sebanyak 50%, 12 orang perawat diruangan sudah melakukan pemisahan

kepemilikan antar obat pasien dengan pasien yang lainnya yaitu 100%, 14 orang

perawat sudah memberikan etiket dan alamat pada obat-obat pasien yaitu

sebanyak 100%, 2 orang perawat selalu menginformasikan jumlah kepemilikan

obat sebelum memberikan kepada pasien yaitu sebanyak 17% dan 12 orang

perawat belum menginformasikan kepemilikan obat setiap sebelum memberikan

obat kepada pasien yaitu sebanyak 83%, 8 orang perawat menyatakan sudah ada

format tiap jenis obat sebelum diberikan kepada pasien yaitu sebanyak 67% dan

4 orang perawat menyatakan tidak ada format tiap jenis obat sebelum diberikan

kepada pasien yaitu sebanyak 33%.

6. Dokumentasi Keperawatan (kepetugasan)

71
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada medical record

(status) didapatkan pendokumentasian yang berlaku diruang anak dengan

sistem pendokumentasian yang berorientasi dari berbagai sumber tenaga

kesehatan, misalnya dari dokter dan perawat. Berdasarkan hasil observasi

seluruh status pasien yang ada didapatkan: menunjukkan bahwa dari

sampel dokumen Asuhan Keperawatan pada pasien rawat inap

menunjukkan hal yang kurang lengkap, seperti:

1) Pengisian pendokumentasian pada beberapa status ada yang kurang

lengkap walaupun form sudah ada.

2) Pemeriksaan head to toe yang kurang lengkap

3) Angket Dokumentasi Keperawatan di ruang Mas Alit


No. Pertanyaan Ya Tidak
1. Model dokumentasi keperawatan apa yang
digunakan di ruangan anak (mas alit)?
75% 25%
Apakah sudah ada format pendokumentasian
yang baku?
2. Apakah Anda sudah mengerti cara pengisian
format dokumentasi tersebut dengan benar dan 75% 25%
tepat?
3. Apakah menurut Anda format yang digunakan
ini bisa membantu (memudahkan) dalam 100% 0
melakukan pengkajian pada pasien?
4. Apakah Anda sudah melaksanakan
pendokumentasian dengan tepat waktu (segera 100% 0
setelah melakukan tindakan)?
5. Apakah menurut Anda model dokumentasi yang
66,7% 33,3%
digunakan ini menambah beban kerja?
6. Apakah menurut Anda model dokumentasi yang
66,7% 33,3%
digunakan ini menyita banyak waktu?

Berdasarkan angket di atas 10 orang perawat menyatakan bahwa format

pendokumentasian dapat membantu perawat dalam melakukan pengkajian

terhadap pasien, 3 orang perawat menyatakan model pendokumentasian tidak

membantu dalam melakukan pendokumentasian. 10 orang menyatakan sudah

mengerti cara pengisian format dokumentasi . 3 orang belum mengerti cara

72
pengisian format dokumentasi. 10 perawat bias membantu memudahkan perawat

dalam melakukan pengkajian pada pasien. 14 perawat sudah melakukan

pendokumentasian dengan tepat waktu (segera setelah melakukan tindakan), 8

perawat mengatakan model dokumen tasi yang digunakan menambah beban kerja

perawat, 4 orang merasa model dokumentasi yang digunakan ini menambah

beban kerja perawat.8 orang model dokumentasi yang digunakan ini menyita

banyak waktu. Sedangkan 4 orang merasa model dokumentasi yang digunakan

ini menyita banyak waktu.

7. Ronde Keperawatan

Dari hasil wawancara dengan Koordinator manajemen ruangan Anak

(Mas Alit) RSUD Blambangan Banyuwangi merupakan pelayanan

kesehatan tipe B dimana dalam penyelesaian masalah klien dilakukan

secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai profesi. Dalam

keperawatan dikenal istilah ronde keperawatan yang mencari penyelesaian

dari suatu masalah keperawatan pada kasus–kasus kronis dan baru serta

langka maupun kasus yang sudah mendapatkan terapi namun belum

terlaksana, agar dapat di selesaikan dengan melibatkan berbagai profesi

kesehatan. Berdasarkan hasil wawancara di ruang Anak (Mas Alit) RSUD

Blambangan Banyuwangi, selama ini ronde keperawatan tidak pernah

dilakukan diruangan. Di ruang ini memiliki kasus dan bervariasi sehingga

perlu diadakan ronde keperawatan untuk menyelesaikan permasalahan

yang ada. Petugas keperawatan dan karu sangat mendukung jika proses

ronde keperawatan dapat dilaksanakan dan diterapakan lagi, dengan jenis

kasus di ruang Anak (Mas Alit) yang sangat bervariasi sehingga untuk

pelaksanaan ronde sangat dianjurkan untuk rutin dilaksanakan agar

semakin banyak kasus penyakit yang bisa tertangani dengan maksimal.

73
Mengingat pula pentingnya peningkatan mutu pelayanan kesehatan maka

perlu dipertahankan pelaksanaan ronde keperawatan yang sudah terlaksana

agar lebih tepat dalam melaksanakan intervensi dan implementasi kepada

pasien. karena ronde keperawatan merupakan salah satu cara untuk

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Sebenarnya ronde keperawatan

di ruang Anak (Mas Alit) mempunyai kekuatan yaitu adanya kolaborasi

dengan tim medis seperti : perawat, petugas, dokter, laborat. Sehingga

dapat mendukung terlaksananya ronde keperawatan yang maksimal dan

dapat untuk selalu diterapkan di ruangan Anak (Mas Alit) RSUD

Blambangan Banyuwangi

Angket Ronde Keperawatan di ruang Anak (Mas Alit) RSUD BLAMBANGAN


No Pertanyaan Ya (%) Tidak (%)
1 Apakah ruangan ini mendukung adanya 100% 0%
ronde keperawatan?
2 Apakah sebagian besar perawat di ruang 100% 0%
rawat inap lantai 4 mengerti adanya
ronde keperawatan?
3 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan 42% 58%
di ruangan ini telah optimal?
4 Apakah setiap bulan dilakukan ronde 17% 83%
keperawatan?
5 Apakah keluarga pasien mengerti 58% 42%
tentang adanya ronde keperawatan?
6 Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan 67% 33%
ronde keperawatan sudah dibentuk?
7 Apakah yang dibentuk telah mampu 42% 58%
melaksanakan kegiatan ronde
keperawatan secara optimal?

Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah respondon 14 orang perawat

mendukung adanya ronde keperawatan 100%, 14 orang perawat mengerti

tentang adanya ronde keperawatan di ruang Mina sebanyak 100%, 5 orang

perawat melaksanakan ronde keperawatan di ruangan secara optimal

sebanyak 42% dan 7 orang perawat tidak melaksanakan ronde keperawatan di

74
ruangan secara optimal sebanyak 58%, 2 orang perawat setiap bulan

melakukan ronde dalam keperawatan sebanyak 17% dan 10 orang perawat

setiap bulan tidak melakukan ronde keperawatan sebanyak 83%, 7 orang

perawat mengatakan keluarga pasien mengerti tentang adanya ronde

keperawatan sebanyak 58% dan 5 orang perawat mengatakan keluarga pasien

tidak mengerti tentang adanya ronde keperawatan sebanyak 42%, 8 orang

perawat mengatakan tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan

sudah di bentuk sebanyak 67% dan 4 orang perawat mengatakan tim dalam

pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan belum di bentuk sebanyak 33%, 5

orang perawat mengatakan yang sudah di bentuk telah mampu melaksanakan

kegiatan ronde keperawatan secara optimal sebanyak 42% dan 7 orang

perawat mengatakan yang sudah di bentuk tidak mampu melaksanakan

kegiatan ronde keperawatan sebanyak 58%.

3.2.4 Pemasaran (M5-Market)

Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di ruang Anak

(Mas Alit), sebagian besar berasal dari daerah kecamatan Banyuwangi, tetapi

ada sebagian yang berasal dari luar kecamatan Banyuwangi. Ruang Anak

(Mas Alit) merupakan ruang instalasi rawat inap pasien dengan penyakit

infeksi dan penyakit. Ruang anak merupakan ruang kelas 3 dan 2, dengan

pembagian ruangan GE, Thalasemi, Bronchopneumoni dan ruang tindakan

dengan fasilitas sarana dan prasarana yang cukup. Dalam hal pemasaran atau

promosi ruangan, ruang ini belum memiliki tugas khusus sebagai tim

marketing secara langsung untuk mencari pelanggan dalam mencari

pelayanan jasa kesehatan, perawat memberikan pelayanan seoptimal mungkin

dengan memberikan perwatan secara paripurna sehingga pelayanan diruangan

layak untuk dipromosikan sebagai bahan pemasaran untuk mencari

pelanggan.

75
Hasil Angket Penerimaan Pasien Baru

No Pertanyaan Ya Tidak
.
1. Apakah Anda mengerti bagaimana penerimaan
100% 0
pasien baru?
2. Apakah sudah ada pembagian tugas tentang
100% 0
penerimaan pasien baru
3. Apakah setiap selesai melakukan Penerimaan
Pasien Baru Anda melakukan 100% 0
pendokumentasian?
4. Apakah Penanggung Jawab memberitahu
100% 0
bahwa akan ada pasien baru

Berdasarkan angket 14 perawat mengerti bagaimana penerimaan pasien baru,


14 perawat sudah ada pembagian tugas tentang penerimaan pasien baru, 14
perawat melakukan pendokumentasian dari penerimaan pasien baru, PJ
memberitahu bahwa akan ada pasien baru.

1. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di ruang anak (Mas Alit)
sejumlah 24 bed dengan rincian ruang thalasemi = 4 bed, kelas 3 = 8 bed,
kelas 2 = 4 bed, GE = 3 bed, Bronchopneumoni = 3 bed, ruang Isolasi = 1 bed
, Ruang Observasi =1 bad
Tabel BOR pasien R.Anak (Mas Alit ) tanggal 24 Juni 2018
Kelas II Kelas III BOR
Thalasemi 16/24x100 = 66,66%
4 bad (1 bad
Kelas II kosong)
4 bed (3 bed kosong) Observasi
1bad (0 bad kosong)
Kelas III
8 bad (5 bad kosong)
GE
3 bad (1 bad kosong)
BP
3 bad (2 bad kosong)
Isolasi

76
1 bad (0 bad kosong)

Tabel BOR pasien R.Penyakit Dalam tanggal 25 Juni 2018


Kelas II Kelas III BOR
Thalasemi 14/24x100 = 58,33%
4bad (0 bad kosong)
Kelas II Observasi
4 bed (2 bed kosong) 1 bad (0 bad kosong)
Kelas III
8 bad (5 bad kosong)
GE
3 bad (0 bad kosong)
BP
3 bad (2 bad kosong)
Isolasi
1 bad (0 bad kosong)

Tabel BOR pasien R.Penyakit Dalam tanggal 26 Juni 2018


Kelas II Kelas III BOR
Thalasemi 18/24x100 = 75%
4 bad ( 1 bad kosong)
Kelas II Observasi
4 bed (2 bed kosong) 1 bad (0 bad kosong)
Kelas III
8 bad (2 bad kosong)
GE
3 bad (0 bad kosong)
BP
3 bad (1 bad kosong)
Isolasi
1 bad (0 bad kosong)

77
78

Anda mungkin juga menyukai