Berikut merupakan macam-macam proses interaksi obat dan makanan dan efek yang ditimbulkan
dalam tubuh kita.
Sumber kafein adalah : Kopi, the, kola dan mnuman ringan, coklat, beberapa pil pelangsing yang
dijual bebeas, sediaan untuk flu/ batuk, nyeri, dan sakit yang menggangu akibat haid
j. Makanan berlemak – Griseofulvin (Fluvicin P/G, Fluficin U/F, Griseofulvin V, Grisactin, Gris
PEG)
Efek griseofulvin dapat meningkat griseofulvin diberikan secara oral untuk mengobati infeksi
jamur pada rambut, kulit, kuku tangan, dan kuku kaki.
Interaksi yang terjadi adalah interaksi yang menguntungkan dan griseofulvin sebaikanya
ditelan pada saat makan makanan berlemak seperti : Alpukat, daging sapi, mentega, kue,
kelapa susu, selada ayam, kentang goring, ayam goreng.
r. Makanan yang mengandung tiramin – antidepresan jenis IMAO (EUtoniyl, Marpan, Nardil,
Parnete)
Kombinasi ini dapat meningkatkan tekanan darah dengan nyata, akibatya sakit kepala berat,
demam, gangguan penglihatan, bingung yang mungkin,diikuti oleh perdarahan otak..
Hindari makan mengandung tiramin seperti : Alpukat, kentang bakar, pisang buncis, bir,
sosis, keju, hati ayam, ciklat, kopi minuman kola, korma, (dalam kaleng), pengepuk daging,
kacang sup kemas, cabe acar ikan,haring, rasberi, salami, acar, kol, sosis, kecap, anggur, ragi.
u. Obat cacing (pirantel pamoat) juga lebih baik diminum dengan susu atau sesudah makan,
karena akan terjadi peningkatan absorpsi dengan makanan/susu.
hepatik dari parasetamol. Perlu diwaspadai efek toksisitas pada pasien saat kedua obat tersebut
mikrosomal hepatik yang dapat mempercepat luruhnya parasetamol. Resiko paling besar adalah
ketika parasetamol diminum dengan dosis berlebih dan bersamaan dengan pemberian rifampisin
secara regular. Sebaiknya digunakan parasetamol dalam rentang dosis yang disarankan atau
lakukan monitoring.