Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Kefarmasian Indonesia

Artikel Riset Vol.6 No.2-Agustus. 2016:89-97


p-ISSN: 2085-675X
e-ISSN: 2354-8770

Formulasi Emulgel yang Mengandung Ekstrak Etanol Daun Binahong


(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) dan Uji Aktivitasnya terhadap
Propionibacterium acnes secara In Vitro

Emulgel Formulation of Binahong Leaves Ethanolic Extract (Anredera cordifolia (Ten.)


Steenis) and In Vitro Activity Test Against Propionibacterium acnes

Tri Nofi Yani1 *, Effionora Anwar2,Fadlina Chany Saputri3


1
Program Magister Herbal, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
2
Departemen Farmasetika, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
3
Departemen Farmakologi, Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia
*E-mail: trinofiyani@gmail.com

Diterima: 18 Juni 2016 Direvisi: 20 Juli 2016 Disetujui: 18 Agustus 2016

Abstrak
Daun binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri namun belum
diketahui aktivitasnya terhadap Propionibacterium acnes sebagai salah satu bakteri yang berperan dalam
patogenesis jerawat. Ekstrak etanol daun binahong dengan kadar asam ursolat 1,28% dalam penelitian ini diuji
secara in vitro terhadap Propionibacterium acnes menghasilkan konsentrasi bunuh minimum sebesar 0,05%.
Emulgel yang dibuat dari ekstrak etanol daun binahong dalam penelitian ini memiliki stabilitas fisik yang baik
selama 12 minggu. Zona hambat sediaan emulgel ekstrak etanol daun binahong terhadap bakteri Propionibacterium
acnes lebih besar dibandingkan klindamisin fosfat 1,2% yaitu pada formula 1 (ekstrak setara dengan KHM 0,05%)
sebesar 19,67±1,25 mm dan formula 2 (ekstrak setara dua kali KHM 0,05%) sebesar 20,67±0,47 mm, sedangkan
klindamisin fosfat 1,2% memiliki zona hambat yaitu 16,33±0,47 mm.
Kata kunci: Ekstrak daun binahong; Asam ursolat; Antibakteri; Propionibacterium acnes; Emulgel

Abstract
Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) leaves have been known to have antibacterial activity but the activity
against Propionibacterium acnes as one of the bacteria that play a role in acne’s pathogenesis is still unknown.
Binahong leaves ethanolic extract containing 1,28% of ursolic acid in this study were tested by in vitro against
Propionibacterium acnes giving result minimum bactericidal concentration of 0,05%. Emulgel of binahong leaves
ethanolic extract in this study had physical stability for 12 weeks. Inhibition zone of binahong leaves ethanolic
extract emulgel is larger than clindamycin phosphate 1,2% against Propionibacterium acnes, which is in formula
1 (extract equivalen with MIC 0,05%) is 19,67±1,25 mm and formula 2 (extract equivalen double MIC 0,05%) is
20,67±0,47 mm, while inhibition zone of clindamycin phosphate 1,2% is 16,3±0,47 mm.
Keywords: Binahong leaves extract; Ursolic acid; Antibacteria; Propionibacterium acnes; Emulgel

89
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):89-97

PENDAHULUAN atau memperbaiki bau badan atau


melindungi atau memelihara tubuh pada
Acne vulgaris atau jerawat merupakan
kondisi baik. Kini istilah medicated
penyakit kulit obstruktif dan inflamatif
cosmetics telah popular yaitu kosmetik yang
kronik pada unit pilosebasea yang sering
dapat mempertahankan dan memperbaiki
terjadi pada remaja.1 Patogenesis jerawat
fisiologi kulit yang kurang baik, termasuk
sering dihubungkan dengan aktivitas bakteri
didalamnya kosmetik anti jerawat.4 Bahan
Propionibacterium acnes. Remaja yang
kosmetika yang beredar telah banyak
menderita jerawat memiliki konsentrasi
mengandung bahan alam termasuk
P.acnes lebih tinggi pada kelenjar
kosmetika untuk anti jerawat.
pilosebaseanya dibandingkan dengan remaja
Tanaman binahong (Anredera Cordifolia
yang tidak menderita jerawat. Peran P.acnes
(Ten.) Steenis) merupakan tanaman menjalar
pada patogenesis jerawat adalah memecah
yang sering disebut gondola. Binahong
trigliserida, salah satu komponen sebum
mudah tumbuh di dataran rendah maupun
menjadi asam lemak bebas sehingga terjadi
dataran tinggi, termasuk di Indonesia. Daun
kolonisasi P.acnes yang mengaktivasi TLRs,
binahong banyak dimanfaatkan masyarakat
PARs dan peptida antimikroba yang
suku jawa untuk mengobati berbagai
kemudian secara regular mensekresi sitokin
penyakit termasuk untuk penyembuhan luka
proinflamator (IL-1α, IL-1β, IL-6, IL-8,
dan peradangan jerawat.5,6
IL-12, TNF-α atau granulocyte macrophage
Penelitian yang telah dilakukan oleh
colony stimulating factor) di dalam
Novani (2013), didapatkan hasil bahwa
keratinosit dan sebosit manusia sehingga
ekstrak etanol daun binahong mengandung
menyebabkan inflamasi.2
golongan senyawa kimia flavonoid, saponin
Jerawat tidak menimbulkan gejala klinis
dan tanin memiliki aktivitas terhadap bakteri
yang fatal namun keluhan seringkali lebih
Staphylococcus aureus, Klebsiella
mengarah ke segi estetik daripada fisik dan
pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa.
mengurangi kepercayaan diri akibat
Skrining fitokimia hasil maserasi serbuk
berkurangnya keindahan wajah penderita.
kering daun binahong (Anredera Cordifolia
Terkadang jerawat menyebabkan rasa gatal
(Ten.) Steenis) dengan menggunakan pelarut
yang mengganggu atau rasa sakit.
n-heksana dan metanol positif mengandung
Pengobatan jerawat di klinik kulit biasanya
saponin triterpenoid, flavonoid dan minyak
menggunakan antibiotik yang dapat
menghambat inflamasi dan membunuh atsiri, sedangkan pada ekstrak petroleum eter,
etil asetat dan etanol positif mengandung
bakteri, seperti tetrasiklin, eritromisin,
alkaloid, saponin dan flavonoid.7
doksisiklin, dan klindamisin. Selain itu
Salah satu kandungan kimia dari daun
sering juga digunakan benzoil peroksida,
binahong adalah asam ursolat. Asam ursolat
asam azelat dan retinoid, namun obat-obat
adalah senyawa natural nontoksik dari asam
ini memiliki efek samping dalam
triterpenoid saponin yang ditemukan di
penggunaannya sebagai anti jerawat antara
berbagai jenis tanaman obat. Asam ursolat
lain iritasi. Penggunaan antibiotika jangka
memiliki aktivitas antibakteri dan
panjang selain dapat menimbulkan resistensi 8,9
antiinflamasi.
juga dapat menimbulkan kerusakan organ
Dalam penelitian ini dipilih bentuk
dan imunohipersensitivitas.3
sediaan topikal emulgel. Sediaan emulgel
Menurut Peraturan Kepala BPOM RI
adalah emulsi, baik itu tipe minyak dalam air
Nomor 19 tahun 2015, kosmetik adalah
(M/A) maupun air dalam minyak (A/M)
bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk
yang dibuat menjadi sediaan gel dengan
digunakan pada bagian luar tubuh manusia
mencampurkan bahan pembentuk gel.
(epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ
Sediaan emulgel memiliki kelebihan sebagai
genital bagian luar) atau gigi dan mukosa
pembawa bahan yang hidrofobik yang tidak
mulut terutama untuk membersihkan,
dapat menyatu secara langsung dalam basis
mewangikan, mengubah penampilan dan
90
Formulasi Emulgel yang Mengandung...(Tri Nofi Yani, dkk)

gel. Emulgel membantu menyatukan bahan Brookfield (Brookfield, USA) KCKT


aktif hidrofobik dalam fase minyak (Waters, USA), Sel Difusi Franz standar
kemudian globul minyak terdispersi dalam USP, jangka sorong (Vernier Caliper, Cina),
fase air (emulsi M/A) yang selanjutnya cakram kertas steril kosong (Oxoid, Inggris),
emulsi ini dapat dicampurkan dalam basis simplisia daun binahong (Anredera
gel.10,11,12 Basis gel yang diketahui tidak cordifolia (Ten.) Steenis) (BALITTRO,
mengandung minyak diharapkan tidak akan Bogor), standar asam ursolat (Sigma Aldrich,
memperburuk jerawat. Sediaan gel yang Singapura), etanol 96% (Brataco, Indonesia),
paling stabil secara fisik dan kimia adalah AnaeroGen pack (Thermo Scientific, USA),
gel berbasis karbomer.13,14 Penelitian ini media cair BHI (Oxoid, Inggris), media agar
bertujuan untuk menganalisis aktivitas Brucella (Oxoid, Inggris), media agar darah
antibakteri formula emulgel ekstrak etanol (Oxoid, Inggris), kontrol positif acne
daun binahong terhadap Propionibacterium treatment gel, gel klindamisin sulfat 1,2%
acnes dengan kandungan asam ursolat yang dan bakteri Propionibacterium acnes isolat
diketahui dapat berpenetrasi melalui kulit jerawat (Laboratorium mikrobiologi FKUI).
secara in vitro sebagai bahan anti jerawat.
Cara kerja
METODE Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
Simplisia daun binahong diserbukkan
Desain penelitian ini adalah
terlebih dahulu, kemudian diekstraksi secara
eksperimental laboratorium. Pengujian yang
maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
dilakukan adalah pembuatan ekstrak etanol
selama 3x24 jam. Hasil ekstraksi disaring
daun binahong (Anredera Cordifolia (Ten.)
dengan penyaring Buchner. Residu pada
Steenis), karakterisasi ekstrak dan penapisan
kertas saring dicuci kembali dengan etanol
fitokimia, penetapan kadar asam ursolat
hingga diperoleh filtrat yang bersih, proses
dalam ekstrak etanol, penentuan konsentrasi
pencucian dilakukan sebanyak 2-3 kali.
bunuh minimum ekstrak terhadap
Filtrat yang diperoleh kemudian
Propionibacterium acnes, pembuatan
dikumpulkan lalu diuapkan pelarutnya
sediaan emulgel ekstrak etanol, evaluasi dan
menggunakan rotary vacuum evaporator.
uji stabilitas sediaan emulgel, uji penetrasi
Ekstrak kemudian dikarakterisasi dan
sediaan emulgel ekstrak daun binahong
dilakukan penapisan fitokimia golongan
secara in vitro serta uji zona hambat sediaan
emulgel ekstrak daun binahong terhadap alkaloid, flavonoid, saponin, tanin,
triterpenoid dan steroid.
Propionibacterium acnes secara in vitro.
Penelitian ini telah mendapat persetujuan
Penentuan Kadar Asam Ursolat dalam
kaji etik No. 988/UN2.F1/ETIK/2015
ekstrak dengan KCKT
tanggal 10 November 2015 dari Komite Etik
Sampel diuji menggunakan KCKT
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
dengan kolom Sun Fire C18 4,6 × 150 mm,
Penelitian dilakukan di laboratorium
laju alir 0,7 mL/menit, volume injeksi 50,0
fitokimia dan farmasetika FFUI Depok,
µL dan deteksi menggunakan UV pada
laboratorium mikrobiologi FKUI Jakarta dan
panjang gelombang 210 nm. Fase gerak
laboratorium hewan coba Badan Litbang
yang digunakan adalah campuran metanol:
Kesehatan Kemenkes Jakarta.
air asam pH 3,5 dengan TFA (88:12 v/v).
Alat dan Bahan Temperatur sistem 25°C.15
Alat dan Bahan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penyaring Buchner, Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum
rotary vacuum evaporator (IKA, Jerman), Ekstrak
waterbath (Lab-Line, India), homogenizer Ekstrak diuji dengan pengenceran tabung
(Omni-Multimix Inc.), pH meter tipe 510 pada konsenstrasi 1000 ppm sampai 31,25
(Eutech Instrument, Singapura), Viskometer ppm dan ditambahkan 10 µL suspensi

91
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):89-97

bakteri dalam media BHI (standar Mcfarland mencampurkan emulsi yang telah dibuat ke
3). Sampel kemudian diinkubasi selama 72 dalam basis gel sedikit demi sedikit dengan
jam dalam kondisi anaerobik dengan menggunakan homogenizer pengadukan
menggunakan sistem Gaspak (Anaerogen 2000 rpm selama 30 menit atau hingga
pack) pada suhu 37°C.16 Setelah 72 jam terbentuk massa emulgel yang homogen.
diamati kekeruhan dari tabung secara visual Tabel 1.Komposisi emulgel ekstrak
kemudian dilakukan penumbuhan 1 ose pada binahong
media agar brucella dalam cawan petri steril
dari larutan uji dalam tabung untuk melihat Bahan Formula (%)
apakah daya hambat ekstrak terhadap bakteri Span 20 1,40
dapat bersifat permanen. Kemudian Ekstrak 0,05
dilakukan inkubasi kembali selama 72 jam Minyak zaitun 5,00
dalam kondisi anaerobik dengan Butil hidroksi toluen (BHT) 0,03
menggunakan sistem Gaspak (Anaerogen Tween 60 3,60
pack) pada suhu 37°C. Terdapat keterbatasan Karbopol 940 2,00
dari penelitan ini yaitu tidak dilakukannya NaOH 0,60
pengujian terhadap residu pelarut etanol 96% Propilen glikol 5,00
dari ekstrak ataupun uji aktivitas daya Propil Paraben 0,1
hambat pelarut etanol 96% sebagai pelarut Metil Paraben 0,1
yang digunakan dalam ekstraksi. Etanol 96% 3
Konsentrasi bunuh minimum dapat dilihat Air suling ad 100
dengan pengamatan pada cawan petri yang
tidak terdapat pertumbuhan bakteri.
Evaluasi Sediaan Emulgel
Gel dievaluasi dengan pengamatan
Formulasi Sediaan Emulgel Anti Jerawat
organoleptis meliputi warna, bau, dan
Ekstrak Daun Binahong
homogenitas, pengukuran pH, pengukuran
Fase minyak dari emulsi dibuat dengan
viskositas dan sifat alir, pengukuran
melarutkan Span 20, ekstrak etanol daun
diameter globul rata-rata.17
binahong dan BHT dalam minyak zaitun,
sedangkan fase air dibuat dengan melarutkan
Uji Stabilitas Fisik Emulgel
Tween 60 dalam air suling. Masing-masing
Stabilitas sediaan meliputi bau, warna,
fase dipanaskan pada suhu 70-75oC. Setelah
dan pH dievaluasi pada suhu 40° ± 2°C; 28°
masing-masing fase mencapai suhu
o ± 2°C dan 4° ± 2oC selama 12 minggu
±70-75 C, fase minyak ditambahkan ke
dengan pengamatan setiap 2 minggu sekali.
dalam fase air. Campuran tersebut diaduk
Pengukuran viskositas dan diameter globul
menggunakan homogenizer dengan
rata-rata pada minggu ke-12, uji sentrifugasi
kecepatan 2500 rpm hingga suhu turun
dengan kecepatan 3800 rpm selama 5 jam
mencapai suhu ruang dan terbentuk emulsi.
dan Cycling test yaitu pada suhu 4°C selama
Basis gel dibuat dengan mendispersikan
24 jam lalu dikeluarkan dan ditempatkan
karbomer di dalam air suling sebanyak 30%
pada suhu 40°C selama 24 jam.18 Percobaan
dari total massa emulgel sambil diaduk
diulang sebanyak 6 siklus. Kondisi fisik
hingga benar-benar terdispersi. NaOH
sediaan dibandingkan selama percobaan
dilarutkan dalam air suling kemudian
dengan sediaan sebelumnya, apakah terjadi
ditambahkan ke dalam basis gel campuran
pemisahan fase atau tidak.19
karbopol 940 menggunakan homogenizer
dengan pengadukan 500 rpm hingga
Uji Penetrasi Asam Ursolat secara In Vitro
terbentuk basis gel yang kental. Propil
Membran yang digunakan adalah
paraben dan metil paraben dilarutkan dalam
membran abdomen kulit tikus betina usia
propilen glikol dan etanol lalu ditambahkan
2-3 bulan dengan berat 150-200g. Tikus
dalam basis gel. Emulgel dibuat dengan cara
dibius dengan ketamin hingga mati dan bulu
92
Formulasi Emulgel yang Mengandung...(Tri Nofi Yani, dkk)

tikus pada bagian abdominal dicukur brucella dalam cawan petri yang telah
hati-hati menggunakan pisau cukur. diinokulasi bakteri Propionibacterium acnes
Kemudian kulit tikus pada bagian perut dengan cara swabbing. Cawan petri
disayat dan lemak-lemak pada bagian diinkubasi dalam kondisi anaerob
subkutan yang menempel dihilangkan secara (Anaerogel pack) dengan jar pada suhu 37°C
hati-hati, dan hasil sayatan tersebut salama 72-96 jam. Hasil dapat diamati
direndam dalam medium yang akan dengan mengukur diameter zona hambat,
digunakan selama 30 menit kemudian yaitu area bening di sekitar diameter cakram
disimpan dalam suhu 4ºC. Kulit dapat dari setiap sediaan uji menggunakan
digunakan pada rentang waktu 24 jam. Pada mikrometer sekrup. Zona hambat dinyatakan
uji penetrasi kali ini digunakan membran nol apabila tidak ada area bening di sekitar
dengan luas area difusi 1,52 cm2. Kemudian cakram atau diameter area bening sama
kompartemen reseptor diisi dengan larutan dengan diameter cakram.
etanol 96%-dapar posfat pH 7,4 (EDP)
sebanyak 13 mL yang dijaga suhunya HASIL DAN PEMBAHASAN
37±0,5ºC serta diaduk dengan pengaduk
Pembuatan Ekstrak Daun Binahong
magnetik pada kecepatan 300 rpm. Setelah
Ekstrak yang diperoleh dari maserasi
itu, kulit abdomen tikus diletakkan di antara
dengan pelarut etanol 96% adalah 244 gram
kompartemen donor dan kompartemen
dari 2000 gr simplisia dan diperoleh
reseptor dengan sisi dermal berhubungan
rendemen ekstrak 12,2%. Ekstrak yang
langsung dengan medium reseptor. Sampel
didapatkan berupa cairan kental berwarna
sejumlah 1-2g diaplikasikan pada
hijau kehitaman dengan bau khas. Ekstrak
permukaan kulit. Kemudian sampel diambil
kemudian di karakterisasi dan didapatkan
pada menit ke-10, 30, 60, 90, 120, 180, 240,
hasil karakterisasi yaitu ekstrak mengandung
300, 360, 420, dan 480 sebanyak 0,5 mL
kadar air 6,44%. Penetapan kadar air ini
atau 500 μL dari kompartemen reseptor
bertujuan untuk mengetahui rentang
dengan menggunakan syringe dan larutan
besarnya kandungan air dalam ekstrak daun
EDP segera ditambahkan sejumlah volume
binahong dan hasil sesuai dengan yang
yang sama dengan volume yang diambil.
dipersyaratkan yaitu kurang dari 10%.
Kemudian, sampel dimasukkan ke dalam
Penetapan kadar abu dilakukan untuk
vial dan diukur kadarnya dengan KCKT.
mengetahui kandungan mineral internal dan
eksternal yang berasal dari proses awal
Uji Aktivitas antibakteri Emulgel secara In
ekstraksi sampai terbentuknya ekstrak, kadar
Vitro terhadap Propionibacterium acnes
abu total yang didapat dari uji adalah 0,84%.
Uji aktivitas antibakteri sediaan emulgel
Penentuan kadar sari bertujuan untuk
ekstrak daun binahong dilakukan dengan
mengetahui banyaknya kandungan senyawa
metode difusi cakram secara triplo. Kontrol
yang tersari dalam pelarut etanol dan air,
positif yang digunakan adalah gel
didapatkan kadar sari larut etanol dari
klindamisin 1,2% dan sediaan yang beredar
ekstrak etanol adalah 84,78% dan kadar sari
di pasaran yaitu acne treatment gel yang
larut air 22,36% sedangkan susut
mengandung triklosan dan Aloe vera.
pengeringan yang didapat dari ekstrak etanol
Sedangkan kontrol negatif yang digunakan
daun binahong adalah 7,26%, dengan
yaitu basis emulgel dan cakram kosong steril.
pengujian ini dapat diketahui besarnya
Kertas cakram kosong steril (6 mm)
kandungan air yang hilang pada proses
direndam dalam setiap sediaan uji yaitu
pengeringan sebagai salah satu persyaratan
basis emulgel (kontrol negatif), emulgel
dalam standarisasi tanaman berkhasiat obat.
formula 1, emulgel formula 2, acne
Pengujian fitokimia dari ekstrak etanol daun
treatment gel, gel kindamisin 1,2% (kontrol
binahong didapatkan hasil bahwa ekstrak
positif) selama 15 menit. Kemudian cakram
etanol daun binahong mengandung
diletakkan pada permukaan media agar
flavonoid, steroid/triterpenoid dan saponin.
93
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):89-97

Penetapan Kadar Asam Ursolat setelah menjadi emulgel menjadi 0,43 µm.
Asam ursolat dalam ekstrak dilakukan Sedangkan pada formula 2 diameter globul
penetapan kadarnya karena asam ursolat emulgelnya menjadi 0,68 µm. Diameter
dalam ekstrak binahong yang diperkirakan globul rata-rata dari kedua formula tersebut
memiliki aktivitas antibakteri. Hasil masih dalam rentang ukuran globul emulsi
pengujian didapatkan kadar asam ursolat keruh yaitu 0,1-10 µm.
1,28%. Kadar asam ursolat dalam ekstrak
daun binahong pada penelitian ini diatas 1% Uji Stabilitas Fisik Emulgel
sedangkan pada daun beberapa tumbuhan Pengujian organoleptis sediaan emulgel
lain berkisar diatas 0,1-3%.20 formula 1 dan formula 2 tidak mengalami
perubahan warna dan tidak terjadi
Penentuan Konsentrasi Bunuh Minimum pemisahan fase, namun bau khas ekstrak
Hasil pengamatan yang dilakukan daun binahong memudar pada penyimpanan
setelah inkubasi selama 72 jam didapatkan minggu ke-8 suhu rendah dan terjadi pula
konsentrasi hambat minimum yaitu tabung bau yang memudar pada sediaan formula 1
pada konsentrasi kecil yang tidak dan 2 pada suhu tinggi mulai penyimpanan
memberikan kekeruhan dari ekstrak etanol minggu ke-10. Sediaan masih homogen
daun binahong adalah 500 ppm. Konsentrasi secara fisik pada penyimpanan 12 minggu.
bunuh minimum dengan uji gores didapat Hasil pengukuran pH sediaan formula 1 dan
pada konsentasi 500 ppm. 2 pada suhu rendah mengalami kenaikan.
Kenaikan pH terjadi dimungkinkan karena
Evaluasi sediaan Emulgel adanya pelepasan NaOH dari matriks
Emulgel memiliki pH minggu ke-0 emulgel yang menggunakan karbomer
masing- masing formula 1 dan 2 adalah 5,23 sebagai basis gel. Namun perubahan pH
dan 6,00. Sediaan yang dibuat harus dalam sediaan masih dalam rentang yang dapat
rentang pH balance kulit yaitu 4,5-6,5. Nilai diterima oleh pH seimbang kulit yaitu
pH tidak boleh terlalu asam karena dapat 4,5-6,5. Hasil pengukuran viskositas
mengiritasi kulit namun tidak pula terlalu masing-masing formula 1 pada penyimpanan
basa karena akan mengakibatkan kulit 12 minggu adalah meningkat menjadi 21000
bersisik. cps dan formula 2 menjadi 18500 cps.
Uji viskositas dilakukan pada minggu Peningkatan viskositas terjadi searah dengan
ke-0 dengan menggunakan spindel 6 peningkatan pH karena viskositas karbomer
didapatkan hasil viskositas formula 1 dan akan meningkat dengan meningkatnya pH
formula 2 berturut-turut adalah 20750 cps dan akan menurun pada pH kurang dari 3
dan 17750 cps. Nilai viskositas emulgel dan lebih dari 12.
formula 1 lebih besar dari formula 2 Diameter globul pada minggu ke-12
dikarenakan formula 2 memiliki kandungan mengalami peningkatan ukuran. Dapat
ekstrak binahong yang lebih besar dari disimpulkan walaupun mengalami
formula 1. Penambahan 2 kali lipat ekstrak peningkatan diameter globul yaitu pada
pada fomula 2 mengakibatkan viskositas formula 1 adalah 0,43 µm menjadi 0,48 µm
sediaan lebih kecil. pH ekstrak adalah 5,85 dan formula 2 adalah 0,68 µm menjadi 0,72
yang memungkinkan pH sediaan menjadi µm, namun peningkatan diameter globul ini
relatif asam dan membutuhkan pH yang masih masih berada dalam rentang diameter
lebih tinggi untuk meningkatkan viskositas. globul emulsi. Peningkatan dapat terjadi
Berdasarkan rheogram dari sediaan emulgel dimungkinkan karena penyimpanan pada
formula 1 dan 2 menunjukkan bahwa suhu tinggi. Peningkatan suhu dalam
sediaan memiliki tipe aliraan tiksotropik penyimpanan menyebabkan bahan penstabil
plastis. Pengukuran dilakukan menggunakan berubah sehingga terjadi pemisahan fase
mikroskop optik dengan perbesaran 100 kali. minyak dan fase air. Ketika bahan
Pada formula 1 diamater globul rata-rata pengemulsi menurun kestabilannya maka

94
Formulasi Emulgel yang Mengandung...(Tri Nofi Yani, dkk)

globul minyak akan saling bersatu dan 0,07 µgcm-2jam-1. Hal ini menunjukkan
membentuk globul yang lebih besar. Hal ini formula 2 memiliki kecepatan penetrasi
juga dapat terjadi dalam penyimpaan pada yang lebih besar dari formula 1 yang
suhu rendah.21 Setelah cycling test dan uji dimungkinkan karena formula 2 memiliki
sentrifugasi, sediaan tidak mengalami viskositas yang lebih kecil dibandingkan
perubahan warna, penggumpalan ataupun dengan formula 1. Nilai viskositas
pemisahan fase yang menandakan emulgel berbanding terbalik dengan laju penetrasi.
memiliki kestabilan yang baik. Semakin cair sediaan maka pelepasan obat
dari zat pembawa semakin mudah,
Uji penetrasi sediaan emulgel sedangkan semakin kental sediaan pelepasan
Uji penetrasi perkutan secara in vitro obat semakin menurun. Hal ini dikarenakan
memiliki dua parameter utama yaitu jumlah peningkatan viskositas membuat struktur
kumulatif zat aktif yang terpenetrasi atau globul dari sediaan semakin rigid dan
persentase dosis terpenetrasi dan laju padat.22
penetrasi atau fluks (Gambar 2). Jumlah
asam ursolat yang terpenetrasi selama 8 jam Uji antibakteri emulgel in vitro
formula 1 adalah 38,60±0,18 µgcm-2, Uji in vitro sediaan emulgel
sedangkan asam ursolat formula 2 yang telah menggunakan metode difusi cakram
terpenetrasi selama 8 jam sebanyak (Kirby-bauer test). Gambar 2 menunjukkan
107,37±33,99 µgcm-2. Berdasarkan hasil hasil pengamatan sediaan emulgel formula 1
penetrasi asam ursolat dapat dilihat bahwa didapatkan rata-rata diameter zona
jumlah asam ursolat yang terpenetrasi pada hambatnya adalah 19,67±1,25 mm, formula
formula 2 lebih besar dibandingkan dengan 2 adalah 20,67±0,47 mm, sedangkan kontrol
formula 1, hal ini dimungkinkan karena negatif yaitu sediaan basis emulgel tanpa
dosis ekstrak dalam formula 2 dua kali ekstrak didapatkan diameter hambatnya 11
formula 1 sehingga asam ursolat dalam mm dan kontrol positif yaitu sediaan gel
formula 2 yang terpenetrasi lebih banyak klindamisin fosfat 1,2% adalah 16,33±0,47
dibandingkan dengan formula 1. Nilai fluks mm. Sediaan acne gel treatment yang
dari formula 1 selama 8 jam adalah 4,5027± dijadikan kontrol sediaan yang beredar tidak
0,02 µgcm-2jam-1 dan nilai fluks pada memberikan zona hambat sehingga dianggap,
formula 2 selama 8 jam adalah 10,705 ±

Gambar 1. Grafik kumulatif asam ursolat terpenetrasi dari sediaan emulgel selama 8 jam

95
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2016;6(2):89-97

Keterangan: (A) basis emulgel, (B) emulgel formula 1, (C) emulgel formula 2, (D) acne gel treatment, (E)
gel klindamisin 1,2%, (F) cakram kosong
Gambar 2. Grafik perbandingan diameter zona hambat dari setiap sediaan uji

tidak memilliki daya hambat. Pengujian bunuh minimum 0,05%. Sediaan emulgel
dilakukan pula pada cakram kosong steril ekstrak etanol daun binahong memiliki
(sampel F) yang menunjukkan bahwa stabilitas fisik yang baik dan mampu
cakram steril yang digunakan tidak berpenetrasi melalui kulit. Sediaan emulgel
mengandung bahan obat atau zat aktif formula 1 dan formula 2 ekstrak daun
sehingga tidak memberikan zona hambat di binahong memiliki zona hambat terhadap
media tumbuh bakteri. Ekstrak daun Propionibacterium acnes yang lebih baik
binahong telah dibuktikan menggunakan daripada sediaan gel klindamisin 1,2%.
metode KCKT mengandung asam ursolat
yang merupakan triterpenoid saponin UCAPAN TERIMA KASIH
pentasiklik yang memiliki aktivitas Penulis mengucapkan terimakasih
antibakteri terhadap Propionibacterium kepada laboratorium mikrobiologi klinis FK
acnes.23 Emulgel formula 1 dan formula 2 UI ibu Conny Riana Tjampakasari dan
memiliki zona hambat yang lebih besar kepada semua pihak yang telah memberikan
dibandingkan klindamisin sulfat 1,2 % bantuan dalam penelitian ini.
dimungkinkan karena tidak hanya
kandungan asam ursolat saja yang berperan
DAFTAR RUJUKAN
sebagai antibakteri dari ekstrak daun
binahong, kandungan lain dari ekstrak yang 1. Movita T. Acne vulgaris. Continuing
memiliki aktivitas antibakteri yaitu Medical Education. 2013;40(4):269-72.
flavonoid dengan mekanisme menghambat 2. Beylot C, Auffret N, Poli F, Claudel JP,
Leccia MT, Del Giudice P, Dreno B.
DNA girase (kuersetin), menghambat fungsi
Propionibacterium acnes: an update on its
sitoplasma membran bakteri (sophoraflavon role in the pathogenesis of acne. Journal of
G dan epigalokatekin galat), dan the European Academy of Dermatology and
menghambat metabolisme energi bakteri Venereology. 2014 Mar 1;28(3):271-8.
(licochalcone A dan C).24 Hal ini 3. Wasitaatmadja S.M. Dermatologi Kosmetik
menunjukkan bahwa sediaan emulgel Medik Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,
ekstrak daun binahong bisa menjadi salah edisi kedua. Jakarta: Penerbit Universitas
satu alternatif antimikroba terhadap Indonesia (UI Press); 2011:214-220.
Propionibacterium acnes yang berasal dari 4. Manoi F. Binahong (Anredera cordifolia)
tanaman. sebagai obat. Bulletin Warta. 2009
Apr;15(1):4-5.
5. Republik Indonesia. Peraturan Kepala
KESIMPULAN
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Ekstrak daun binahong mengandung Nomor 19 Tahun 2015 tentang Persyaratan
asam ursolat 1,28% dengan konsentrasi Teknis Kosmetika. Jakarta: Badan
96
Formulasi Emulgel yang Mengandung...(Tri Nofi Yani, dkk)

Pengawasan Obat dan Makanan; 2015. 15. Maurya A, Srivastava SK. Determination of
6. Astuti SM, Sakinah MA, Andayani RB, ursolic acid and ursolic acid lactone in the
Risch A. Determination of saponin leaves of Eucalyptus tereticornis by HPLC.
compound from Anredera cordifolia (Ten.) Journal of the Brazilian Chemical Society.
Steenis Plant (Binahong) to potential 2012 Mar;23(3):468-72.
treatment for several diseases. Journal of 16. Schwalbe R, Steele-Moore L, Goodwin AC,
Agricultural Science. 2011;3(4):224. editors. Antimicrobial susceptibility testing
7. Novani RF. Uji aktivitas antibakteri ekstrak protocols. Crc Press; 2007 May 22.
daun binahong (Anredera cordifolia 17. Yapar EA, Ýnal Ö, Erdal MS. Design and
(Tenore) Steen) pada bakteri in vivo evaluation of emulgel formulations
Staphylococcus aureus, Klebsiella including green tea extract and rose oil.
pneumonia dan Pseudomonas aeruginosa Acta Pharmaceutica. 2013 Dec
yang resisten terhadap beberapa antibiotik 1;63(4):531-44.
[skripsi]. Depok: Universitas Indonesia; 18. Vasiljevic D, Parojcic J, Primorac M,
2013. Vuleta G. An investigation into the
8. Yulian SH, Fudholi A, Pramono S, characteristics and drug release properties
Marchaban. Physical properties of wound of multiple W/O/W emulsion systems
healing gel of ethanolic extract of binahong containing low concentration of lipophilic
(Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) during polymeric emulsifier. International journal
storage. Indonesian Journal of Pharmacy. of pharmaceutics. 2006;309(1):171-7.
2012;23(4):203-8. 19. Djajadisastra, J. (November, 2003).
9. Shai LJ, McGaw LJ, Aderogba MA, Mdee Cosmetic Stability. Disampaikan pada
LK, Eloff JN. Four pentacyclic Seminar Setengah hari HIKI. Slipi, Jakarta.
triterpenoids with antifungal and 20. Jäger S, Trojan H, Kopp T, Laszczyk MN,
antibacterial activity from Curtisia dentata Scheffler A. Pentacyclic triterpene
(Burm. f) CA Sm. leaves. Journal of distribution in various plants–rich sources
ethnopharmacology. 2008;119(2):238-44. for a new group of multi-potent plant
10. Checker R, Sandur SK, Sharma D, extracts. Molecules. 2009 Jun
Patwardhan RS, Jayakumar S, Kohli V, 4;14(6):2016-31.
Sethi G, Aggarwal BB, Sainis KB. Potent 21. Patric J. Sinko. Martin Farmasi Fisika dan
anti-inflammatory activity of ursolic acid, a Ilmu Farmasetika edisi 5 (diterjemahkan
triterpenoid antioxidant, is mediated oleh Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi
through suppression of NF-κB, AP-1 and ITB). Jakarta: EGC; 2011.
NF-AT. PloS one. 2012;7(2):313-18. 22. Wang YY, Hong CT, Chiu WT, Fang JY. In
11. Alexander A, Khichariya A, Gupta S, Patel vitro and in vivo evaluations of topically
RJ, Giri TK, Tripathi DK. Recent applied capsaicin and nonivamide from
expansions in an emergent novel drug hydrogels. International journal of
delivery technology: Emulgel. Journal of pharmaceutics. 2001 Aug 14;224(1):89-104.
Controlled Release. 2013. 23. Jo E, Choi MH, Kim HS, Park SN, Lim YK,
28;171(2):122-32. Kang CK, Kook JK. Erratum: Antimicrobial
12. Jain A, Gautam SP, Gupta Y, Khambete H, Effects of Oleanolic Acid, Ursolic Acid, and
Jain S. Development and characterization Sophoraflavanone G against Enterococcus
of ketoconazole emulgel for topical drug faecalis and Propionibacterium acnes.
delivery. Der pharmacia sinica. International Journal of Oral Biology. 2014
2010;1(3):221-31. Dec 1;39(4):75-9.
13. Bhanu PV, Shanmugam V, Lakshmi PK. 24. Savoia D. Plant-derived antimicrobial
Development and optimization of novel compounds: alternatives to antibiotics.
diclofenac emulgel for topical drug delivery. Future microbiology. 2012 Aug
Int J Compreh Pharm. 2011;9:1-4. 23;7(8):979-90.
14. Djajadisastra J, Mun’im A. Formulasi gel
topikal dari ekstrak Nerii folium dalam
sediaan anti jerawat. Jurnal Farmasi
Indonesia. 2009;4(4):210-16.

97

Anda mungkin juga menyukai