Anda di halaman 1dari 42

PERCOBAAN II

TOKEN RING

2.1 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mendemontrasikan jaringn token
ring. Simulasi pada lab ini akan membantu untuk mengetahui performa dari
jaringan token ring dalam skenario yang berbeda.

2.2 Peralatan
1. PC Desktop
2. Software Riverbed Modeler Academic Edition / OPNET Modeler 14.5

2.3 Dasar Teori


2.3.1 Pengertian Topologi Jaringan
Pengertian topologi jaringan computer adalah suatu cara atau konsep untuk
menghubungkan beberapa atau banyak komputer sekaligus menjadi suatu jaringan
yang saling terkoneksi. Dan setiap macam topologi jaringan komputer akan
berbeda dari segi kecepatan pengiriman data, biaya pembuatan, serta kemudahan
dalam proses maintenance-nya. Dan juga setiap jenis topologi jaringan
komputermemiliki kelebihan serta kekurangannya masing-masing.
Topologi pada dasarnya adalah peta dari sebuah jaringan. Topologi
jaringan terbagi lagi menjadi dua, yaitu topologi secara fisik (physical
topology) dan topologi secara logika (logical topology). Topologi secara fisik
menjelaskan bagaimana susunan dari kabel dan komputer dan lokasi dari semua
komponen jaringan. Sedangkan topologi secara logika menetapkan bagaimana
informasi atau aliran data dalam jaringan.
Kabel atau koneksi dalam physical topology seringkali mengenai media
jaringan (atau media fisik). Memilih bagaimana komputer-komputer akan
dihubungkan dalam suatu jaringan sangat penting (terlebih lagi dalam
jaringan perusahaan). Pemilihan topologi yang salah akan membuat sangat
sulit untuk membenarkannya, karena hal tersebut tentu saja merugikan.
Sangat penting untuk memilih bagaimana topologi yang tepat untuk jaringan
yang akan digunakan. Biasanya suatu organisasi atau perusahaan merubah
susunan fisik dan media fisik jaringannya sekali dalam sepuluh tahun.Jadi sangat
penting untuk memilih konfigurasi yang tepat.

A. Jenis-Jenis Topologi Jaringan


Berikut ini dijelaskan topologi yang paling umum digunakan :
1. Topologi Bus
Topologi bus seringkali digunakan ketika jaringannya berukuran kecil,
simpel, atau bersifat sementara.Sangat sederhana dalam instalasi, dan ekonomis
dalam hal biaya.

Gambar 2.1 Topologi Bus

Tipikal dari jaringan bus, kabel hanya satu atau lebih wires, tanpa
adanya alat tambahan yang menguatkan sinyal atau melewatkannya terus dari
komputer ke komputer. Topologi bus merupakan topologi yang pasif. Ketika
satu komputer mengirim sinyal up (dan down), semua komputer dalam jaringan
menerima informasi, tetapi hanya satu komputer yang menyetujui informasi
tersebut (komputer yang memiliki alamat yang sama dengan alamat yang
menjadi tujuan dalam pesan). Sedangkan komputer yang lainnya akan
menghiraukan pesan tersebut. Topologi dari jaringan bus menggunakan
broadcast channel yang berarti setiap komputer atau peralatan yang terhubung
dapat mendengar setiap pengiriman dan semuanya memiliki prioritas yang sama
dalam menggunakan jaringan untuk mengirimkan data.
Analoginya sebagai berikut bila berada disatu tempat dimana Anda
berkumpul dengan teman-teman Anda, lalu Anda mencoba memanggil teman
Anda yang bernama Joe, pasti teman Anda (yang bernama Joe) akan
mendengar dan menghampiri Anda, dan yang lain tentu akan menghiraukannya.

A. Keuntungan dari penggunaan topologi bus


Terdapat beberapa keuntungan dari penggunaan topologi bus yaitu sebagai
berikut:
1. Bus adalah topologi yang sederhana, dapat diandalkan untuk penggunaan
pada.
2. Jaringan yang kecil, mudah untuk digunakan, dan mudah untuk
dimengerti.
3. Bus hanya membutuhkan kabel dalam jumlah yang sedikit untuk
menghubungkan komputer-komputer atau peralatan-peralatan yang lain
dan oleh karena itu biayanya lebih murah dibandingkan dengan
susunan pengkabelan yang lain.
4. Cukup mudah apabila kita ingin memperluas jaringan pada topologi
bus. Dua kabel dapat digabungkan pada kabel yang lebih panjang
dengan menggunakan BNC barrel connector, membuat kabel
menjadi lebih panjang dan membolehkan komputer-komputer lain
untuk untuk dihubungkan ke dalam jaringan.
5. Sebuah repeater dapat digunakan untuk memperluas jaringan, repeater
digunakan untuk menguatkan sinyal sehingga dapat menempuh jarak
yang lebih jauh.

B. Kerugian dari penggunaan topologi bus


Terdapat beberapa erugian dari penggunaan topologi bus dapat dijabarkan
sebagai berikut
1. Traffic (lalu lintas) yang padat akan sangat memperlambat bus.
Karena setiap komputer dapat mengirim setiap waktu dan komputer-
komputer yang ada pada jaringan bus tidak saling berkoordinasi satu
sama lain dalam menyediakan waktu untuk mengirim. Dalam jaringan
bus sejumlah komputer akan menghabiskan sejumlah bandwidth
(kapasitas untuk mengirimkan informasi) dengan komputer-komputer
yang saling mengganggu satu sama lain daripada berkomunikasi.
Masalah tersebut akan bertambah parah jika jumlah komputer yang
dihubungkan ke dalam jaringan bertambah banyak.
2. Setiap barrel connector yang digunakan sebagai penghubung
memperlemah sinyal elektrik yang dikirimkan, dan kebanyakan akan
menghalangi sinyal untuk dapat diterima dengan benar.
3. Sangat sulit untuk melakukan troubleshoot pada bus. Apabila ada
kabel yang putus atau komputer yang tidak berfungsi dimanapun antara
dua komputer akan menyebabkan komputer-komputer tersebut tidak
dapat berkomunikasi satu sama lain. Putusnya kabel atau lepasnya
konektor akan menyebabkan pemantulan dan membuat jaringan akan
mati dan berhenti untuk beraktivitas. Untuk mengetahui putusnya
kabel atau tidak, digunakan alat yang bernama Time Domain
Reflector yang juga disebut cable tester.
4. Lebih lambat dibandingkan dengan topologi yang lain.

2. Topologi Bintang (Star)


Dalam topologi star, semua kabel dihubungkan dari komputer-komputer
ke lokasi pusat (central location), dimana semuanya terhubung ke suatu alat
yang dinamakan hub.

Gambar 2.2. Topologi Star

Topologi star digunakan dalam jaringan yang padat, ketika end point dapat
dicapai langsung dari lokasi pusat, kebutuhan untuk perluasan jaringan, dan
membutuhkan kehandalan yang tinggi. Topologi ini merupakan susunan yang
menggunakan lebih banyak kabel daripada bus dan karena semua komputer dan
perangkat terhubung ke central point. Jadi bila ada salah satu komputer atau
perangkat yang mengalami kerusakan maka tidak akan mempengaruhi yang
lainnya (jaringan).
Setiap komputer dalam jaringan bintang berkomunikasi dengan central
hub yang mengirimkan kembali pesan ke semua komputer (dalam broadcast
star network) atau hanya ke komputer yang dituju (dalam switched star
network). Hub dalam broadcast star network dapat menjadi aktif ataupun pasif.
Active hub memperbaharui sinyal elektrik yang diterima dan mengirimkannya
ke semua komputer yang terhubung ke hub.Hub tipe tersebut sering disebut juga
dengan multiport repeater. Jika kita menggunakan hub memiliki 32 port,
dengan seluruh port terisi, maka collision akan sering terjadi yang akan
mengakibatkan kinerja jaringan menurun. Untuk menghindari hal tersebut kita
bisa menggunakan switch yang memiliki kemampuan untuk menentukan jalur
tujuan data. Active hub dan switchmembutuhkan tenaga listrik untuk
menjalankannya. Pasisive hub, seperti wiring panel atau blokpunch-down,
hanya berfungsi sebagai titik koneksi (connection point) dan tidak melakukan
penguatan sinyal atau memperbaharui sinyal. Passive hub tidak membutuhkan
tenaga listrik untuk menjalankannya.

A. Keuntungan dari Penggunaan Topologi Star


Dalam penggunaannya topologi star mempunyai beberapa kekurangan
sebagai berikut :
1. Cukup mudah untuk mengubah dan menambah komputer ke dalam
jaringan yang menggunakan topologi star tanpa mengganggu
aktvitas jaringan yang sedang berlangsung. Kita hanya tinggal
menambah kabel baru dari komputer kita ke lokasi pusat (central
location) dan pasangkan kabel tersebut ke hub. Bila kapasitas dari hub
pusat sudah melebihi, maka kita tinggal mengganti hub tersebut dengan

22
hub yang memiliki jumlah port yang lebih banyak.
2. Pusat dari jaringan star merupakan tempat yang baik untuk
menentukan diagnose kesalahan yang terjadi dalam jaringan. Intelligent
hub merupakan hub yang dilengkapi dengan microprocessors yang
selain memiliki fitur sebagai tambahan untuk mengulang sinyal
jaringan juga melakukan monitor yang terpusat dan manajemen
terhadap jaringan.
3. Apabila satu komputer yang mengalami kerusakan dalam jaringan
maka computer tersebut tidak akan membuat mati seluruh jaringan
star. Hub dapat mendeteksi kesalahan dalam jaringan dan
memisahkan komputer yang rusak tersebut dari jaringan dan
memperkenankan jaringan untuk beroperasi kembali.
4. Kita dapat menggunakan beberapa tipe kabel di dalam jaringan yang
sama dengan hub yang dapat mengakomodasi tipe kabel yang berbeda.

B. Kekurangan dari penggunaan topologi star


Dalam penggunaannya topologi star mempunyai beberapa kekurangan
sebagai berikut:
1. Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub. Jika hub pusat
mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan gagal untuk
beroperasi.
2. Memerlukan alat pada central point untuk mem-broadcast ulang atau
pergantian traffic jaringan (switch network traffic).
3. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus
ditarik ke satu central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih
banyak kabel daripada topologi jaringan yang lain.

3. Topologi Cincin (Ring)


Penempatan kabel yang digunakan dalam ring menggunakan desain yang
sederhana. Pada topologi ring, setiap komputer terhubung ke komputer
selanjutnya, dengan komputer terakhir terhubung ke komputer yang pertama.

23
Tetapi sayangnya, jika akan dilakukan penambahan atau pengurangan komputer
dalam jaringan tentu saja akan mengganggu keseluruhan jaringan.

Gambar 2.3 Topologi Ring

Topologi ring digunakan dalam jaringan yang memiliki performance


tinggi, jaringan yang membutuhkan bandwidth untuk fitur yang time-sensitive
seperti video dan audio, atau ketika performance dibutuhkan saat komputer yang
terhubung ke jaringan dalam jumlah yang banyak.
Setiap komputer terhubung ke komputer selanjutnya dalam ring, dan
setiap komputer mengirim apa yang diterima dari komputer sebelumnya.
Pesan-pesan mengalir melalui ring dalam satu arah. Setiap komputer yang
mengirimkan apa yang diterimanya, ring adalah jaringan yang aktif. Tidak ada
akhir pada ring.
Beberapa jaringan ring melakukan token passing. Pesan singkat yang
disebut dengan token dijalankan melalui ring sampai sebuah komputer
menginginkan untuk mengirim informasi ke komputer yang lain. Komputer
tersebut lalu mengubah token tersebut, dengan menambahkan alamatnya dan
menambah data, dan mengirimnya melalui ring. Lalu setiap komputer secara
berurutan akan menerima token tersebut dan mengirimkan informasi ke
komputer selanjutnya sampai komputer dengan alamat yang dituju dicapai atau
token kembali ke komputer pengirim (asal pengirim pesan). Komputer
penerima akan membalas pesan ke asal pengirim pesan tadi mengindikasikan
bahwa pesan sudah diterima. Lalu asal pengirim pesan akan membuat token
yang lain dan menaruhnya di dalam jaringan, dan token tersebut akan terus

24
berputar sampai ada komputer lain yang menangkap token tersebut dan siap
untuk memulai pengiriman.
.
A. Keuntungan dari Penggunaan Topologi Ring (TIDAK BOLD)
Dalam penggunaannya topologi ring mempunyai beberapa keuntungan
sebagai berikut
1. Tidak ada komputer yang memonopoli jaringan, karena setiap
komputer mempunyai hak akses yang sama terhadap token.
2. Data mengalir dalam satu arah sehingga terjadinya collision dapat
dihindarkan.
B. Kekurangan dari Penggunaan Topologi Ring (TIDAK BOLD)
Dalam penggunaannya topologi ring mempunyai beberapa kekurangan
sebagai berikut:
1. Apabila ada satu komputer dalam ring yang gagal berfungsi,
maka akan mempengaruhi keseluruhan jaringan.
2. Sulit untuk mengatasi kerusakan di jaringan yang menggunakan
topologi ring.
3. Menambah atau mengurangi komputer akan mengacaukan jaringan.
4. Sulit untuk melakukan konfigurasi ulang.

4. Topologi Mesh
Di antara topologi yang lain topologi mesh memiliki hubungan yang
berlebihan antara peralatan-peralatan yang ada. Jadi susunannya, setiap
peralatan yang ada didalam jaringan saling terhubung satu sama lain. Dapat
dibayangkan jika jumlah peralatan yang terhubung sangat banyak, tentunya ini
akan sangat sulit sekali untuk dikendalikan dibandingkan hanya sedikit
peralatan saja yang terhubung.

Gambar 2.4. Topologi Mesh

25
Kebanyakan jaringan yang menggunakan topologi mesh akan
mengalami kesulitan dalam instalasi jika peralatan yang terhubung jumlahnya
bertambah banyak, karena jumlah hubungan yang disambungkan semakin
banyak jumlahnya. Jadi jika ada n peralatan (komputer) yang akan kita
sambungkan, maka perhitungannya adalah n(n-1)/2. Jadi jika terdapat 5
komputer, maka hubungan yang akan dibuat sebanyak 5(5-1)/2 atau 10
hubungan. Jadi jika komputer yang terhubung semakin banyak maka semakin
banyak pula hubungan yang akan diatur. Topologi ini cocok untuk digunakan
pada sistem yang kecil.

2.3.2 Token Ring


Token Ring adalah sebuah cara akses jaringan berbasis teknologi ring
yang pada awalnya dikembangkan dan diusulkan oleh Olaf Soderblum pada
tahun 1969. Perusahaan IBM selanjutnya membeli hak cipta dari Token Ring
dan memakai akses Token Ring dalam produk IBM pada tahun 1984. Elemen
kunci dari desain Token Ring milik IBM ini adalah penggunaan konektor buatan
IBM sendiri (proprietary), dengan menggunakan kabel twisted pair, dan
memasang hub aktif yang berada di dalam sebuah jaringan komputer.
Pada tahun 1985, Asosiasi IEEE di Amerika Serikat meratifikasi standar
IEEE 802.5 untuk protokol (cara akses) Token Ring, sehingga protokol
Token Ring ini menjadi standar internasional. Pada awalnya, IBM membuat
Token Ring sebagai pengganti untuk teknologi Ethernet (IEEE 802.3) yang
merupakan teknologi jaringan LAN paling populer. Meskipun Token Ring lebih
superior dalam berbagai segi, Token Ring kurang begitu diminati mengingat
beaya implementasinya lebih tinggi jika dibandingkan dengan Ethernet.
Spesifikasi asli dari standar Token Ring adalah kemampuan pengiriman
data dengan kecepatan 4 megabit per detik (4 Mbps), dan kemudian ditingkatkan
empat kali lipat, menjadi 16 megabit per detik. Pada jaringan topologi ring ini,
semua node yang terhubung harus beroperasi pada kecepatan yang sama.
Implementasi yang umum terjadi adalah dengan menggunakan ring 4 megabit
per detik sebagai penghubung antar node, sementara ring 16 megabit per detik

26
digunakan untuk backbone jaringan.
Beberapa spesifikasi dan standar teknis Token Ring yang lain, seperti
enkapsulasi Internet Protocol (IP) dan Address Resolution Protocol (ARP) dalam
Token Ring dijelaskan dalam RFC 1042.
Dengan Token Ring, peralatan network secara fisik terhubung dalam
konfigurasi (topologi) ring di mana data dilewatkan dari device atau peralatan satu
ke device yang lain secara berurutan. Sebuah paket kontrol yang dikenal
sebagai token akan berputar-putar dalam jaringan ring ini, dan dapat dipakai
untuk pengiriman data. Device yang ingin mentransmit data akan mengambil
token, mengisinya dengan data yang akan dikirimkan dan kemudian token
dikembalikan ke ring lagi. Device penerima atau tujuan akan mengambil
token tersebut, lalu mengosongkan isinya dan akhirnya mengembalikan token
ke pengirim lagi. Protokol semacam ini dapat mencegah terjadinya kolisi data
(tumbukan antar pengiriman data) dan dapat menghasilkan performansi yang
lebih baik, terutama pada penggunaan high-level bandwidth.
Ada tiga tipe pengembangan dari Token Ring dasar: Token Ring Full
Duplex, switched Token Ring, dan 100VG-AnyLAN. Token Ring Full Duplex
menggunakan bandwidth dua arah pada jaringan komputer. Switched Token Ring
menggunakan switch yang mentransmisikan data di antara segmen LAN (tidak
dalam devais LAN tunggal). Sementara, standar 100VG-AnyLAN dapat
mendukung baik format Ethernet maupun Token Ring pada kecepatan 100
Mbps.

27
2.4. Langkah Percobaan
2.4.1. Membuat Project Baru
1. Buka aplikasi Riverbed Modeler Academic Edition ⇒ Pilih New dari
menu File.
2. Pilih Project dan klik OK ⇒ nama project <your initials> _Token, dan
skenario Balanced ⇒ Klik OK.
3. Pada Startup Wizard: diawali dengan kotak dialog Topologi, pastikan
bahwa dipilih Create Empty Scenario ⇒ Klik Next ⇒ Pilih Office
untuk Network Scale ⇒ Klik Next tiga kali ⇒ Klik OK.
4. Tutup Object Palette dan kemudian simpan project.

2.4.2. Create The Network


1. Pilih Topology ⇒ Rapid Configuration. Pada menu drop-down pilih Star
dan klik OK.
2. Pilih tombol Select Models pada kotak dialog Rapid Configuration. Dari
menu drop-down Model List pilih token_ring dan klik OK.
3. Pada kotak dialog Rapid Configuration, masukkan ke-enam nilai berikut
dan dan klik OK.

Gambar 2.5 Tampilan Rapid Configuration: Star

4. Sekarang telah tercipta sebuah jaringan, dan ditunjukan oleh sebagai


berikut:

28
Gambar 2.6 Tampilan Star

5. Pastikan project telah disimpan.

2.4.3. Konfigurasi Nodes Jaringan


Di sini akan dikonfigurasi THT dari nodes serta traffic yang dihasilkan
oleh mereka. Untuk mengkonfigurasi THT dari node, perlu menggunakan model
tr_station_adv untuk node yang bukan salah satu tr_station.
1. Klik kanan salah satu dari 14 nodes ⇒ Select Similar Nodes. Sehingga
semua nodes pada jaringan telah terpilih.
2. Klik kanan pada salah satu dari 20 nodes ⇒ Edit Attributes. Cek Apply Changes
pada kotak dialog Selected Objects. Hal ini penting dilakukan dalam melakukan
konfigurasi ulang setiap node secara individu. Gambar berikut menunjukkan
Attributes yang akan diganti pada langkah 3 sampai 6 :

29
Gambar 2.7 Tampilan (Node_7) Attributes

3. Klik pada model value: tr_station dan pilih Edit dari menu drop-down.
4. Selanjutnya pilih tr_station_adv dari menu drop-down yang ditambah.
5. Untuk menguji jaringan dengan nilai THT berbeda, dilakukan langkah sebagai
berikut :
a. Penambahan Token ring Parameters.
b. Ganti nilai pada “promote” parameter THT sesuai dengan tabel berikut.
Tabel 2.1 Parameter Praktikum Kelompok T3
Parameter Value
THT 1 1
THT 2 1.5
THT 3 2

30
6 Penambahan Traffic Generation Parameters ⇒ Masukkan exponential
(100) pada attribute ON State Time ⇒ Masukkan exponential (0) pada
attribute OFF State Time. (catatan: paket umumnya hanya pada posisi
"ON".)
7 Penambahan Packet Generation Arguments ⇒ masukkan exponential (0.025)
pada attribute Interarrival Time.
8 Klik OK untuk kembali pada Project Editor.
9 Pastikan project disimpan.
2.4.4 Konfigurasi Simulasi
Untuk menguji performa jaringan pada THT yang berbeda, diperlukan
menjalankan simulasi secara berkala dengan mengganti THT setiap
menjalankan simulasi. terdapat cara mudah untuk melakukan hal tersebut.
Panggil kembali attribute THT Duration yang dihasilkan. Selanjutnya akan
diberikan nilai yang berbeda pada attribute tersebut :
1. Klik tombol Configure/Run Simulation:
2. Pastikan memilih tab Common ⇒ masukkan 5 minutes pada Duration.

Gambar 2.8 Tampilan Running Simulation

2.4.5 Memilih Statistics


Untuk memilih statistics yang akan dikumpulkan selama proses simulasi,
klik kanan dimana saja pada ruang kosong yang terdapat dalam project

31
(bukan nodes atau link) dan pilih Choose Individual Statistics dari menu e
pop-up.
a. Perluas hieraki Global Statistics:
1) Perluas hieraki Traffic Sink ⇒ Klik kotak dialog next pada
Traffic Received (packets/sec).
2) Perluas hieraki Traffic Source ⇒Klik kotak dalog next pada Traffic
Sent (packets/sec).
b. Perluas hieraki Node Statistics:
1) Perluas hieraki Token Ring ⇒ Klik kotak dalog next pada
Utilization.
c. Klik OK.

2.4.6 Skenario Duplikat


Skenario jaringan token ring yang diimplementasikan adalah balanced:
distribusi lalu lintas yang dihasilkan di semua node adalah sama. Untuk
membandingkan performa, Anda akan membuat skenario "unbalanced"
sebagai berikut:
1. Pilih Duplicate Scenario dari menu Scenarios dan berikan nama
Unbalanced ⇒ Klik OK.
2. Pilih node_0 dan node_7 dengan klik geser di kedua nodes ⇒ Klik
kanan pada salah satu dari kedua nodes yang dipilih dan pilih Edit
Attributes ⇒ Perluas hierarki Traffic Generation Parameters ⇒ Perluas
hierarki Packet Generation Arguments ⇒ Ganti nilai dari attribute
Interarrival Time menjadi exponential (0.005) seperti yang terlihat pada
gambar. Pastikan beri tanda cek Apply Changes to Selected Objects
sebelum meng-klik OK.

32
Gambar 2.9 Tampilan (node_0) Attributes

3. Pilih semua nodes kecuali node_0 dan node_7 ⇒klik kanan pada salah
satu dari nodes yang terpilih dan kemudian pilih Edit Attributes ⇒
Ubah nilai dari attribute Interarrival Time menjadi exponential (0.075)
seperti langkah sebelumnya. Pastikan beri tanda cek kotak Apply
Changes to Selected Objects sebelum meng-klik OK.
4. Klik dimana saja pada bagian yang kosong agar object tidak terpilih.
5. Klik OK dan simpan project.

2.4.7 Run the Simulation


1. Pilih Scenarios menu ⇒ pilih Manage Scenarios.
2. Ubah nilai di bawah Result kolom untuk <collect> (atau <recollect>)
untuk kedua skenario. Bandingkan dengan gambar berikut.

Gambar 2.10 Tampilan Manage Scenario

33
3. Klik OK untuk menjalankan simulasi. Tergantung pada kecepatan
prosesor anda, ini mungkin memakan waktu beberapa menit untuk
menyelesaikan.
4. Simpan project.

2.4.8 Lihat Hasil


Untuk melihat dan menganalisa hasil:
1. Pilih View Results (Advanced) dari Results menu. Kemudian Analysis
Configuration yang telah terbuka.
2. Pada Result for klik menu drop-down kemudian pilih Current Project.
3. Untuk melihat tampilan hasil Balanced Utilization. Beri tanda cek pada
Balanced ⇒ Perluas hirarki Object Statistics ⇒ Perluas hirarki Office
Network ⇒ Perluas hirarki Token ring ⇒ beri tanda cek pada Utilization.
Pada kotak dialog presentation, klik menu drop-down pada As Is, pilih
time_average. Kemudian klik show.
4. Untuk melihat tampilan hasil Unbalanced Utilization. Beri tanda cek pada
Unbalanced ⇒ Perluas hirarki Object Statistics ⇒ Perluas hirarki Office
Network ⇒ Perluas hirarki Token ring ⇒ beri tanda cek pada Utilization.
Pada kotak dialog presentation, klik menu drop-down pada As Is, pilih
time_average. Kemudian klik show.
5. Untuk melihat tampilan perbandingan hasil Balanced dan Unbalanced
Utilization. Beri tanda cek pada Balanced dan Unbalanced ⇒ Perluas
hirarki Object Statistics ⇒ Perluas hirarki Office Network ⇒ Perluas hirarki
Token ring ⇒ beri tanda cek pada Utilization. Pada kotak dialog
presentation, klik menu drop-down pada As Is, pilih time_average. Untuk
menggabungkan dua grafik di atas pada suatu grafik tunggal, pilih
Overlaid Statistics dari menu drop-down di daerah kanan bawah dari
kotak dialog seperti yang ditunjukkan dibawah ini.

34
Gambar 2.11 Tampilan Hasil Utilization

6. Untuk melihat tampilan hasil Balanced Traffic Received and Traffic Sent.
Beri tanda cek pada Balanced ⇒ Perluas hirarki Global Statistics ⇒
Perluas hirarki Traffic Sink ⇒ beri tanda cek pada Traffic Received
(packets/sec). Perluas hirarki Traffic Source ⇒ beri tanda cek pada Traffic
Sent (packets/sec). Pada kotak dialog presentation, klik menu drop-down
pada As Is, pilih time_average. Kemudian klik show.
7. Untuk melihat tampilan hasil Unbalanced Utilization. Beri tanda cek pada
Unbalanced ⇒ Perluas hirarki Global Statistics ⇒ Perluas hirarki Traffic
Sink ⇒ beri tanda cek pada Traffic Received (packets/sec). Perluas hirarki
Traffic Source ⇒ beri tanda cek pada Traffic Sent (packets/sec). Pada
kotak dialog presentation, klik menu drop-down pada As Is, pilih
time_average. Kemudian klik show.
8. Untuk melihat tampilan perbandingan hasil Balanced dan Unbalanced
Utilization. Beri tanda cek pada Balanced dan Unbalanced ⇒ Perluas
hirarki Global Statistics ⇒ Perluas hirarki Traffic Sink ⇒ beri tanda cek
pada Traffic Received (packets/sec). Perluas hirarki Traffic Source ⇒ beri
tanda cek pada Traffic Sent (packets/sec). Pada kotak dialog presentation,
klik menu drop-down pada As Is, pilih time_average. Untuk
menggabungkan dua grafik di atas pada suatu grafik tunggal, pilih

35
Overlaid Statistics dari menu drop-down di daerah kanan bawah dari
kotak dialog seperti yang ditunjukkan dibawah ini.

Gambar 2.12 Tampilan Hasil Traffic Received and Traffic Sent

9. Klik Show, simpan dan Tampilkan Grafik Hasil Simulasi Gabungan.


10. Ulangi kembali proses yang sama untuk mendapatkan hasil pada nilai THT
berbeda.

36
2.5 Gambar dan Data Hasil Percobaan
2.5.1 Pengaruh Durasi THT 0.01 – Balanced

Gambar 2.13 Balanced dengan durasi THT 1

2.5.2 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Balanced

Gambar 2.14 Balanced dengan durasi THT 0.5

37
2.5.3 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Balanced

Gambar 2.15 Balanced dengan durasi THT 1.0

2.5.4 Pengaruh Durasi THT 0.01 – Unbalanced

Gambar 2.16 Unbalanced dengan durasi THT 0.01

38
2.5.5 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Unbalanced

Gambar 2.17 Unbalanced dengan durasi THT 0.5

2.5.6 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Unbalanced

Gambar 2.18 Unbalanced dengan durasi THT 1.0

39
2.5.7 Pengaruh Durasi THT 0.01 – Perbandingan Balanced dan Unbalanced
Utilization

Gambar 2.19 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT 0.01

2.5.8 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Perbandingan Balanced dan Unbalanced


Utilization

Gambar 2.20 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT 0.5

40
2.5.9 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Perbandingan Balanced dan Unbalanced
Utilizarion

Gambar 2.21 Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT 1.0

2.5.10 Pengaruh Durasi THT 0.01 – Balanced Receive Sent

Gambar 2.22 Balanced Receive Sent dengan durasi THT 0.01

41
2.5.11 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Balanced Receive Sent

Gambar 2.23 Balance Receive Sent dengan durasi THT 0.5

2.5.12 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Balanced Receive Sent

Gambar 2.24 Balance Receive Sent dengan durasi THT 1.0

42
2.5.13 Pengaruh Durasi THT 0.01 –Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.25 Unbalance Receive Sent dengan durasi THT 0.01

2.5.14 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.26 Unbalance Receive Sent dengan durasi THT 0.5

43
2.5.15 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.27 Unbalance Receive Sent dengan durasi THT 1.0

2.5.16 Pengaruh Durasi THT 0.01 – Balanced dan Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.28 Balance dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi THT 0.01

44
2.5.17 Pengaruh Durasi THT 0.5 – Balanced dan Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.29 Balance dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi THT 0.5

2.5.18 Pengaruh Durasi THT 1.0 – Balanced dan Unbalanced Receive Sent

Gambar 2.30 Balance dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi THT 1.0

45
46
2.6 Analisa Hasil Percobaan
2.6.1. Analisa Pengaruh Durasi THT Terhadap Rata-Rata Utilisasi
2.4.8.1 Keadaan Balanced Utilisasi
Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
balanced utilisasi dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan
dengan menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan nilai dari tiga THT yaitu THT bernilai 0.01, THT bernilai 0.5, dan
THT bernilai 1.0. Adapun grafik dari tiga THT dalam keadaan balanced dapat
ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c)
Gambar 2.31 Balanced Utilization dengan durasi (a) THT 0.01, (b) THT 0.5, dan (c) THT 1.0.

47
Gambar 2.42 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada keadaan Balanced Utilization. Dari gambar grafik diatas dapat
ditunjukkan bahwa dalam keadaan Balanced Utilization nilai ketiga THT
mengalami peningkatan, hanya saja nilai dari THT 1.0 lebih cepat mencapai titik
stabil pada kisaran 0.95-0.98 dalam. Hal ini dikarenakan rentang nilai THT yang
digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai dari THT 0.01 dan THT
0.5.
2.4.8.2 Keadaan Unbalanced Utilisasi
Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
unbalanced utilisasi dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan
dengan menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan nilai dari tiga THT yaitu THT 0.01, THT 0.5, dan THT 1.0.
Adapun grafik dari tiga THT dalam keadaan unbalanced utilisasi dapat
ditunjukkan seperti gambar di bawah ini

(a) (b)

(c)
Gambar 2.32 Unbalanced Utilization dengan durasi (a) THT 0.01, (b) THT 0.5, dan (c) THT 0.06

48
Gambar 2.43 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada Unbalanced Utilization. Dari gambar grafik diatas dapat ditunjukkan
bahwa dalam keadaan Unbalanced Utilization, untuk nilai THT 0.01, THT 0.5
dan THT 1.0 mengalami peningkatan, hanya saja nilai dari THT 1.0 lebih cepat
mencapai titik stabil pada kisaran 0.95-0.98. Hal ini dikarenakan rentang nilai
yang digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai dari THT 0.01 dan
THT 0.5

2.6.2. Analisa Perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization Pada


Durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT 1.0
1. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada Durasi THT 0.01
Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization pada durasi
THT 0.01 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan THT 0.01. Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization pada durasi THT 1dapat ditunjukkan seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 2.33 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization pada Durasi THT 0.01

Gambar 2.44 menunjukkan keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization


pada durasi THT 0.01. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru,

49
sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna merah. Pada
keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan pada grafiknya. Namun, keadaan Balanced lebih cepat mencapai titik
stabil dibandingkan dengan keadaan Unbalanced Utilization. Pada kisaran 0.95 –
0.99 pada keadaan balanced sudah mulai stabil sedangkan pada kisaran yang sama
keadaan unbalanced masih mengalami peningkatan

2. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada Durasi THT 0.5


Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization pada durasi
THT 0.5 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan nilai dari THT 0.5 . Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.34 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT 0.5
Gambar 2.45 menunjukkan keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization
pada durasi THT 0.5. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru,
sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna merah. Pada
keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan dan sama-sama mencapai titik stabil pada kisaran 0.95-0.98 seperti
yang gambar diatas.

3. Keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization pada Durasi THT 1.0


Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization pada durasi

50
THT 1.0 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan nilai dari THT 1.0 Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

Gambar 2.35 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Utilization dengan durasi THT 1.0

Gambar 2.46 menunjukkan keadaan Balanced dan Unbalanced Utilization


pada durasi THT 1.0. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna biru,
sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna merah. Pada
keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan dan sama-sama mencapai titik stabil pada kisaran 0.95-0.98 seperti
yang gambar diatas.

2.6.3. Analisa Pengaruh Durasi THT Terhadap Rata-Rata Receive Sent


1. Keadaan Balanced Receive Sent
Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
balanced receive sent dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah
dilakukan dengan menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan
dengan menggunakan nilai dari tiga THT yaitu THT bernilai 0.01, THT bernilai
0.5, dan THT bernilai 1.0. Adapun grafik dari tiga THT dalam keadaan balanced
receive sent dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

51
(a) (b)

(c)
Gambar 2.36 Balanced receive sent dengan durasi (a) THT 0.01, (b) THT 0.5, dan (c) THT 1.0.

Gambar 2.47 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada keadaan Balanced Receive Sent. Dari gambar grafik diatas dapat
ditunjukkan bahwa dalam keadaan Balanced Receive Sent nilai ketiga THT
mengalami peningkatan, hanya saja nilai dari THT 1.0 lebih cepat mencapai titik
stabil pada kisaran 0.95-0.98 dalam. Hal ini dikarenakan rentang nilai THT yang
digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai dari THT 0.01 dan THT
0.5.

52
2. Keadaan Unbalanced Receive Sent
Analisa pengaruh durasi THT terhadap rata-rata utilisasi dalam keadaan
balanced receive sent dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah
dilakukan dengan menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan
dengan menggunakan nilai dari tiga THT yaitu THT bernilai 0.01, THT bernilai
0.5, dan THT bernilai 1.0. Adapun grafik dari tiga THT dalam keadaan
unbalanced receive sent dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini:

(a) (b)

(c)
Gambar 2.37 Unbalanced receive sent dengan durasi (a) THT 0.01, (b) THT 0.5, dan (c) THT
1.0.

53
Gambar 2.48 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada keadaan Unbalanced Receive Sent. Dari gambar grafik diatas dapat
ditunjukkan bahwa dalam keadaan Balanced Receive Sent nilai ketiga THT
mengalami peningkatan, hanya saja nilai dari THT 1.0 lebih cepat mencapai titik
stabil pada kisaran 0.95-0.98 dalam. Hal ini dikarenakan rentang nilai THT yang
digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai dari THT 0.01 dan THT
0.5.
2.6.4. Analisa Perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent Pada
Durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT 1.0
1. Keadaan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada Durasi THT
0.01
Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada durasi
THT 0.01 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan THT 0.01. Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization pada durasi THT 0.01 dapat ditunjukkan seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 2.38 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi
THT 0.01

54
Gambar 2.49 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada durasi THT 0.01. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna
hijau, sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna biru.
Pada keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan pada grafiknya. Namun, keadaan Balanced lebih cepat mencapai titik
stabil dibandingkan dengan keadaan Unbalanced Receive Sent . Pada kisaran 0.95
– 0.99 pada keadaan balanced sudah mulai stabil sedangkan pada kisaran yang
sama keadaan unbalanced masih mengalami peningkatan

2. Keadaan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada Durasi THT 0.5
Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada durasi
THT 0.5 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan THT 0.5. Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization pada durasi THT 1dapat ditunjukkan seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 2.39 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi
THT 0.5
Gambar 2.50 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada durasi THT 0.5. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna

55
hijau, sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna biru.
Pada keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan pada grafiknya. Namun, keadaan Balanced lebih cepat mencapai titik
stabil dibandingkan dengan keadaan Unbalanced Receive Sent . Pada kisaran 0.95
– 0.99 pada keadaan balanced sudah mulai stabil sedangkan pada kisaran yang
sama keadaan unbalanced masih mengalami peningkatan.

3. Keadaan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada Durasi THT 1.0
Analisa perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent pada durasi
THT 1.0 dapat dilihat dari gambar hasil simulasi yang telah dilakukan dengan
menggunakan program OPNET. Adapun percobaan dilakukan dengan
menggunakan THT 1.0. Adapun grafik dari perbandingan balanced dan
unbalanced utilization pada durasi THT 1.0 dapat ditunjukkan seperti gambar di
bawah ini:

Gambar 2.40 Grafik Perbandingan Balanced dan Unbalanced Receive Sent dengan durasi
THT 1.0
Gambar 2.51 menunjukkan pengaruh durasi THT 0.01, THT 0.5, dan THT
1.0 pada durasi THT 0.5. Keadaan Balanced ditunjukkan pada garis berwarna

56
hijau, sedangkan keadaan Unbalanced ditunjukkan pada garis berwarna biru.
Pada keadaan Balanced maupun keadaan Unbalanced sama-sama mengalami
peningkatan pada grafiknya. Namun, keadaan Balanced lebih cepat mencapai titik
stabil dibandingkan dengan keadaan Unbalanced Receive Sent . Pada kisaran 0.95
– 0.99 pada keadaan balanced sudah mulai stabil sedangkan pada kisaran yang
sama keadaan unbalanced masih mengalami peningkatan.

57
2.7. Simpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perbandingan antara grafik durasi THT 0.01, THT 0.5, dn THT 1.0 pada
keadaan Balanced Utilization dengan memasukan THT 0.01, THT 0.5, dan
THT 1.0 secara berurutan. Pada gambar 2.31 terlihat bahwa grafik pada
saat THT 1.0 lebih cepat mecapai titik stabil. Hal ini dikarenakan rentang
nilai yang digunakan tidak terlalu jauh seperti menggunakan nilai THT
0.01 dan THT 0.5.
2. Perbandingan antara grafik durasi THT 0.01, THT 0.5, dn THT 1.0 pada
keadaan Unbalanced Utilization dengan memasukan nilai THT 0.01, THT
0.5, dan THT 1.0 secara berurutan yaitu 0.01, nilai 0.5, dan 1.0. Pada
gambar 2.32 terlihat bahwa grafik pada saat THT 1.0 lebih cepat mecapai
titik stabil. Hal ini dikarenakan rentang nilai yang digunakan tidak terlalu
jauh seperti menggunakan nilai THT 0.01 dan THT 0.5.

NB :
1. UNTUK PENULISAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI
TOPOLOGI TIDAK BOLD
2. PERHATIKAN FONT PENULISAN LANGKAH PERCOBAAN.
GUNAKAN TIMES NEW ROMAN JANGAN ASAL COPY AJA
TANPA KAMU EDIT
3. DATA THT GUNAKAN SESUAI DENGAN KELOMPOKMU
JANGAN ASAL COPY AJA TANPA KAMU EDIT
4. PERHATIKAN NODE YG KAMU GUNAKAN SAAT PRAKTIKUM!!
5. UNTUK ANALISA PERBANDINGAN BALANCED DAN
UNBALANCED TRAFFIC RECEIVED SENT GAMBAR DIJADIKAN
SATU SEPERTI PADA ANALISA KONDISI BALANCED DAN

58
UNBALANCED UTILIZATION
6. TAMBAHKAN ANALISA BALANCED DAN UNBALANCED
UTILIZATION DAN BALANCED DAN UNBALANCED TRAFFIC
RECEIVED SENT KARNA PENGARUH INTERARRIVAL TIME

59

Anda mungkin juga menyukai