Proposal Program Literasi Sekolah

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 48

Tugas

Metodologi Penelitian

Penelitian Kualitatif
PROPOSAL
PENELITIAN Penelitian Kuantitatif

Penelitian Pengembangan

Dosen Pengampu : Dr. H. Laode Rijai, M.Si

Mahasiswa : Eka Purnama Sari

Magister Pendidikan Kimia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
2018
Tugas

Metodologi Penelitian

IMPLEMENTASI KURIKULUM
PROPOSAL
2013 REVISI 2017 DI SMK
KUANTITATIF
(STUDI KASUS SMKN 1 & SMK

MUHAMADIYAH BONTANG)

Dosen Pengampu : Dr. H. Laode Rijai, M.Si

Mahasiswa : Eka Purnama Sari

Magister Pendidikan Kimia


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK?


2. Apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK?


3. Bagaimana respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017 di SMK?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk memahami bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di

SMK Kota Bontang. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah

untuk:

1. Memahami implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


2. Memahami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


3. Memahami respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017 di SMK.

C. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian ini akan

memiliki manfaat praktis dan teoritis.


1. Manfaat Praktis
a. Sebagai sumber dan informasi bagi para pengambil kebijakan di

bidang pendidikan, baik di tingkat provinsi dalam hal ini Dinas

Pendidikan Provinsi, maupun di tingkat kabupaten dalam hal ini

bahkan juga bagi para pimpinan satuan pendidikan atau kepala

sekolah, untuk memperbaiki beberapa kekurangan implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


b. Pertimbangan pengambilan kebijakan pendidikan, termasuk dalam hal

ini kebijakan di bidang kurikulum, dapat diimplementasikan secara

lebih baik dengan menekan faktor-faktor penghambat dan pendukung

dalam implementasi kurikulum 2013 2013 revisi 2017 di SMK.


2. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini tidak diperoleh suatu teori baru, namun ada

beberapa kasus dan konsep yang dapat diungkapkan dari hasil penelitian

untuk memperkuat teori dan konstribusi khasanah ilmu pengetahuan

khususnya di dunia pendidikan yang sudah ada dalam implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013
1. Pengertian Kurikulum 2013
2. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013 revisi 2017
3. Konsep Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017
4. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
5. Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
6. Karakteristik Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
7. Implementasi Standar Proses pada Kurikulum revisi 2017
8. Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017
1. Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017
2. Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017

C. Respon Warga Sekolah tentang Implementasi Kurikulum 2013 revisi

2017

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Adapun teknik

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi (Pengamatan)

Dalam teknik ini peneliti menggunakan teknik observasi langsung

dengan membuat kunjungan lapangan terhadap objek penelitian, dimana

peneliti menciptakan kesempatan untuk observasi langsung (Yin,

2002:112). Dengan maksud melakukan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis untuk memahami gejala yang diselidiki. Pengamatan


dilakukan pada saat proses pembelajaran disekolah yang menjadi objek

penelitian.

Pengamatan langsung dilakukan peneliti pada saat proses

pembelajaran di SMKN 1 Bontang dan SMK Muhamadiya Bontang

selama data sudah dianggap cukup. Dalam kurun waktu tersebut,

observasi dilakukan untuk menggambarkan bagaimana proses

pembelajaran dengan implementasi kurikulum 2013 revisi yang sedang

berlangsung.

Hasil pengamatan tersebut semuanya di catat dalam lembar catatan

lapangan dan dibantu dengan daftar cek. Catatan lapangan berupa laporan

langkah-langkah peristiwa dalam bentuk gambaran/deskripsi singkat

tentang proses pembelajaran dan selanjutnya dikembangkan oleh peneliti

sesudah pengamatan dilakukan serta memberikan tanggapan sebagai

bentuk refleksi dari hasil pengamatan tersebut. Kemudian daftar cek, diisi

oleh peneliti untuk mengingatkan peneliti apakah seluruh aspek informasi

sudah dijaring atau belum. Melalui pengamatan langsung diharapkan

memperoleh temuan mendetail tentang peristiwa yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

2. Interview (Wawancara)

Interview (wawancara) merupakan salah satu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara

langsung maupun tidak langsung (Moleong, 2006:63). Dalam teknik ini

penulis memilih wawancara bertipe open-ended, dimana peneliti dapat


bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa

disamping opini mereka tentang pristiwa tersebut. (Yin, 2002:108-109).

Wawancara ditujukan kepada responden yang dipilih karena erat

hubungannya dengan penelitian ini diantaranya Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi sebagai penanggungjawab terlaksananya Kurikulum 2013 di

tingkat Provinsi; Pengawas SMK, yang bertugas sebagai konsultan,

supervisor dan evaluator permasalahan pendidikan di tingkat sekolah ;

Kepala Sekolah sebagai manajer (mampu menyusun program), sebagai

administrator (mampu mengelola potensi yang ada di sekolah), sebagai

pemimpin (mampu berkomunikasi baik) dan yang bertanggungjawab

terhadap terlaksananya kurikulum di tingkat sekolah; Wakil Kepala

Sekolah urusan kurikulum, membantu kepala sekolah dalam urusan

penyusunan dan pembuatan kurikulum; guru, pelaksana kurikulum di

tingkat kelas; siswa, sebagai obyek kurikulum.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Moleong (2006:216) adalah “setiap

bahan tertulis maupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan

karena adanya permintaan seorang penyidik”. Dengan teknik ini, penulis

akan mencari data melalui Dokumen Sekolah Kurikulum 2013, Silabus,

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai, hasil karya

atau rangkuman siswa dan dokumen-dokumen resmi sekolah serta

dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk

menafsirkan dan memperdalam analisis data.


Dokumen yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah baik

dokumen internal maupun eksternal. Penulis menggali data Dokumen yang

erat kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013. Surat keputusan

Dinas Pendididkan, dokumen kurikulum, melalui Silabus, Perencanaan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto atau rekaman proses pembelajaran,

daftar nilai dan dokumen-dokumen resmi sekolah serta dokumen yang

berkaitan dengan penelitian ini. Dokumen-dokumen tersebut dimaksudkan

untuk membantu proses analisis dan menafsirkan data.

4. Field Notes (Catatan Lapangan)

Menurut Bogdan dan Bikken (1982:74) yang dikutip Moeloeng

(2006). Field Notes (Catatan Lapangan) adalah catataan tertulis tentang

apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

mengumpulkan data dan refleksi terhadap data penelitian kualitatif.

Catatan lapangan itu berupa informasi penting yang ditulis peneliti selama

melakukan penggalian data dan penulisannya sangat singkat, berisi kata-

kata kunci, frasa, pokok-pokko isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin

gambar, sketsa, dan lain sebagainya.

Kemudian, sesampainya di rumah, peneliti mencatatnya secara

lengkap dan rapi dalam bentuk catatan lapangan. Oleh karena itu, perlu

ada sistematika penulisan catatan lapangan, agar dapat dibaca dengan

mudah dan diferifikasi kapan dan dimana data ini di ambil.


B. Teknik analisis data

Menurut Moleong (2006:103) Analisis data adalah “proses mengatur

urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori dan satuan

uraian dasar”. Setelah data-data terkumpul melalui observasi, wawancara dan

analisis dokumen, maka selanjutnya menganalisis data-data tersebut. Adapun

teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, yang

dilakukan melalui tiga alur kegiatan.

Sebagaimana yang diungkupakan Miles dan Huberman yaitu: reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Meolong,

2006:17). Dimana tiga jenis kegiatan tersebut merupakan proses siklus dan

interaktif, sebagaimana bagan sebagai berikut :

Pengumpulan data Penyajian data Penarikan/verifikasi

Reduksi data

Gambar 3.1. Komponen-komponen analisis data: model interaktif


(Miles &Huberman, 2009:20)

Menurut Miles & Huberman (2009:16), Langkah analisis interaktif

terdiri atas beberapa komponen kegiatan yang terkait satu sama lain, dimulai

dari pengumpulan data kemudian mereduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi“. Untuk lebih jelasnya, penulis

menggambarkan sebagai berikut:

1. Reduksi data
Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data yang ada dalam

catatan lapangan Menurut Miles & Huberman (2009). Dalam tahap ini,

penulis mereduksi data dari hasil observasi, wawancara para informan

yang menjadi subjek penelitian dan analisis dokumen berupa dokumen

kurikulum 2013 revisi 2017, silabus, RPP serta dokumen – dokumen

terkait dengan cara membuat ringkasan/ abstaksi yang disusun melalui

data-data yang terkumpul selama pengumpulan data berlangsung dengan

jalan menelaah dan memahami catatan-catatan lapangan yang telah

ditulis, kemudian diwujudkan dalam bentuk kalimat faktual sederhana

dan dibuatkan lembar refleksi bagi catatan lapangan yang memerlukan

komentar peneliti. Kemudian diidentifikasi dengan jalan memberikan

kode pada setiap lembar ringkasan/ abstraksi. Setelah satuan data dikode,

maka data tersebut akan mudah dipilah dan disortir untuk mempermudah

peneliti memilih data yang dipakai dari sekian banyak data yang

dikumpulkan, serta membuang data yang dianggap tidak perlu.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan

data selanjutnya atau data tambahan jika diperlukan. Karena semakin

lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak,

semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data

sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya.

2. Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian (display) data.“Penyajian data diarahkan agar data hasil

reduksi terorganisasikan, tersusun secara sistematis yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan“

(Miles & Huberman, 2009:17). Dalam langkah ini penulis menyajikan

data dalam bentuk teks naratif. Menurut Miles & Huberman (2009:137),

“Teks itu muncul dalam bentuk catatan lapangan tertulis, yang disaring

oleh peneliti dengan mengutip penggalan-penggalan berkode dan

menarik kesimpulan”. Penyajian data dalam bentuk teks naratif tersebut

akan memudahkan peneliti untuk memahami data-data penelitian.

Selanjutnya peneliti menyusun data-data yang relevan sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan sehingga menjadi

informasi yang dapat disimpulkan. Adapun langkahnya dilakukan dengan

cara menarasikan data secara sistematis untuk memaknai apa yang

sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai

tujuan penelitian, hal ini dilakukan sebagai upaya atau langkah penting

menuju tercapainya analisis.

3. Kesimpulan/ verifikasi data

Kegiatan ketiga dari analisis data adalah penarik kesimpulan/

verifikasi. Menutrut Miles & Huberman (2009:19), Tahap ini sebagian

dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh berdasarkan temuan-temuan

selama penelitian berlangsung. Pada langkah penarikan kesimpulan/


verifikasi ini, peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperoleh

untuk mengambil kesimpulan dan tetap terbuka untuk menerima

masukan data, untuk mencari makna sesuai dengan fokus penelitian

DAFTAR PUSTAKA

J. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda


Karya.

Miles, Matthew B & A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.


Jakarta: UI-Pres

K. Yin, Robert. 2002. Studi Kasus Desai dan Metode. Ter. M. Djauji Mudzakir,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tugas

Metodologi Penelitian

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

BERBANTUAN MEDIA ELECTRONICS

WORKBENCH TERHADAP KEMAMPUAN


PROPOSAL
ANALISIS RANGKAIAN LISTRIK DAN
KUANTITATIF
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA PADA MATERI

KONSTANTA FISIK DI SMK NEGERI I BONTANG


Mahasiswa : Eka Purnama Sari

Dosen Pengampu : Dr. H. Laode Rijai, M.Si

Magister Pendidikan Kimia


BAB I
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
PENDAHULUAN
Universitas Mulawarman
A. Rumusan Masalah
2018
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

berbantuan software electronics workbench terhadap kemampuan

analisis rangkaian listrik jika dibandingkan dengan penggunaan

pendekatan konvensional berbantuan media konvensional pada materi

konstanta fisik di SMKN 1 Bontang


2. Bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif

berbantuan software electronics workbench terhadap keterampilan

sosial jika dibandingkan dengan penggunaan pendekatan konvensional

berbantuan media konvensional pada materi konstanta fisik di SMKN 1

Bontang

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui model atau pendekatan pembelajaran dengan

berbantuan media apakah yang memberikan pengaruh lebih besar

terhadap peningkatan kemampuan analisis rangkaian listrik antara

pembelajaran kooperatif berbantuan software Electronics Workbench

atau pembelajaran dengan pendekatan konvensional berbantuan media

konvensional pada materi konstanta fisik di SMKN 1 Bontang.

2. Untuk mengetahui model atau pendekatan pembelajaran dengan

berbantuan media apakah yang memberikan pengaruh lebih besar

terhadap keterampilan sosial antara pembelajaran kooperatif berbantuan

software Electronics Workbench atau pembelajaran dengan pendekatan

konvensional berbantuan media konvensional pada materi konstanta

fisik di SMKN 1 Bontang


C. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang rangkaian listrik, khususnya bagi siswa

SMK Negeri I Bontang kelas X jurusan Kimia Industri.

2. Mengembangkan pembelajaran berbasis Information and

Communication Technology (ICT) di lingkungan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
2. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Dukungan Teori Pembelajaran
b. Ciri Pembelajaran Kooperatif
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
d. Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
3. Keterampilan sosial
4. Pendekatan Pembelajaran Konvensional
5. Media Pembelajaran
6. Media Software Electronics Workbench
7. Kemampuan Analisis
8. Kemampuan Analisis Rangkaian Listrik
9. Materi Analisis Konstanta Fisik
a. Titik leleh dan titik didih
b. Massa Jenis
c. Rangkaian Listrik dan Voltmeter
B. Kerangka Berpikir
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Teknik pengumpulan data dan Instrumen

1. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data ialah metode atau cara-cara yang dapat

digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Riduan, 2010: 97).

Mengacu pada masalah yang akan diteliti, maka teknik yang digunakan

dalam penelitian ini ada dua macam yaitu pengamatan (observation) dan

tes. Pengamatan dilakukan untuk mengukur keterampilan sosial

mahasiswa, sedangkan tes digunakan untuk mengukur kemampuan analisis

rangkaian listrik siswa.


2. Instrumen
Agar diperoleh kesesuaian antara teknik pengumpulan data dengan

instrumen yang digunakan, maka untuk teknik pengumpulan data berupa

observasi/pengamatan, instrumen yang digunakan ada tiga, yaitu lembar

pengamatan, panduan pengamatan, dan panduan penilaian (dalam bentuk

rubrik penilaian). Sedangkan untuk teknik pengumpulan data berupa tes,

maka digunakan instrumen berupa soal ujian. Soal ujian yang digunakan

adalah berupa pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban, dan satu di

antaranya adalah jawaban yang benar. Selain itu penyusunan butir

instrumen mengikuti standar yang ditetapkan yaitu bersifat high order

thinking (menyelidiki), siswa mencari tahu (inquiry konstruktivis), dan

soal yang divergen (penalaran).


3. Validitas Instrumen
Instrumen yang valid menunjukkan bahwa alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat


digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Selain valid dari

segi instrumen, untuk mendapatkan data yang valid, maka orang yang

menggunakan instrumen harus benar-benar terampil dalam menggunakan

instrumen tersebut pada saat mengumpulkan data. Instrumen yang valid

harus mempunyai validitas internal dan eksternal (Sugiyono, 2012: 169).

Instrumen yang memiliki validitas internal atau rasional bila kriteria yang

ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang

diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrumen tersebut. Instrumen yang

memiliki validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun

berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah ada. Dengan demikian validitas

internal instrumen dikembangkan menurut teori yang relevan, sedangkan

validitas eksternal instrumen dikembangkan dari fakta empiris di lapangan.


Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen yang

digunakan untuk mengukur pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif berbantuan media software electronics workbench terhadap

kemampuan analisis rangkaian listrik dan keterampilan sosial siswa. Untuk

melihat validitas internal, maka instrumen yang dibuat harus mengacu pada

landasan teori indikator-indikator kemampuan analisis rangkaian listrik dan

keterampilan sosial, sedangkan untuk melihat validitas eksternal instrumen,

maka instrumen yang dibuat harus sesuai dengan kriteria yang tertera pada

materi rangkaian Listrik.


a. Validitas Internal
Validitas internal instrumen yang berupa test harus memenuhi validitas

konstruksi dan validitas isi, sedangkan instrumen yang bersifat nontest


yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas

konstruksi (Sugiyono, 2012: 170).


Untuk menguji validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat para ahli

mengenai kesesuaian aspek-aspek yang diukur pada instrumen

berlandaskan teori tertentu. Setelah pengujian konstruksi dari para ahli

selesai, maka dilanjutkan dengan ujicoba instrumen. Data yang diperoleh

ditabulasikan kemudian dilakukan analisis faktor, yaitu mengkorelasikan

antara skor item instrumen dalam suatu faktor dan mengkorelasikan skor

faktor dengan skor total. Khusus untuk instrumen berupa test, maka

pengujian validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang diajarkan sesuai dengan

rancangan yang ditetapkan (Sugiyono, 2012: 177).


Secara teknis pengujian validitas konstruksi dan validitas isi dapat

dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik

pengembangan instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang

diteliti, indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir (item) pertanyaan

atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indikator.

b. Validitas Eksternal
Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan (untuk mencari

kesamaan) antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta

empiris yang terjadi di lapangan. Fakta-fakta empiris di lapangan dapat

diperoleh dari catatan-catatan terkait kemampuan analisis rangkaian

listrik dan keterampilan sosial siswa pada waktu penelitian.

Penjabarannya bersifat deskriptif. Untuk memperbesar validitas eksternal


dapat dilakukan dengan memperbesar jumlah sampel (Sugiyono, 2012:

178).
B. Teknik Analisis Data
Untuk melakukan teknik analisis data mengacu pada berbagai buku

refferensi statistik untuk penelitian. Proses analisis data dalam penelitian ini

dibagi menjadi tiga tahapan sebagai berikut:


1. Uji Butir Instrumen
Hal ini perlu dilakukan sehingga peneliti dapat mendrop soal-soal yang

tidak memenuhi syarat untuk dijadikan butir instrumen pada saat

pemberian pre-test dan post-test. Dalam perhitungannya digunakan

software TAP. Di dalam sebuah situs internet

(http://www.ohio.edu/people /brooksg/software.htm) disebutkan, TAP is a

Windows 9x/NT/2000/XP program written in Delphi Pascal that performs

test analyses and item analyses based on classical test theory. Dari

penjelasan di atas dapat dipahami bahwa software TAP adalah sebuah

software yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman Delphi dan

Pascal yang dapat digunakan untuk melakukan analisis dan uji butir soal

pada instrumen tes yang cara kerjanya berdasarkan pada teori instrumen

klasik. Untuk menjelaskan lebih lanjut tentang teori instrumen klasik ini,

di dalam situs (http://pepuny.blogspot.com/2007/11/teori-tes-

klasik_08.html), disebutkan bahwa teori tes klasik merupakan sebuah teori

yang mudah dalam penerapannya serta model yang cukup berguna dalam

mendeskripsikan bagaimana kesalahan dalam pengukuran dapat

mempengaruhi skor amatan. Inti teori klasik adalah asumsi-asumsi yang


dirumuskan secara sistematis serta dalam jangka waktu yang lama. Dari

asumsi-asumsi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa kesimpulan.


Ada tujuh macam asumsi yang ada dalam teori tes klasik ini. Allen &

Yen (1979: 67 - 60) menguraikan asumsi-asumsi teori klasik sebagai

berikut: Asumsi pertama teori tes klasik adalah bahwa terdapat hubungan

antara skor tampak (observed score) yang dilambangkan dengan huruf X,

skor murni (true score) yang dilambangkan dengan T dan skor kasalahan

(error) yang dilambangkan dengan E. Menurut Saifuddin Azwar (2001: 30)

yang dimaksud kesalahan pada pengukuran dalam teori klasik adalah

penyimpangan tampak dari skor harapan teoritik yang terjadi secara

random. Hubungan itu adalah bahwa besarnya skor tampak ditentukan

oleh skor murni dan kesalahan pengukuran. Dalam. bahasa matematika

dapat dilambangkan dengan X = T + E. Asumsi kedua adalah bahwa skor

murni (T) merupakan nilai harapan є (X). Dengan demikian skor murni

adalah nilai rata-rata skor perolehan teoretis sekiranya dilakukan

pengukuran berulang-ulang (sampai tak terhingga) terhadap seseorang

dengan menggunakan alat ukur. Asumsi ketiga teori tes klasik menyatakan

bahwa tidak terdapat korelasi satu dengan yang lain antara skor mumi dan

skor pengukuran pada suatu tes yang dilaksanakan ( = 0). Implikasi dari

asumsi adalah bahwa skor murni yang tinggi tidak akan mempunyai error

yang selalu positif ataupun selalu negatif. Asumsi keempat meyatakan

bahwa korelasi antara kesalahan pada pengukuran pertama dan kesalahan

pada pengukuran kedua adalah nol ( = 0). Artinya bahwa skor-skor

kesalahan pada dua tes untuk mengukur hal yang sama tidak memiliki
korelasi (hubungan). Dengan demikian besarnya kesalahan pada suatu tes

tidak bergantung kesalahan pada tes lain. Asumsi kelima menyatakan

bahwa jika terdapat dua tes untuk mengukur atribut yang sama maka skor

kesalahan pada tes pertama tidak berkorelasi dengan skor murni pada tes

kedua. Asumsi ini akan gugur jika salah satu tes tersebut ternyata

mengukur aspek yang berpengaruh terhadap teradinya kesalahan pada

pengukuran yang lain. Asumsi keenam teori tes klasik adalah menyajikan

tentang pengertian tes yang pararel. Dua perangkat tes dapat dikatakan

sebagai tes-tes yang pararel jika skor-skor populasi yang menempuh kedua

tes tersebut mendapat skor murni yang sama ( T = T' ) dan varian skor-skor

kesalahannya sama. Dalam prakteknya, asumsi keenam teori ini sulit

terpenuhi. Asumsi terakhir dari teori tes klasik menyatakan tentang definisi

tes yang setara (essentially equivalent). Jika dua perangkat tes mempunyai

skor-skor perolehan dan yang memenuhi asumsi 1 sampai 5 dan apabila

untuk setiap populasi subyek X1 = X2 + C12, dimana C12 adalah sebuah

bilangan konstanta, maka kedua tes itu disebut tes yang paralel.
Asumsi-asumsi teori klasik sebagaimana disebutkan di atas

memungkin untuk dikembangkan dalam rangka pengembangan berbagai

formula yang berguna dalam melakukan pengukuran psikologis. Daya

beda, indeks kesukaran, efektifitas distraktor, reliabilitas dan validitas

adalah formula penting yang disarikan dari teori tes klasik.


2. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat dilakukan untuk melihat normalitas dan homogenitas data.

Uji ini dilakukan dengan merujuk pada hasil pre-test pengerjaan soal ujian.

Data yang memenuhi syarat haruslah data yang berdistribusi normal dan
homogen. Data yang berdistribusi normal menunjukkan bahwa

kecenderungan nilai data ada pada nilai rata-rata, bukan pada daerah

ekstrim rendah maupun ekstrim tinggi. Adapun data yang homogen

menunjukkan bahwa sampel yang diambil dari populasi adalah bersifat

representatif, artinya sampel yang diambil cocok dengan karakteristik

populasi yang diamati dan menunjukkan bahwa kedua kelas, eksperimen

dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Berikut adalah

penjabarannya:
a. Uji Homogenitas

Suliyono (2010: 520) mengatakan bahwa uji homogenitas

digunakan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data

sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Dengan

demikian dapat dikatakan bahwa uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah populasi dan sampel memiliki variasi yang sama atau tidak. Ada

banyak metode yang dapat digunakan dalam menguji homogenitas data

antara lain, Uji F, Uji Levene, dan Uji Bartlett. Dalam penelitian ini

digunakan Uji Levene. Untuk proses pengujiannya menggunakan

bantuan software SPSS.

b. Uji Normalitas

Suliyono (2010: 50) juga menerangkan bahwa uji normalitas

dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa sampel yang diambil

berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa uji normalitas ini diperlukan untuk mengetahui

apakah data yang diperoleh dari gejala yang diselidiki terdistribusi


normal atau tidak. Ada beberapa metode untuk uji normalitas, yaitu Uji

Chi-Square, Liliefors, Shapiro Wilk’s dan plot normal. Dalam penelitian

ini yang digunakan adalah Uji Liliefors dan Shapiro Wilk’s. Untuk

proses pengujiannya juga menggunakan bantuan software SPSS.

3. Uji Hipotesis Statistik


Uji hipotesis statistik dilakukan pada tahap akhir. Pada uji ini kedua

data, baik dari hasil tes maupun observasi sama-sama diuji, sehingga bisa

digunakan untuk menjawab pertanyaan pada rumusan masalah atau untuk

menilai apakah hipotesis yang dibuat dapat diterima atau tidak. Data yang

diperoleh dari hasil tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif

siswa berupa kemampuan analisis rangkaian listrik sedangkan data yang

diperoleh dari observasi digunakan untuk mengukur kemampuan afektif

berupa keterampilan sosial mahasiswa Berikut adalah penjabarannya:


a. Uji Hipotesis Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y1

Uji hipotesis pertama menggunakan uji t dengan tujuan untuk

membandingkan bagaimana pengaruh penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD berbantuan media electronics workbench

terhadap kemampuan analisis rangkaian listrik jika dibandingkan

dengan yang menggunakan model pembelajaran atau pendekatan

konvensional berbantuan media konvensional.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dapat digunakan

uji t perbandingan.

Adapun kriteria hipotesis :


Jika t-hitung > t-tabel Ho ditolak dan Ha diterima,
Jika t-hitung < t-tabel Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Uji Hipotesis Variabel X1 dan X2 terhadap Variabel Y2
Uji hipotesis kedua juga menggunakan uji t dengan tujuan

untuk membandingkan bagaimana pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD berbantuan media electronics

workbench terhadap keterampilan sosial siswa jika dibandingkan

dengan yang menggunakan model pembelajaran atau pendekatan

konvensional berbantuan media konvensional.

Untuk menguji hipotesis yang diajukan maka dapat digunakan

uji t perbandingan.

Adapun kriteria hipotesis :


Jika t-hitung < t-tabel Ho diterima dan Ha ditolak
Jika t-hitung > t-tabel Ho ditolak dan Ha diterima
Dengan alasan efektifitas pelaksanaan analisis data, maka dalam prosesnya

menggunakan software. Adapun untuk uji beda pengaruh, karena telah

didapatkan hipotesis dari kerangka berfikir, maka digunakan uji t dengan

model one-tailed-test menggunakan software SPSS 20.0.


DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


Suliyono, J. 2010. Enam Hari Jago SPSS 17. Jogjakarta : Cakrawala
Riduan. 2010.Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Tugas

Metodologi Penelitian
PENGEMBANGAN MEDIA KONELA

(KONFIGURASI ELEKTRON AUFBAU)


PROPOSAL
BERORIENTASI KONSTRUKTIVISME
PENGEMBANGAN
PADA MATERI STRUKTUR ATOM DAN

SISTEM PERIODIK
Dosen Pengampu : Dr. H. Laode Rijai, M.Si

Mahasiswa : Eka Purnama Sari

Magister Pendidikan Kimia


BAB I
PENDAHULUAN
Fakultas
A. Rumusan Masalah Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Rumusan masalah dalam penelitianUniversitas


ini adalah “BagaimanakahMulawarman
kevalidan,

kepraktisan dan keefektifan media Konela (Konfigurasi elektron Aufbau) electric 2018

yang dikembangkan, dalam pembelajaran kimia berorientasi konstruktivisme pada

pokok bahasan struktur atom dan sistem periodik?” Dalam upaya memudahkan

untuk menganalisis dalam menjawab rumusan masalah di atas maka dijabarkan

menjadi beberapa pertanyaan:

1. Bagaimana kevalidan media Konela electric yang dikembangkan, dalam

pembelajaran kimia berorientasi konstruktivisme pada pokok bahasan struktur

atom dan sistem periodik?


2. Bagaimana kepraktisan media Konela electric yang dikembangkan? Rumusan

masalah dari kepraktisan media yang dikembangkan diuraikan menjadi

beberapa pertanyaan sebagai berikut:


a. Bagaimana aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media yang dikembangkan?


b. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media yang

dikembangkan?
3. Bagaimana keefektifan media Konela electric dalam pembelajaran kimia

berorientasi konstruktivisme pada pokok bahasan struktur atom dan sistem

periodik yang telah dikembangkan? Rumusan masalah dari keefektifan media

diuraikan menjadi pertanyaan sebagai berikut: Bagaimana peningkatan hasil

belajar siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media

Konela electric yang dikembangkan?


B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk “mengembangkan media Konela

electric dalam pembelajaran kimia berorientasi konstruktivisme pada pokok

bahasan struktur atom dan sistem periodik”. Secara rinci tujuan penelitian

adalah sebagai berikut:


1. Mendeskripsikan kevalidan media Konela electric yang dikembangkan,

dalam pembelajaran kimia berorientasi konstruktivisme pada pokok

bahasan struktur atom dan sistem periodik


2. Mendeskripsikan kepraktisan media Konela electric yang dikembangkan,

dalam pembelajaran kimia berorientasi konstruktivisme pada pokok

bahasan struktur atom dan sistem periodik yang telah dikembangkan

berdasarkan beberapa aspek sebagai berikut:


a. Mendeskripsikan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media yang dikembangkan.


b. Mendeskripsikan respon siswa terhadap penggunaan media yang

dikembangkan.
3. Mendeskripsikan keefektifan Konela electric dalam pembelajaran kimia

berorientasi konstruktivisme pada pokok bahasan struktur atom dan sistem

periodik yang telah dikembangkan berdasarkan aspek sebagai berikut:

Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa terhadap kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan media Konela electric yang

dikembangkan.
C. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis
Media Konela electric yang dikembangkan diharapkan mampu membantu

tercapainya tujuan pembelajaran pada pokok bahasan struktur atom dan

sistem periodik sub pokok bahasan konfigurasi elektron. Pengembangan

media Konela electric bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran

di kelas terutama dalam pengisian elektron menurut asas aufbau.


2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
a. Guru : Sebagai media alternatif dalam pembelajaran kimia pada

materi konfigurasi elektron menurut asas aufbau.


b. Siswa : Diharapkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam

pembelajaran kimia, karena materi tidak disampaikan secara

konvensional yaitu monoton mendengarkan penjelasan guru tetapi

siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pada akhirnya

dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi.


c. Sekolah: Dapat dijadikan sebagai alternatif pemilihan media

pembelajaran yang efekif dan menarik dalam membantu


meningkatkan mutu sekolah dengan pengembangan media

pembelajaran yang lebih inovatif.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Media
1. Pengertian Media
2. Fungsi dan Manfaat Media
3. Jenis Media
4. Pemilihan Media

B. Pengembangan Media
1. Langkah-langkah Pengembangan Media Pembelajaran
2. Media yang dikembangkan
3. Konstruksi, komponen dan spesifikasi media Konela Electric

C. Teori Belajar Konstruktivisme

D. Konfigurasi Elektron
1. Konfigurasi elektron berdasarkan Kulit
2. Konfigurasi elektron berdasarkan sub kulit
3. Aturan aufbau, Hund dan asas larangan Pauli

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat dilakukan

peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam

pengembangan media konela electric adalah dengan menggunakan angket (angket

validator dan angket siswa), lembar observasi, wawancara, dokumentasi dan tes.

Berikut penjelasan dari setiap instrumen di atas:


1. Angket

Pengumpulan data dengan angket terdiri dari instrumen validasi dan

angket siswa. Instrumen ini terdiri aspek materi, kebahasaan, penyajian

(ketertarikan dan motivasi), aspek kualitas teknis dan efek media terhadap

strategi pembelajaran dan penyajian. Angket dalam penelitian ini terbagi menjadi

dua, yaitu :

a. Angket validator

Angket validator diberikan kepada ahli materi pembelajaran dan media

pembelajaran serta praktisi pembelajaran. Angket validator ini bertujuan untuk

mengetahui kevalidan media pembelajaran yang telah dibuat peneliti sehingga

dapat diuji cobakan pada proses pembelajaran kimia.

b. Angket siswa

Angket siswa diberikan kepada siswa yang menjadi objek penelitian. Angket

siswa ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap media

pembelajaran yang telah dibuat selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam

menggunakan media pembelajaran konela electric. Observasi ini dilakukan oleh

peneliti dan guru mata pelajaran kimia dari sekolah yang diteliti yang juga
berperan sebagai observer saat media digunakan dalam proses pembelajaran di

kelas.

3. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada guru kimia yang bertindak sebagai observer

di sekolah yang menjadi tempat penelitian, untuk mengetahui tanggapan,

komentar dan saran siswa setelah menggunakan media pembelajaran konela

electric. Wawancara juga dimaksudkan untuk mengembangkan produk serta

menjadi acuan perbaikan, kritik dan saran bagi media pembelajaran yang dibuat

sehingga media pembelajaran menjadi lebih baik lagi.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk menjadi bukti proses pembelajaran

berlangsung menggunakan media pembelajaran konela electric.

5. Tes

Tes adalah soal yang diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan siswa setelah belajar menggunakan media pembelajaran

konela electric. Hal ini juga dilakukan untuk mengetahui keefektifan yang

dicapai dengan menggunakan media pembelajaran. tes yang dilakukan berupa

post-test diakhir pembelajaran

B. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 bagian

yaitu teknik analisis isi berupa data kualitatif dan teknik analisis deskriptif

presentase berupa data kuantitatif. Teknik analisis isi digunakan untuk


menganalisis data yang diperoleh dari para dosen ahli berupa saran dan masukan,

sedangkan teknik analisis deskriptif persentase digunakan untuk mengolah data

yang didapat dari hasil uji coba kelompok skala kecil dan uji coba skala besar.

1. Analisis Kevalidan Media dan Perangkat Pembelajaran

Validitas media dilakukan oleh para ahli dengan memberikan tanggapan

berdasarkan beberapa indikator yaitu: kualitas media, kesesuaian media, dan

kemenarikan media. Validitas perangkat pembelajaran meliputi: RPP, LKS, dan

butir soal. Data hasil validasi media konela electric dan perangkat pembelajaran

tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif yaitu

dengan menghitung rata-rata tiap aspek yang diberikan oleh validator, kemudian

dideskripsikan secara kualitatif. Kriteria pengkategorian media konela electric

dan perangkat pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Bobot Penilaian Validator

Penilaian Bobot Nilai


Baik/ Setuju 4

Sedang/ Cukup 3

Kurang Baik/ KurangSetuju 2

Tidak Baik/ Tidak Setuju 1

Presentasi penilaian validator dengan menggunakan rumus :


∑ ST X 100%
PP =
∑ 𝑆�
Keterangan : (diadaptasi Hartati, 2014)
PP = Presentase penilaian validator

∑ 𝑆� = Jumlah jawaban respon

∑ ST = Jumlah keseluruhan respon

Media dikatakan valid dan baik apabila mendapatkan hasil ≥ 80%.

Kriteria interpretasi skor ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Kriteria Interprestasi Skor

Penilaian Presentase ( % )

Sangat Baik 90-100

Baik 80 - 89

Cukup 60 - 79

Kurang 0- 59

2. Analisis Data Respon Siswa


Data hasil respons siswa terhadap pembelajaran dianalisis

menggunakan deskriptif kuantitatif dengan rumus sebagai berikut:


∑ ST X 100%
PP =
∑ 𝑆�

Keterangan : (diadaptasi Hartati, 2014)


PP = Presentase respon siswa

∑ 𝑆� = Jumlah jawaban respon

∑ ST = Jumlah keseluruhan respon

Data respon siswa dikatakan baik jika mempunyai persentase ≥ 80%.

Kriteria interpretasi skor ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut :


Tabel 3.2 Kriteria Interprestasi Skor

Penilaian Presentase ( % )

Sangat Baik 90-100

Baik 80 - 89

Cukup 60 - 79

Kurang 0- 59
(diadaptasi dari Ulfa, 2017)

3. Analisis Data Aktivitas Siswa


Instrumen ini disusun untuk memperoleh data tentang aktivitas

siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media yang

dikembangkan. Nilai yang diberikan oleh dua pengamat pada setiap

kategori dirata-rata, untuk selanjutnya ditentukan persentasenya dengan

rumus:

P= x 100%

(Husein, 2004)
Keterangan: P adalah persentase aktivitas siswa
ΣA adalah jumlah frekuensi tiap aktivitas yang muncul
ΣN adalah jumlah total frekuensi

Aktivitas siswa dikatakan baik jika mempunyai persentase ≥ 80%.

4. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Analisis data hasil belajar siswa dapat dilihat dari rumus dibawah ini :

Hasil belajar =

Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) di sekolah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 75. Berdasarkan panduan penilaian oleh pendidik dan
satuan pendidik untuk SMA/SMK (2016), kriteria hasil belajar siswa dapat

dilihat pada Tabel 3.3 berikut :

Tabel 3.3 Interval Nilai dan Deskripsi Hasil Belajar

Interval Nilai Deskripsi Kemampuan

93-100 Kemampuan Sangat Baik

84-92 Kemampuan Baik

75-83 Kemampuan Cukup Baik

<75 Kemampuan Kurang

Ketuntasan belajar siswa secara klasikal dapat dihitung dengan menggunakan

rumus (Mulyasa, 2007) :

Ketuntasan klasikal =

Tabel 3.4 Kriteria Keefektifan berdasarkan KBK

KBK Keterangan
0% ≤ KBK < 49% Tidak efektif
50% ≤ KBK < 54% Kurang efektif
55%≤ KBK < 69% Cukup efektif
70%≤ KBK < 84% Efektif
85% ≤ KBK < 100% Sangat Efektif
(Sumber: Arikunto, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.


Jakarta : Rineka Cipta

Husein, U. 2009. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta : Raja
Grafindo Persada

Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional ; Menciptakan Pembelajaran Kreatif


dan Menyenangkan. Bandung : Rosdakarya
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK?


4. Apa saja faktor – faktor yang mendukung dan menghambat implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK?


5. Bagaimana respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017 di SMK?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk memahami bagaimana implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di

SMK Kota Bontang. Namun secara spesifik tujuan penelitian ini adalah

untuk:

4. Memahami implementasi kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


5. Memahami faktor-faktor yang mendukung dan menghambat implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


6. Memahami respon warga sekolah dengan implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017 di SMK.

C. Manfaat Penelitian

Bila tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitian ini akan

memiliki manfaat praktis dan teoritis.

3. Manfaat Praktis
c. Sebagai sumber dan informasi bagi para pengambil kebijakan di

bidang pendidikan, baik di tingkat provinsi dalam hal ini Dinas

Pendidikan Provinsi, maupun di tingkat kabupaten dalam hal ini

bahkan juga bagi para pimpinan satuan pendidikan atau kepala

sekolah, untuk memperbaiki beberapa kekurangan implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


d. Pertimbangan pengambilan kebijakan pendidikan, termasuk dalam hal

ini kebijakan di bidang kurikulum, dapat diimplementasikan secara

lebih baik dengan menekan faktor-faktor penghambat dan pendukung

dalam implementasi kurikulum 2013 2013 revisi 2017 di SMK.


4. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini tidak diperoleh suatu teori baru, namun ada

beberapa kasus dan konsep yang dapat diungkapkan dari hasil penelitian

untuk memperkuat teori dan konstribusi khasanah ilmu pengetahuan

khususnya di dunia pendidikan yang sudah ada dalam implementasi

kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

C. Kurikulum 2013
3. Pengertian Kurikulum 2013
4. Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum 2013 revisi 2017
5. Konsep Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017
6. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
7. Kerangka Dasar Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
8. Karakteristik Pengembangan Kurikulum 2013 revisi 2017
9. Implementasi Standar Proses pada Kurikulum revisi 2017
10. Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017 di SMK

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013

revisi 2017
3. Faktor Pendukung Implementasi Kurikulum 2013 revisi 2017
4. Faktor Penghambat Implementasi Kurikulum 2013

E. Respon Warga Sekolah tentang Implementasi Kurikulum 2013 revisi

2017

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

B. Teknik pengumpulan data

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data. Adapun teknik

yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Observasi (Pengamatan)

Dalam teknik ini peneliti menggunakan teknik observasi langsung

dengan membuat kunjungan lapangan terhadap objek penelitian, dimana

peneliti menciptakan kesempatan untuk observasi langsung (Yin,

2002:112). Dengan maksud melakukan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis untuk memahami gejala yang diselidiki. Pengamatan

dilakukan pada saat proses pembelajaran disekolah yang menjadi objek

penelitian.

Pengamatan langsung dilakukan peneliti pada saat proses

pembelajaran di SMKN 1 Bontang dan SMK Muhamadiya Bontang

selama data sudah dianggap cukup. Dalam kurun waktu tersebut,

observasi dilakukan untuk menggambarkan bagaimana proses

pembelajaran dengan implementasi kurikulum 2013 revisi yang sedang

berlangsung.

Hasil pengamatan tersebut semuanya di catat dalam lembar catatan

lapangan dan dibantu dengan daftar cek. Catatan lapangan berupa laporan

langkah-langkah peristiwa dalam bentuk gambaran/deskripsi singkat

tentang proses pembelajaran dan selanjutnya dikembangkan oleh peneliti

sesudah pengamatan dilakukan serta memberikan tanggapan sebagai

bentuk refleksi dari hasil pengamatan tersebut. Kemudian daftar cek, diisi

oleh peneliti untuk mengingatkan peneliti apakah seluruh aspek informasi

sudah dijaring atau belum. Melalui pengamatan langsung diharapkan


memperoleh temuan mendetail tentang peristiwa yang berkaitan dengan

masalah penelitian.

2. Interview (Wawancara)

Interview (wawancara) merupakan salah satu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara

langsung maupun tidak langsung (Moleong, 2006:63). Dalam teknik ini

penulis memilih wawancara bertipe open-ended, dimana peneliti dapat

bertanya kepada responden kunci tentang fakta-fakta suatu peristiwa

disamping opini mereka tentang pristiwa tersebut. (Yin, 2002:108-109).

Wawancara ditujukan kepada responden yang dipilih karena erat

hubungannya dengan penelitian ini diantaranya Kepala Dinas Pendidikan

Provinsi sebagai penanggungjawab terlaksananya Kurikulum 2013 di

tingkat Provinsi; Pengawas SMK, yang bertugas sebagai konsultan,

supervisor dan evaluator permasalahan pendidikan di tingkat sekolah ;

Kepala Sekolah sebagai manajer (mampu menyusun program), sebagai

administrator (mampu mengelola potensi yang ada di sekolah), sebagai

pemimpin (mampu berkomunikasi baik) dan yang bertanggungjawab

terhadap terlaksananya kurikulum di tingkat sekolah; Wakil Kepala

Sekolah urusan kurikulum, membantu kepala sekolah dalam urusan

penyusunan dan pembuatan kurikulum; guru, pelaksana kurikulum di

tingkat kelas; siswa, sebagai obyek kurikulum.

3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi menurut Moleong (2006:216) adalah “setiap

bahan tertulis maupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan

karena adanya permintaan seorang penyidik”. Dengan teknik ini, penulis

akan mencari data melalui Dokumen Sekolah Kurikulum 2013, Silabus,

Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), daftar nilai, hasil karya

atau rangkuman siswa dan dokumen-dokumen resmi sekolah serta

dokumen yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk

menafsirkan dan memperdalam analisis data.

Dokumen yang dijadikan sumber dalam penelitian ini adalah baik

dokumen internal maupun eksternal. Penulis menggali data Dokumen yang

erat kaitannya dengan implementasi kurikulum 2013. Surat keputusan

Dinas Pendididkan, dokumen kurikulum, melalui Silabus, Perencanaan

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), foto atau rekaman proses pembelajaran,

daftar nilai dan dokumen-dokumen resmi sekolah serta dokumen yang

berkaitan dengan penelitian ini. Dokumen-dokumen tersebut dimaksudkan

untuk membantu proses analisis dan menafsirkan data.

4. Field Notes (Catatan Lapangan)

Menurut Bogdan dan Bikken (1982:74) yang dikutip Moeloeng

(2006). Field Notes (Catatan Lapangan) adalah catataan tertulis tentang

apa yang di dengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka

mengumpulkan data dan refleksi terhadap data penelitian kualitatif.

Catatan lapangan itu berupa informasi penting yang ditulis peneliti selama
melakukan penggalian data dan penulisannya sangat singkat, berisi kata-

kata kunci, frasa, pokok-pokko isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin

gambar, sketsa, dan lain sebagainya.

Kemudian, sesampainya di rumah, peneliti mencatatnya secara

lengkap dan rapi dalam bentuk catatan lapangan. Oleh karena itu, perlu

ada sistematika penulisan catatan lapangan, agar dapat dibaca dengan

mudah dan diferifikasi kapan dan dimana data ini di ambil.

C. Teknik analisis data

Menurut Moleong (2006:103) Analisis data adalah “proses mengatur

urutan data, mengorganisasikanya kedalam suatu pola, kategori dan satuan

uraian dasar”. Setelah data-data terkumpul melalui observasi, wawancara dan

analisis dokumen, maka selanjutnya menganalisis data-data tersebut. Adapun

teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, yang

dilakukan melalui tiga alur kegiatan.

Sebagaimana yang diungkupakan Miles dan Huberman yaitu: reduksi

data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi (Meolong,

2006:17). Dimana tiga jenis kegiatan tersebut merupakan proses siklus dan

interaktif, sebagaimana bagan sebagai berikut :

Pengumpulan data Penyajian data Penarikan/verifikasi

Reduksi data
Gambar 3.1. Komponen-komponen analisis data: model interaktif
(Miles &Huberman, 2009:20)

Menurut Miles & Huberman (2009:16), Langkah analisis interaktif

terdiri atas beberapa komponen kegiatan yang terkait satu sama lain, dimulai

dari pengumpulan data kemudian mereduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan/verifikasi“. Untuk lebih jelasnya, penulis

menggambarkan sebagai berikut:

4. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data yang ada dalam

catatan lapangan Menurut Miles & Huberman (2009). Dalam tahap ini,

penulis mereduksi data dari hasil observasi, wawancara para informan

yang menjadi subjek penelitian dan analisis dokumen berupa dokumen

kurikulum 2013 revisi 2017, silabus, RPP serta dokumen – dokumen

terkait dengan cara membuat ringkasan/ abstaksi yang disusun melalui

data-data yang terkumpul selama pengumpulan data berlangsung dengan

jalan menelaah dan memahami catatan-catatan lapangan yang telah

ditulis, kemudian diwujudkan dalam bentuk kalimat faktual sederhana

dan dibuatkan lembar refleksi bagi catatan lapangan yang memerlukan

komentar peneliti. Kemudian diidentifikasi dengan jalan memberikan

kode pada setiap lembar ringkasan/ abstraksi. Setelah satuan data dikode,

maka data tersebut akan mudah dipilah dan disortir untuk mempermudah
peneliti memilih data yang dipakai dari sekian banyak data yang

dikumpulkan, serta membuang data yang dianggap tidak perlu.

Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang lebih spesisifk dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan

data selanjutnya atau data tambahan jika diperlukan. Karena semakin

lama peneliti berada di lapangan, jumlah data akan semakin banyak,

semakin kompleks dan rumit. Untuk itulah diperlukan reduksi data

sehingga data tidak betumpuk dan mempersulit analisis selanjutnya.

5. Penyajian data

Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah

penyajian (display) data.“Penyajian data diarahkan agar data hasil

reduksi terorganisasikan, tersusun secara sistematis yang memberikan

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan“

(Miles & Huberman, 2009:17). Dalam langkah ini penulis menyajikan

data dalam bentuk teks naratif. Menurut Miles & Huberman (2009:137),

“Teks itu muncul dalam bentuk catatan lapangan tertulis, yang disaring

oleh peneliti dengan mengutip penggalan-penggalan berkode dan

menarik kesimpulan”. Penyajian data dalam bentuk teks naratif tersebut

akan memudahkan peneliti untuk memahami data-data penelitian.

Selanjutnya peneliti menyusun data-data yang relevan sebagai

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan sehingga menjadi

informasi yang dapat disimpulkan. Adapun langkahnya dilakukan dengan


cara menarasikan data secara sistematis untuk memaknai apa yang

sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti untuk mencapai

tujuan penelitian, hal ini dilakukan sebagai upaya atau langkah penting

menuju tercapainya analisis.

6. Kesimpulan/ verifikasi data

Kegiatan ketiga dari analisis data adalah penarik kesimpulan/

verifikasi. Menutrut Miles & Huberman (2009:19), Tahap ini sebagian

dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh berdasarkan temuan-temuan

selama penelitian berlangsung. Pada langkah penarikan kesimpulan/

verifikasi ini, peneliti berusaha mencari makna dari data yang diperoleh

untuk mengambil kesimpulan dan tetap terbuka untuk menerima

masukan data, untuk mencari makna sesuai dengan fokus penelitian

DAFTAR PUSTAKA
J. Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Karya.

Miles, Matthew B & A. Michael Huberman. 2009. Analisis Data Kualitatif.


Jakarta: UI-Pres

K. Yin, Robert. 2002. Studi Kasus Desai dan Metode. Ter. M. Djauji Mudzakir,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai