a. Biografi Al-Ghozali
pertengahan abad ke-5 Hijriah (450 H/1058 M). Ia adalah salah seorang pemikir
besar Islam yang dianugrahi gelar hujjat al-Islam (bukti keberadaan agama Islam)
dan zayn ad-din (perhiasan agama). Sejak kecil, imam Ghazali hidup dalam dunia
tasawuf. Beliau tumbuh dan berkembang dalam asuhan seorang sufi, setelah
tama belajar bahasa arab dan fiqih di kota Tus, kemudian pergi ke kota Jurjan
untuk belajar dasar-dasar Ushul Fiqh. Setelah kembali ke kota Tus selama
Ghazali belajar kepada Imam Al-Haramain Abu Al-Ma’ali Al-Juwaini. Setelah itu
ia berkunjung ke kota Baghdad, ibu kota Daulah Abbasyah, dan bertemu dengan
penghargaan yang besar. Pada tahun 483 H (1090 M), ia diangkat menjadi guru di
sehingga para ilmuan pada masanya itu menjadikannya sebagai referensi utama.
1
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 201.
` Pada tahun 488 H (1050 M), atas desakan penguasa pada masa itu, yaitu
Naisabur. Akan tetapi, pekerjaanya itu hanya berlangsung selama dua tahun. Ia
kembali lagi ke kota Tus untuk mendirikan sebuah madrasah bagi para Fuqaha
b. Karya-karya al-ghozali
Al-Ghozali adalah salah seorang ulama dan pemikir di dunia Islam yang sangat
produktif dalam menulis. Dalm masa hidupnya, bik ketika menjadi pembesar
dari apa yang dimilikinya, dan sampai akhirhanyatnya, Al-Ghazali terus menulis
dan mengarang.
Badawi mengatakan bahwa jumlah karangan Al-Ghazali ada 47 buah, lima
diantanya adalah :
1. Ihya Ulum Ad-din (membahas ilmu-ilmu agama)
2. Tahafut Al-Falasifah (menerangkan pendapat parafilsuf ditinjau dari segi
agama)
3. Al-Iqtishad fi Al-Itiqad (inti ilmu ahli kalam
4. Al-Munqidz min Adh-Dhalal (menerangkan tujuan dan rahasia-rahasia
ilmu)
5. Jawahir Al-Qur’an (rahasia-rahasia yang terkandung dalam Al-Qur’an).3
2
Adiwarman Karim, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam (Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada, 2006),
314-316.
3
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Op.Cit., 201.
Seperti halnya para cendikiawan muslim terdahulu, perhatian Al-Ghazali
terhadap kehidupan masyarakat tidak terfokus pada satu bidang tertentu, tetapi
luas untuk mempertahankan ajaran Islam. Oleh karena itu, kita tidak menemukan
Ghozali berakar dari sebuah konsep yang dia sebut sebagai “fungsi kesejahteraan
sosial islami”. Tema yang menjadi pangkal tolak seluruh karyanya adalah konsep
maslahat atau kesejahteraan sosial atau utilitas (kebaikn bersama). Menurut Al-
pencarian dan pemeliharaan lima tujuan dasar, yakni agama (ad-dien), jiwa (nafs),
keturunan (nasl), harta (mal), dan akal (aql). Tujuan utama kehidupan umat
dalam kerangka sebuah hierarki utilitas individu dan sosial yang tripartite, yakni
pemeliharaan dari kelima tujuan dasar ini terletak pada penyediaan tingkatan
Dalam hal ini, ia menitikberatkan jala tengah dan kebenaran niat seseorang dalam
setiap tindakan. Apabila niatnya sesuai dengan aturan iIlahi, aktivitas ekonomi
dapat berubah.4
“hukum alam” segala sesuatu, yakni sebuah ekspresi berbagai hasrat yang timbul
ilmuwan muslim atau equlibrium price (harga keseimbangan) dari kalangan eropa
kontemporer.
Beberapa paragraf dari tulisannya juga jelas menunjukkan bentuk kurva
penawaran, dan permintaan. Untuk kurva penawaran yang “turun dari kiri ke
kanan bawah ke kanan atas” dinyatakan oleh dia sebagai “jika petani tidak
mendapatkan pembeli dan barangnya, ia akan menjualnya pada harga yang lebih
murah”. Sementara untuk kurva perintaan yang “ turun dari kiri atas ke kanan
4
ibid., 215.
5
Ibid., 220.
bawah” dijelaskan oleh dia sebagai “harga dapat diturunkan dengan mengurangi
permintaan.6
f. Etika Perilaku Pasar
Dalam pandangan Al-Ghazali, pasar harus berfungsi berdasarkan etika dan
memberikan informasi yang salah mengenai berat, jumlah, dan harga barangnya.7
g. Aktivitas Produksi
Al-Ghazali mengklasifikasikan aktivitas produksi menurut kepentingan
utamanya adalah tentang jenis aktivitas yang sesuai dengan dasar-dasar etos
islam.8
h. Produksi Barang – barang Kebutuhan Dasar sebagai Kewajiban Sosial
Dalam hal ini, pada prinsipnya negara harus bertanggung jawab dalam
masyarakat.9
i. Hierarki Produksi
Klasifikasi aktivitas produksi yang diberikan Al-Ghazali hampir mirip dengan
klasifikasi yang terdapat dalam kontemporer, yakni primer, sekunder, dan testier.
Secara garis besar, ia membagi aktivitas produksi kedalam tiga kelompok berikut :
- Industri dasar
- Aktivitas penyokong
- Aktivitas komplementer
6
Ibid., 222.
7
Ibid., 223.
8
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam (Yogyakarta: Ekonisia, 2007) 152.
9
Ibid., 159.
Tampaknya Al-Ghazali menyadari bahwa salah satu penemuan penting dalam
kunyit).
Adapun fungsi uang yang ketiga ini menurutnya adalah bukan fungsi uang
dengan penimbunan harta yang nantinya akan berakibat pada pertambahan jumlah
dzalim.
ilahi.
b. Uang yang Tidak Bermanfaat dan Penimbunan Bertentangan dengan
Hukum Ilahi
c. Pemalsuan dan Penurunan Nilai Uang
d. Larangan Riba10
10
Boedi Abdullah, Peradaban Pemikiran Ekonomi Islam, Op.Cit., 228-131.
l. Peranan Negara dan Keuangan Publik
negara sebagai lembaga yang penting, tidak hanya bagi berjalannya aktivitas
ekonomi dari suatu masyarakat dengan baik, tetapi juga untuk memenuhi
dan Agama adalah tiang – tiang yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah
masyarakat yang teratur. Agama adalah fondasinya, dan penguasa yang mewakili
negara adalah penyebar dan pelindungnya; bila salah satu dari tiang ini lemah,
seimbang”.
Disamping itu, ia juga menulis panjang lebar tentang lembaga al-hisbah, sebuah
badan pengawasan yang dipakai dibanyak negara islam pada waktu ini. Fungsi
utama badan ini adalah untuk mengawasi praktik – praktik pasar yang merugikan.
dan penguasa dituliskan dalam sebuah buku tersendiri yang berjudul Kitab
Nasihat Al-Muluk.
11
Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. (Jakarta: gema insani press,
2004), 158.
b. Keuangan publik
seluruh penduduk, baik muslim maupun non muslim, berdasarkan hukum islam.
adalah harta tanpa ahli waris pemiliknya, tidak dapat dilacak, ditambah
jaziyah, dan upeti atau amwal al masalih. Ghanimah adalah pajak atas harta yang
disita setelah atau selama perang. Fa’i adalah kepemilikan yang diperoleh tanpa
melalui peperangan. Jaziyah dikumpulkan dari kaum non muslim sebagai imbalan
dari dua keuntungan : pembebasan wajib militer dan perlindungan hak – hak
hal – hal lain yang berkaitan dengan permasalahan pajak seperti administrasi
Utang publik
Pengeluaran publik
ghazali bersifat agak luas dan longgar, yakni penegakan keadilan dan stabilitas
“konsumsi bersama” dan aspek spill over dari barang – barang publik. Dilain
pelayanan kesehatan.12
12
Ibid., 165.