Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. Protein
Protein merupakan merupakan susunan 20 macam asam amino yang dihubungkan dengan
ikatan peptide. Berdasarkan susunan molekulnya, protein dikelompokkan menjadi:
1. Protein Struktural berperan sebagai penyokong dan penunjang
a. Struktural intrasel  berada di dalam sel berperan dalam pembentukan sitoskelet
Contoh: tubulin, aktin dan myosin.
b. Struktural ekstrasel  terdapat pada organisme multisel
Contoh: kolagen dan keratin
2. Protein Dinamis yaitu protein yang terlibat langsung dalam metabolisme sel, mudah terurai
dan terakit kembali. Contoh: enzim, hormone dan pigmen.
Protein adalah komponen protoplasma yang sangat penting disamping air. Peran protein dalam
sel antara lain:
1. Sebagai katalisator berbagai reaksi kimia yang terdapat pada sel, yaitu sebagai bagian
penyusun enzim.
2. Memberi kekuatan structural sel, yaitu tubulin, aktin dan myosin yang berperan dalam
pembentukan sitoskelet.
3. Memantau permeabilitas selaput, yaitu protein yang menyusun membrane sel
4. Menyebabkan gerakan yang terjadi dalam sel
5. Memantau kegiatan sel
6. Mengatur kadar metabolit yang diperlukan

Protein yang terdapat dalam membran dan sitoplasma (organel) sel:


1. Membran plasma
Protein yang terdapat pada selaput plasma sebesar 60 % dari seluruh berat
selaput plasma. Protein yang terdapat dalam membrane terutama berbentuk stromatin, yaitu
jenis protein yang tidak larut dalam air. Karena membran sel bersifat semipermable maka
membutuhkan cara untuk berkomunikasi dengan sel lain dan pertukaran nutrisi dengan ruang
ekstraselular. Peran-peran ini terutama diisi oleh protein. Protein adalah molekul kelas terpisah
yang tidak terkait dengan lipid dan terdiri dari asam amino. Protein adalah jauh lebih besar
daripada lipid dan bergerak lebih lambat, tetapi ada beberapa yang bergerak dalam
kelihatannya terarah sementara yang lain melayang. Jumlah dan tipe protein yang ada pada
membran sangat bervariasi pada setiap membran dari sel tergantung pada fungsi spesifik yang
diembannya. Secara umum protein membran digolongkan menjadi dua, yaitu protein integral
dan protein perifer.
a. Protein Integral
Protein membran terpadu (integral membrane proteins) adalah protein yang menembus
membran pada kedua permukaannya atau membentang diantara kedua permukaan membran.
Protein integral transmembran protein, dengan daerah hidrofobik yang sepenuhnya span
interior yang hidrofobik membran. Bagian protein terkena interior dan eksterior dari sel
hydrophillic. Protein Integral dapat berfungsi sebagai pori-pori yang memungkinkan ion
selektif atau nutrisi ke dalam sel. Mereka juga mengirimkan sinyal ke dalam dan keluar dari
sel. Protein ini meliputi beberapa jenis, yaitu :
1) Protein Transmembran
Merupakan protein yang menembus membran pada kedua sisi, baik yang satu kali
menembus membran (singlepass protein) ataupun yang beberapa kali menembus membran
(multipass protein). Setiap tembusan membran merupakan struktur α-heliks dengan bagian
yang tertanam dalam lipid bilayer, sehingga masuk akal bila bagian struktur primer protein
yang menembus membran tersusun oleh jenis asam amino yang hidrofobik. Bagian hidrofobik
dari protein tersebut berinteraksi dengan bagian ekor dari fosfolipid, sementara bagian
hidrofiliknya muncul pada kedua permukaan membran (sisi luar dan sisi dalam sitoplasmik).
Bagian protein yang menyembul pada kedua sisi permukaan tentulah bersifat hidrofilik,
sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan air.
2) Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Interior Sel
Protein ini berasosiasi dengan membran bilayer melalui perantaraan ikatan kovalen
dengan rantai asam lemak atau rantai lipid khusus seperti gugus prenyl. Protein ini disintesis
sebagai protein terlarut pada sitosol dan mengalami modifikasi berikatan dengan gugus lipid
secara kovalen pasca translasi, yaitu di dalam retikulum endoplasma dan badan golgi.
3) Protein Integral yang Bagian Utamanya Terletak di Permukaan Membran Sisi Luar Sel
Protein ini berikatan dengan fosfatidil kolin inositol dengan perantaraan oligosakarida
yang berikatan secara kovalen.

b. Protein Perifer
Protein ini merupakan protein yang terletak di daerah perifer dari kedua sisi membran
(sisi sitoplasmik dan sisi luar) dan berinteraksi dengan protein membran lain secara non
kovalen, tidak berinteraksi dengan fosfolipid lapis ganda. Tidak seperti protein yang intergral
span membran, protein perifer berada pada satu sisi membran dan sering melekat pada protein
perifer proteins. Protein integral berfungsi sebagai titik anchor untuk Sitoskeleton atau
ekstraselular serat.

Fungsi dari protein integral dan perifer dalam membran plasma sangat bervariasi,
diantaranya :
a) Sebagai enzim yang melekat membran
Contoh enzim beta glukosidase untuk membebaskan auksin pada sel-sel saat
perkecambahan dan protein integral pada membran mitokondria atau kloroplas yang berfungsi
untuk enzim-enzim transpor elektron (peristiwa oksidasi dan reduksi molekul pembawa protin
dan elektron sambil membentuk ATP secara bersamaan).
b) Sebagai mediator transpor aktif
Contoh pada sel dinding usus halus pada saat menyerap sari makanan ke dalam
pembuluh darah.
c) Sebagai elemen struktural membran plasma
d) Sebagai pompa proton pada membran dalam mitokondria
e) Sebagai reseptor (penerima) hormon dan faktor pertumbuhan sel
Contoh hormon estrogen menempel ke reseptor estrogen dan memberi pesan perintah sel
tersebut untuk melaksanakan sintesis protein sesuai yang dikehendaki (misal sel penanda
pertumbuhan sekunder hewan) untuk kedewasaan seksual.
f) Sebagai identitas sel
Identitas ini biasa dikenali karena protein yang menghadap keluar sel mengandung
oligosakarida. Protein tersebut dinamakan glikoprotein.
g) Sebagai cara membedakan antara sel diri (self) dan sel asing (non self)
Contoh pada reaksi pencangkokan sel asing, sel diri mengenali sel asing karena adanya
perbedaan glikoprotein.
2. Sitoplasma
Sitosol merupakan bagian dari sitoplasma yang berupa cairan di sela-sela organel
berselaput. Sitosol merupakan penyusun sel yang paling dominan yaitu sebanyak 50%. Dalam
sitosol terlarut banyak enzim yang terlibat dalam proses metabolism intermediet. Sebagian
besar enzim yang terdapat dalam sitosol ini disintesis oleh ribosom. Sebagian protein sitosol
berbentuk benang-benang halus yang disebut filament. Filament ini teranyam membentuk
kerangka yang disebut sitoskelet. Sitoskelet ini berfungsi member bentuk pada sel, mengatur
dan menimbulkan gerakan sitioplasma yang beruntun dan berkaitan serta membentuk jaring-
jaring kerja yang mengatur reaksi-reaksi enzimatik.
Pada inti sel, protein terdapat pada DNA yang merupakan senyawa utama yang
membentuk protein. Protein yang disintesis pada ribosom melalui proses replikasi dan
translasi. Ribosom yang terdapat pada RE mempunyai susunan 50 % protein. Pada kompleks
golgi berlangsung proses pembentukan glikoprotein yang merupakan gabungan glukosa dan
protein. Protein yang terbentuk dari asam-asam amino dalam ribosom dibawa ke RE, kemudian
diteruskan ke dalam kompleks golgi yang merupakan tempat terbentuknya glikoprotein.
B. Lipid
Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut di dalam air,
yang dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut non-polar, seperti kloroform atau ester.
Lipida polar adalah komponen utama membran sel, yaitu “tempat” terjadinya reaksi-reaksi
metabolik. Banyak dari sifat membran sel yang merupakan pencerminan kandungan lipida
polarnya. Membran sel berfungsi untuk melindungi sel dari lingkungan dan juga
memungkinkan adanya kompartment- kompartment di dalam sel untuk aktivitas metabolik,
serta terdapat sisi pengenalan atau reseptor yang berbeda-beda yang dapat mengenali sel lain,
mengikat hormon tetentu, dan merasakan berbagai isyarat lain dari lingkungan luar.
(Lehninger, 1982)
Lipida membran yang paling banyak yaitu fosfolipida. Fosfolipida berfungsi terutama
sebagai unsur struktural membran dan tidak pernah disimpan dalam jumlah banyak. Lipida ini
mengandung fosfor dalam bentuk gugus asam fosfat. Fosfolipida utama yang ditemukan pada
membran adalah fosfogliserida, yang mengandung 2 molekul asam lemak yang berikatan ester
dengan gugus hidroksil pertama dan kedua pada gliserol.
Spingolipid juga merupakan komponen membran yang mempunyai kepala bersifat
polar dan 2 ekor non polar, tetapi senyawa ini tidak mengandung gliserol. Spingolipid tersusun
atas satu molekul alkohol amino berantai panjang spingosin, atau satu di antara senyawa
turunannya, dan satu alkohol polar pada bagian kepala. Ada 3 subkelas spingolipid :
1. Spingomielin
Senyawa ini mengandung fosfokolin atau fosfoetanolamin sebagai golongan polar pada
bagian kepalanya. Spingolipid terdapat di hampir semua membran sel-sel hewan, selubung
myelin yang mengelilingi sel-sel syaraf tertentu.
2. Serebrosida
Serebrosida tidak mengandung fosfat dan tidak memiliki muatan listrik karena gugus
polar kepalanya bersifat netral. Serebrosida seringkali disebut glikospingolipid karena gugus
pada bagian kepala molekul ini secara khas terdiri dari satu atau lebih unit gula. Golongan ini
adalah glikolipida, suatu nama umum bagi lipida yang mempunyai gugus gula. Beberapa nama
spesifiknya yaitu galaktoserebrosida yang secara khas ditemukan pada membran sel otak dan
glukoserebrosida yang mengandung D-glukosa terdapat di dalam membran sel jaringan bukan
syaraf.

C. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan salah satu senyawa yang terdiri atas karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi pada hewan dan tumbuhan. Pada
kebanyakan tumbuhan, karbohidrat juga sebagai penyusun penting dinding sel yang berperan
sebagai elemen penyokong. Jaringan hewan memiliki karbohidrat yang lebih sedikit.
Karbohidrat yang penting diantaranya adalah glukosa, galaktosa, glikogen, gula amino dan
polimernya.
Karbohidrat terbagi atas beberapa golongan diantaranya :
1. Monosakarida.
Ini merupakan gula paling sederhana dengan formula empirik Cn(H2O)n. Klasifikasi
monosakarida berdasarkan jumlah atom karbon misalnya triose, heksose. Pentose, ribose, dan
deoksiribose ditemukan dalam molekul asam nukleat. Pentose dan ribulose sangat penting
dalam fotosintesis. Sedang glikose dan heksose adalah sumber utama energi pada sel. Heksose
yang penting lainnya adalah galaktose, terdapat pada laktose disakarida, dan fruktose (levulose)
pembentuk bagian dari sukrose.
2. Disakarida.
Disakarida merupakan gula yang dibentuk oleh kondensasi dua monomer monosakarida yang
kehilangan satu molekul air. Formula empiriknya C12H22O11. Golongan ini yang paling penting
adalah sukrose dan maltose pada tumbuhan dan laktose pada hewan.
3. Polisakarida.
Polisakarida merupakan hasil kondensasi antara banyak molekul monosakarida dengan
kehilangan molekul air. Formula empiriknya (C6H10O5)n. Bila dihidrolisis menghasilkan
molekul gula sederhana. polisakarida yang paling penting pada organisme hidup adalah
amilum dan glikogen, subtansi cadangan makanan dalam sel tumbuhan dan hewan serta
selulosa yang merupakan elemen struktural penting pada sel tumbuhan. Amilum merupakan
kombinasi dua molekul monosakarida yang panjang dimana tersusun atas amilosa yang tak
bercabang dan amilopektin yang memiliki cabang. Sedangkan glikogen tersusun atas banyak
molekul glukosa. Ini terdapat pada banyak jaringan dan organ, yang terbesar terdapat di sel hati
dan serabut otot.
4. Polisakarida kompleks dan glikoprotein.
Disamping polisakarida yang tersusun oleh monomer heksosa, juga terdapat molekul yang
lebih panjang dan kompleks yang mengandung nitrogen amino yang dapat mengalami asetilasi
atau subtitusi dengan asam sulfat atau asam fosfat. Semua polimer ini sangat penting dalam
organisme molekuler terutama sebagai subtansi interseluler. Polisakarida ini bersifat bebas atau
terikat dengan protein sebagai contoh :
a. Polisakarida netral.
Hanya mengandung asetilglikosamin contohnya khitin yakni subtansi penyokong pada insekta
dan crustaceae.
b. Mukopolisakarida asidik.
Mengandung asam sulfat atau lainnya dalam molekul itu. Molkekul ini sangat bersifat
basofilik. Yang termasuk adalam golongan ini yaitu heparin, kondriotin sulfat, umbilical cord,
asam hialuronat.
c. Glikoprotein.
Suatu komplek yang tersusun dari protein dan gugus prostetik karbohidrat. Beberapa
monosakarida seperti galaktosa, manosa, juga N-asetil-D-glukosamin dan asam sialat dapat
ditemukan dalam molekul ini. Glikoprotein dapat dibedakan menjadi dua macam
yakni glikoprotein intraseluler dan glikoprotein sekretorik.
Karbohidrat pada membran plasma terikat pada protein atau lipida dalam bentuk
glikolipida dan glikoprotein. Glikolipida merupakan kumpulan berbagai jenis unit-unit
monosakarida yang berbeda seperti gula-gula sederhana D-glukosa, D-galaktosa, D-manosa,
L-fruktosa, L-arabinosa, D-xylosa, dan sebagainya. Karbohidrat ini memegang peranan
penting dalam berbagai aktivitas sel, antara lain dalam sistim kekebalan. Karbohidrat pada
membran plasma merupakan hasil sekresi sel dan tetap berasosiasi dengan membran
membentuk glikokaliks. Biasanya para dokter dapat mengetahui setiap sel normal atau
abnormal melalui glikolipid dan glikoproteinnya.

Molekul glikoforin membran


Untuk membran plasma pada eukariot memiliki karbohidrat yang terikat secara kovalen
dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari memran plasma berjumlah sekitar 2 –
10% dari total berat membran plasma, bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh
membran plasma sel darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 % karbohidrat. Dari
8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk glikolipid dan 93% berikatan dengan
protein membentuk glikoprotein.
Komponen penyusun membran sel
Selaput plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida pada
bagian luar selaput berbeda dengan lipida pada selaput bagian dalam. Demikian pula
polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid bilayer juga berbeda. Penyabaran
karbohidrat juga asimetris. Rantai-rantai molekul dari sebagian besar glikolipid, glikoprotein
dan dan proteo glikan pada selaput plasma tidak pernah berada pada permukaan sitosolik.

D. Asam Nukleat
Friedrich Miescher (1844-1895) adalah orang yang mengawali pengetahuan mengenai
kimia dan inti sel. Pada tahun 1868, dilaboratorium Hoppe-Syler di Tubingen, beliau memilih
sel yang terdapat pada nanah bekas pembalut luka, kemudian sel-sel tersebut dilarutkan dalam
asam encer dan dengan cara ini diperolehinti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan dengan
cara ekstraksi terhadap inti sel diperoleh suatu zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam
asam. kemudian zat ini dinamakan “nuclein” sekarang dikenal dengan nama nucleoprotein.
Selanjutnya dibuktikan bahwa asam nukleat merupakan salah satu senyawa pembentuk sel dan
jaringan normal.
Beberapa fungsi penting asam nukleat adalah menyimpan, menstransmisi, dan
mentranslasi informasi genetik; metabolisme antara (intermediary metabolism) dan reaksi-
reaksi informasi energi; koenzim pembawa energi; koenzim pemindah asam asetat, zat gula,
senyawa amino dan biomolekul lainnya; koenzim reaksi oksidasi reduksi.
Asam nukleat adalah salah satu makromolekul penting pada makhluk hidup. Terdapat
dua macam asam nukleat pada makhluk hidup, yaitu dalam bentuk DNA (Deoxyribonucleic
Acid) atau RNA (Ribonucleic Acid). Keduanya merupakan molekul pembawa informasi
genetik. Tipe polimer dari molekul DNA dan RNA mempunyai struktur yang panjang dari
ikatan monomer nukleotida yang berulang. Urutan nukleotida dalam asam nukleat membentuk
sebuah kode yang menyimpan dan meneruskan informasi sel yang dibutuhkan dalam
pertumbuhan sel dan reproduksi. Satu nukleotida juga melakukan pemindahan energi atau
komponen reaktan dari satu sistem ke sistem lain di dalam sel.
Masing-masing nukleotida terdiri atas basa nitrogen, gula berkarbon lima, satu atau
lebih phosphat, semua komponen tersebut dihubungkan oleh ikatan kovalen. Berikut akan
dibahas masing-masing penyusun nukleotida.
1. Basa Nitrogen
terdiri atas dua jenis, yaitu basa nitrogen purin dan pirimidin yang berbentuk cincin nitrogen
dan karbon.
a. Basa Nitrogen Pirimidin
Terdiri atas satu cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas uracil (U), thymine (T), dan cytosine
(C)
b. Basa Nitrogen Purin
Terdiri atas dua cincin karbon dan nitrogen. Terdiri atas adenine (A) dan Guanine (G).
Semua informasi genetic makhluk hidup terletak pada susunan liniar empat base tersebut. Oleh
karena itu keempat base tersebut mengkode struktur primer semua macam protein (yang terdiri
dari 20 asam amino).

2. Gula Pentosa
Yaitu gula yang terdiri dari lima atom karbon. Pentose yang menyusun asam nuklrotida adalah
ribose dan deoksiribosa. Deoksiribosa adalah pentose yang menyusun DNA, sedangkan ribose
adalah pentose yang menyusun RNA. Perbedaan antara keduanya adalah pada oksigen pada
carbon nomor 2’ tidak ada pada deoksiribose.

3. Phospat
Gugusan pospat yang mengikat molekul basa nitrogen dengan gula pentosa dengan ikatan ester.
Nukleotida merupakan nukleosida yang gugus gula pada posisi 5’-nya mengikat asam
fosfat (gugus fosfat) dengan ikatan ester. Nukleosida terdiri atas pentosa ( deoksiribosa atau
ribosa) yang mengikat suatu basa (derivat purin atau pirimidin) melalui ikatan glikosida.
Berikut merupakan perbandingan purin dan pirimidin pada nukleotida dan nukleosida :
Basa Nukleosid Nukleotid
1. Purin
Adenin Adenosin Adenosin monoposfat (AMP) = asam adonilat
Guanin Guanosin Guanosin monoposfat (GMP) = asam guanilat
Hipoksantin Inosin Inosin monoposfat (IMP) = asam inosinat
2. Pirimidin
Urasil Uridin Uridin monoposfat (UMP) = asam uridilat
Cytosine Cytidine Cytidine monoposfat (CMP) = asam sitidilat
Timin Timidin Timidin monoposfat (TMP) = asam timidilat

Nukleosida dalam bentuk bebas ada memiliki fungsi penting bagi kesehatan contohnya,
puromisin yang berfungsi sebagai antibiotik yang menghambat sintesis protein ( dihasilkan
oleh streptomyces). Arabinosil sitosin dan arabinosil adenin sebagai anti virus dan anti jamur.
Nukleotida terdapat sebagai molekul bebas atau berikatan dengan dengan sesama nukleotida
membentuk asam nukleat. Contohnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Basa
RNA DNA
Nitrogen
Adenin (A) Adenosin 5’-monofosfat Deoksi Adenosin 5’-monofosfat
(AMP) (dAMP)
Guanin (G) Guanosin 5’-monofosfat Deoksi Guanosin 5’-monofosfat
(GMP) (dGMP)
Timin (T) ------------------- Deoksi Timidin 5’-monofosfat
(dTMP)
Sitosin (C) Sitidin 5’-monofosfat Deoksi Sitidin 5’-monofosfat
(CMP) (dCMP)
Urasil (U) Uridin 5’-monofosfat ------------------
(UMP)

Beberapa nukleotida yang mempunyai fungsi penting dalam sel misalnya Adenosin 5’
monofosfat (AMP), Adenosin 5’ –difosfat (ADP) dan Adenosin 5’-trifosfat (ATP) yang
berperan penting dalam transfer gugus fosfat untuk menerima dan mengantar energi.
Nukleotida lain yang berbentuk siklik seperti Adenosin 3’-5’- siklik monofosfat ( AMP-siklik
atau cAMP) berperan sebagai kurir sekunder dalm mengendalikan metabolisme hormon
adrenalin. Nukleotida bebas lain adalah guanosin siklik monofosfat ( GMP siklik = cGMP )
yang diduga berfungsi sebagai penghambat enzim yang dirangsang oleh cAMP. Selain itu
diketahui beberapa trifosfonukleotida selain ATP yang berperan dalam berbagai reaksi
dalam sel. Misalnya CTP (Sitidin 5’- trifosfat) terlibat dalam biosintesis fosfolipid, UTP
berperan dalam biosintesis berbagai senyawa karbohidrat. CTP dan UTP juga digunakan dalam
biosintesis RNA dan DNA
1) Struktur Asam Deoksiribonukleat (DNA)
Asam ini adalah polimer yang terdiri atas molekul-molekul deoksiribonukleotida yang terikat
satu sama lain sehingga membentuk rantai polinukleotida yang panjang. Molekul DNA yang
panjang ini terbentuk oleh ikatan antara atom C nomor 3 dengan atom C nomor 5 pada molekul
deoksiribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Secara kimia DNA mengandung karakteri/sifat
sebagai berikut:
a. Memiliki gugus gula deoksiribosa.
b. Basa nitrogennya guanin (G), sitosin (C), timin (T) dan adenin (A).
c. Memiliki rantai heliks ganda anti paralel
d. Kandungan basa nitrogen antara kedua rantai sama banyak dan berpasangan spesifik satu
dengan lain. Guanin selalu berpasangan dengan sitosin ( G –C), dan adenin berpasangan
dengan timin (A - T), sehingga jumlah guanin selalu sama dengan jumlah sitosin. Demikian
pula adenin dan timin.
Berikut merupakan gambar struktur dari DNA :
2) Struktur Asam Ribonukleat (RNA)
Asam ribonukleat adalah suatu polimer yang terdiri atas molekul-molekul ribonukleotida.
Seperti DNA asam ribonukleat terbentuk oleh adanya ikatan antara atom C nomor 3 dengan
atom C nomor 5 pada molekul ribosa dengan perantaraan gugus fosfat. Rumus strukturnya
sama dengan gambar 10.2 tetapi gulanya adalah ribosa ( atom C nomor 2 mengikat gugus OH)
RNA memiliki sifat spesifik yang berbeda dengan sifat kimia DNA, yakni dalam hal:
a. Gula pentosanya adalah ribosa
b. RNA memiliki ribonukleotida guanin(G), sitosin (C), adenin (A) dan Urasil (U) pengganti
Timin pada DNA.
c. Untai fosfodiesternya adalah untai tunggal yang bisa melipat membentuk jepit rambut seperti
untai ganda.Beda dengan DNA bentuk molekulnya heliks ganda.
d. Prosentasi kandungan bas tidak harus sama, pasangan adenin tidak harus sama dengan urasil,
dan sitosin tidak harus sama dengan guanin.
Ada tiga jenis RNA yaitu tRNA (transfer RNA), mRNA (messenger RNA) dan rRNA
(ribosomal RNA). Ketiga macam RNA ini mempunyai fungsi yang berbeda-beda, tetapi
ketiganya secara bersama-sama mempunyai peranan penting dalam sintesis protein. Berikut
merupakn perbandingan struktur DNA dengan RNA :
Di dalam sel, asam nukleat ada pada tiga organel, yaitu pada mitokondria, kloroplas, dan inti
sel. Berikut penjelasannya :
1. Inti sel (nucleus)
Inti sel ini mempunyai 3 komponen yaitu nukleoplasma, kromosom, dan nucleolus. Dalam
nucleus, DNA berada dalam kromosom. Di dalam kromosom terdapat benang-benang DNA
yang berperan dalam sintesis protein dan factor hereditas. Selain DNA di dalam nucleus juga
terdapat RNA.
2. Mitokondria
Asam nukleat yang terdapat dalam mitokondria adalah deoksiribinukleat (DNA). DNA
mitokondria yang terdapat dalam matriks organel dinyatakan sebagai genom mitokondria.
DNA mitokondria berperan sebagai penanda molekul untuk studi genetika populasi,
penelusuran asal usul dan pelacakan beberapa penyakit degenerate, penuaan, dan kanker.
3. Kloroplas
Menurut De Roberties,dkk (1975:240) bahwa antara 3-5% berat kering kloroplas adalah
RNA. DNA dalam kloroplas dikenal sebagai system genetic non kromosal atau hereditas
sitoplasmik. Selain itu kloroplas memiliki DNA dan RNA yang spesifik yang mempunyai
kapasitas dalam sintesis protein dan proses pembelahan.
BAB III
KESIMPULAN

Ada beberapa makromolekul yang mempunyai peranan penting dalam aktivitas sel,
diantaranya adalah :
1.Makromolekul Protein
Protein merupakan makromolekul yang tersususn dari macam – macam asam amino. Asam-
asam amino ini dapt bergabung karena ada ikatan peptide.
2.Makromolekul Lipid
Lipid memiliki ciri tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik seperti benzen, aseton,
kloroform, dan karbotetraklorida, mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen,
kadang-kadang juga mengandung nitrogen fosfor. Fungsi lipid secara umum sebagai
penyimpan energi, sebagai komponen struktur membran, sebagai lapisan pelindung, sebagai
vitamin dan hormon.
3.Makromolekul Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-
senyawa ini bila dihidrolisa. Adapun klasifikasi karbohidrat yang terdapat pada sel adalah :
a. Monosakarida
b. Disakarida
c. Polisakarida
d. Polisakarida Kompleks dan Glikoprotein
4.Makromolekul Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polimer dari monomer –monomer yang disebut nukleotida. Setiap
nukleotida terdiar dari tiga bagian yaitu: gula berkarbon lima (pentose), bas anitrogen dan
gugus fosfat. Fungsi dari asam nukleat adalah sebagai agen genetik dan menyimpan energi
biologi dalam membantu proses reaksi–reaksi dalam tubuh.

Anda mungkin juga menyukai