Anda di halaman 1dari 10

KECEMASAN DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN STROKE

ANXIETY AND QUALITY OF LIFE OF PATIENT WITH STROKE

Zulfira Ananda1, Devi Darliana2


1
Mahasiswa Pogram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
e-mail: zulfiraananda2@ yahoo.com;.Devi.darliana@yahoo.co.id

ABSTRAK
Stroke menyebabkan kehilangan fungsi motorik, kehilangan komunikasi, kerusakan fungsi kognitif serta
perubahan psikologi yang dapat menjadi sumber kecemasan pada pasien stroke bahkan kematian.Kecemasan
pada pasien stroke dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap kualitas hidupnya. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui hubungan kecemasan dengan kualitas hidup pasien stroke di Poliklinik Saraf Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Jenis penelitian adalah deskriptif korelatif.Sampel sebanyak 96
responden dengan menggunakan metode purposive sampling. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner
baku dari Beck Anxiety Inventory (BAI)dengan 21 item pertanyaan berbentuk skala likert dan kuesioner baku
dari WHOQOL-BREFdengan 26 pertanyaan berbentuk skala likert terkait kualitas hidup seseorang. Data
dianalisis mengunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara kecemasan
andengan kualitas hidup dengan (p-value = 0,000). Diharapkan bagi perawat dan Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Zainoel Abidin Banda Aceh agar dapat memberikan informasi kesehatan terkait penyakit stroke,
memberikan pelayanan dengan penuh perhatian, meningkatkan perhatian serta memberikan support mental dan
support sistem sehingga dapat mengurangi kecemasan dan dapat meningkatkan kualitas hidup pada pasien
stroke.

Kata Kunci: kecemasan, kualitas hidup, stroke


ABSTRACT
Stroke patients with impaired physical condition is very susceptible to pull away and felt himself powerless. A
stroke causes loss of motor function, loss of communication, cognitive function and psychological changes that
can be a source of anxiety in the patient of stroke even death. Anxiety in the patient of stroke can affect patients
' perceptions of the quality of his life. The purpose of this research was to know the correlation between anxiety
and quality of life of patient with stroke. This research was a descriptive correlation with cross sectional study
design. This research decidednon-probability sampling using a purposive technique as sampling technique with
total sample 96 respondents. The data was collected using raw questionnaire shaped Beck Anxiety Inventory
(BAI) and WHOQOL-BREF questionnaire. The data was analyzed using univariate and bivariate analysis. The
results showed that there is a correlation between anxiety and quality of life in patients with stroke in
Neurological Clinic Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh (p-value = 0,000).
Recommandation for nurse and dr. Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh are to provide a health information
about stroke, give an attentive service, increase attention, and mental support. It brings to low anxiety and
increase quality of life patient with stroke.

Keywords: Anxiety, Quality of life, Stroke

1
PENDAHULUAN gangguan neurologi seperti, kehilangan
Stroke atau cedera serebrovaskular motorik, kehilangan komunikasi, gangguan
(CVA) adalah penurunan suplai darah ke persepsi, disfungsi kandung kemih serta
bagian otak sehingga mengakibatkan kerusakan fungsi kognitif dan efek psikologi.
hilangnya fungsi otak (Smeltzer & Bare, Kehilangan fungsi motorik dapat berupa
2001,p.2131). Stroke merupakan gangguan hemipelgia (kelumpuhan pada salah satu sisi)
fungsi saraf lokal atau global, munculnya dan hemiparesis (kelemahan pada salah satu
secara mendadak, progresif, dan cepat sisi tubuh) dikarenakan saraf motorik
(RISKESDAS, 2013, p.91). Stroke melintasi medulla sebelum memasuki
menggambarkan kurangnya suplai oksigen sumsum tulang belakang dan perifer .
pada jaringan otak yang dapat menyebabkan Gangguan ini dapat menimbulkan perubahan
nekrosis pada jaringan otak (Kowalak, Welsh, penampilan, struktur, dan fungsi bagian
Mayer, 2011, p.334). Normalnya otak tubuh pada penderitanya (Ignatavicius, &
memerlukan suplai glukosa dan oksigen Workman, 2006, p.1035). Berdasarkan
secara terus menerus yang disalurkan melalui penelitian yang dilakukan oleh Fruhwald,
sirkulasi dan membutuhkan 15% dari curah Loffer, Eher, Saletu, Baumhackl, (2001) yang
jantung serta 20% dari konsumsi oksigen total berjudul Relation between depresion, anxiety
tubuh (Price & Wilson, 2005, p.1130). and quality of life: a study of patients
Berdasarkan data American Heart compared to chronic low back pain and
Association (AHA) stroke menduduki urutan myocardial ischemia patients menunjukkan
ketiga penyebab kematian di Amerika setelah bahwa ada hubungan signifikan antara pasien
penyakit jantung dan kanker serta merupakan yang mengalami kecemasan akan cenderung
penyakit penyebab kecacatan tertinggi di memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas
dunia. Sekitar 795.000 orang di Amerika hidupnya. Kualitas hidup menggambarkan
Serikat mengalami stroke setiap tahunnya, persepsi individu terhadap kondisi
dengan 610.000 orang mendapatkan serangan kesehatannya, kesejahteraan hidupnya serta
stroke untuk pertama kalinya dan 185.000 kepuasan hidup yang dapat mempengaruhi
orang dengan serangan stroke berulang kesehatan secara umum. Kualitas hidup
(AHA, 2016, p.5). pasien yang cenderung rendah dapat
Di Indonesia stroke mengakibatkan mempengaruhi setiap aspek kehidupannya
sekitar 51% angka kematian setiap tahunnya. mulai dari kesehatan fisik, mental, status
Kematian akibat stroke di perkirakan akan fungsional, kemandirian, hubungan pribadi
terus meningkat men capai 23,3 juta kematian dan fungsi sosial (WHOQOL-BREF, 2012).
pada tahun 2030. Prevalensi penyakit stroke Berdasarkan data awal yang diperoleh
di Indonesia berdasarkan Diagnosis Tenaga dari Poliklinik Saraf RSUD dr. Zainoel
Kesehatan (Nakes) yaitu sekitar 7,0% dengan Abidin Banda Aceh tahun 2017, angka
jumlah estimasi absolut sebesar 1.236.825 kejadian pasien stroke di poliklinik saraf sejak
orang, sedangkan di Aceh jumlah penderita Januari 2017 hingga Februari 2017 sebanyak
stroke berdasarkan data Kementrian 741 kasus pasien stroke yang terbagi dalam
Kesehatan pada tahun 2013 mencapai 10,8% stroke iskemik, stroke hemoragi dan post
dengan jumlah estimasi absolut sebesar stroke (Rekam Medis, 2017). Hasil
34.313 orang (Kemenkes, 2013, p.3). Stroke wawancara awal penulis terhadap 5 (lima)
dapat menimbulkan permasalahan yang orang pasien stroke yang berobat jalan di
kompleks dan dapat mengakibatkan berbagai poliklinik saraf Rumah Sakit Umum dr.
2
Zainoel Abidin Banda Aceh pada tanggal 13 HASIL
Maret 2017, dari 5 (lima) pasien yang di
wawancara terdapat 4 (empat) orang pasien Tabel 1.Karakteristik Responden
menyatakan perasaan sedih, cemas, tidak No Kategori f %
berdaya atau mengalami keterbatasan fisik, 1 Usia Menurut Depkes RI
(2009)
sulit menerima kondisi saat ini, merasa kurang Dewasa akhir (36-45 tahun) 2 2,1
berguna sehingga menarik diri dari Lansia awal (46-55 tahun) 19 19,8
lingkungan sekitar dan aktifitas serta Lansia akhir (56-65 tahun) 36 37,5
kebutuhan hidupnya perlu di bantu oleh Manula (>65 tahun) 39 40,6
2 Jenis kelamin
keluarga, sedangkan 1 (satu) orang lagi Laki-laki 56 58,3
menyatakan tetap bersemangat untuk Perempuan 40 41,7
menjalani hidupnya dan dapat menerima
keadaan serta kondisi fisiknya sekarang. 3 Pendidikan
Tinggi 14 14,6
Berdasarkan uraian diatas peneliti Menengah 36 37,5
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Rendah 46 47,9
“Hubungan Kecemasan Dengan Kualitas 4 Status Perkawinan
Hidup Pada Pasien Stroke di Poliklinik Saraf Menikah 75 78,1
Janda 8 8,3
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Duda 13 13,5
Abidin Banda Aceh”. 5 Lama Menderita Stroke
≤ 1 tahun 3 3,1
METODE ≤ 2 tahun 54 56,3
≤ 3 tahun 30 31,3
Metode penelitian yang digunakan ≤ 4 tahun 8 8,3
adalah deskriptif korelatifdengan desain ≤ 5 tahun 1 1,0
penelitian menggunakancross sectional 6 Serangan Stroke yang ke
study.Teknik pengumpulan data adalah 2 86 89,6
3 10 10,4
kuesioner dalam bentuk skala likert yang
terdiri dari 21 pertanyaan terkait kecemasan Total 96 100,0
dan 26 pertanyaan terkait kualitas hidup. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
Penelitian ini telah dilakukan dari tanggal 10 bahwa data demografi usia responden
mei sampai dengan 8 juni 2017 di Poliklinik didominasikan oleh usia Manula ≥ 65 tahun
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel dengan jumlah 39 responden (40,6%),
Abidin Banda Aceh. Populasi pada penelitian sebagian besar jenis kelamin pada penelitian
ini adalah semua pasien stroke di poliklinik ini adalah laki-laki dengan jumlah 56
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel responden (58,3%), mayoritas pendidikan
Abidin Banda Aceh.Teknik pengambilan terakhir pada penelitian ini adalah pendidikan
sampel adalahnon-probability sampling rendah sebanyak 46 responden (47,9%), status
dengan jumlah sampel sebanyak 96 perkawinan yang paling banyak adalah
responden.Teknik pengumpulan data adalah menikah dengan jumlah 75 responden
kuisioner dalam bentuk skala Likert yang (78,1%), lama menderita stroke tertinggi
terdiri dari 21 item pertanyaan kecemasan dan yaitu responden yang menderita penyakit ≤ 2
26 item pertanyaan kualitas hidup.Metode tahun dengan jumlah 54 responden (56,3%),
analisis data menggunakan uji chi square. dan serangan stroke yang paling banyak yaitu
serangan stroke yang ke 2 (dua) dengan
jumlah 86 responden (89,6%).
3
PEMBAHASAN
Tabel 2. Distribusi Kecemasan Pasien Stroke Berdasarkan hasil pengolahan data, usia
No Kategori f % yang paling dominan pada penelitian ini yaitu
1 Ringan 15 15,6 responden yang berumur >65 tahun (manula)
2 Sedang/Berat 81 84,4
yang diperlihatkan pada table1 dengan jumlah
Total 96 100,0 39 responden (40,6%).
Berdasarkan tabel 2 menunjukkan Usia tua lebih rentan mengalami
bahwa sebanyak 81 orang (84,4%) pasien kecemasan dibandingkan usia muda. Hal ini
stroke mengalami kecemasan sedang/berat. berkaitan dengan status kesehatan umum
seseorang, usia tua menggambarkan
Tabel3Distribusi Kualitas Hidup Pasien
terjadinya penurunan kemampuan tubuh
Stroke
untuk beradaptasi dengan stress lingkungan,
No Kualitas f %
kondisi fisik yang melemah, daya ingat mulai
Hidup
1 Baik 25 26,0 menurun dan tubuh yang tidak produktif lagi,
2 Kurang 71 74,0 penurunan panca indera yang membuat pasien
Total 96 100,0 usia tua lebih banyak bergantung kepada
Berdasarkan table3 menunjukkan orang lain untuk memenuhi semua kebutuhan
bahwa sebanyak 71 orang (74,0%) pasien hidupnya, sehingga dapat memicu kecemasan
stroke mempersepsikan kualitas hidupnya yang berat pada pasien Stuart & Sundden
kurang. (1998, p.181).
Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Tabel 4 Distribusi Hubungan Kecemasan penelitian Bays (2001) di Amerika Serikat
Dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Stroke yang menunjukkan bahwa pasien stroke
Kecem Kualitas Hidup dengan usia lanjut kurang siap menghadapi
asan Baik Kurang Total α P-
val
dan menyikapi masa tuanya sehingga para
f % f % f %
ue lanjut usia kurang dapat memecahkan masalah
Ringan 12 80 3 20,0 15 100 0, 0,00 yang dihadapi serta lebih sering merasa
,0 05 0 dirinya tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidak
Sedang 13 16 6 84,0 81 100
/Berat ,0 8
ikhlasan menerima kenyataan baru seperti
Total 25 26 7 74,0 96 100 penyakit yang tidak kunjung sembuh.
,0 1 Berdasarkan hasil penelitian dapat
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan dijelaskan bahwa, usia yang paling dominan
bahwa dari 81 orang (100%) pasien stroke yaitu responden yang berumur >65 tahun
yang mengalami kecemasan sedang/berat, (manula) yang diperlihatkan pada table1
terdapat 68 (84,0%) pasien stroke yang juga dengan jumlah 39 responden (40,6%). Hasil
mempersepsikan kualitas hidupnya kurang. tersebut disebabkan karna usia tua mengalami
Melalui uji statistik denganFisher's Exact banyak penurunan fungsi tubuh, psikologis
Test, didapatkan bahwa nilai P-value = 0,000 dan penurunan daya tahan tubuh yang
(Lampiran13). Kesimpulannya P-value <0,05 membuat kelompok usia ini lebih rentan
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang terhadap penyakit. Hal ini terlihat sebanyak
bearti ada hubungan antara kecemasan dengan 32 orang (33,0%) pasien stroke mengatakan
kualitas hidup pada pasien stroke di Poliklinik bahwa mengalami kesemutan atau mati rasa
Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel dalam jumlah berat, terdapat 38 orang
Abidin Banda Aceh.
4
(39,2%) pasien stroke yang juga merasakan salah satu pencetus terjadinya stroke. Dimana
tubuhnya terasa lemah asap rokok yang masuk ke dalam tubuh
Berdasarkan hasil pengolahan data, membuat dinding pembuluh darah menjadi
menunjukkan bahwa sebagian besar kaya dengan plak-plak seperti kolesterol yang
responden pada penelitian ini berjenis kelamin tersumbat dan menggumpal di pembuluh
laki-laki yang diperlihatkan pada table1 darah, jika penyumbatan terjadi di bagian otak
dengan jumlah 56 orang (58,3%). Banyaknya membuat darah tidak mampu mensuplai
angka kejadian stroke pada laki-laki nutrisi dan oksigen pada sel-sel otak sehingga
disebabkan karena gaya hidup yang buruk membuat sel otak mati. Laki-laki didalam
seperti kebiasaan merokok, zat-zat beracun keluarga merupakan orang yang bertangggung
yang terdapat didalam rokok dapat merusak jawab mencari nafkah untuk anggota
dinding pembuluh darah sehingga keluarganya, laki-laki harus bekerja untuk
menyebabkan pembuluh darah menjadi mendapatkan penghasilan yang mampu
sempit dan plak-plak seperti kolesterol mudah mencukupi segala kebutuhan keluarga. Hal ini
menempel. terlihat bahwa sebanyak 40 orang (41,2%)
Hasil penelitian ini didukung oleh pasien stroke tidak puas dengan
penelitian yang dilakukan oleh (Thomas & kemampuannya dalam bekerja setelah
Lincoln, 2008) menyatakan bahwa laki-laki terserang stroke.
didalam keluarga merupakan orang yang Berdasarkan hasil pengolahan data,
bertangggung jawab mencari nafkah untuk menunjukkan bahwa sebagian besar
anggota keluarganya, laki-laki harus bekerja responden dengan status perkawinan yaitu
untuk mendapatkan penghasilan yang mampu menikah yang diperlihatkan pada tabel 1
mencukupi segala kebutuhan keluarga untuk dengan jumlah 75 orang (78,1%).
menjalankan kehidupan sehari-hari. Ketika Penelitian ini didukung oleh pendapat
pasien didiagnosa stroke oleh dokter, maka American Psychological Assosiation, (2005)
setiap aspek kehidupannya mulai berubah, yang menyatakan bahwa bagi sebagian orang,
pasien akan mengalami keterbatasan fisik pernikahan dapat dinilai sebagai suatu stresor
yang dapat menghambat tanggung jawabnya dikarenakan orang yang menikah memiliki
dalam mencari nafkah. Pembatasan aktifitas tanggungan hidup yang lebih besar
akan membuat pasien tidak dapat bekerja dibandingkan yang tidak menikah.
secara maksimal yangmenyebabkan Kecemasan juga dapat terjadi karena
pendapatan semakin berkurang. Pasien juga kenyataan tidak sesuai dengan harapan yang
harus memikirkan biaya pengobatan untuk diinginkan.
menyembuhkan penyakitnya, tentu biaya yang Berdasarkan hasil penelitian dapat
dibutuhkan tidaklah sedikit. Hal ini akan dijelaskan bahwa, sebagian besar responden
mempengaruhi kondisi mental pasien dengan status perkawinan yaitu menikah yang
terhadap kecemasan. diperlihatkan pada tabel 1 dengan jumlah 75
Berdasarkan hasil penelitian dapat orang (78,1%). Hal ini disebabkan karena
dijelaskan bahwa, sebagian besar responden reaksi psikologis, dukungan motivasi, dan
berjenis kelamin laki-laki yang diperlihatkan perhatian yang diberikan oleh masing-masing
pada tabel 1 dengan jumlah 56 orang (58,3%). pasangan berbeda-beda. Dimana tidak semua
Hal ini disebabkan karena laki-laki memiliki orang dengan status menikah dapat menerima
kebiasaan dan gaya hidup yang buruk seperti kondisi pasangannnya setelah terserang
kebiasaan merokok, merokok merupakan stroke, sehingga membuat pasien sangat
5
tergantung pada pasangannya, pasien menjadi menderita stroke ≤ 2 tahun yang diperlihatkan
tidak berdaya, kualitas hidupnya kurang serta pada tabel 1 dengan jumlah 54 orang (56,3%).
dapat meningkatkan tingkat kecemasan pada Hasil penelitian ini didukung oleh
pasien. Hal ini terlihat sebanyak 26 orang penelitian yang dilakukan oleh (Morris,
(26,8%) pasien stroke tidak puas atas Wijck, Joice, & Donaghy, 2013, p.293) yang
dukungan yang diperoleh dari teman/keluarga. menyatakan bahwa pasien yang menderita
Berdasarkan hasil pengolahan data, stroke ≥ 6 bulan lebih berpotensi merasakan
menunjukkan bahwa pendidikan terakhir pada kecemasan, dikarenakan kondisi stroke ≥ 6
penelitian ini yaitu responden dengan bulan sudah mulai menunjukkan gejala-gejala
pendidikan rendah yang diperlihatkan pada kecemasan, kondisi fisik yang semakin
tabel 1 dengan jumlah 46 orang (47,9%). memburuk, pasien juga berada pada tahapan
Penelitian ini didukung oleh penelitian yang belum mampu untuk menerima kondisi
yang dilakukan oleh (Dinarsari & Dewi, fisiknya setelah stroke serta adanya
2009) yang menunjukkan bahwa Pendidikan pembatasan-pembatasan aktifitas setelah
dan ilmu pengetahuan akan sangat stroke.
mendukung terhadap perkembangan penyakit Berdasarkan hasil penelitian dapat
yang diderita pasien, cara pasien mengatasi dijelaskan bahwa,mayoritas responden dalam
setiap gejala yang muncul dan mencegah penelitian ini mengalami lama menderita
komplikasi. Kecemasan dapat terjadi pada stroke ≤ 2 tahun yang diperlihatkan pada tabel
individu dengan tingkat pengetahuan yang 1 dengan jumlah 54 orang (56,3%). Hal ini
rendah, hal ini disebabkan karena kurangnya sebabkan oleh sejauh mana kepedulian pasien
informasi yang diperoleh dan kurangnya terhadap penyakit yang sedang dideritanya,
kemauan mencari informasi terkait kemauan pasien dalam mencari informasi
penyakitnya, hal tersebut membuat pasien terkait penyakitnya.Jika semakin
menjadi kurang memahami masalah memburuknya kondisi pasien maka semakin
kesehatan yang sedang dihadapi. lama pula pasien untuk sembuh. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian dapat terlihat bahwa sebanyak 30 orang (30,9%)
dijelaskan bahwa, pendidikan terakhir pada pasien stroke sangat sedikit memiliki
penelitian ini yaitu responden dengan ketersediaan informasi terkait penyakit stroke.
pendidikan rendah yang diperlihatkan pada Berdasarkan hasil pengolahan data,
tabel 1 dengan jumlah 46 orang (47,9%). menunjukkan bahwa tingkat kecemasan
Pasien stroke dengan pendidikan rendah paling tinggi yaitu kecemasan sedang/berat
biasanya kurang mau mencari informasi yang diperlihatkan pada table2 dengan jumlah
terkait penyakitnya, sehingga mengakibatkan 81 orang (84,4%).
pasien menjadi kurang memahami masalah Hasil penelitian ini sejalan dengan
kesehatan yang sedang dihadapi. Hal ini penelitian yang dilakukan oleh Thomas &
terlihat sebanyak 37 orang (38,1%) pasien Lincoln, (2008, p.1241) yang berjudul
stroke lebih sering membutuhkan terapi medis Predictors of Emotional Distress After Stroke
untuk dapat berfungsi dalam kehidupan menunjukkan bahwa penderita stroke dengan
sehari-hari. tingkat kemandirian yang rendah berdasarkan
Berdasarkan hasil pengolahan data, penilaian indeks barthel memiliki hubungan
menunjukkan bahwa mayoritas responden yang signifikan dengan distress emosional dan
dalam penelitian ini mengalami lama memiliki potensi yang tinggi untuk

6
mempengaruhi kualitas hidup pada pasien sebanyak 30 orang (30,9%) pasien stroke
stroke (n = 95, r = 0,37, p < 0.001). merasa bahwa rasa sakit fisik mencegahnya
Berdasarkan hasil penelitian dapat untuk melakukan apa yang bisa ia lakukan,
dijelaskan bahwa, tingkat kecemasan paling terdapat 30 orang (30,9%) pasien stroke juga
tinggi yaitu kecemasan berat yang kurang mampu berkonsentrasi, terdapat 33
diperlihatkan pada tabel 2 dengan jumlah 58 orang (34,0%) pasien stroke tidak dapat
orang (60,4%). Hal ini terlihat bahwa menerima penampilan tubuhnya saat ini,
sebanyak 37 orang (38,1%) merasakan takut terdapat 30 orang (30,9%) pasien stroke
ketika terjadi hal yang buruk, terdapat 37 sangat sering berpikiran negatif seperti
orang (38,1%) merasa takut ketika tidak bisa kesepian, putus asa, dan cemas
mengendalikan diri saat cemas, terdapat 33 Hubungan kecemasan dengan kualitas
orang (34,0%) merasa takut tanpa alasan yang hidup pada pasien stroke di Poliklinik
jelas. Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Berdasarkan hasil pengolahan data, Zainoel Abidin Banda Aceh
menunjukkan bahwa tingkat kualitas hidup Berdasarkan table4 menunjukkan
paling tinggi yaitu pasien stroke yang bahwa dari 81 orang (100%) pasien stroke
merasakan kualitas hidup yang kurang yang yang mengalami kecemasan sedang/berat,
diperlihatkan pada tabel 3 dengan jumlah 71 terdapat 68 (84,0%) pasien stroke yang juga
orang (74,0%). mempersepsikan kualitas hidupnya kurang.
Hasil penelitian ini didukung oleh Melalui uji statistik dengan Chi-Square Test,
penelitian yang dilakukan olehFruhwald, didapatkan bahwa nilai P-value = 0,000
Loffer, Eher, Saletu, Baumhackl (2001) yang (Lampiran 13). Kesimpulannya P-value <0,05
berjudul Relation between depresion, anxiety sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang
and quality of life: a study of patients bearti ada hubungan antara kecemasan dengan
compared to chronic low back pain and kualitas hidup pada pasien stroke di Poliklinik
myocardial ischemia patients menunjukkan Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
bahwa ada hubungan signifikan antara pasien Abidin Banda Aceh.
yang mengalami kecemasan akan cenderung Kecemasan yang terjadi pada pasien
memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas stroke disebabkan karena adanya berbagai
hidupnya. Semakin Tinggi tingkat kecemasan gangguan neurologi seperti kehilangan
yang dialami pasien stroke akan berdampak motorik berupa hemipelgia (kelumpuhan
buruk terhadap kualitas hidupnya serta adanya pada salah satu sisi) dan hemiparesis
peningkatan resiko kematian. Kecemasan (kelemahan pada salah satu sisi tubuh),
pada pasien stroke harus dapat diminimalisir kehilangan komunikasi, gangguan persepsi,
dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien disfungsi kandung kemih, kerusakan fungsi
stroke untuk mengurangi efek negatif dari kognitif dan perubahan psikologi serta
penyakit yang diderita pada kehidupan adanya keterbatasan dalam bergerak akibat
mereka. dari penyakit yang di deritanya. Kondisi ini
Berdasarkan hasil penelitian dapat merupakan penyebab terjadinya kecemasan
dijelaskan bahwa, tingkat kualitas hidup pada pasien stroke (Smeltzer & Bare, 2001,
paling tinggi yaitu pasien stroke yang p.2133).
merasakan kualitas hidup yang kurang yang Hasil penelitian ini juga didukung oleh
diperlihatkan pada tabel 5.3 dengan jumlah 71 pendapat Potter & Perry (2005, p.477)
orang (74,0%). Hal ini terlihat bahwa menyebutkan bahwa salah satu faktor yang
7
dapat mempengaruhi kemampuan pasien Relation between depresion, anxiety and
dalam menghadapi kecemasan adalah quality of life: a study of patients compared to
pengalaman seseorang atau penilaian pasien chronic low back pain and myocardial
terhadap penyakitnya. Kecemasan juga ischemia patients menunjukkan bahwa ada
merupakan gambaran dari cara seseorang hubungan signifikan antara pasien yang
berpikir terhadap dirinya dan merupakan mengalami kecemasan akan cenderung
respon emosional individu terhadap sesuatu memberikan pengaruh buruk terhadap kualitas
yang dapat membuatnya merasa takut, hidupnya. Semakin Tinggi tingkat kecemasan
gelisah, merasa tidak nyaman terhadap situasi yang dialami pasien stroke akan berdampak
yang dipersepsikan individu sebagai tanda buruk terhadap kualitas hidupnya serta adanya
bahaya atau ancaman. peningkatan resiko kematian. Kecemasan
Hasil Penelitian ini didukung oleh pada pasien stroke harus dapat diminimalisir
penelitian yang dilakukan oleh Morris, Wijck, dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien
Joice, & Donaghy, (2013, p.293) yang stroke untuk mengurangi efek negatif dari
berjudul Predicting Health Related Quality of penyakit yang diderita pada kehidupan
Life 6 Months After Stroke: The Role Of mereka.
Anxiety and Upper Limb Dysfunction Hasil penelitian ini juga didukung oleh
menunjukkan bahwa kecemasan merupakan penelitian Bays (2001) di Amerika Serikat
efek negatif yang dapat mempengaruhi yang menunjukkan adanya penurunan kualitas
banyak aspek kualitas hidup pasien stroke hidup penderita pasca stroke yang meliputi
(49%) dengan jumlah sampel sebesar 106 aktivitas sehari-hari, pola komunikasi,
responden. aktivitas sosial, pekerjaan, istirahat dan
Penelitian ini juga didukung dengan rekreasi. Kualitas hidup yang menurun dapat
penelitian yang dilakukan oleh (Sturm, mempengaruhi semangat hidup penderita dan
Donna, Dewey, Macdonell, Gilligan, keluarga yang mengasuh.
Srikanth, Thrift, 2004, p.2340) yang berjudul Hasil penelitian di Poliklinik Saraf
Quality of life After Stroke menyatakan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel
pasien stroke dengan kecacatan, gangguan Abidin Banda Aceh menunjukkan bahwa
fisik, dan kecemasan memiliki kualitas hidup terdapat hubungan antara kecemasan dengan
yang buruk (95%) dengan sampel 225 kualitas hidup pasien stroke. Hal ini terlihat
responden. pada hasil kuesioner penelitian 84,0% pasien
Kualitas hidup didefinisikan sebagai stroke yang mengalami kecemasan
persepsi individu sebagai laki- laki dan sedang/berat mempersepsikan kualitas
perempuan dalam hidup ditinjau dari konteks hidupnya kurang seperti kesulitan
budaya dan sistem nilai dimana mereka berkonsentrasi (30,9%), kondisi fisik yang
tinggal dan berhubungan dengan standar melemah (39,2%) dan penderitanya
hidup, harapan, kesenangan dan perhatian didominasi oleh usia manula sebanyak 39
mereka. Hal ini terangkum secara kompleks orang (40,6%) kesulitan dalam melakukan
mencakup kesehatan fisik, kesehatan aktivitas, mengalami hemiparesis yang dapat
psikologis, hubungan sosial dan lingkungan mendatangkan ancaman pada integritas tubuh
(WHO-BREF, 2012, p.3) dan jiwa seseorang, kesulitan dalam
Hasil penelitian ini didukung oleh pengambilan keputusan, sangat sering
penelitian yang dilakukan Fruhwald, Loffer, berpikiran negatif seperti kesepian, putus asa,
Eher, Saletu, Baumhackl (2001) yang berjudul
8
dan cemas (30,9%) serta memiliki hubungan Thinking for Collaborative.
sosial yang kurang (41,2%). Philadelphia: J.B Lippincott.

Kuesioner Beck Anxiety Inventory (BAI)


KESIMPULAN
http://www.brandeis.edu/roybal/docs/
Berdasarkan hasil penelitian maka BAI_website_PDF.pdf
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
antara kecemasan dengan kualitas hidup pada Kaplan J. B., & Sadock T.C. (1997).Sinopsis
pasien stroke di poliklinik saraf Rumah Sakit Psikiatri Klinis. Edisi 7. Jakarta:
Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Binarupa Aksara.
Aceh tahun 2017 Kowalak, J. P. (2011). Buku Ajar
Patofisiologi.Editor bahasa Indonesia
Bagi Peneliti selanjutnya, agar dapat
Renata Komalasari (et al). Jakarta:
melakukan penelitian dengan metode dan EGC.
desain penelitian yang berbeda untuk Kementrian Kesehatan RI (Kemenkes).
menerapkan intervensinon-farmakologis (2013). Pusat Data Dan Informasi
untuk mengurangi kecemasan pasien sehingga Kementrian Kesehatan RI.Jakarta:
dapat meningkatkan kualitas hidup pada Kementrian Kesehatan RI
pasien stroke.
Leyfer O.T., Ruberg,J.L., Woodruff-Borden,J.
(2006). Examination of the Utility of
REFERENSI the Beck Anxiety Inventory and its
AHA Statistical Update. (2016). Heart Factors as a Sreener for Anxiety
Disease and Stroke Statistics - 2016 Disorder. Journal of Anxiety
Update A Report From the Amercan Disorder, 20 (4), 444-458.
Heart Association, 1-324. Diakses
pada tanggal 1 Maret 2017 dari situs LoBiondo-Wood, G., & Haber, J.
http:// circ.ahajournal.org/. (1994).Methods, Critical Appraisal,
and Utilization.Ed-3. St Louis,
Bays, C.L. (2001).OlderAdultsDescriptionof Missouri: Mosby
HopeAfterStroke. Morris, J.H., Wijck, F.V., Joice, S., &
RehabilitationNursing. Donaghy, M. (2013).Predicting
Health Related Quality of life 6
Fruhwald, S, Loffer, H, Eher, R, Saletu, B, & Months After Stroke: The Role Of
Baumhackl, U. (2001).Relation Anxiety and Upper Limb
between depresion, anxiety and Dysfunction. Informa Health care,
quality of life : a study of patients 35,291-299
compared to chronic low back pain http://www.tandfonline.com/doi/abs/
and myocardial ischemia patients. 10.3109/09638288.2012.691942
Karger Psychopathology, 34, 50-56. .
From http:// www.karger.com Potter, P.A. (2005). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: konsep, proses, dan
Fydrich, T, Dowdall, D, & Chambles, L.D. praktik. Ed-4. Jakarta: EGC.
(1992).Reliability and Validity of the
Beck Anxiety Inventory . Journal of Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013).
Anxiety Disorders. Vol. 6(1) :55-61,
from http// www.sciencedirect.com Stuart, G. W., & Sundeen, S. J.
(2005).Handbook of Psychiatric
Ignatavicius, D.& Workman, M.L. (2006). Nursing. Ed- 6. Philadhelpia:
Medical Surgical Nursing: Critical Elsevier’s Health Sciences Rights.
9
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2001).Buku
Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth. Editor edisi
bahasa Indonesia, Monica Ester, Ellen
Panggabean. Ed-8.Vol 3. Jakarta:
EGC.

Sturm, J.W., Donna, A.G., Dewey, M.H.,


Macdonell, Gilligan, Srikanth, V, &
Thrift, A.G. (2004).Quality of Life
After Stroke. Stroke.ahajournal, 35,
2340-2345, from http://
stroke.ahajournal.org/

Thomas, S.A., & Linconl, N.B. (2008).


Predictors of Emotional Distress
After Stroke. Journal of the American
Heart Association, 39, 1240-1245

Videbeck, S. (2008).Buku Ajar Keperawatan


Jiwa.Editor bahasa Indonesia, Eko
Karyuni. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2012).


Programme on Mental Health
WHOQOL User Manual
.http://www.who.int. Diakses pada 25
November 2016

10

Anda mungkin juga menyukai