Anda di halaman 1dari 8

B. 2. 1415. B.

05
Dionisius S. / 13010068
Ryan F. S. Fauzan / 13011065
Annisa Mienda C. / 13011071

EXECUTIVE SUMMARY
LATAR BELAKANG
Sebagai negara yang berada di wilayah tropis, Indonesia memiliki risiko tinggi dalam
hal penularan penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Tingginya jumlah infeksi
berdampak pada tingginya kebutuhan masyarakat Indonesia akan antibiotik,
khususnya yang berbahan dasar dari penisilin seperti amoksisilin, ampisilin, dan lain-
lain. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik hingga tahun 2012, diprediksi pada
tahun 2021 kebutuhan Indonesia akan penisilin mencapai 1086 ton. Kebutuhan
penisilin tersebut hanya
dapat terpenuhi melalui Impor antibiotik berbasis penisilin di Indonesia
impor karena hingga saat 1500
Kebutuhan penisilin
ini, belum ada pabrik
produksi penisilin yang
(ton/tahun)

berdiri di Indonesia. Oleh 1000


karena itu, perlu dilakukan
pembangunan pabrik 500
penisilin di Indonesia untuk 2004 2008 2012 2016 2020 2024
memenuhi kebutuhan Tahun
penisilin nasional serta
Statistik tersedia Prediksi*
mengurangi
ketergantungan terhadap
impor penisilin.

INFORMASI UMUM PABRIK


BIOLAC Antibiotics merupakan perusahaan yang memproduksi penisilin G dalam
bentuk garam natrium sebagai bahan Kecamatan Kras
baku obat (active pharmaceutical
ingredients, API) pertama di
Indonesia. BIOLAC Antibiotics
memanfaatkan molase sebagai
bahan baku dalam proses produksi
penisilin G melalui jalur fermentasi
yang diproyeksikan mampu
memenuhi sekitar 10% kebutuhan
nasional akan obat berbasis penisilin.
BIOLAC Antibiotics didirikan di
Kecamatan Kras, Kediri, Jawa Timur.
Pabrik yang berjarak 19 kilometer
dari Kota Kediri ini berdekatan
dengan Sungai Brantas. Selain itu,
lokasi pabrik juga berdekatan dengan tiga pabrik gula nasional yang dimiliki oleh
PTPN X untuk memasok kebutuhan bahan baku molase.
1
MIKROORGANISME, BAHAN BAKU, DAN
PRODUK

Penicillium chrysogenum galur Wisconsin 54-1255 (nama


lain: ATCC 28089 / DSM 1075) dipercaya sebagai galur yang
baik dan dapat menghasilkan lebih dari 1800 μg per mL
penisilin (Demain dan Elander, 1999). Pada proses fermentasi
menggunakan P. chrysogenum ATCC 28089, titer atau
konsentrasi penisilin G pada kaldu fermentasi didapat sebesar
12 g/L.

Penicillium chrysogenum
MOLASE PENISILIN G
0,1(NH ) SO + 0,3C H O + 0,77O  CH O N + 0,8CO + 0.1H SO + 1.22H O
4 2 4 6 12 6 2 1.81 0.5 0.2 2 2 4 2
(NH ) SO + 1,67C H O + 0,5O + PAA  2CO + C H O N S +9H O
4 2 4 6 12 6 2 2 16 18 4 2 2

BIOLAC Antibiotics
BIOLAC Antibiotics
memproduksi
memerlukan
penisilin G dengan
pasokan bahan
kapasitas 100 ton
baku molase
per tahun. Target
sebanyak 4,51 ton pasar yang dituju
per ton produk. adalah industri .
farmasi.

MOLASE GARAM NA-PENISILIN G


Ketersediaan 393.300 ton pada tahun 2013
Wujud Serbuk padat
(PTPN X Jatim)
Rumus C16H17NaN2O4S
Harga Rp 1.350,00 per kilogram
molekul
Komposisi Berat molekul 356,37
34,3% sukrosa Kemurnian 98%
Kandungan 68,8% 16,3% glukosa pH 5,5 – 7,5
gula 18,2% fruktosa Kadar air 1% (maksimal)
Kompetisi Industri bioetanol, asam Kelarutan 1000 mg/ml
glutamat dalam air
Aktivitas >1667 unit/mg

2
DESKRIPSI PROSES

PERLAKUAN
PROSES
AWAL FERMENTASI
HILIR
MOLASE

Proses pengolahan awal molase diawali dengan pengenceran molase. Selanjutnya,


ion-ion logam yang terkandung dalam molase dipresipitasi dengan penambahan
asam sulfat dan dipisahkan dari molase dengan sentrifugasi. Molase yang sudah
bebas dari kandungan ion logam kemudian dinetralkan menggunakan NaOH.

Tahap fermentasi merupakan tahap utama dalam proses produksi penisilin karena di
tahap inilah penisilin diproduksi. Fermentasi terbagi ke dalam dua tahap, yakni
pengembangan inokulum dan fermentasi itu sendiri. Pengembangan inokulum
dilakukan dalam tiga tahap hingga kultur P. chrysogenum aktif mencapai 10% dari
volume kerja fermentor. Proses fermentasi dilaksanakan pada temperatur 23 – 28oC
dan pH 6,5 – 7,7.

3
Proses hilir pada produksi penisilin G dilakukan dengan memisahkan biomassa dari
kaldu fermentasi menggunakan rotary vacuum filter. Kaldu fermentasi yang telah
terbebas dari biomassa kemudian didinginkan hingga temperatur 4oC dan dilakukan
ekstraksi penisilin menggunakan amil asetat dalam kontaktor sentrifugal. Ekstrak
penisilin G kemudian dihilangkan warna dan baunya menggunakan karbon aktif dan
diekstraksi kembali menggunakan air. Karbon aktif yang terdapat dalam ekstrak
penisilin dipisahkan menggunakan filter plate and frame dan dikristalisasi dengan
penambahan natrium asetat. Kristal penisilin G kemudian dipisahkan dari air
menggunakan sentrifugasi dan dicuci dengan butanol. Kristal penisilin G yang telah
dicuci kemudian dikeringkan menggunakan fluidized bed dryer.

KEBUTUHAN UTILITAS
Tabel berikut menyajikan kebutuhan utilitas dari BIOLAC Antibiotics .
Utilitas Kebutuhan (per ton produk)
Udara tekan 4620 m3
Kukus bertekanan rendah 237,2 ton
Air 2785,3 m3
Listrik 147,5 MWh
Refrijeran 231,8 ton

STUDI KELAYAKAN EKONOMI


Berdasarkan studi kelayakan ekonomi, BIOLAC Antibiotics dinyatakan layak untuk
didirikan karena terbukti memberikan keuntungan. Parameter yang digunakan dalam
melakukan studi kelayakan ekonomi disajikan pada tabel di bawah.

Parameter Nilai
Suku bunga Bank Indonesia 7%
Debt to equity ratio 1
Pajak 25%
Metode perhitungan depresiasi MACRS
CEPCI 587,3
Umur pabrik 10 tahun

Porsi biaya investasi, porsi biaya manufaktur, serta cash flow kumulatif BIOLAC
Antibiotics disajikan sebagai berikut.

4
TOTAL CAPITAL INVESTMENT COST OF MANUFACTURE
Fixed Capital Investment (FCI-L) Land (L) Working Capital (WC) Direct COM Fixed COM General COM

16% 19%

1%

21% 60%

83%

Cumulative discounted cashflow diagram


25
Millions

20
15
10
5
0
USD

-5 0 2 4 6 8 10 12 14
-10
-15
-20
-25
-30
Tahun ke-

Pada akhir umur pabrik, di dapat

 Net present value (NPV) sebesar USD 19.285.025


 Discounted payback period (DPBP) tercapai pada tahun ke-4 sejak
pabrik dioperasikan
 Rate of Return on Investment (ROROI) adalah sebesar 20,63%
 Internal Rate of Return mencapai 20,7%, lebih besar dari suku bunga
Bank Indonesia.

5
Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas dari parameter keekonomian (NPV dan
IRR) terhadap perubahan beberapa faktor seperti harga molase, harga prekursor
(PAA), harga produk penisilin G, dan harga utilitas listrik sebagai berikut.

Sensitivity analysis for NPV


40

MILLIONS
35
30
25
NPV (USD)

20
15
10
5
0
-0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3
% PERUBAHAN PARAMETER
Harga molase Harga PAA Harga penisilin G Harga listrik

Sensitivity analysis for IRR


35

30

25

20
IRR (%)

15

10

0
-0,3 -0,2 -0,1 0 0,1 0,2 0,3
% PERUBAHAN PARAMETER
Harga molase Harga PAA Harga penisilin G Harga listrik

Berdasarkan analisis sensitivitas, parameter yang berbanding lurus terhadap nilai


NPV dan IRR adalah harga produk sedangkan harga listrik dan bahan baku (molase
dan PAA) berbanding terbalik.

Dibandingkan perubahan harga bahan baku dan listrik, perubahan harga produk
penisilin G memberikan dampak paling signifikan terhadap nilai NPV dan IRR.

6
KESIMPULAN
BIOLAC Antibiotics merupakan pabrik penisilin G pertama di Indonesia yang
memberikan corak baru pada industri bioteknologi nasional. Pabrik yang
memproduksi penisilin G dalam bentuk garam natrium ini memiliki kapasitas sebesar
100 ton per tahun dengan memanfaatkan bahan baku molase untuk memproduksi
penisilin G melalui jalur fermentasi. Diharapkan penisilin G yang diproduksi oleh
BIOLAC Antibiotics dapat memenuhi 10% kebutuhan penisilin nasional.

Secara garis besar, produksi penisilin G terbagi ke dalam tiga tahap yakni pengolahan
awal molase, fermentasi, serta pemisahan dan pemurnian penisilin G. Berdasarkan
studi kelayakan ekonomi, BIOLAC Antibiotics layak didirikan karena NPV bernilai
positif, DPBP berada pada nilai yang memungkinkan, serta nilai IRR yang lebih besar
dari suku bunga Bank Indonesia.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai