Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH TEHNIK RELAKSASI TERHADAP RESPON ADAPTASI NYERI

PADA PASIEN APENDEKTOMI DI RUANG G2 LANTAI II KELAS III


BLUD RSU PROF. DR. H. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO

Rini Fahriani Zees


Email : rini_zees@yahoo.co.id
Jurusan Keperawatan Poltekkes Gorontalo

Abstrak
Tehnik relaksasi merupakan tindakan relaksasi otot rangka yang dapat menurunkan nyeri
dengan merelaksasikan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri. Penelitian ini
bertujuan mengidentifikasi adanya pengaruh tehnik relaksasi terhadap respon nyeri pada
pasien apendektomi di Ruang G2 lantai II kelas III BLUD RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe
Kota Gorontalo. Quasi eksperimen dengan menggunakan uji statistik "t-test" pada 30
pasien apendektomi yang dirawat pada hari kedua dan ketiga dengan accidental sampling
menunjukkan bahwa ada pengaruh tehnik relaksasi terhadap respon adaptasi nyeri pada
pasien tersebut (t =5,935, dengan α; 0,05 = 2,048). Penerapan tehnik relaksasi untuk
menurunkan nyeri pada pasien post appendectomy perlu ditingkatkan oleh perawat
pelaksana.
Kata kunci : Tehnik Relaksasi, Nyeri, Appendectomi.

Salah satu tindakan yang dilakukan pada mengurangi rasa nyeri yang dialami oleh
pasien dengan apendiksitis yaitu dilakukan pasien.
operasi yang dikenal dengan apendektomi. Tehnik relaksasi merupakan tindakan
Apendektomi adalah operasi untuk keperawatan untuk mengurangi nyeri
mengangkat apendiksitis yang dilakukan dengan cara merelaksasikan ketegangan
sesegera mungkin untuk menurunkan resiko otot. Tehnik relaksasi adalah tindakan
perforasi (Jitowiyono & Kristiyanasari, relaksasi otot rangka yang dipercaya dapat
2010: 5). Masalah yang ditimbulkan setelah menurunkan nyeri dengan merelaksasikan
dilakukan operasi salah satunya adalah ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri
nyeri. (Tamsuri, 2007). Tehnik relaksasi yang
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan sederhana terdiri atas napas abdomen
yang mempengaruhi seseorang, dan dengan frekuensi lambat, dan berirama.
eksistensinya diketahui bila seseorang Data medical record didapatkan operasi
pernah mengalaminya (Tamsuri 2007: 1). apendektomi di ruang G2 lantai II kelas III
Nyeri merupakan keluhan pasien yang tahun 2009 sebanyak 411, tahun 2010
mempengaruhi tingkat kenyamanan. Upaya sebanyak 318, tahun 2011 sebanyak 426,
mengatasi nyeri tersebut, yaitu dengan cara dan bulan Januari 2012 sebanyak 26 orang.
farmakologis dan nonfarmakologis Hasil data yang didapatkan di ruangan G2
(Smeltzer & Bare 2002: 223). Disini Peran lantai II kelas III selama 3 hari pada tanggal
perawat sangat dibutuhkan dalam 15 Februari 2012 sampai tanggal 17
Februari 2012 di Rumah Sakit Aloei Saboe

640
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 641

sebanyak 6 orang apendektomi hari pertama III BLUD RSU Prof. Dr. H. Aloei Saboe
sampai post operasi hari keempat. Pasien Kota Gorontalo”.
apendektomi hari pertama ada 2 orang, hari
kedua 1 orang, hari ketiga 2 orang, dan hari METODE
keempat 1 orang. Penelitian ini menggunakan tehnik Quasi
Studi pendahuluan pada tanggal 15 Februari eksperimen dengan menggunakan uji "t-
2012 sampai tanggal 17 Februari 2012 di test". Instrumen yang digunakan dalam
ruangan G2 lantai II kelas III RSUD Prof. penelitian ini yaitu instrument yang dibuat
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo setelah oleh peneliti sendiri yang mengacu pada
dilakukan wawancara dengan beberapa literature yang sudah dilakukan uji validitas
pasien apendektomi hari pertama sampai dan reliabilitas. Pengujian validitas dan
hari ketiga, rata-rata ditemukan pasien reliabilitas dilakukan di RSUD. M. M
mengeluh nyeri baik nyeri ringan, nyeri Dunda Kabupaten Gorontalo pada perawat
sedang, nyeri berat, maupun nyeri paling pelaksana diruang bedah. Hasil validitas
berat. Hasil wawancara pada pasien Ny. D, yang didapati untuk varibel respon adaptasi
mengatakan saat mengeluh nyeri perawat nyeri berkisar dari 0,454- 0,947. Variabel
langsung memberikan suntikan anti nyeri. tehnik relaksasi berkisar dari 0,421- 0,756.
Lebih memastikannya, peneliti juga Hasil uji reliabilitas untuk variabel tehnik
melakukan wawancara pada salah seorang relaksasi adalah 0,970, sedangkan untuk
perawat diruangan itu bapak L, mengatakan variabel respon adaptasi nyeri adalah 0,984.
mereka perawat menyuntikkan anti nyeri
ketorolac pada pasien yang mengeluh nyeri, HASIL PENELITIAN
tanpa memberikan tehnik relaksasi. Hasil Hasil penelitian ini menjawab seluruh
wawancara tersebut membuat peneliti tujuan penelitian yang mengidentifikasikan
tertarik untuk mencoba tindakan tehnik pengaruh tehnik relaksasi terhadap respon
relaksasi untuk mengatasi keluhan nyeri adaptasi nyeri pada pasien appendectomi.
pasien sehingga mengambil judul tentang Analisis univariat.
“Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Analisis univariat untuk mengidentifikasi
Respon Adaptasi Nyeri pada Pasien skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
Apendektomi di Ruang G2 Lantai II Kelas tehnik relaksasi , yang dijelaskan pada tabel
berikut:

Tabel 1.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
Di ruang bedah kelas III BLUD. RSAS
Kota Gorontalo, Mei, 2012 (n= 30)

Jenis Kelamin Jumlah %


Laki-laki 8 26,7
Perempuan 22 73,4
Total 30 100
Zees : Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Respon Adaptif Pasien Apendektomi 642

Data diatas menunjukkan jumlah responden merupakan hal yang negative, seperti
terbanyak adalah perempuan dengan jumlah membahayakan, merusak dan lain-lain.
73,4 %. Keadaan ini lebih sering dipengaruhi oleh
Menurut Hidayat (2006) arti nyeri bagi jenis kelamin. Individu berjenis kelamin
seseorang memiliki banyak perbedaan dan perempuan lebih mengartikan negative
hampir sebagian mengartikan nyeri terhadap nyeri.
Tabel 2.
Distribusi Frekuensi skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan tehnik relaksasi
pada pasien appendectomy di ruang bedah kelas III
BLUD. RSAS Kota Gorontalo, Mei, 2012 (n= 30)

Variabel Mean Standar Deviasi Varians Min-Max Korelasi (r)


Skala nyeri
5,53 1,407 1,97 3–8
sebelum
0,744
Skala nyeri
3,53 1,959 3,84 1–8
sesudah

Tabel diatas menunjukkan nilai rata-rata menurunkn nyeri dengan merilekskan


skala nyeri responden sebelum perlakuan ketegangan otot yang menunjang nyeri.
sebesar 5,53 ± 1,407. Sedangkan rata-rata
skala nyeri responden sesudah perlakuan Analisis Bivariat
sebesar 3,53 ± 1,959. Pendapat ini sesuai Analisis bivariat untuk melihat apakah ada
dengan pernyataan Smeltzer & Bare (2002). pengaruh terhadap respon nyeri pada pasien
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat appendectomy.

Tabel 3
Distribusi pengaruh tehnik relaksasi terhadap respon adaptasi nyeri
di ruang bedah kelas III BLUD. RSAS Kota Gorontalo, Mei 2012 (n= 30)

Skala nyeri sebelum Skala nyeri sesudah


Kategori
perlakuan perlakuan
5 1 Berpengaruh
6 3 Berpengaruh
3 2 Berpengaruh
4 3 Berpengaruh
4 2 Berpengaruh
7 7 Tidak berpengaruh
6 3 Berpengaruh
5 4 Berpengaruh
8 8 Tidak berpengaruh
7 5 Berpengaruh
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 643

6 2 Berpengaruh
5 2 Berpengaruh
4 3 Berpengaruh
6 3 Berpengaruh
7 5 Berpengaruh
8 6 Berpengaruh
8 4 Berpengaruh
7 4 Berpengaruh
6 3 Berpengaruh
5 3 Berpengaruh
8 2 Berpengaruh
8 3 Berpengaruh
5 2 Berpengaruh
7 3 Berpengaruh

Berdasarkan tabel diatas, hasil analisis =


bivariate akan didapat dengan √ – ( )( )
menggunakan rumus t-test sebagai berikut:
Diketahui :
= = = 5,935
1. Rata-rata skala nyeri sebelum perlakuan √
(x1) = 5,53
2. Rata-rata skala nyeri sesudah perlakuan Kemudian hasil t hitung yang telah kita
(x2) = 3,53 dapatkan dibandingkan dengan nilai t tabel
3. Standar deviasi sebelum perlakuan (S1) dimana dk = n1 + n2 – 2. Jadi, dk = 15 +15
= 1,407 – 2 = 28 dengan derajat kesalahan 5%
4. Standar deviasi sesudah perlakuan (S2) (0,05), maka nilai t tabel = 2,048, dengan
= 1,959 demikian t hitung > t tabel (5,935 > 2,048).
5. Varians sebelum perlakuan (S12) = 1,97 Hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa:
6. Varians sesudah perlakuan (S22) = 3,84 pernyataan H0 ditolak, yang artinya
7. nilai korelasi (r) = 0,744 pengaruh tehnik relaksasi terhadap respon
adaptasi nyeri pada pasien apendektomi
Ditanya : nilai t-test = .......? dapat diterima.

Penyelesaian : t =

PEMBAHASAN
√ √ Hasil analisis pengaruh tehnik relaksasi
terhadap respon adaptasi nyeri di ruang
= bedah kelas III BLUD RSAS Kota
√ – ( )( )( ) Gorontalo menunjukkan ada pengaruh
√ √
tehnik relaksasi terhadap respon adaptasi
nyeri ( t hitung > t tabel (5,935 > 2,048)).
=
√ – ( )( )
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Halid (2008) menyatakan bahwa ada
Zees : Pengaruh Tehnik Relaksasi Terhadap Respon Adaptif Pasien Apendektomi 644

hubungan Pemberian Tehnik Relaksasi L” yang bertugas di ruang tersebut


dengan penurunan nyeri Pada Pasien menyatakan jika pasien mengeluh nyeri
Apendektomi di Ruangan Bedah Kelas II langsung diberikan tindakan farmakologis
dan III Rumah Sakit Toto Kabila untuk mengurangi nyeri yaitu suntikan
Kabupaten Bone Bolango. ketorolac. Pendapat lain dari perawat “ S “
Tehnik relaksasi merupakan tindakan menyatakan bahwa sebelum memberikan
keperawatan dalam mengurangi nyeri suntikan diberikan obat oral dulu yaitu
dengan cara merelakskan ketegangan otot. asam mefenamat. Perawat “ W” juga
Pernyataan ini sesuai dengan Smeltzer & menyatakan biasanya tindakan
Bare (2002) mendefinisikan bahwa nonfarmakologis prosesnya lama sehingga
Relaksasi otot skeletal dipercaya dapat perawat jarang menggunakan tindakan
menurunkan nyeri dengan merilekskan tersebut.
ketegangan otot yang menunjang nyeri. Asumsi peneliti yang membuat sebagian
Tehnik Relaksasi juga merupakan suatu besar perawat belum melaksanakan
tindakan untuk membebaskan mental dan tindakan relaksasi pada pasien dikarenakan
fisik dari ketegangan dan stress, sehingga belum adanya kesadaran dari diri perawat
dapat meningkatkan toleransi terhadap untuk melaksanakan tindakan mandiri
nyeri (Prasetyo 2010). sebagai perawat untuk mengurangi atau
Hasil observasi peneliti selama melakukan menghilangkan nyeri. Pentingnya
bimbingan di ruang bedah kelas III BLUD pengawasan dari kepala ruang dalam
RSAS Kota gorontalo sebagian besar pelaksanaan tindakan mandiri perawat
perawat pelaksana tidak melaksanakan pelaksana khususnya dalam penurunan
tindakan tersebut, hal ini dibuktikan dengan nyeri pasien.
hasil wawancara peneliti dengan perawat “

SIMPULAN DAN SARAN


Ada pengaruh tehnik relaksasi terhadap Peran perawat sebagai frontliners dalam
respon adaptasi nyeri. Level pemberian pemberian pelayanan keperawatan saat ini
tennik relaksasi yang cenderung rendah perlu disandingkan dengan aplikasi
dalam penelitian ini merupakan tantangan perkembangan ilmu keperawatan Indonesia
bagi manajer perawat juga setiap individu sehingga nursing care khususnya tindakan
perawat untuk membangun dan relaksasi dapat membudaya dalam
mempertahankan budaya dalam pemberian pembangunan kesehatan Indonesia.
tehnik relaksasi untuk mengurangi nyeri.

DAFTAR PUSTAKA Dahlan, M. S. (2009). Besar sampel dan


Arikunto, S. (2010). Manajemen penelitian. cara pengambilan sampel: Dalam
Jakarta: Rineke Cipta. penelitian kedokteran dan kesehatan.
Cahyono, J.B. (2008). Membangun budaya Jakarta: salemba Medika.
keselamatan pasien dalam praktek Davis, B. D. (2000). Caring for people in
kedokteran. Yogyakarta: Kanesius. pain. London: Routhledge.
Jurnal Health & Sport, Volume 5, Nomor 3, Agustus 2012 645

Hastono, S. P. (2007). Analisis data Prasetyo, B. & Jannah, M. (2010). Metode


kesehatan. Jakarta: FKM UI. penelitian kuantitatif: Teori dan
Hinchliff, S. (1999) Kamus Keperawatan aplikasi.Jakarta: PT. Raja Grafindo
Edisi 17, EGC, Jakarta. Persada.
Jitowiyono, S & Kritiyanasari, W. (2010). Riyanto, A. (2011). Aplikasi metodologi
Asuhan Keperawatan Post Operasi penelitian kesehatan. Yogyakarta:
Dengan Pendekatan Nanda, NIC, Nuha medika.
NOC, Nuha Medika, Yogyakarta. Sabri, L. (2005) Statistik kesehatan. Jakarta:
Mansjoer, A, dkk, 2000, Kapita Selekta Salemba Empat.
Kedokteran Edisi 3 Jilid 2, Media Schein. (1997). Organizational culture &
Aesculapius, Jakarta. leadership. San Fransisco: Jossey-
Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Buss.
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineke Setiadi. (2007). Konsep dan penulisan riset
Cipta. keperawatan. Yogyakarta: Candi
……………… (2010). Metodologi Gerbang Permai.
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineke Smeltzer, S.C, & Bare, B.G, 2002, Buku
Cipta. Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Prasetyo, S.N, 2010, Konsep dan Proses Brunner & Suddarth Edisi 8 Volume
Keperawatan Nyeri, Edisi Pertama, 1, EGC, Jakarta.
Cetakan Pertama, Graha Ilmu, Suyanto, & Salamah, U, 2009, Riset
Yogyakarta. Kebidanan Metodologi & Aplikasi,
Polit, D.F & Beck, C.T. (2006) Essential of Mitra Cendikia Press, Jogjakarta.
nursing research: Methode, appraisal Tamsuri, A, 2007, Konsep &
and utilization. (6th ed). Philadelphia: Penatalaksanaan Nyeri, EGC,
Lipincot Williams & Walkins. Jakarta.
Profil dan data medical record RSAS Kota Zacher, H & Frese, M. (2011) Maintaining
Gorontalo tahun 2011. a focus on opportunities at work: The
Pohan, I. (2007). Penjaminan mutu interplay between age, job
kesehatan. Jakarta: Salemba Medika complexity, and the use of selection,
Potter, P. & Perry, A. G. (2009). optimization, and compensation
Fundamental of nursing. 7th edition. strategies. Journal of Organizational
Singapore: Mosby Elsevier. Behavior. Volume 32. Pages 291–
318.

Anda mungkin juga menyukai