Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“DETEKSI DINI GANGGUAN JIWA“


DI PUSKESMAS JONGAYA MAKASSAR

DISUSUN OLEH :

FIFI RISKAYANI R014172005


NURAEVINA MADONG R014172025
VELICIA M. V. G. TJEN R014172023
RISMAWATI SAMAD R014172034
RUDY R014172054
ANDI MAWAR C12113009

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Deteksi Dini Gangguan Jiwa

Sasaran : Pengunjung/Pasien di Puskesmas Jongaya

Tempat : Puskesmas Jongaya

Hari/Tanggal : Jumat, 14 September 2018

Jam : 10.00 WITA

I. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah masalah kesehatan jiwa dimana terdapat kumpulan
gejala dari gangguan pikiran, gangguan perasaan dan gangguan tingkah laku yang
menimbulkan penderitaan serta terganggunya fungsi sehari-hari dari orang tersebut.
Gangguan jiwa yang sering ditemukan di masyarakat adalah gangguan kecemasan
(ansietas), gangguan depresi dan gangguan jiwa berat (psikosik). Gangguan jiwa berat
(psikotik) ditandai dengan mendengar bisikan atau melihat sesuatu yang tidak dapat
didengar atau dilihat oleh orang lain, marah-marah tanpa sebab, mengamuk dan
meyakini sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2017)
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan
di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2018), terdapat sekitar 300 juta
orang terkena depresi, 60 juta orang terkena bipolar, 23 juta terkena skizofrenia, serta
50 juta terkena dimensia. Di Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan
sosial dengan keanekaragaman penduduk; maka jumlah kasus gangguan jiwa terus
bertambah yang berdampak pada penambahan beban negara dan penurunan
produktivitas manusia untuk jangka panjang.
Data Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi ganggunan mental emosional yang
ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan untuk usia 15 tahun ke atas
mencapai sekitar 14 juta orang atau 6% dari jumlah penduduk Indonesia. Sedangkan
prevalensi gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia mencapai sekitar 400.000 orang
atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk. Tidak sedikit masalah kesehatan jiwa tersebut
dialami oleh usia produktif, bahkan sejak usia remaja. Maka diperlukan upaya-upaya
dalam peningkatan kesehatan jiwa masyarakat dan pencegahan terhadap masalah
kesehatan jiwa.untuk mengurangi gangguan jiwa berat di masa yang akan datang. Salah
satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah deteksi dini gangguan jiwa.
Deteksi dini gangguan jiwa merupakan suatu upaya penemuan kasus gangguan jiwa
secra dini oleh tenaga kesehatan yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan
pelayanan dasar lainnya di puskesmas maupun jaringanya.

II. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan pengunjung/pasien mengetahui cara
mendeteksi dini gangguan jiwa dan penanganannya.
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan keluarga dan pasien mengetahui :
a. Pengertian gangguan jiwa
b. Penyebab gangguan jiwa
c. Tanda dan gejala gangguan jiwa
d. Deteksi dini gangguan jiwa
e. Penanganan & pencegahan gangguan jiwa

III. Sasaran
Pengunjung/pasien di Puskesmas Jongaya

IV. Pengorganisasian
a. Penyaji : Rudy
Job Description :
1. Menggali pengetahuan pasien dan keluarga mengenai deteksi dini gangguan
jiwa
2. Menjelaskan materi mengenai deteksi dini gangguan jiwa
3. Menjawab pertanyaan peserta
b. Moderator : Andi Mawar
Job Description :
1. Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
4. Menyebutkan materi yang akan diberikan
5. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan
6. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan.
7. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi.
8. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan
c. Operator : Nuraevina Madong
Job Description :
1. Mengoperasikan alat/media yang digunakan untuk penyuluhan ini yaitu LCD
dan Laptop.
d. Fasilitator : Fifi Riskayani, Velicia M.V.G. Tjen dan Rismawati Samad
Job Deskription :
1. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan
2. Mengatur teknik acara sebelum dimulainya penyuluhan
3. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan
4. Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator memberikan
kesempatan bertanya
5. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta
6. Membagikan leaflet kepada peserta di akhir penyuluhan

V. Setting Ruangan
Keterangan Gambar :

: moderator : peserta

: operator : fasilitator

: presentator

VI. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi
VII. Media
1. Powerpoint
2. Leaflet
VIII. Materi
Terlampir
IX. Kegiatan penyuluhan

No Penyaji Peserta Waktu

Prekomunikasi

Memberikan salam, dan memperkenalkan


1 Menjawab salam 1 menit
diri

2 Kontrak waktu penyuluhan Memberikan persetujuan 2 menit

3 Menjelaskan tujuan dan tema penyuluhan mendengarkan 3 menit

Isi

4 Menjelaskan materi penyuluhan Mendengarkan 15 menit

Penutup

Memberikan kesempatan kepada peserta


5 untuk bertanya tentang materi yang Mengajukan pertanyaan 10 menit
disampaikan.
Penutup : memberi pertanyaan akhir sebagai
6 Menjawab 5 menit
evaluasi dari materi yang telah disampaikan.
Menyimpulkan bersama-sama hasil kegiatan
7 Mendengarkan 3 menit
penyuluhan.
Menutup penyuluhan dan mengucapkan
8 Menjawab salam 1 menit
salam.

Total waktu kegiatan : 40 menit

X. Kriteria evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pengorganisasian dilaksanakan sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan sesuai satuan acara penyuluhan
c. Peserta hadir ditempat penyuluhan sesuai kontrak yang disepakati
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias dalam menyimak uraian materi penyuluhan dan memberikan
tanggapan.
3. Evaluasi Hasil
a. Seluruh peserta kooperatif selama proses diskusi ditunjukkan dengan 30 %
bertanya atau mengklarifikasi.
a. 60-70% peserta mampu menjawab pertanyaan dan memahami pengertian
sampai dengan carah mencegah anemia (kurang darah).
b. Peserta sebanyak 80% mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir
penyuluhan dan tidak ada yang meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara
penyuluhan berakhir kecuali ada kepentingan.
MATERI

A. Definisi

B. Etiologi

C. Tanda dan Gejala

D. Pencegahan dan Penanganan


DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017, Januari 1). Aplikasi Sehat Jiwa. Diambil
kembali dari http://sehat-jiwa.kemkes.go.id/: http://sehat-
jiwa.kemkes.go.id/kesehatan/detail/26
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Dipetik Oktober 25, 2017, dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan:
http://labdata.litbang.depkes.go.id/riset-badan-litbangkes/menu-riskesnas/menu-
riskesdas/374-rkd-2013
World Health Organization. (2018, April 18). Mental Disorder. Dipetik September 11, 2018,
dari www.who.int: http://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/mental-
disorders

Anda mungkin juga menyukai