Anda di halaman 1dari 6

ASPEK KEUANGAN DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS

A. Aspek Keungan

Investasi yang dilakukan dalam berbagai bidang bisnis (usaha)n sudah barang tentu memerlukan
sejumlah modal (uang),di samping keahlian lainnya. Modal yang digunakan untuk membiayai suatu
bisnis, mulai dari biaya prainvestasi, biaya investasi dalam aktiva tetap, hingga modal kerja.

Untuk memenuhi kebutuhan investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana yang ada. Sumber
dana yang dicari dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman
(modal asing). Penggunaan masing-masing modal tergantung dengan tujuan penggunaan modal, jangka
waktu serta jumlah yang diinginkan perusahaan. Masing-masing modal memiliki keuntungan dan
kerugian. Hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya, dan jumlah
yang dapat dipenuhi.

Masalah yang perlu memperoleh perhatian berkaitan dengan perolehan modal adalah masa
pengembalian modal dalam jangka waktu tertentu. Tingkat pengembalian ini tergantung dari perjanjian
dan estimasinkeuntungan yang diperoleh dari masa-masa mendatang. Estimasi keuntungan diperoleh
dari selisih pendapatan dengan biaya dalam suatu periode tertentu. Besar kecilnya keuntungan sangat
berperan dalam pengembalian dana suatu usaha. Oleh karena itu, perlu dibuatkan estimasi pendapatan
dan biaya sebelum usaha dijalankan. Semua itu tentunya menggunakan asumsi-asumsi tertentu yang
akhirnyaa akan dituangkan dalam aliran kas (cash flow) perusahaan selama periode usaha.

Dengan dibuatnya aliran khas perusahaan, kemudian dinilai kelayakan investasi tersebut melalui kriteria
kelayakan investasi. Tujuannya adalah untuk menilai apakah investasi ini layak atau tidak dijalankan
dilihat dari aspek keuangan. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria
investasi dapat dilakukan melalui pendekatan payback Periode (PP), Average Rate of Return (ARR), Net
Present Value (NPV), Iternal Rate of Return (IRR), Profitability Index (PI), dan Break Event Point.

Khusus bagi perusahaan yang sudah ada sebelumnya dan hendak melakukan ekspansi atau perluasan
usaha, penilaian dapat pula dilakukan dari laporan keuangan yang dimilikinya. Laporan keungan yang
dinilai biasanya adalah neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode. Metode penilaian yang
digunakan adalah dengan meggunakan rasio-rasio keuangan tertentu seperti rasio likuiditas, rasio
leverage, rasio aktivitas, rasio rentabilitas, serta rasio keuangan lainnya.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk
menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek ini sama pentingnya dengan aspek lainnya,
bahkan ada beberapa pengusaha menganggap justru aspek inilah yang paling utama untuk dianalisis
karena dari aspek ini tergambar jelas hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan perusahaan, sehingga
merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti kelayakannya.

Secara keseluruhann penilaian dalam aspek keuangan meliputi hal-hal seperti:

1. Sumber-sumber dana yang akan diperoleh.

2. Kebutuhan biaya investasi.

3. Estimasi pendapatan dan biaya investasi selama beberapa periode termasuk jenis-jenis dan jumlah
biaya yang dikeluarkan selama umur investasi.

4. Proyeksi neraca dan laporan laba/rugi untuk beberapa periode kedepan.

5. Kriteria penilaian investasi.

6. Rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan.

B. Sumber-Sumber Dana

Untuk mendanai suatu kegiatan investasi, maka biasanya diperlukan dan ayang relatif cukup besar.
Perolehan dana dapat dicarin dari berbagai sumber dana yang ada seperti dari modal sendiri atau dari
modal pinjaman atau keduanya. Pilihan apakah menggunakan modal sendiri atau modal pinjaman atau
modal gabungan dari keduanya tergantung dari jumlah modal yang dibutuhkan dan kebijakan pemilik
usaha. Pertimbangannya tidak lain adalah untung ruginya jika menggunakan salah saatu modal atau
dengan modal gabungan.

Setelah jumlah dana yang dibutuhkan diketahui, selanjutnya yang perlu ditentukan adalah dalam bentuk
apa dana tersebut didapat, yang jelas, yang akan dipilih adalah sumber dana yang mempunyai biaya
paling rendah dan tidak menimbulkan masalah bagi perusahaan.

Penggunaan kedua jenis modal baik untuk modal investasi maupun untuk modal kerja jelas berbeda.
Dilihat dari segi sumber asalnya, modal dibagi dua macam, yaitu :
1. Modal Asing (Modal Pinjaman)

Modal asing atau modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dari pihak luar perusahaan dan
biasanya diperoleh secara pinjaman. Menggunakan pinjaman untuk membiayai suatu usaha akan
terkena beban biaya, yaitu biaya administrasi, provisi, dan komisi, serta bunga yang besarnya relatif.
Kemudian adanya kewajiban untuk mengembalikan pinjaman setelah jangka waktu tertentu sesuai
perjanjian sebelumnya. Perolehan modal asing juga relatif sulit karena diperlukan syarat-syarat tertentu
sesuai dengan kebijakan pemilik dana.

Keuntungan modal pinjaman adalah jumlahnya yang relatif tidak terbatas, artinya tersedia dalam jumlah
banyak. Disamping itu dengan mengguynakan modal pinjaman biasanya timbul motivasi dari pihak
manajemen untuk sungguh-sungguh mengejakan usaha yang dijalankan.

Sumber dana modal asing dapat diperoleh antara lain dari :

a. Pinjaman dari dunia perbankan.

b. Pinjaman dari lembaga keuangan seperti perusahaan modal ventura, asuransi, leasing, dana
pensiun, atau lembaga keuangan lainnya.

c. Pinjaman dari perusahaan nonbank.

2. Modal Sendiri

Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik perusahaan dengan cara mengeluarkan saham
baik secara tertutup atau terbuka. Tertutup artinya hanya dari kalangan internal pemilik saham
sebelumnya, sedangkan terbuka dengan menjual saham kepada masyarakat luas.

Keuntungan menggunakan modal sendiri untuk membiayai sesuatu usaha adalah tidak adanya beban
bunga seperti modal pinjaman. Perusahaan hanya berkewajiban membayar deviden.

Perolehan dana dari modal sendiri biasanya berasal dari :


a. Setoran dari pemegang saham.

b. Dari cadangan laba ;atau

c. Dari laba yang belum dibagi.

C. Biaya Kebutuhan Investasi

Investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu relatif panjang
dalam berbagai bidang usaha. Jangka waktu investasi biasanya lebih dari satu tahun, terutama digunakan
untuk pembelian aktiva tetap.

Komponen yang terkandung dalam biaya kebutuhan investasi biasanya disesuaikan dengan jenis usaha
yang dijalankan. Secara garis besar biaya kebutuhan investasi meliputi : biaya prainvestasi, biaya aktiva
tetap, dan biaya operasi.

Secara umum komponen biaya kebutuhan investasi adalah sebagai berikut :

1. Biaya prainvestasi terdiri dari :

a. Biaya pembuatan studi

b. Biaya pengurusan izin-izin

2. Biaya pembelian aktiva tetap seperti :

a. Aktiva tetap berwujud antara lain : tanah, mesin-mesin, bangunan, perlatan, inventaris kantor dan
aktiva berwujud lainnya.

b. Aktiva tetap tidak berwujud antara lain : goodwill, hak cipta, lisensi, dan merk dagang

3. Biaya operasional yang terdiri dari:

a. Upah dan gaji karyawan

b. Biaya listrik

c. Biaya telepon dan air


d. Niaya pemeliharaan

e. Pajak

f. Premi asuransi

g. Biaya pemasaran, dan

h. Biaya-biaya lainnya.

Sumber pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan investasi dapat digunakan modal sendiri atau modal
pinjaman atau kombinasi dari keduanya. Pembiayaan untuk membeli aktiva tetap biasanya bersumber
dari pinjaman jangka panjanga, hal ini disebabkan aktiva tetap digunakan dalam jangka waktu relatif
panjang pula, sehingga pengembalian pinjamannya pun dapat dilakukan secara jangka panjang. Adapun
untuk biaya operasional biasanya digunakan pinjaman jangka pendek.

D. Arus Kas (Cash Flow)

Cash Flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Cash flow menggambar beberapa uang yang masuk ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut.
cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.

Laporan perubahan kas (cash flow statement) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu
periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari
mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya. Pada saat kita menganalisis perkiraan arus
kas di masa datang, kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan diatas kertas
itu dapat menyimpang jauh dari kenyataannya. Ketidakpastian itu dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan untuk development proyek tersebut dalam beroperasi untuk menghasilkan laba bagi
perusahaan.

Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari :

1. Initial cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran pada awal periode untuk
investasi

2. Operasional cash flow merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha.

3. Terminal cash flow merupakan uang kas yang diterima pada saat usaha tersebut berakhir.
E. Kriteria Penilaian Investasi

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi ditinjau
bdari aspek keuangan perlu dilakukan dapat diukur dengan beberapa kriteria. Setiap penilaian layak
diberikan nilai yang standart untuk usaha yang sejenis dengan cara membandingkan dengan rata-rata
industri atau target yang telah ditentukan.

Adapun kriteria yang biasa digunakan untuk menentukan kelayakan suatau usaha atau investasi adalah :

1. Payback Period (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Net Present Value (NPV)

4. Iternal Rate of Return (IRR)

5. Profitability Index (PI)

6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profibilitas.
Penggunaan rasio ini sebaiknya digunakan atas pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah
berjalan sebelumnya atau sedang berjalan.

Anda mungkin juga menyukai