OLEH:
1. Afridapuspita (201601001)
ST.VINCENTIUS A PAULO
SURABAYA
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
masih berkisar pada perbandingan 1 : 2.000. Angka ini meningkat di tahun 2000
dalam catatan Sutism Research Institute di Amerika Serikat sebanyak 1 dari 150
Di Indonesia sering kali cukup sulit mendapatkan data penderita auitis, ini
karena orangtua anak yang dicurigai mengidap autisme seringkali tidak menyadari
RS.
sertai dengan defisit intelektual dan perilaku dalam rentang dan keparahan yang
luas autisme dimanifestasikan selama masa bayi dan awal masa kanak kanak teruma
sejak usia 18-30 bulan. Sekitar 40 lebih sering pada laki laki di banding perempuan
(biasanya perempuan lebih parah tidak berhuungan dengan tingkat sosial ekonomi,
sebagai berikut:
8) Apa saja intervensi dan tindakan yang akan dilakukan pada anak autisme ?
PEMBAHASAN
Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Penyandang autisme
seakan-akan hidup dalam dunianya sendiri. Istilah autisme baru diperkenalkan oleh
dan kepedulian terhadap sekitar (Yatim, 2003). Autisme masa kanak-kanak dini
adalah penarikan diri dan kehilangan kontak dengan realitas atau orang lain. Pada
bayi tidak terlihat tanda dan gejala. Menurut kamus psikologi, pengertian dari
autisme adalah anak dengan kecenderungan diam dan suka menyendiri yang
ekstrem. Anak autisme bisa duduk dan bermain berjam-jam lamanya dengan
jemarinya sendiri atau dengan serpihan kertas, serta tampaknya mereka itu
2008).
1) Faktor psikologis
Orang tua yang emosional, kaku, dan obsesif, yang mengasuh anak mereka
yang secara emosional atau akibat sikap ibu yang dingin (kurang hangat).
2) Neurobiologis
saraf pusat. Hal ini diduga karena adanya disfungsi dari batang otak dan
neurolimbik.
3) Faktor genetik
Adanya kelainan kromosom pada anak autisme, tetapi kelainan itu tidak
berada pada kromosom yang selalu sama. Ditemukan 20 gen yang terkait
dengan munculnya gangguan autisme, tetapi gejala autisme baru bisa muncul
4) Faktor perinatal
penggunaan obat tertentu pada ibu yang sedang hamil. Komplikasi waktu
Paparan logam berat Hg dapat berupa metyl mercury dan etyl mercury
dan saluran cerna. Racun merkuri menyebabkan defisit kognitif dan sosial
2) Timbal
sel otak. Kadar timbal yang berlebihan pada darah anak-anak akan
hiperaktivitas.
3) Kadmium (Cd)
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat pada kerak bumi. Logam
berat ini murni berupa logam. Logam berwarna putih perak lunak dapat
4) Arsenik (As)
ruang bermain, geladak kapal, atau pagar rumah. Arsenik dapat diisap,
ditelan, dan diabsorbsi lewat kontak kulit. Arsenik dapat disimpan di otak,
tulang, dan jaringan tubuh, serta akan merusaknya secara serius. Gejalanya
5) Aluminium (Al)
aluminium didapatkan dari konsumsi aluminium dari produk antasid dan air
2) Autisme reaksi
Autisme ini biasanya terlihat pada anak usia lebih besar (6-7 bulan) sebelum
Autisme timbul sebelum anak mencapai usia tiga tahun dan sebagian anak
memiliki gejala itu sudah ada sejak lahir. Seorang ibu yang sangat cermat
sebelum anaknya mencapai usia satu tahun. Hal yang sangat menonjol adalah tidak
makin jelas setelah anak mencapai usia tiga tahun, yaitu meliputi hal berikut (IDAI,
2004).
1) Terlambat bicara.
6) Beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian, nada, dan kata-kata tanpa
mengerti artinya. Sebagian dari anak-anak ini tetap tak dapat bicara sampai
dewasa.
4) Tak ada usaha untuk melakukan interaksi dengan orang lain, lebih asyik main
sendiri.
seperti tidak bisa diam, jalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas,
Contoh perilaku yang kekurangan adalah duduk diam bengong dengan tatap
mata yang kosong, melakukan permainan yang sama atau monoton dan
gambar, gelang karet, atau apa saja yang terus dipeganganya dan dibawa ke
mana saja.
1) Tidak dapat ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain, misalnya melihat
anak menangis, maka ia tidak merasa kasihan, tetapi merasa terganggu dan
2) Kadang tertawa sendiri, menangis, atau marah tanpa sebab yang nyata.
4) Merasa sangat tidak nyaman bila dipakaikan pakaian dari bahan yang kasar.
2.5 Penatalaksanaan Anak Autisme
Kerusakan sel otak di sistem limbik, yaitu pusat emosi akan menimbulkan
gangguan emosi dan perilaku temper tantrum, agresivitas baik terhadap diri sendiri
berfungsinya sel otak. Obat yang digunakan antara lain sebagai berikut.
1) Haloperidol
digunakan pada anak yang menampakkan perilaku temper tantrum yang tidak
2) Fenfluramin
Suatu obat yang mempunyai efek mengurangi kadar serotonin darah yang
3) Naltrexone
4) Clompramin
perilaku ritual, dan agresivitas, serta biasanya digunakan dalam dosis 3,75
mg.
5) Lithium
6) Ritalin
Lovass adalah metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan Applied
Behavioral Analysis (ABA). ABA juga sering disebut sebagai intervensi perilaku
pemikirannya adalah perilaku yang diinginkan atau yang tidak diinginkan bisa
Gangguan bicara dan berbahasa diderita oleh hampir semua anak autisme.
Tata laksana melatih bicara dan berbahasa harus dilakukan karena merupakan
gangguan yang spesifik pada anak autisme. Anak dipaksa untuk berbicara kata demi
kata, serta cara ucapan harus diperhatikan. Setelah mampu berbicara, diajarkan
berdialog. Anak dipaksa untuk memandang terapis, karena anak autisme tidak mau
adu pandang dengan orang lain. Dengan adanya kontak mata, maka diharapkan
halusnya dengan memperkuat otot-otot jari supaya anak dapat menulis atau
Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autis adalah dalam bidang
Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk
pertolongan dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk
belajar bicara, komunikasi, dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa
Individu dengan autisme lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners
atau visual thinkers). Hal ini yang kemudian dipakai untuk mengembangkan
Picture Exchange Communication System (PECS). Beberapa video games bisa juga
khusus satu guru menghadapi satu anak dalam ruangan yang tidak luas dan tidak
ada gambar-gambar di dinding atau benda-benda yang tidak perlu, yang dapat
dalam lingkungan kelompok kecil, kemudian baru kelompok yang lebih besar. Bila
telah mampu bergaul dan berkomunikasi, maka mulai dimasukkan pendidikan biasa
Terapi yang digolongkan terapi altenatif adalah semua terapi baru yang masih
berlanjut dengan penelitian. Salah satunya adalah terapi detoksifikasi. Terapi ini
atau menurunkan kadar bahan-bahan beracun yang lebih tinggi dalam tubuh anak
autisme dibanding dengan anak normal, agar tidak mengancam perkembangan otak.
Kandungan yang dikeluarkan terutama bahan beracun merkuri atau air raksa dan
timah yang memengaruhi sistem kerja otak. Terapi ini meliputi mandi sauna,
pemijatan, dan shower, yang diikuti olahraga, konsumsi vitamin dosis tinggi, serta
air putih minimal dua liter sehari. Tujuannya untuk mengeluarkan racun yang
7) Ketidakmampuan untuk memisahkan kebutuhan fisiologis dan emosi diri sendiri dengan
orang lain
8) Tingkat ansietas yang bertambah akibat dari kontak dengan dengan orang lain
10) Mengulangi kata-kata yang dia dengar dari yang diucapkan orang lain atau gerakkan-
11) Penolakan atau ketidakmampuan berbicara yang ditandai dengan ketidakmatangan stuktur
nonverbal seperti kontak mata, sifat responsif pada wajah, gerak isyarat.
Hal-hal yang harus dikaji oleh perawat terhadap anak yang mengalami autisme:
alkoholisme,perinatal,pascanatal,cedera fisik.
5) Penyimpangan lingkungan
6) Gangguan psikiatrik
elektroensefalografi
4) Gangguan identitas pribadi berhubungan dengan kurang berkembangnya percaya diri dan
memulai interaksi antara diri dengan perawat) sebagai respons terhadap kecemasan.
Kriteria hasil:
1) Rasa gelisah dipertahankan pada tingkat anak merasa tidak memerlukan perilaku-perilaku
mutilatif diri
2) Pasien memulai interaksi antara diri dan perawat apabila merasa cemas
Intervensi:
Intervensi Rasional
Jamin keselamatan anak dengan memberi rasa aman, Perawat bertanggung jawab untuk menjamin
lingkungan yang kondusif untuk mencegah perilaku keselamatan anak
merusak diri
Kaji dan tentukan penyebab perilaku – perilaku pengkajian kemungkinan penyebab dapat memilih
mutilatif sebagai respon terhadap kecemasan cara /alternative pemecahan yang tepat.
Pakaikan helm pada anak untuk menghindari trauma saat Untuk menjaga bagian-bagian vital dari cidera
anak memukul-mukul kepala, sarung tangan untuk
mencegah menarik – narik rambut, pemberian bantalyang
sesuai untuk mencegah luka pada ekstremitas saat gerakan-
gerakan histeris
Untuk membentuk kepercayaan satu anak dirawat oleh satu Untuk dapat bisa lebih menjalin hubungan saling
perawat percayadengan pasien
Tawarkan pada anak untuk menemani selama waktu - Dalam upaya untuk menurunkan kebutuhan pada
waktu meningkatnya kecemasan agar tidak terjadi mutilasi perilaku-perilaku mutilasi diri dan memberikan rasa
aman
Tujuan: anak mulai berinteraksi dengan diri dan orang lain, pasien menggunakan kontak
mata dan perilaku-perilaku non verbal dalam berinteraksi dengan orang lain dan pasien
Intervensi Rasional
Jalin hubungan satu – satu dengan anak untuk Interaksi staf dengan pasien yang konsisten meningkatkan
meningkatkan kepercayaan. pembentukan kepercayaan
Berikan benda-benda yang dikenal (misalnya : mainan Benda-benda ini memberikan rasa aman dalam waktu-
kesukaan, selimut) untuk memberikan rasa aman dalam waktu aman bila anak merasa distres
waktu-waktu tertentu agar anak tidak mengalami distress.
Sampaikan sikap yang hangat, dukungan, dan Karakteristik - karakteritik ini meningkatkan
kebersediaan ketika anak berusaha untuk memenuhi pembentukan dan mempertahankan hubungan
kebutuhan – kebutuhan dasarnya untuk meningkatkan saling percaya
pembentukan dan mempertahankan hubungan saling
percaya
Lakukan dengan perlahan-lahan, jangan memaksakan Pasien autisme dapat merasa terancam oleh suatu
interaksi-interaksi, mulai dengan penguatan yang positif rangsangan yang gencar pada pasien yang tidak terbiasa
pada kontak mata, perkenalkan dengan berangsur-angsur
dengan sentuhan, senyuman, dan pelukan
Dengan kehadiran anda beri dukungan pada pasien yang Kehadiran seorang yang telah terbentuk hubungan saling
berusaha keras untuk membentuk hubungan dengan percaya dapat memberikan rasa aman
orang lain di lingkungannya
ditandai dengan sikap responsive dan kontak mata dalam waktu yang telah ditentukan.
Kriteria hasil:
1) Pasien memulai berinteraksi verbal dan non verbal dengan orang lain
2) Menggunakan suara, kata-kata, atau gerakan tubuh dalam cara yang interktif dengan orang
lain.
Intervensi Rasional
Pertahankan pemberi asuhan yang sama untuk anak Hal ini memudahkan kepercayaan dan kemampuan
untuk memahami tindakan-tindakan dan komunikasi
pasien
Antisipasi dan penuhi kebutuhan-kebutuhan anak hingga Pemenuhan kebutuhan pasien akan dapat
komunikasi dapat dibangun atau tercapai mengurangi kecemasan anak sehingga anak
akan dapat mulai menjalin komunikasi dengan
orang lain dengan asertif
Ulangi dan dorong aproksimasi suara ketika Memberi informasi kepada anak tentang
digunakan oleh anak harapan pemberi asuhan dan dapat mendorong
untuk berkomunikasi.
Gunakan pendekatan tatap muka (mata- Kontak mata mengekspresikan minat yang murni terhadap
dengan-mata) untuk menyampaikan ekspresi dan hormat kepada seseorang
nonverbal yang tepat
Dorong kontak mata dengan sesuatu yang Kontak mata penting untuk menangkap perhatian anak
dapat diterima oleh anak (mis: makanan dan untuk mengawali percakapan.
objek)
untuk mengenali fisik dan emosi diri terpisah dari orang lain saat pulang.
Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
Beri penguatan positif untuk mendukung kontak mata Kontak mata memungkinkan fokus anak pada
pengenalan orang lain.
Bantu anak belajar menamai bagian tubuhnya sendiri. Aktivitas ini meningkatkan kewaspadaan diri
Sediakan cermin dan gambar untuk identifikasi diri saat terpisah dari orang lain
Dorong sentuhan dengan orang lain dan Jika dilakukan secara bertahap anak merasa
sentuhan dari pemberia asuhan perbedaan antara diri sendiri dan orang lain
tanpa ansietas yang berlebihan.
Dorong untuk melakukan aktivitas perawatan Aktivitas dapat membantu anak untuk mengidentifikasi
diri yang membedakan anak dari lingkungan batasan tubuh.
(mis: makan sendiri, mencuci, berpakaian, dll)
Tingkatkan upaya anak untuk mempelajari bagian- Dapat memberikan gambaran tentang bentuk tubuh dan
bagian dari batas-batas tubuhdengan menggunakan gambaran diri pada anak secara tepat.
cermin dan lukisan serta gambar-gambar dari anak
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
klinis ditandai oleh gejala – gejala diantaranya kualitas yang kurang dalam
kemampuan komunikasi timbal balik, dan minat yang terbatas, perilaku tak wajar,
disertai gerakan-gerakan berulang tanpa tujuan (stereotipik). Selain itu tampak pula
adanya respon tak wajar terhadap pengalaman sensorik, yang terlihat sebelum usia
3 tahun. Sampai saat ini penyebab pasti autis belum diketahui, tetapi beberapa hal
yang dapat memicu adanya perubahan genetika dan kromosom, dianggap sebagai
faktor yang berhubungan dengan kejadian autis pada anak, perkembangan otak
yang tidak normal atau tidak seperti biasanya dapat menyebabkan terjadinya
perubahan perilaku pada penderita. Dalam kemampuan intelektual anak autis tidak
mengalami keterbelakangan, tetapi pada hubungan sosial dan respon anak terhadap
dunia luar, anak sangat kurang. Anak cenderung asik dengan dunianya sendiri. Dan
cenderung suka mengamati hal – hal kecil yang bagi orang lain tidak menarik, tapi
Terapi perilaku sangat dibutuhkan untuk melatih anak bisa hidup dengan
normal seperti anak pada umumnya, dan melatih anak untuk bisa bersosialisasi
Behrman, Kliegman, Arvin. (1999). Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Edisi 15. Jakarta:
EGC
Yusuf, A., Rizky F.P.K., & Hanik E.N. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Salemba Medika