Anda di halaman 1dari 2

Plagiarism Scan Report

Summary
Report Genrated Date 23 Mar, 2017
Plagiarism Status 91% Unique
Total Words 568
Total Characters 4204
Any Ignore Url Used

m
Content Checked For Plagiarism:

co
Skizofrenia merupakan kelainan psikis yang menempati peringkat kedua dalam penyakit yang
menyebabkan beban paling besar setelah penyakit jantung (Muraay dan Lopez dalam Jested and
Mueser, 2011). Skizofrenia memerlukan perawatan dengan jangka waktu yang lama terutama dalam

s.
pengobatan, ditambah lagi masih tingginya angka kekambuhan pada pasien.angka kekambuhan
secara positif berhubungan dengan telah beberapa kali masuk rumah sakit jiwa, lamanya dan
perjalanan penyakit. ol
Menurut data World Health Organization (WHO, 2010), penderita gangguan psikis dengan diagnose
skizofrenia telah menjangkit kurang lebih 24 juta jiwa di seluruh dunia ( WHO, 2010 ). Data
To
American Psychiatric Assosition (APA) pada tahun 2009, prevalensi skizofrenia di Indonesia sekitar
1% dari seluruh penduduk di dunia. Prevalensi penderita skizofrenia di Indonesia sendiri adalah
0,3% - 1% dan biasanya timbul pada usia sekitar 15 – 45 Tahun, namun ada juga yang berusia 11 –
12 Tahun sudah menderita skizofrenia. Sekitar 99% pasien rumah sakit jiwa di Indonesia merupakan
eo

penderita skizofrenia ( Arif, 2011 )

Hasil penelitian Porkony et al (2012) mengatakan bahwa 49% pasien skizofrenia mengalami rawat
lS

ulang setelah Follow Up selama satu tahun, sedangkan pasien – pasien non skizofrenia hanya 28%,
hal yang sama di sampaikan oleh Salomon et al(2012), mengatakan bahwa bahwa dalam waktu 6
al

bulan pacarawat di dapat 30%-40% penderita banyak mengalami kekambuhan, dari setelah 3-5
tahun setelah mendapatkan perawatan rawat inap di dapatkan 65%-75% yaitu penderita mengalami
kekambuhan. Tingkat kekambuhan sering di ukur dengan menilai waktu antara lepas rawat dari
Sm

perawatan terkhir sampai perawatan berikutnya dan jumlah rawat inap pada periode tertentu (Pratt,
2011).
Penelitian lain yang dilakukan pada keluarga di Amerika membutikan bahwa peranan keluarga
yanmg baik akan mengurangi angka perawatan di rumah sakit, kekambuhan, dan memperpanjang
waktu antara kekambuhan (Geddes J, 2008, Lauriello, 2105). Menurut sullinger (2010) pasien
dengan diagnosa skizofrenia di perkirakan akan mengalami kekambuhan 50% pada tahun pertama,
70% pada tahun ke dua dan 100% pada tahun ke lima setelah pulang dari Rumah Sakit, hal ini
berhubungandengan perlakuan pasien selama berada di rumah atau di masyarakat (Arif, 2010).
Hasil penelitian menurut (Sullinger 2010) terdapat 25%-50% pasien yang pulang dari Rumah Sakit
Jiwa tidak meminum obatnya secara teratur, hal inilah yang sering menyebabkan kekambuhan atau
relaps pada pasien gangguan jiwa. Salah satu penyebab pasien skizofrenia tidak teratur memakan
obat adalah karena kurannya peran serta keluarga di dalam rumah dalam perawatan terhadap
anggota keluarga yang menderita penyakit tersebut ( Appleton, 1982 dikutip oleh sullinger, 2010).
Menurut sullinger (2010) dalam keliat (2012)ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi
kekambuhan pasien yaitu pasien, dokter, penanggung jawab pasien (perawat), dan keluarga.
Keluarga disini sangat penting dalam menentukan anggota kelurga yang sakit, bersifat mendukung
selama masa penyembuhan dan pemulihan akan sangat berkurang (Kaplan, 2010).
Peran di artijkan sebagai kekambuhan individu untuk mempengaruhi atau mengubah perilaku orang
lain(Supartini, 2010). Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu (Setiadi, 2011).
Ada dua jenis peran dalam keluarga yaitu peran forman dan peran informal, peran formal sendiri
merupakan peran yang sudah jelas dan nyata terlihat seperti peran suami–ayah, istri–ibu, anak,
kaka–adik.Peran informal peran secara tertutup, bersifat implisit, seringkali tidak tampak pada
permukaannya, dan di harapakan memenuhi emosional keluarga (Satir, 2009) dan atau memelihara
keseimbangan keluarga. Peran informal keluarga meliputi pendorong, penyelaras, insiator
contributor, Negosiator, penghalang, dominator, penyalahan, pengikut, pencari pengakuan, martir,
wajah tampak ekspresi (“great stone face”), sahabat, kambing hitam keluarga, pendamai, pengasuh
keluarga, pionir keluarga, anggota yang tidak relefan atau distractor, coordinator keluarga,
perantara keluarga dan penonton ( Friedman, 2010).

m
Report generated by smallseotools.com

co
s.
ol
To
eo
lS
al
Sm

Anda mungkin juga menyukai