Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam beberapa dasawarsa ini perhatian terhadap janin yang mengalami
gangguan pertumbuhan dalam kandungan sangat meningkat. Hal ini disebabkan
masih tingginya angka kematian perinatal neonatal karena masih banyak bayi yang
dilahirkan dengan berat badan lahir rendah. (Mochtar, 1998 ).
Sejak tahun 1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth
weight baby ( bayi dengan berat lahir rendah = BBLR ), karena disadari tidak semua
bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr pada waktu lahir bukan bayi premature.
Menurut data angka kaejadian BBLR di Rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada
tahun 1986 adalah 24 %. Angka kematian perinatal di rumah sakit dan tahun yang
sama adalah 70 % dan 73 % dari seluruh kematian di sebabkan oleh BBLR (
Prawirohardjo, 2005 )
Melihat dari kejadian terdahulu BBLR sudah seharusnya menjadi perhatian yang
mutlak terhadap para ibu yang mengalamai kehamilan yang beresiko karena dilihat
dari frekuensi BBLR di Negara maju berkisar antara 3,6 – 10,8 %, di Negara
berkembang berkisar antara 10 – 43 %. Dapat di dibandingkan dengan rasio antara
Negara maju dan Negara berkembang adalah 1 : 4 ( Mochtar, 1998 ).
Kematian perinatal pada bayi berat badan lahir rendah 8 kali lebih besar dari bayi
normal pada umur kehamilan yang sama. Kalaupun bayi menjadi dewasa ia akan
mengalami gangguan pertumbuhan, baik fisik maupun mental.
Prognosis akan lebih buruk lagi bila berat badan makin rendah
Ruang Lingkup Penulisan
Sehubungan dengan keterbatasan yang ada pada penulis yaitu waktu,
pengalaman dan pengetahuan serta keterbatasan sumber yang ada, maka dalam
penulisan makalah ini, penulis membatasi ruang lingkup masalahnya pada Asuhan
Keperawatan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny “L” yang dirawat di RS TARAKAN
diruang SERUNI pada tanggal 4 desember 2012.

Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Agar Mahasiswa mampu mengembangkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
asuhan keperawatan bayi baru lahir.

2. Tujuan Khusus
a) Agar mahasiswa/i mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
b) Agar mahasiwa/i mampu merumuskan diagnose keperawatan pada bayi baru
lahir
c) Agar mahasiswa/i mampu menyusun rencana keperawatan pada bayi baru
lahir
d) Agar mahasiswa/i mampu melakukan tindakan keperawatan pada bayi baru
lahir
e) Agar mahasiswa/i mampu melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang
sudah direncanakan.
Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode
deskriptif yaitu metode yang bersifat menggambarkan suatu keadaan secara objektif
selama mengamati pasien mulai dari pengumpulan data sampai melakukan evaluasi
yang disajikan dalam bentuk naratif.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam makalah ini penulis
menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung kepada orangtua klien sehingga
mempermudah untuk mengetahui permasalahan keperawatan klien
2. Observasi
Dimana penulis secara langsung mengamati klien mulai dari seluruh respon atau
keadaan pasien termasuk respon yang timbul selama diberikan asuhan keperwatan
selama 2 hari
3. Pemeriksaan Fisik
Memeriksa langsung klien yang sedang dirawat secara sistematis mulai dari
ujung rambut sampai ujung kaki untuk mendapatkan tanda dan gejala serta kelainan
yang ada pada klien.
4. Studi Kepustakaan
Untuk menyelesaikan Asuhan Keperawatan ini penulis menggunakan berbagai
buku untuk mendapatkan teori pasti sesuai referensi
5. Studi Dokumentasi
Kelengkapan data diperoleh dari melihat dokumentasi rumah sakit,rekam medik,
catatan penunjang juga mendokumentasikan asuhan keperawatan yang sudah
dilakukan.
Sistematika Penulisan
Laporan Asuhan Keperawatan ini terdiri dari 5 BAB dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN
Meliputi Latar Belakang Masalah,Ruang Lingkup Penulisan,Tujuan
Penulisan,Metode Penulisan,dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Meliputi Konsep Dasar medis terdiri dari definisi, anatomi fisiologi, patofisiologi,
etiologi, manifestasi klinik, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksaan dan
Konsep dasar Keperawatan terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi,
implementasi, evaluasi, discharge planning dan patoflow diagram.
BAB III TINJAUAN KASUS
a) Meliputi Pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
Meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan dan
evaluasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi Kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Definisi
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42
miggu (Ilyas Jumani,1994).
Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu
(menstrual)kehamilan lengkap sampai 42 minggu kehamilan lengkap(260-294
hari)dianggap bayi cukup bulan oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995).
Neonatus adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui
jalan lahir normal atau dengan cara pembedahan (Laksman,1998).
Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn
dongoes,1999).
Neonatus adalah bayi baru lahir, bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya
(Broker,Cristine.2001).

2. Anatomi Fisiologi

1) Sistem Pernapasan
Perkembangan system pulmoner, keadaan yang mempercepat proses maturasi paru-
paru
a) Taksemia
b) Hipertensi
c) Diabetes Berat
d) Infeksi
e) Ketuban Pecah dini
f) Insufisiensi plasenta
Keadaan diatas akan mengakibatkan stress berat pada janin,hal ini dapat
menimbulkan rangsangan untuk pematangan paru-paru.

2) Jantung dan Sirkulasi darah


Di dalam rahim darah yang kaya oksigen dan nutrisi dari plasenta masuk ke dalam
tubu janin melalui vena umblikalis,sebagian besar masuk ke vena inferior melalui
duktus venosus arantii.
Ketika janin dilahirkan segera setelah bayi menghirup udara dan menangis kuat.
Dengan demikian paru-paru akan mengembang,tekanan paru-paru mengecil dan
darah mengalir ke paru-paru dengan demikian duktus botali tidak berfungsi
lagi,foramen ovale akan menutup.
Penutupan foramen oval terjadi karena adanya pemotongan dan pengikatan tali pusat
sebagai berikut:
a) Sirkulasi plasenta berhenti,aliran darah ke atrium kanan menurun, sehingga tekanan
jantung menurun, tekanan rendah di aorta hilang sehingga tekanan jantung kiri
meningkat.
b) Asistensi pada paru-paru dan aliran darah ke paru-paru meningkat, hal ini
menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat.
3) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan pencernaan telah cukup terbentuk dan telah menelan air
ketuban dalam jumlah yang cukup banyak,absorbs air ketuban terjadi melalui mukosa
saluran pencernaan,janin minum air ketuban dapat di buktikan dengan adanya
mekonium.
4) Hepar
Hepar janin pada kehamilan empat bulan mempunyai peranan dalam metabolisme
hidrat arang,dan glikogen mulai di simpan didalam hepar,setelah bayi lahir simpanan
glikogen cepat terpakai,vitamin A dan B juga di simpan di dalam hepar.
5) Metabolisme
Dibandingkan dengan ukuran tubuhnya,luas permukaan tubuh neonatus lebih besar
dari pada orang dewasa,sehingga metabolism perkilogram berat janinnya lebih besar.
6) Produksi Panas
Pada Neonatus apabila mengalami hipotermi bayi mengadakan penyesuaian suhu
terutama dengan cara NSR(Non Sheviring Thermogenesis) yaitu dengan cara
pembakaran cadangan lemak (Lewat coklat)yang memberikan lebih banyak energy
dari pada lemak biasa.
7) Kelenjar Endokrin
Selama dalam uterus,janin mendapatkan hormone dari ibunya. Pada kehamilan
sepuluh minggu, ketika tropin telah ditemukan dalam hipofisis janin,hormon ini
diperlukan untuk mempertahankan grandula suprarenalis janin. Pada neonates
kadang-kadang hormone dari ibunya masih berfungsi pengaruhnya dapat dilihat
missal pada bayi laki-laki atau perempuan adanya pembesaran kelenjar air susu atau
kadang-kadang adanya pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid pada
bayi perempuan.

8) Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal


Glomerulus di ginjal mulai dibentuk pada janin pada umur 8 minggu,jumlah pada
kehamilan 28 minggu diperkirakan 350.000 dan akhir kehamilan diperkirakan
820.000 ginjal janin mulai berfungsi pada usia kehamilan 3 bulan.
9) Susunan Syaraf
Jika janin pada kehamilan 10 minggu di lahirkan hidup maka dapat dilihat bahwa
janin tersebut dapat mengadakan gerakan spontan.
Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan 4 bulan sedangkan gerakan
menghisap terjadi pada kehamilan 6 bulan.
10) Imunologi
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang
mengandung zat antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonates hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi
dilahirkan. Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.

3. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang
cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.
Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode
ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem
tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan
sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.

Perubahan Sistem Pernafasan.


Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi :
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama
persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru secara mekanis
(Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat
menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan.

Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk :


a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.

Perubahan Dalam Sistem Peredaran Darah.


Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna mendukung
kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan cara
mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

Dua peristiwa yang mengubah tekanan dalam sistem pembuluh darah :


a. Pada saat tali pusat dipotong.
Tekanan atrium kanan menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan.
Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan. Kedua hal ini
membantu darah dengan kandungan O2 sedikit mengalir ke paru-paru untuk
oksigenasi ulang.
b. Pernafasan pertama menurunkan resistensi pembuluh darah paru-paru dan
meningkatkan tekanan atrium kanan. O2 pada pernafasan pertama menimbulkan
relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru-paru.
Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan
penurunan tekanan atrium kiri, foramen ovale secara fungsional akan menutup.
Dengan pernafasan, kadar O2 dalam darah akan meningkat, mengakibatkan ductus
arteriosus berkontriksi dan menutup. Vena umbilikus, ductus venosus dan arteri
hipogastrika dari tali pusat menutup dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah
tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.

Sistem pengaturan Suhu, Metabolisme Glukosa, gastrointestinal dan Kekebalan


Tubuh.
1) Pengaturan Suhu
Suhu dingin lingkungan luar menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit
sehingga mendinginkan darah bayi. Pembentukan suhu tanpa menggigil merupakan
usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas
tubuhnya melalui penggunaan lemak coklat untuk produksi panas.
Lemak coklat tidak diproduksi ulang oleh bayi dan akan habis dalam waktu singkat
dengan adanya stress dingin.
2) Metabolisme glukosa
Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Pada BBL,
glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). BBL yang tidak dapat
mencerna makanan dalam jumlah yang cukup akan membuat glukosa dari glikogen
dalam hal ini terjadi bila bayi mempunyai persediaan glikogen cukup yang disimpan
dalam hati.
3) Perubahan Sistem Gastrointestinal
Reflek gumoh dan reflek batuk yang matang sudah terbentuk pada saat lahir.
Sedangkan sebelum lahir bayi sudah mulai menghisap dan menelan. Kemampuan
menelan dan mencerna makanan (selain susu) terbatas pada bayi.

Hubungan antara esofagus bawah dan lambung masih belum sempurna yang
berakibat gumoh. Kapasitas lambung juga terbatas, kurang dari 30 cc dan bertambah
secara lambat sesuai pertumbuhan janin.
4) Perubahan Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem imunitas BBL belum matang sehingga rentan terhadap infeksi. Kekebalan
alami yang dimiliki bayi diantaranya.
a) Perlindungan oleh kulit membran mukosa.
b) Fungsi jaringan saluran nafas.
c) Pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus.
d) Perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel oleh sel darah yang membantu
membunuh organisme asing.
4. Etiologi
a. His(Kontraksi otot rahim)
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

5. Manifestasi klinik
a. Warna kulit: seluruhnya merah
b. Denyut jantung: > 100 x/menit
c. Pernapasan : baik,menangis kuat.
d. Otot : gerak aktif,reflek baik
e. Reaksi terhadap rangsangan : menangis

6. Komplikasi
a. Sebore
b. Ruam
c. Moniliasis
d. Ikterus fisiologi

7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm
hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
b. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
c. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
d. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit fenillalanin, menandakan
fenil ketonuria
e. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
f. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-
50 mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat
tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat
(REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.

b. Sirkulasi
Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120
dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran)
Nadi perifer mungkin melemah,murmur jantung sering ada selama periode transisi,
TD berentang dari 60-80 mmHg (sistolik)/40-45 mmHg (diastolik)
Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan darah,menunjukan tanda-tanda
pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan menghitam pada hari ke 2 atau ke
3.
c. Eliminasi
Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran.
Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24
jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.
d. Makanan atau cairan
Berat badan rata-rata 2500-4000 gram.
Penurunan berat badan di awal 5%-10%
Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah
normal palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.
e. Neurosensori
Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput
suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata
mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada.
Bagian telinga atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun
rendah menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)
Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan
babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur
klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin
terlihat.
Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.

f. Pernapasan
T akipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong.
Pola pernapasan diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan
abdomen(inspirasi yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen
menunjukan distress pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung
ringan,ekspirasi sulit atau retraksi interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi
dapat menandakan aspirasi)
g. Keamanan
Warna kulit:akrosianosis mungkin ada,kemerahan atau area ekomotik dapat tampak
di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan
forsep pada kelahiran
Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran
Ekstremitas:gerakan rentang sendi normal kesegala arah,gerakan menunduk ringan
atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
h. Seksualitas
Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen
dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo
menstruasi) mungkin ada.
Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

2. Diagnosa Keperwatan
a. Resiko Tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat pemotongan tali pusat.
b. kurang pengetahuan cara merawat bayi.
c. risti hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan dari intra ke exstra
uteri.

3. Rencana Tindakan.
a. Resiko Tinggi infeksi b/d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan
tali pusat.
Hasil;-tidak ada tanda2 infeksi
-tali pusat kering dan putus pd waktunya.

Intervensi Keperawatan:
1) pantau tanda2 infeksi,balut tali pusat dgn kasa kering,pertahan kanpusat
ttp krng,obs kulit dan tali pusat setiap hari.cuci tgn sblm dan ssdh memegang bayi.
b.kurang pengetahuan cara merawat bayi b/d kurang pengalaman..
Hasil;ibu mengatakan sdh mgrti cara merawat bayi,ibu mampu mengetahui cara
merawat bayi dan beri asi,ibu jga mgtkan mengerti cara merawat tali pusat.
Intervensi keperawatan;
-ajarkan cara cara menyusui bayi yang bnr,ajarkan cara memandikn bayi,ajarkan pd
ibu cara merawat tali pusat bayi,
c.risti hipotermi b/d adaftasi lingkungan dari intra ke exstra uteri.
Hasil;suhu tbuh dlm bts normal,akral hangat,bayi tidak mengiggil,
Intervensi keperawatan;ukur suhu neonatus,atur suhu ruangan,keringkan tubuh bayi
dan pakaikan baju dll,anjurkan ibu selalu dekap bayi supaya ttp hangat,kaji suhu
tubuh bayi.

:
4. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan tindakan keperawatan disini merupakan realisasi yang telah ditetapkan
dalam perencanaan keperawatan. Pada klien dengan bayi baru lahir idealnya harus
diletakkan didalam incubator untuk mengurangi hipotermi pada bayi baru lahir dan
merawat tali pusat dengan steril menggunakan betadine. Bila tidak mendapatkan
perawatan bayi baru lahir dapat menyebabkan terjadinya hipotermi dan infeksi
bahkan sampai sepsis.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang asuhan keperawatan pada bayi Ny.L
dengan bayi baru lahir normal di Ruang Bersalin di Puskesmas cengkareng. Asuhan
keperawatan dilakukan dengan pendekatan proses keperawatan yang dimulai dengan
tahap pengkajian, diagnosa, perencanaan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi.
Kasus ini dimulai dari tanggal 04 Desember 2012
A. PENGKAJIAN
1. Data Demografi
a. Identitas Bayi
Bayi bernama By. Ny. L lahir pada tanggal 04 desember 2012 jam 01.40 menit
dengan jenis kelamin laki-laki dengan berat 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar
kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm. Bayi merupakan anak pertama dan bayi dirawat
inap di kamar 04 Ruang Seruni Di Rumah Sakit Tarakan.
b. Identitas Orang Tua
Ibu bayi bernama Ny.L berusia 27 tahun, pendidkan terakhir SMP, pekerjaan sebagai
ibu rumah tangga, suku bangsa Indonesia. Ayah bayi bernama Tn.H berusia 30 tahun,
pendidikan terakhir SMA, pekerjaan sebagai wiraswsata, suku bangsa Jawa. Kedua
orang tua bayi beragama Islam dan beralamat Jalan hadiah 3. No 22. Rt 01/02.
2. Riwayat Prenatal dan Intranatal
a. Prenatal
Masa kehamilan direncanakan, Ante Natal Care (ANC) dilakukan di Ruang seruni
sebanyak 8 kali, masalah kesehatan atau komplikasi selama kehamilan : mual muntah
sampai kehamilan 3 bulan, imunisasi TT 2 kali, ke 1 : 5 bulan, ke 2 : 7 bulan.
b. Intranatal
Masa gestasi 39 minggu, jenis persalinan spontan, presentasi kepala, proses
kehamilan dibantu oleh bidan. Apgar skor menit pertama 9 dan menit kelima 10
dengan berat 2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32
cm . Lama persalinan 4 jam 15 menit,kala 1 : 4.05 jam,kala II : 10 menit,pecah
ketuban 4 jam/menit, keadaan air ketuban jernih. Tidak ada masalah kesehatan
maupun komplikasi dalam persalinan, obat yang didapat adalah Vitamin K 0,5 mg,
tarivid tetes mata, dan anti hepatitis B 0,5 mg.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum bayi compos mentis, baik, suhu tubuh 36,2°c, denyut nadi
156x/menit, pernafasan 42x/menit, berat badan sekarang 2500 gram, panjang badan
46cm cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm dan menangis kuat.
b. Sistem Integumen
Warna Kemerahan, tidak ada lesi, kuku lembut panjang, nevi ada, vernik caseosa ada,
lanugo ada.
c. Kepala – Leher
Tidak terlihat molding (tulang kepala tidak ada saling tindih),cephalo hematoma tidak
ada, sutura sagitalis ada, fontanel posterior teraba, rambut hitam, ukuran lingkar
kepala sub oksipito - bregmantika 32,5, oksipito frontalis 32 cm, biparietalis 19cm.
d. Mata
Mata kiri dan kanan simetris, reflek mata baik, tidak ada pengeluaran cairan dari
mata, konjungtiva kemerahan/putih dan sclera anikterik.
e. Telinga
Telinga kanan dan kiri simetris, tidak ada pengeluaran cairan dari telinga kanan dan
kiri, lubang telinga ada.
f. Hidung
Tidak ada pengeluaran cairan dari hidung, pernafasan cuping hidung tidak ada.
g. Mulut
Posisi dan ukuran mulut simetris, bibir dan lidah berwarna merah muda, platum mole
ada, palatum durum ada, bibir lembab, tidak ada muntah.
h. Muka
Muka simetris dan tidak ada kelainan
i. Leher
Pergerakan leher ada dan tak terbatas
j. Dada
Thoraks : kiri dan kanan simetris, gerekan sternum turun-naik, retraksi tidak ada,
klavikula normal, diameter kelenjar buah dada 3 cm, bentuk dan ukuran simetris.
Paru-paru : bunyi pernafasan normal tidak ada rhonci atau weezing, gerakan
pernafasan teratur, pernafasan 34x/menit.
Jantung : bunyi jantung lup-dup , denyut jantung 142x/menit.
k. Abdomen
Tidak ada distansi atau benjolan, bising usus 8x/menit, tali pusat belum puput.
l. Genitalia/ Traktus Urinarius dan Anus
Hipospadia dan epispadia tidak ada, labia mayora dan minora normal, tidak ada
kelainan pengeluaran dan pengeluaran dan buang air kecil pertama tanggal 04
Desember 2012 jam 01.40 WIB. Lubang anus ada, buang air besar pertama kali
tanggal 04 desember 2012 jam 01.50 WIB,warna hitam kehijauan.
m. Punggung
Fleksibelitas tulang punggung bisa bergerak kiri dan kanan, bentuk simetris.
n. Ekstremitas
Jari tangan dan jari kaki normal/lengkap, pergerakan aktif, tremor tidak ada, posisi
kaki kiri dan kaki kanan simetris.
o. Refleks
Reflek sucking ( reflek hisap ) baik, rooting ( reflek buka mulut dengan sentuhan )
baik, moro ( reflek kejut ) baik, stepping (reflek berdiri/melangkah) baik, palmer
graps bagus bila telapak tangan dirangsang, plantar graps baik apabila telapak kaki
bayi disentuh, tonik neck kurang ditandai dengan gerakan leher bayi fleksibel, dan
reflek crawling ada jika posisi ditengkurapkan bayi berusaha menghisap jarinya.
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tidak dilakukan
5. Penatalaksanaan
Tanggal 04 Desember 2012, bayi mendapat suntikan vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes
mata, dan hepatitis B 0,5 mg.
6. Resume
Bayi bernama By. Ny. L lahir pada tanggal 04 Desember 2012 jam 01.40 menit
dengan jenis kelamin laki-laki, lahir secara spontan dibantu oleh bidan. Berat badan
2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32cm. apgar
skor menit pertama 9 dan menit kelima 10, menangis kuat, terdapat pemotongan tali
pusat, injeksi vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes mata, dan hepatitis B 0,5 mg. pada saat
pengakjian pada tanggal 04 desember 2012 didapatkan data yaitu Keadaan umum
bayi baik, suhu tubuh 36,2°c, denyut nadi 156x/menit, pernafasan 34x/menit, kulit
bayi tampak kemerahan, Reflek sucking ( reflek hisap ) baik, rooting ( reflek buka
mulut dengan sentuhan ) baik, moro ( reflek kejut ) baik, stepping (reflek
berdiri/melangkah) baik, palmer graps bagus bila telapak tangan diangsang, plantar
graps baik apabila telapak kaki bayi disentuh, tonik neck baik ditandai dengan
gerekan leher bayi fleksibel, dan reflek crawling ada jika posisi ditengkurapkan bayi
berusaha menghisap jarinya.Ibubayi mengatakan bayi aktif sehingga bedongnya
sering terbuka, Ibu bayi mengatakan ASI keluar hanya sedikit, ASI keluar sangat
sedikit. Ibu mengatakan tali pusat belum lepas, tali pusat belum puput, tali pusat
dibungkus dengan kassa, bayi aktif sehingga bedong sering terbuka, Berat badan
2500 gram, panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar dada 32 cm.
Berdasarkan hasil pengkajian diatas, maka penulis mendapatkan 3 masalah
keperawatan, yaitu resiko tinggi pola napas tidak efektif, resiko tinggi hipotermi, dan
resiko infeksi.
7. Data Fokus
Data Subjektif :
Tidak Ada
Data Objektif :
By.ny L lahir 04 Desember 2012 apgar scor 9/10; denyut apical 134x/menit,RR
32x/menit; Suhu 36,2 C, Berat badan 46 cm; tali pusat masih basah,warna putih
segar; bayi tampak menggigil; bayi belum dimandikan;kasaa tali pusat (penutup)
basah;tangan dan kaki bayi W terlihat sedikit sianosis;lanugo + di wajah, bahu dan
punggung; reflek Morrow +, Rooting +, merangkak +; pergerakan bebas dan aktif;
verniks casiosa tampak pada kepala dan ubun – ubun; akral dingin; tampak adanya
retraksi dada; tampak ada pernafasan cuping hidung.

8. Analisa Data
No Data Masalah Etiologi
1 Ds : -------- Resiko tinggi Obstruksi jalan
Do : pola nafas nafas.
- Bayi L lahir 1 jam yang tidak
lalu. efektif.
- Nadi 156x/menit, RR
34x/menit, BB 2500
gram, PB 46 cm.
- Tampak adanya tarikan
dada atau retraksi dada.
- Tampak adanya
pernafasan cuping hidung.
2 Ds : -------- Resiko tinggi Usia ekstrem.
Do : hypotermi.
- Suhu bayi Ny. L 36,2 C.
- Bayi Ny. L tampak
menggigil dan gemetaran
atau tremor.
- Akral dingin.

3 Ds : -------- Resiko tinggi Terputusnya


Do : infeksi. kontinuitas
- Tali pusat masih basah, jaringan akibat
warna putih seger. pemotongan tali
- Kassa penutup tali pusat pusat.
basah dan kotor.
- Bayi Ny. L belum
dimandikan.

B. Diagnosa Keperawatan
Nama bayi : Bayi Ny.L
Ruang : Kamar 04 Ruang seruni Di Rumah Sakit Tarakan.
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
Tanggal ditemukan : 04 Desember 2012
Tanggal teratasi :
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
Tanggal ditemukan : 04 Desember 2012
Tanggal teratasi :
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat.
Tanggal ditemukan : 04 Desember 2012
Tanggal teratasi :
C. Rencana Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan pola nafas bayi Ny. L
kembali efektif.
kriteria hasil :
a. Frekuensi nafas dalam batas normal (30 – 40x/menit).
b. Bayi tidak tampak sianosis.
Intervensi :
1. Observasi adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada.
2. Observasi pernafasan mendengkur.
3. Auskultasi bunyi Krekels/Ronchi.
4. Bersihkan jalan nafas (hisap naso faring secara perlahan).
5. Observasi warna kulit terhadap sianosis.
6. Tempatkan bayi pada posisi Trenkelemburg yang dimodifikasi pada sudut 10
derajat.
2. Resiko tinggi hypotermi brhubungan dengan usia ekstrem.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam, diharapkan suhu tubuh bayiNy. L
dapat dipertahankan dalam batas normal dengan lingkungan termonetral.
Kriteria hasil :
- Suhu tubuh bayi Ny. L dalam batas normal (36 – 37 C)
Intervensi :
1. Ukur suhu inti neonates.
2. Pantau suhu kulit secara continue.
3. Atur suhu ruangan.
4. Keringkan kepala bayi dan tubuh kemudian pakaikan baju dan popok serta
dibedong dengan selimut hangat.
5. Anjurkan kepada Ibu untuk sering mendekap bayinya.
6. Kaji suhu tubuh bayi.
7. Berikan baby oil/minyak kayu putih kepada bayi (perut dan punggung) setelah bayi
dimandikan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam, diharapkan infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
1. Tidak ada tanda – tanda infeksi (tumor, dolor, kolor, rubor, fungsi lesea -).
2. Tali pusat bayi mengering dan putus pada waktunya.
Intervensi :
1. Pantau tanda – tanda infeksi pada tali pusat.
2. Balut tali pusat dengan kassa kering.
3. Pertahankan penutup tali pusat tetap kering.
4. Observasi kulit dan tali pusat setiap hari untuk tanda – tanda kemerahan, adanya
cairan.
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
6. Ajarkan tekhnik mencuci tangan yang tepat pada Ibu sebelum memegang/merawat
bayi.
D. Implementasi Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas.
- Mengobservasi adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada dan pernafasan
mendengkur.
Hasil :
- Tidak ada retraksi dada/cuping hidung pada pernafasan.
- Pernafasan dalam batas normal (33 – 36x/menit).
- Mengauskultasi suara paru.
Hasil :
- Pernafasan vesikuler, ronchi (-), krekels (-).
- Membersihkan jalan nafas dan lendir sedikit – sedikit.
- Mengobservasi warna kulit terhadap sianosis.
Hasil :
- Kulit kemerahan, siaonosis (-).
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
- Mengukur suhu inti neonates.
- Memantau suhu kulit secara continue.
Hasil :
- Suhu bayi Ny. L 36,4 C.
- Mengeringkan tubuh bayi dan kepala, pakaian, kaos kaki, dan sarung tangan, baju
dan popok kemudian dibedong.
Hasil :
- Suhu tubuh bayi Ny. L hangat dan kemerahan.
- Menempatkan bayi dalam lingkungan yang hangat (pada lengan atau dekapan
orang tua).
- Mempertahankan suhu lingkungan dan meminimalkan penggunaan pendingin
ruangan.
- Menganjurkan Ibu untuk mendekap bayi.
- Memberikan atau mengoleskan baby oil (minyak kayu putih) pada bayi setelah
dimandikan.
Hasil :
- Bayi Ny. L diolesi minyak kayu putih setelah dimandikan jam 05.35 pagi.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat.
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
- Mencegah penyebaran dan kontaminasi terhadap infeksi.
- Mengajarkan tekhnik cuci tangan yang tepat pada Ibu sebelum memegang dan
merawat bayi.
- Mengobservasi kulit dan tali pusat terhadap tanda – tanda infeksi.
Hasil :
- Kulit bersih, tali pusat kering dan tidak berbau.
- Mempertahankan kassa penutup tali pusat tetap kering.
E. Evaluasi Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan
nafas.
S:
- Ny. L mengatakan bayi tidak sesak dan dapat menyusu dengan baik.
O:
- Bayi tampak tenang, tidak sesak, RR=36x/menit.
- Tidak ada tanda – tanda hypoksia.
- Kulit hangat dan kemerahan.
A:
- Masalah teratasi sebagian.
P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan :
Pantau TTV bayi (pernafasan).
Pantau warna kulit terhadap sianosis.
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
S : ------
O:
- Suhu tubuh bayi 36,4 C.
- Kulit hangat dan kemerahan.
- Suhu ruangan netral.
A:
- Masalah teratasi.
P:
- Hentikan tindakan keperawatan.
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan
akibat pemotongan tali pusat.
S : ------
O:
- Tali pusat bersih dan sedikit mengering.
A:
- Tidak ada tanda – tanda infeksi (tumor,lubor,kolor,rubor, fungsi lesea -).
P:
- Lanjutkan tindakan keperawatan.
Observasi tali pusat terhadap tanda – tanda infeksi.
Balut tali pusat dengan kassa kering.
Pertahankan kassa penutup tali pusat tetap kering.

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Tahap pengkajian pada proses keperawatan merupakan suatu langkah awal yang
dilakukan kelompok dalam menerapkan asuhan keperawatan. Data yang kelompok
dapatkan adalah dengan melakukan wawancara langsung dengan ibu bayi Ny. L,
observasi keadaan bayi Ny. L dan informasi yang didapat dari bidan ruangan.
Pada tahap pengkajian, kelompok tidak terlalu banyak menemukan hambatan karena
orang tua bayi cukup kooperatif dalam memberikan informasi yang dapat dijadikan
data bagi kelompok, selain itu adanya sarana dan prasarana yang memadai dalam
mengumpulkan data yang kelompok perlukan.
Secara teoritis pengkajian dengan bayi baru lahir normal apgar skor antara 7 sampai
10, rentang suhu 36,5°c sampai 37,5°c, berat badan 2500 sampai 4000 gram, panjang
badan 45 sampai 50 cm, vernik kaseosa ada, menangis kuat, lingkar kepala 33 sampai
35,5 cm, adanya reflek rooting, adanya reflek moro, adanya reflek sucking, adanya
reflek plantar, adanya reflek genggam palmar dan adanya reflek crawing, warna kulit
kemerahan.
Sedangkan pada saat pengkajian pada tanggal 04 Desember 2012 didapatkan data
pemeriksaan fisik yaitu : Keadaan umum bayi compos mentis, suhu tubuh 36,2°c,
denyut nadi 156x / menit, pernafasan 42x / menit, berat badan sekarang 2500 gram,
panjang badan 46 cm, lingkar kepala 28 cm, lingkar lengan 10 cm, lingkar dada 32
cm dan menangis kuat, vernik caseosa ada, lanugo ada, Reflek sucking ( reflek hisap )
baik, rooting ( reflek buka mulut dengan sentuhan ) baik, moro ( reflek kejut ) baik,
stepping (reflek berdiri / melangkah) baik, palmer graps bagus bila telapak tangan
dirangsang, plantar graps baik apabila telapak kaki bayi disentuh, tonik neck baik
ditandai dengan gerekan leher bayi fleksibel, dan reflek crawling ada jika posisi
ditengkurapkan bayi berusaha menghisap jarinya. Faktor penghambat tidak ada
karena selama melakukan pengkajian bayi sangat kooperatif, selain itu kelompok juga
mendapatkan data dari ibu bayi, bidan ruangan dan catatan persalinan.
Penatalaksanaan yang diberikan pada bayi Ny.L yaitu bayi mendapat suntikan
vitamin K 0,5 mg, Tarivid tetes mata, dan hepatitis B 0,5 mg.

B. Diagnosa Keperawatan
Pada pembahasan diagnosa keperawatan kelompok ada menemukan perbedaan yaitu
berdasarkan teori ada lima diagnosa sedangkan pada kasus yang kelompok
didapatkan hanya ada tiga diagnosa.
Pada diagnosa resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas didapatkan data – data RR=42x / menit, adanya tarikan dada / retraksi
dada, dan adanya pernafasan cuping hidung.
Diagnosa resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem didapat data
suhu tubuh bayi 36,2 C, bayi tampak menggigil, dan akral dingin.
Diagnosa resiko infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat didapat data tali pusat masih basah, warna putih segar, kassa
penutup tali pusat basah dan kotor.

C. Perencanaan Keperawatan
Prioritas masalah yang kelompok angkat dalam tinjauan kasus ini adalah :
Resiko tinggi pola napas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan napas,
kelompok tempatkan pada posisi yang pertama karena apabila bayi tidak mendapat
asupan nafas yang tidak baik maka akan menyebabkan kematian pada bayi, maka
harus diatasi paling pertama. Rencana tindakan keperawatan yaitu bersihkan jalan
nafas (hisap naso faring secara perlahan). Dengan kriteria hasil jalan nafas bayi bersih
dan bisa bernafas normal.
Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem, kelompok menempatkan
pada posisi kedua karena data yang menunjang hanya bayi aktif sehingga bedong
sering terbuka, pada saat perawat melakukan pemeriksaan fisik bayi. Rencana
tindakan anjurkan kepada ibu untuk menempatkan bayi ditempat yang hangat dan
kering, bedong bayi, dengan kriteria hasil suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5°c-
36,7°c) dan tidak ada tanda hipotermi.
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat
pemotongan tali pusat, kelompok menempatkan pada posisi ketiga karena tali pusat
masih belum puput dan terbungkus dengan kasa. Rencana tindakan keperawatan yaitu
anjurkan kepada keluarga untuk mempertahankan tehnik septik dan aseptik sebelum
dan sesudah kontak dengan bayi. Dengan kriteria hasil bayi bebas dari infeksi.
D. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan ini merupakan upaya untuk merealisasikan rencana
keperawatan yang telah diterapakn dengan membina hubugan saling percaya terlebih
dahulu supaya dapat diterima oleh keluarga klien sehingga memudahkan perawat
dalam melakukan pelaksanaan tindakan keperawatan.
Dari semua rencana tindakan keperawatan, perawat melakukan tindakan keperawatan
sesuai diagnosa yang diangkat. Pelaksanaan keperawatan dilakukan selama satu hari
dan semua masalah tidak terjadi.
Faktor pendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu kerja sama yang
baik dengan perawat ruangan, ibu bayi sangat kooperatif dan literatur tentang bayi
baru lahir normal tidak sulit dilakukan.
Faktor penghambat bagi kelompok adalah pada hari kedua bayi sudah dibawa pulang,
sedangkan untuk pelaksanaan keperawatan kelompok tidak menemukan hambatan.
E. Evalusi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Pada tahap ini kelompok
melakukan evaluasi berdasarkan kriteria yang ada pada tahap-tahap yang ditentukan
pada kasus yang berdasarkan pada evaluasi keadaan bayi Ny. L, yang telah dilakukan
asuhan keperawatan selama satu hari yaitu pada tanggal 04 Desember 2012. Evaluasi
pada semua diagnosa yang diangkat seluruhnya tidak terjadi dengan kriteria hasil:
tali pusat kering, tali pusat bersih dan tidak berbau, infeksi dapat dicegah, dan
hipotermi tidak terjadi.
BAB V
PENUTUP

Pada bab ini kelompok memberikan kesimpulan dan saran yang mungkin berguna
dalam memberikan asuhan keperawatan pada bayi baru lahir normal.
A. Kesimpulan
Dalam teori ada lima masalah keperawatan yang muncul, pada kenyataannya yang
muncul dalam kasus hanya ada tiga masalah keperawatan yaitu resiko tinggi pola
nafas tidak efektif, resiko tinggi hipotermi, dan resiko tinggi infeksi, hal ini terjadi
karena keadaan umum bayi sudah baik.
Dalam tahap perencanaan tindakan keperawatan, penulis merencanakan tindakan
keperawatan yang sesuai dengan ketiga diagnosa yang muncul dimana rencana
keperawatan telah diuraikan secara detail pada bab sebelumnya. Dengan demikian
kelompok menyusun rencana keperawatan yang terdiri dari tujuan dan kriteria hasil
serta perencanaan yang sesuai dengan diagnosa yang muncul.
Pada tahap ini, rencana tindakan keperawatan tidak semua dilakukan pada klien
terkait keadaan klien. Hanya saja tiga diagnosa yang muncul, semuanya dilakukan
pelaksanaa keperawatan.
Evaluasi dari diagnosa pertama dengan masalah resiko tinggi pola nafas, teratasi
sebagian karena bayi tampak tenang, tidak sesak, RR=36x / menit, tidak ada tanda
hypoksia; diagnosa kedua resiko tinggi hypotermi, dapat teratasi karena suhu tubuh
bayi 36,4 C, kulit hangat dan kemerahan, suhu ruangan netral; dan diagnosa yang
ketiga resiko tinggi infeksi, dapat teratasi karena tali pusat bersih dan sedikit
mengering.
Adapun faktor penghambat tidak kelompok temukan dalam melakukan pengkajian.
Sedangkan faktor pendukungnya yaitu Ny. L sangat kooperatif dan melaksanakan
perawatan sesuai dengan yang dianjurkan oleh perawat berkat bantuan dan bimbingan
serta arahan dari bidan ruangan dan institusi pendidikan.

B. Saran
Berdasarkan data di atas sekiranya penulis dapat mengajukan beberapa saran antara
lain :
1. Perawat
Diharapkan perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan secara
komprenhensif, memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga klien dan
mendokumentasikan setiap tindakan yang telah dilakukan.
2. Mahasiswa
Sebaiknya mahasiswa lebih mendalami teori serta keterampilan yang dimiliki sesuai
dengan pengkajian khususnya kemampuan menilai apgar score pada menit pertama
dan kelima yang menjadi acuan penting untuk melakukan tindakan ataupun
pertolongan pertama pada bayi baru lahir.
3. Orang tua
Diharapkan orang tua mampu memaksimalkan perawatan pada bayi baru lahir
dirumah. Diharapkan orang tua memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup
sehingga mampu melakukan perawatan mandiri terhadap bayi seperti ibu memiliki
pengetahuan terhadap pentingnya ASI untuk memenuhi gizi dan kekebalan tubuh
bayi, disamping itu ibu mampu melakukan perawatan tali pusat dengan perinsip
septik dan aseptik serta mampu mencegah terjadinya hipotermi.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004


Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC.
2001
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, KB untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC. 1998
Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Edisi I, Jilid 4. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR

1. Definisi
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 minggu. (Kamus Istilah Kebidanan.
Siti Maemunah, 2005)
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 40 atau 42 minggu,dan
berat lahir 2500 gram-4000 gram. (Bobak,2000)

2.Tujuan Perawatan Bayi Baru Lahir


a) Tali pusat harus dijaga sekering mungkin. Tali pusat dapat diusap (dibasuh) dengan
alkohol untuk menjaga agar tetap kering. Tali pusat penting dijaga kebersihannya.
Ajari sang Ibu untuk segera memberitahu jika ada cairan (lendir) atau bau busuk pada
tali pusat.
b) Usap kedua mata bayi dengan kapas atau kain kasa yang kering. Hal ini dapat
mencegah infeksi akibat bakteri yang dapat menyebabkan kebutaan.
c) Suhu tubuh bayi mungkin sedikit diatas normal pada saat lahir tapi akan segera turun
sampai 37,5 0C secara aksila. Denyut nadi normal biasanya sekitar 40 pernapasan
permenit
d) Ukuran bayi bermacam-macam. Bayi yang berat badannya dibawah 2.5 kilogram
harus dirawat sebagai bayi kurang bulan. Bayi kurang bulan memerlukan perawatan
khusus untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Berikan bayi ASI yang cukup.
e) Kulit bayi biasanya berwarna merah muda. Ketika bayi baru lahir mungkin ada
bahan lengket dikulit yang disebut Verniks. Verniks dapat dibersihkan secara hati-hati
dengan mengusapkan sedikit minyak pada hari kedua. Atau biasa juga dibiarkan
sampai mengelupas sendiri secara bertahap saat mandi.
f) Feses (tinja) pertama yang dikeluarkan oleh bayi berwarna kehitaman. Warna feses
berubah menjadi kuning dalam 2 atau 3 hari berikutnya.
g) Bayi harus diberi makan (diteteki) secara teratur sejak lahir, mulai dari pemberian
beberapa menit dan bertambah lama secara perlahan. Untuk hari-hari pertama
payudara mengeluarkan kolostrum.

3.Klasifikasi Bayi
a. Bayi Aterm
1) Berat badan 2500-4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48-52 cm.
3) Lingkar dada 30-38 cm.
4) Lingkar kepala 33-35 cm.
5) Bunyi jantung janin pada menit pertama 180 x/menit.
6) Pernapasan pada menit-menit pertama cepat 80x/menit kemudian lebih kecil setelah
40x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan
diliputi verniks kaseosa.
8) Rambut lanugo telah terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
9) Kuku agak panjang dan lemas.
10) Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora, pada bayi laki-laki
testis sudah turun.
11) Refleks menghisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12) Refleks morro sudah baik apabila diletakkan suatu benda diletakkan ditelapak
tangan, bayi akan menggenggamnya.
13) Eliminasi baik urine dan mekonium akan keluar dalam waktu 24 jam pertama
14) Umur kehamilan 37-42 minggu
b. Bayi Prematur
- Berat badan kurang dari 2499 gram
- Organ-organ tubuh imatur
- Umur kehamilan 28-36 minggu
c. Bayi Posmatur
- Biasanya lebih berat dari bayi aterm
- Tulang dan Sutura kepala lebih keras dari bayi aterm
- Verniks kaseosa dibadan kurang
- Kuku-kuku panjang
- Rambut kepala agak tebal
- Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
- Umur kehamilan lebih dari 42 minggu

4. APGAR SKOR
Tabel nilai APGAR
Tanda 0 1 2 Angka
Seluruh tubuh
A: Appereance color Badan merah,
Pucat kemerahan- ...
(Warna Kulit) ekstremitas biru
merahan
P: Pulse (Frekuensi
Tidak ada <100 > 100 ...
jantung)
G: Grimace (Reaksi Sedikit gerakan Menangis,
Tidak ada ...
terhadap rangsangan) mimik batuk/bersin
A: Actifity (Tonus otot) Ekstremitas dalam
Lumpuh Gerakan aktif ...
fleksi sedikit
R: Respirasi (Usaha Lambat/ menangis
Tidak ada Menangis kuat ...
bernafas) lemah
Jumlah total

Tabel diatas untuk menentukan kondisi bayi apakah tergolong asfiksia atau tidak

❇ Klasifikasi nilai APGAR


a) Asfiksia berat : nilai Apgar 0-3
Memerlukan resusitasi segera secara aktif, pemberian oksigen terkendali. Karena
selalu disertai asidosis, perlu diberikan natrikus bikarbonat 7,5 %, 2,4 ml per kg berat
badan, dan cairan glukosa 40% 1-2 ml per kg berat badan, diberikan via vena
umbilikus
b) Asfiksia ringan sedang dengan nilai Apgar 4-6 memerlukan resusitasi dan pemberian
oksigen sampai bayi dapat bernapas normal kembali
c) Bayi normal atau sedikit asfiksia nilai Apgar 7-9
d) Bayi normal dengan nilai Apgar 10

5. Mekanisme Kehilangan Panas


Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :
1. Evaporasi
Evaporasi adalah jalan utama bagi bayi kehilangan panas. Kehilangan panas dapat
terjadi karena penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh
bayi sendiri karena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan
2. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin. Permukaan yang dingin akan menyerap panas tubuh
bayi
3. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh bayi yang terjadi saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi ynag dilahirkan atau ditempatkan didalam ruangan
yang dingin akan cepat mengalami kehilangan panas
4. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan didekat benda-
benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi

6. ASI (Air Susu Ibu)


~ Pengertian ASI
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan sempurna untuk bayi, karena
mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
~ ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah memberikan hanya ASI tanpa memberikan makanan dan
minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan, kecuali obat dan
vitamin.
~ Manfaat ASI (Air Susu Ibu) bagi bayi
a) Merupakan makanan alamiah yang sempurna
b) Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan
yang sempurna
c) Mengandung DHA dan AA yang bermanfaat untuk kecerdasan bayi
d) Mengandung zat kekebalan untuk mencegah bayi dari berbagai penyakit infeksi
(diare, batuk pilek, radang tenggorokan dan gangguan pernapasan)
e) Melindungi bayi dari alergi
f) Aman dan terjamin kebersihannya, karena langsung disusukan kepada bayi dalam
keadaan segar
g) Tidak akan pernah basi, mempunyai suhu yang tepat, dapat diberikan kapan saja dan
dimana saja
h) Membantu memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi

7. Refleks Pada Bayi


- Refleks Morro : Dapat dilihat bila bayi dikagetkan atau sekonyong-konyong
digerakan akan terjadi refleks baru abduksi dan ekstensi. Lengan dan tangannya
terbuka kemudian diakhiri dengan aduksi lengan.
- Refleks Graps : Bila telapak dirangsang tangan akan memberi reaksi seperti
menggenggam.
- Refleks Walking : Bila telapak kaki ditekan pada sebuah bangku atau pada
suatu tempat yang datar, maka bayi akan bereaksi seperti berjalan.
- Refleks Rooting : Bayi baru lahir bila disentuh pipinya akan menoleh kearah
sentuhan. Bila bibirnya dirangsang atau disentuh, dia akan membuka mulut dan
berusaha mencari puting untuk menyusu.
- Refleks Menelan : Timbul bila ada cairan dirongga mulut.

8. Tindakan Resusitasi Jantung Paru pada Anak / Neonatus


- Pengertian
Resusitasi adalah upaya untuk membuka jalan napas agar udara (oksigen) masuk
kedalam tubuh bayi dengan cara meniupkan napas kedalam mulut bayi dan
menggerakkan jantung dengan hati-hati (resusitasi jantung) sampai bayi bernapas
spontan dan jantungnya berdenyut spontan dan teratur (Departemen Kesehatan RI,
1995)
Resusitasi adalah usaha menghidupkan kembali dengan pernapasan buatan atau pijat
dan rangsangan jantung.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN BEDAH SESAR DI RSU GMIM “KALOORAN” AMURANG

I. Pengkajian
A. Biodata
Nama : By U. K
Umur : Neonatus 60 menit setelah lahir
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
Jenis kelamin : Laki- laki
Tanggal lahir : 30 Oktober 2009 jam 03.40 WITA

Nama ibu : Ny J.L


Umur : 25 Tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Watulambot , Tondano

Nama ayah : Tn S. K
Umur : 34 tahun
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Watulambot , Tondano

B. Riwayat kelahiran sekarang


Tanggal 30 Oktober 2009 jam 03.50 WITA lahir bayi laki-laki dengan
tindakan bedah sesar dengan berat badan 3600 gram dan panjang badan 50 cm
dengan APGAR skor 9-10 ditolong olehbidan dan mahasiswa.r.

C. Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Lingkar kepala 36 cm, tidak ada benjolan, persebaran rambut merata
2. Mata
Simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterus
3. Telinga
Simetris kiri dan kanan, ada lubang telinga dan ada kartilago
4. Hidung
Ada lubang hidung, terdapat mukus yang berlebihan
5. Mulut
Palatum utuh, lidah ada, refleks menghisap (+)
6 Leher
Tidak ada pembengkakan
7. Dada
Simetris kiri dan kanan, lingkar dada 34 cm, terlihat prosesus xipoideus
8. Abdomen
Tali pusat masih basah, tidak ada benjolan, tidak kembung
9. Genetalia
Jenis kelamin perempuan, terdapat Labia
10. Anus
Ada lubang anus, pengeluaran mekonium (+)
11. Punggung
Refleks melengkung batang tubuh aktif
12. Kulit
Warna merah muda, halus
13. Ekstremitas atas
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap
14. Ekstremitas bawah
Simetris kiri dan kanan, jari-jari lengkap, pergerakan aktif
15. Tubuh
Tubuh menggigil

APGAR Skor
Tanda 0 1 2 Setelah 1 Setelah 5
menit menit
Badan
Seluruh
Warna merah,
Pucat/ biru tubuh 2 2
Kulit ekstremitas
kemerahan
biru
Frekuensi
Tidak ada < 100 > 100 2 2
jantung
Reaksi Sedikit
Menangis,
terhadap Tidak ada gerakan 2 2
batuk/bersin
rangsangan mimik
Ekstremitas
Tonus Otot dalam Gerakan
Lumpuh 2 2
fleksi aktif
sedikit
Usaha Lambat/
Menangis
bernafas Tidak ada menangis 1 2
kuat
lemah
Jumlah 9 10

D. Pemeriksaan fisik Bayi


- Pengukuran umum
Lingkar kepala : 36 cm
Lingkar dada : 34 cm
Lingkar lengan : 11 cm
Berat badan : 3.600 gram
Panjang badan : 50 cm
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 160 x/menit
Respirasi : 36 x/menit
Suhu badan : 36,2 o C

E. Pengelompokan Data
* Data Subjektif
-
* Data Objektif
- Terdapat air ketuban pada saluran napas
- Bayi bersin dan batuk
- Tubuh menggigil
- Suhu tubuh 36,2 0C
- Tali pusat masih basah, terdapat Luka, Panjang tali pusat 5 cm
- Akral dingin
- Pernapasan ireguler 36x/m

F. Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Ds. - Bayi baru lahir Bersihan jalan
napas tak
Do.- Terdapat sisa air ketuban pada efektif
saluran napas Dinding alveoli terbungkus oleh
- Bayi bersin dan batuk cairan
- Pernapasan ireguler 36x/m
Merangsang sekresi surfaktan
Adanya tekanan negatif

Alveoli mengembang

Mukus dieksresikan ke jalan


napas

Tertumpuknya mukus pada


saluran napas
Ds. - Terpajan dengan lingkungan Risiko
ekstrauteri penurunan suhu
Do.: tubuh
- Tubuh menggil
Tubuh beradaptasi dengan
- Suhu badan 36,2 0C
lingkungan
- Bayi gemetar

Proses pelepasan panas yang


berlebihan

Suhu tubuh menurun


Ds Terpotong tali pusat Risiko infeksi
-
Do Luka
- Tali pusat masih basah
Jalan masuk (port d entree
- Panjang ± 5 cm
mikroorganisme
Resiko infeksi

II. Diagnosa Keperawatan


1. Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan tertumpuknya mukus pada
saluran napas ditandai dengan :
Ds : -
Do :- Terdapat air ketuban pada saluran napas
-Bayi bersin dan batuk
- Pernapasan Ireguler 36x/m

2. Risiko penurunan suhu tubuh berhubungan dengan proses pelepasan panas yang
berlebihan yang ditandai dengan :
Ds : -
Do : - Tubuh menggigil
- Suhu badan 36,2 C
- Akral dingin

3. Risiko infeksi b/d terpotongnya tali pusat yang ditandai dengan :


Ds : -
Do : Tali pusat masih basah
Panjang tali pusat 5 cm
Perencanaan Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Tujuan Intervensi Rasional
1 Bersihan jalan nafas tak efektif Bersihan jalan
1. Hisap mukus pada1. Untuk membantu1. Menghisap mukus yang S:-
b/d tertumpuknya mukus pada napas kembali saluran napas mengeluarkan mukus ada pada saluran napas O:
saluran napas ditandai dengan efektif dengan dengan cepat dan melalui mulut dan - Mukus
Ds : - kriteria hasil : membersihkan jalan hidung menggunakan saluran pernap
Do : Terdapat mukus yang- Mukus pada napas. slim suigher. berkurang
berlebihan pada saluran napas saluran 2. Posisi yang tepat2. Mengatur posisi bayi - Pernapasan
pernapasan 2. Atur posisi tidur bayi dapat membantu yaitu miring kiri dan normal yaitu :
berkurang mengeluarkan mukus miring kanan x/menit
yang ada pada saluran A. Masalah teratasi
pernapasan sebagian
3. Untuk mengetahui P. Tindakan dilanju
pernapasan bayi dan
untuk menentukan3. Mengobservasi vital sign
3. Observasi vital sign intervensi berikutnya :
- N :160x/menit
- R : 40x/menit
- Sb : 36,2 o C

2 Risiko penurunan suhu tubuh b/d Tidak terjadi 1. Bersikan bayi dengan1. Membersihkan bayi 1. Membersihkan bayi dari S.:-
proses pelepasan panas yang penurunan suhu tidak terlalu dari kotoran yang ada sisa-sisa lendir dan darah O. Sb. 36,4 0C
berlebihan yang ditandai dengan tubuh dengan di tubuh menggunakan kainA. Masalah tidak te
Ds : - kriteria hasil : bedung P. Pertahankan
Do : pertahankan suhu2. Keringkan tubuh bayi2. Mencegah kehilangan 2. Menghindarkan tubuh intervensi
– Tubuh menggigil tubuh 36-37 oC panas akibat bayi dan memakaikan keperawatan
– Suhu badan 36,2 0C perpindahan pakaian serta
lingkungan membungkus bayi
dengan menggunakan
selimut hangat
3. Memantau suhu tubuh
3. Pantau suhu tubuh3. Stabilisasi suhu bayi, suhu badan 36,4 0S
bayi mungkin tidak terjadi 4. Menempatkan bayi
8-12 jam setelah lahir dalam lingkungan hangat
4. Mencegah kehilangan
4. Tempatkan bayi panas melalui
dalam lingkungan konduksi
hangat
3 Risiko infeksi b/d terpotongnya Infeksi tidak 1. Cuci tangan sebelum1. Mencuci tangan 1. Mencuci tangan dengan S : -
tali pusat yang ditandai dengan : terjadi dengan merawat tali pusat adalah faktor yang sabun sebelum merawat O :
Ds : - kriteria hasil : penting untuk tali pusaat - tali pusat masi
Do : Tali pusat masih basah - tidak ada tanda- melindungi bayi baru basa
tanda infeksi lahir dari infeksi - vital sign : suh
- tali pusat 2. Kaji keadaan tali 2. Mengetahui tanda- 2. Mengkaji keadaan tali badan 36 oC, nad
kering, tidak bau, pusat dari tanda-tanda tanda infeksi pusat, tidak bau, tidak 140 x/menit,
tidak ada nana dan infeksi ada nana dan tidak ada respirasi 40 x/m
tidak ada perdara perdarahan A : masalah tera
3. Rawat tali pusat 3. Mencegah terjadinya 3. Merawat tali pusat sebagian
dengan teknik aseptik infeksi dengan gaas alkohol P : lanjutkan
dan antiseptik setiap selesai mandi intervensi
keperawatan
4. Latih dan
4. Meningkatkan
demonstrasikan pada pemahaman tentang 4. Mendemonstrasikan
ibu dan keluarga cara cara merawat tali pusat kepada ibu dan keluarga
merawat tali pusat yang baik cara merawat tali pusat
dengan menggunakan
gaas beralkohol yang
dibungkus pada tali pusat

DAFTAR PUSTAKA

- Kamus Kedokteran Edisi V, 2008


- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Edisi II. 198
- Gunawan, Nardho. Pedoman Penunjang Kegawat – Daruratan Obstetri dan Neonatal. Jakarta. 1995
- Guyton, Artur. Buka Ajar FISIOLOGI Kedokteran. EGC. Jakarta. 1983
- Untoro, Rachmi. ASI. Depkes RI. 2005
- Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. EGC. 1990
- Wiknjosastro, Gulardi.dkk. Asuhan Persalinan Normal. JNPKR. Jakarta. 2007

Anda mungkin juga menyukai