Anda di halaman 1dari 8

CERITA BAHAGIA DARI TANAH BOJONG

Oleh : Nurshelina Rahmani

Sebuah Semangat Kerja Nyata

Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bentuk perwujudan


pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Program ini lahir dari suatu
pemikiran bahwa dalam menghadapi persaingan global yang semakin
kompetitif, pembangunan yang belum merata, serta menciptakan
kesejahteraan untuk masyarakat di daerah tertinggal khususnya, bukanlah
tugas dari pemerintah semata, namun tugas seluruh lapisan masyarakat,
termasuk di dalamnya Perguruan Tinggi beserta Civitas Akademinya yaitu
mahasiswa dalam menjalankan fungsinya sebagai “Agent of Change”. Melihat
tujuan di adakannya program KKN oleh PpMM tersebut, saya begitu
bersemangat untuk menjalankannya terlebih merupakan tahun pertama di
adakan lagi di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keruguan.
Menelisik dan melihat kehidupan masyarakat desa lebih dekat serta
dapat bermanfaat untuk masyarakat sekitar merupakan salah satu hal yang
menarik bagi saya. Dengan diadakannya program KKN ini saya
berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi saya kepada warga desa
sekitar. Rencana awal yang akan saya lakukan saat KKN berlangsung adalah
dengan memberikan bantuan mengajar untuk insitusi pendidikan formal
atau keagamaan desa yang kekurangan tenaga pengajar. serta mengajarkan
dan memberikan motivasi belajar kepada anak-anak desa setempat.
Menurut pandangan saya sebelum KKN berlangsung, yang akan
menjadi kendala terbesar pelaksanaan KKN adalah bahasa yang digunakan
oleh warga setempat dimana mayoritas dari anggota kelompok KKN saya
berasal dari berbagai suku yang belum fasih berbahasa sunda, namun seiring
berjalannya waktu selama KKN berlangsung, saya dan teman anggota
kelompok saya dapat menyesuaikan diri dengan bahasa setempat. bahkan
sedikit banyak dapat berbicara bahasa sunda dengan warga sekitar.
Menurut saya, KKN merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat
bermanfaat untuk diri mahasiswa pribadi. karena dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki mahasiswa untuk orang banyak. Seperti layaknya
semudah tersenyum, begitulah mudahnya berbuat baik kepada sesama.
Karena kebahagiaan tidak di ukur oleh banyaknya harta yang dimiliki namun
kebahagiaan hati. dan jalan untuk mencapai kebahagiaan hati tersebut
adalah dengan menggembirakan hati orang lain.

Kebahagiaan dalam Satu Atap

Hidup bersama dalam satu atap selama kurang lebih satu bulan
dengan orang-orang yang berbeda karakter dari berbagai Fakultas bukanlah
hal yang mudah untuk menyatukan perbedaan-perbedaannya. Walaupun
kelompok KKN saya sangatlah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan
sudah seperti layaknya keluarga kedua. kekompakan dan kebersamaan telah
tercipta sebelum KKN berlangsung, dimana selama kurang lebih 3 bulan
pendekatan dengan seringnya berkumpul dan membagi canda tawa
membuat kami dengan mudah mengenal satu sama lain. saya yang awalnya
terlihat pendiam dan pemalu di awal perjumpaan KKN, menjadi sangat
nyaman berteman dengan kelompok KKN dan menjadi diri saya sendiri yang
periang, ekspresif, dan humoris.
Kelompok KKN saya menyatu dan saling berbaur satu sama lain
antara laki-laki ataupun perempuan. tidak ada yang saling membentuk
kelompok. saya sangat bersyukur dapat disatukan oleh teman-teman KKN
yang dapat saling memahami, peduli, dan mengingatkan satu sama lain. tidak
ada canda tawa yang terlewat sekalipun di posko KKN. Keberagaman sifat
yang dimiliki oleh kelompok KKN saya menjadi suatu hal yang dapat saling
melengkapi satu sama lain. Anggota kelompok KKN saya berjumlah 20
orang. beberapa keunikan yang dapat saya ceritakan dengan pengalamannya
yang menyenangkan adalah sebagai berikut, yaitu saya sendiri dan Ergita
salah satu teman yang sangat mirip karakternya dengan saya. saya dan Ergita
sama-sama berasal dari keturunan betawi asli dan merupakan anggota
kelompok yang paling tidak bisa diam di posko KKN. hobi dan kegemaran
saya dengan Ergita sama, yaitu suka bercanda dan makan. tak jarang saya
dan Ergita berkeliling kampung untuk bersilaturahmi dengan warga desa
yang rumahnya memiliki warung. di warung tersebut saya dan Ergita
membeli jajan, menyantap makanan, sambil bertamu. dengan hal-hal konyol
dan jokes-jokes yang saya dan Ergita lakukan membuat keriangan dan canda
tawa terjadi di posko KKN.
Dan salah satu laki-laki yang sama halnya seperti saya dan Ergita
sering mengundang gelak tawa adalah Adam. laki-laki bertubuh gempal
dengan hidung minimalis ini sering sekali meledek saya dan teman-teman
kelompok KKN dengan jokes-jokesnya yang diluar pemikiran. lalu seorang
pengusaha travel umroh yang perawakannya mengundang tawa adalah
Syaikhon. Syaikhon adalah orang yang paling suka tidak nyambung jika
berbicara dalam forum diskusi kelompok KKN. dan merupakan laki-laki
generasi milenial yang sering mengeluarkan bahasa-bahasa gaulnya. tidak
jarang Syaikhon menjadi orang yang sering menjadi bahan ledekan teman-
teman KKN. namun Syaikhon merupakan orang yang mau belajar
bertanggung jawab dibuktikan dengan berhasilnya acara HUT RI Ke 73
bersama partner penanggung jawabnya yaitu Nufa.
Lain halnya dengan empat orang Jawa yang harus tinggal selama
sebulan di tanah sunda, yaitu Anjar, Anjarwati, Bima dan Idrus yang sering
mengundang gelak tawa dengan logat bahasa Jawa ngapaknya yang setiap
hari terdengar di telinga teman-teman kelompok KKN. kata-kata yang sering
terdengar adalah “Mangan-Turu-Adus” yang artinya adalah “Makan-Tidur-
Mandi”. Walaupun begitu, orang-orang Jawa ini adalah yang paling rajin di
kelompok KKN. Anjarwati yang begitu rapih dan telaten jika merapihkan
posko, hingga ketika dia ingin meyetrika pakaian dia menanyakan kepada
teman-teman kelompok KKN apakah ada yang ingin menitip bajunya di
setrikakan atau tidak. Anjarwati juga merupakan partner sekretaris saya
yang dalam mengerjakan surat menyurat selalu rapih. lalu, Anjar laki-laki
yang menyukai kebersihan, ketika ada benda atau sesuatu yang kotor, tidak
rapih, dan tidak pada tempatnya ia segera merapihkannya. Bima dan Idrus
yang selalu bersedia menjadi tukang ojek mengantar kelompok KKN yang
harus turun ke bawah karena beberapa keperluan.
Lalu, anggota kamar wanita sosialita Ergita, Hana, Juna, dan Anita
yang baik hati dengan keunikan masing-masing. Hana yang sangat menyukai
korea dan merupakan wanita yang siap menjadi pelindung teman-temannya
semacam Tim SAR ketika sedang menaiki dan menuruni bukit agar tidak ada
yang terjatuh. Juna wanita yang begitu lembut dan baik hati. dan bisa
berubah menjadi wanita yang suka ngedumel ketika saya dan teman-teman
KKN membuat surprise di momen ulang tahunnya. terakhir, Anita yang
ceplas-ceplos dan terlihat jutek namun mempunyai hati yang baik dan peduli
terhadap teman-teman kelompok KKN.
Selanjutnya, kamar wanita cantik, yaitu Pratiwi wanita berdarah
minang dan sering dipanggil “uni” ini adalah wanita yang baik hati dan
merupakan tokoh kecantikan di kelompok KKN saya, dengan bakatnya di
bidang kecantikan. lain halnya dengan wanita yang menjabat menjadi
bendahara pertama yaitu Niken merupakan sosok wanita yang paling
bijaksana dalam berbicara. dan sangat rapih dalam megatur keuangan KKN.
Lalu Aulia wanita yang paling cantik di kelompok KKN saya ini, merupakan
seorang konseptor yang paling banyak penggemarnya. karena kebaikan hati,
keramahan, dan senyum manisnya membuat banyak orang menyukainya.
sama halnya dengan Aulia, Said laki-laki yang berdarah sunda ini mempunyai
perawakan yang manis dan lembut. sehingga tidak sedikit anak-anak, dan
ibu-ibu yang menyukainya. Dan Oka duta FISIP yang memiliki penampilan
keren, pemikiran diplomatis dan bijaksana dalam menanggapi hal, ikut
menambah deretan anggota kelompok yang paling banyak disukai oleh anak-
anak dan warga sekitar.
Selanjutnya Irham, laki-laki yang berdarah sunda asli ini sangat
mudah berkomunikasi dengan warga sekitar karena menggunakan bahasa
sunda yang lancar. Dan laki-laki terakhir adalah Abdi, laki-laki yang awalnya
ditakuti oleh anggota kelompok KKN karena sifatnya yang keras namun
perlahan dapat merubah sifat kerasnya menjadi lebih lembut dan hangat.
Abdi merupakan sosok ketua kelompok yang baik, bijaksana, peduli
terhadap anggota kelompok dan bertanggung jawab. dibuktikan dengan
caranya yang mau menerima kritikan untuk perbaikan diriya, seorang yang
cerdas dalam memimpin kelompok dan telah menjadi pemimpin yang dapat
menyatukan kelompok KKN saya.
Dan yang terakhir adalah teman sekamar saya, yaitu Kamar
Muslimah. Nufa dan Nafisah dua wanita berdarah sunda yang memiliki
wajah manis ini merupakan wanita shalihah yang paling mengerti saya dan
selalu mengingatkan diri saya kepada Allah. Nufa, orang yang paling awal
bangun subuh, dan sering membangunkan saya dan teman-teman kelompok
KKN agar tidak telat solat subuh. dan ketika puasa arafah Nufa dan Nafisah
membangunkan saya dan kelompok KKN untuk sahur sehingga kami sahur
dan puasa bersama. kebiasaan positif tersebut berlanjut dengan seringnya
sholat berjamaah. hal tersebut yang membuat kelompok KKN saya
merasakan manisnya iman dalam dekapan ukhuwah yang indah. Nufa juga
merupakan wanita yang baik, peduli, cerdas dan konseptor yang handal.
Lalu, Nafisah wanita yang terihat jutek ini memiliki hati yang baik dan
ketika sudah mengenalnya dia akan banyak berbicara dibuktikan dengan
mudahnya bergaul dengan ibu-ibu di Kampung Bojong dengan bahasa
Sundanya.
Keberagaman sifat, karakter, dan kebiasaan yang unik tersebut
menambah warna dalam kelompok KKN saya. sehingga dalam menjalankan
program kerja dan hidup bersama selama satu bulan kami merasakan
kekeluargaan dan kebersamaan yang begitu erat. Walaupun begitu
kelompok KKN saya tidak terlepas dari konflik internal. dimana ada masalah
pribadi individu yang tidak terselesaikan secara pribadi hingga harus
dibicarakan dalam forum saat evaluasi berlangsung. yaitu sebuah kesalah
pahaman dan kurangnya memahami maksut dari perkataan salah satu
individu. dan masalah tersebut dapat terselesaikan dengan dewasa, dan
saling memaafkan. hingga di forum tersebut, semua anggota kelompok KKN
mengutarakan isi hati dan saling mengevaluasi satu sama lain. banyak
pelajaran yang saya ambil selama hidup sebulan dengan kelompok KKN saya,
bahwa dalam mempererat kebersamaan di perlukan sikap saling memahami
perbedaan karakter satu sama lain, terbuka, dan mau mengevaluasi diri
untuk kebaikan bersama.

Pelajaran Berharga dari Kampung Bojong

Kampung Bojong, kampung yang sangat jauh dari keramaian Kota


menjadi pilihan lokasi kelompok KKN saya untuk mengabdi. Kampung yang
berada di paling ujung Desa Sukamulih, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten
Bogor ini memiliki kekayaan alam luar biasa yaitu cuaca yang sejuk,
pemandangan yang indah, tanah pertanian yang luas, tambang emas di
pegunungan, dan warga desa yang begitu ramah. kesederhaan hidup,
semangat kerja dan religiusitas yang tinggi serta gotong royong yang erat
menjadi kesan tersendiri di hari pertama saya dan teman-teman kelompok
KKN menginjakkan kaki. dimana, saat saya dan kelompok KKN datang
dengan membawa barang-barang yang tidak sedikit warga kampung Bojong
berbondong-bondong membantu membawakan barang ke posko KKN. saya
dan kelompok KKN tinggal di salah satu rumah warga yang sudah kami
anggap seperti orang tua sendiri. yaitu, Umi dan Pak Udi. rumah yang kami
tempati selama sebulan sangatlah nyaman. saya dan teman-teman dapat
tidur dengan nyenyak dan tidak kekurangan air.
Kegiataan dimulai dari pembukaan KKN di salah satu Majelis, yaitu
Majelis Nurul Inayah. dimana saat pembukaan, warga-warga desa yang
terdiri dari pejabat desa, para ustadz, tokoh masyarakat, anak-anak, dan ibu-
ibu, menyambut kami dengan sangat ramah dan hangat. membawa energi
positif untuk saya dan kelompok KKN. mulailah saya dan kelompok KKN
berdiskusi untuk melaksanakan program kerja yang akan dijalankan. salah
satu cara untuk mempermudah pelaksanaan program kerja adalah dengan
melakukan pendekatan yang rutin kepada warga Kampung Bojong. karena
program yang akan di jalankan adalah untuk warga Kampung Bojong sendiri.
Saya dan kelompok KKN mulai menjalin pendekatan dengan warga
sekitar, mulai dari anak-anak, ibu-ibu, tokoh masyarakat dan para pemuda.
yang paling mudah dalam menjalin pendekatan adalah dengan anak-anak,
karena sejak hari pertama mereka sangat antusias dengan kedatangan kakak-
kakak mahasiswa. hal tersebut menjadi kesempatan emas untuk saya dan
kelompok KKN dalam melakukan pendekatan. hari demi hari, anak-anak
semakin banyak yang datang ke posko KKN setiap waktu tiada hentinya.
hingga kelompok KKN saya memutuskan untuk membuat jadwal mengajar
anak-anak di posko KKN. dengan seringnya kegiatan yang dilakukan dengan
anak-anak, saya dan kelompok KKN dapat merasakan ikatan batin yang
menimbulkan rasa kasih sayang. walaupun antusiasme anak-anak tak jarang
membuat saya dan kelompok KKN kewalahan. namun tidak membuat
kelompok KKN menutup diri dengan kedatangan mereka yang semakin hari
semakin bertambah. anak-anak sendiri memiliki panggilan masing-masing
untuk kakak-kakak mahasiswa, seperti saya akrab di panggil “Mami Shelin”
oleh anak-anak.
Pendekatan dengan anak-anak lainnya dilakukan dengan mengajar
TPA di Majelis Nurul Inayah dan Kobong setiap harinya. saya dan kelompok
KKN juga berkesempatan mengajar beberapa hari di SDN Bojong
menggantikan guru yang sedang melakukan pelatihan. Walaupun dengan
fasilitas belajar yang kurang memadai, anak-anak selalu bersemangat dalam
menuntut ilmu. hal tersebut membuat saya dan kelompok KKN semakin
semangat untuk mendidik dan memberikan motivasi belajar untuk masa
depan anak-anak Kampung Bojong kelak.
Dan salah satu cara melakukan pendekatan dengan warga sekitar
dengan membantu proses pembangunan masjid di Kampung Bojong.
Kampung Bojong merupakan kampung yang warga masyarakatnya memiliki
tingkat religiusitas yang tinggi. terlihat dari banyaknya majelis-majelis
agama untuk anak-anak maupun ibu-ibu dan masjid yang selalu ramai
dengan kegiatan agama. kegiatan di majelis tidak pernah terhenti, terus
berlangsung setiap harinya dari siang hingga malam. mulai dari pengajian
shalawat ibu-ibu, sekolah arab anak-anak, dan acara-acara besar agama
lainnya. tidak jarang saya dan kelompok KKN menghadiri kegiatan
keagamaan tersebut. waktu mereka dihabiskan dengan bekerja, belajar, dan
menuntut ilmu agama setiap harinya. hal tersebut membuat kelompok KKN
saya merasa harus berpartisipasi dalam pembangunan masjid di Kampung
Bojong. adalah anggota kelompok laki-laki KKN saya yang membantu
pembangunan masjid dalam beberapa hari. terlihat jelas semangat gotong
royong warga Kampung Bojong dalam pembangunan masjid tersebut.
Bapak-bapak dan para pemuda yang dari pagi hingga sore hari bahu
membahu bergotong royong menyelesaikan kontruksi bangunan masjid
bersama. dan pada setiap RT yang setiap harinya bergantian menyumbang
makan dan minuman untuk para pekerja. pemandangan yang begitu
mengharukan pada siapapun yang melihatnya. di tambah dengan fakta yang
saya dan kelompok KKN ketahui, bahwa dana pembangunan masjid di
tanggung sendiri oleh seluruh warga desa. dimana dalam satu keluarga
diwajibkan membayar iuran sesuai dengan kemampuan ekonominya. tanpa
bantuan dari donatur karena mereka tidak ingin menerima sumbangan dari
uang haram. sehingga sangat berhati-hati dalam menerima sumbangan.
hingga saat ini, pembangunan masjid masih berlangsung dan sudah mulai
rampung pengerjaannya.
Hal menarik lainnya yang dapat diceritakan adalah, pendekatan
dengan para ibu-ibu yang sangat ramah dalam menyambut kedatangan
kelompok KKN. hal tersebut terjadi ketika saya dan kelompok KKN
menghadiri pengajian ibu-ibu. saya dan kelompok KKN menyalami satu per
satu ibu-ibu yang sebagian besar adalah nenek-nenek paruh baya sebagai
bentuk penghormatan dan rasa terimakasih untuk mereka. tak jarang
perasaan haru dan air mata menetes ketika melihat mereka begitu baik
menerima kelompok KKN. bahkan tidak sedikit yang memberikan buah
tangan dan menawarkan rumahnya untuk di datangi kelompok KKN. Karena
letak geografis yang jauh dari kota, sulitnya akses transportasi, dan lembaga
pendidikan yang belum ada saat dahulu, membuat banyaknya ibu-ibu yang
mengalami buta aksara atau tidak bisa baca dan tulis.
Sampai saat ini, kebanyakan dari anak-anak hanya menyelesaikan
sekolah hingga SD selanjutnya mengambil sekolah paket. karena untuk
melanjutnya ke tingkat SMP harus menempuh jarak yang cukup jauh. Ibu-
ibu setiap harinya menghabiskan waktu di sawah karena sebagian besar
mata pencaharian warga Kampung Bojong adalah petani. hal tersebut yang
melatarbelakangi program Literasi Aksara kelompok KKN untuk lansia dan
anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis. Literasi Aksara
dilaksanakan seminggu dua kali untuk ibu-ibu dan setiap hari untuk anak-
anak. Hal yang mengharukan adalah melihat raut senyum dan semangat ibu-
ibu dalam belajar membaca dan menulis.
Momen yang mengharukan terakhir adalah pada saat penutupan
Literasi Aksara dan penutupan KKN. dimana, semua warga desa berkumpul.
dari mulai anak-anak, ibu-ibu, pejabat desa, tokoh masyarakat, dan para
pemuda. kelompok KKN menampilkan video dokumenter perjalanan KKN
selama sebulan, menyampaikan sambutan terakhir, dan rasa terimakasih
yang begitu besar kepada warga Kampung Bojong atas penerimaan yang
begitu baik dan hangat. hingga isak tangis dan momen kebersamaan tercipta
ketika kelompok KKN dan anak-anak serta ibu-ibu saling berpelukan
mengucapkan rasa terimakasih dan permohonan maaf. hal tersebut
membuktikan kelompok KKN saya dapat diterima dengan baik dengan
warga sekitar bahkan sudah seperti layaknya keluarga. Banyak pelajaran
berharga dan nikmat luar biasa, yang saya rasakan selama hidup sebulan di
Kampung Bojong. yaitu Nikmat Ihsan. nikmat berupa kebahagiaan hati
karena dapat menghadirkan senyum dan bermanfaat untuk warga desa.
hingga kami meninggalkan desa dengan perasaan lega dan bahagia.

Desa yang Kaya akan Potensi Alam

Harapan saya, jika berkesempatan untuk mengabdi kembali atau


hidup sebagai penduduk di Kampung Bojong adalah ingin menjadikan
Kampung Bojong menjadi Kampung yang lebih bersih, tertata dengan rapih,
dan dapat dimanfaatkan potensi wisatanya. melihat potensi alam yang
begitu besar di kampung ini. lalu menjadikan anak-anak di Kampung Bojong
agar memiliki cita-cita yang tinggi untuk masa depan mereka yang lebih
cemerlang sehingga dapat mensejahterakan kampungnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai