Anda di halaman 1dari 7

Surabaya - Warga Surabaya punya pilihan untuk wisata belanja sekaligus belanja di

Transmart Rungkut. Transmart pertama di Surabaya ini tidak hanya menyuguhkan


aneka barang kebutuhan sehari hari, tapi juga dilengkapi dengan arena bermain
dengan berbagai wahana yang seru.

"Di Transmart Rungkut ini kita mempunyai 5.000 suplier, 1.300 di antaranya berasal
dari Kota Surabaya," kata Presdir Trans Retail Indonesia Syafi Syamsudin dalam
sambutan pembukaan Transmart Rungkut, Jumat (24/2/2017).

Selain suplier asal Surabaya, Transmart Rungkut yang menempati area seluas
8.900 m2 memberikan banyak ruang bagi UKM Surabaya untuk menjual produk.
Salah satu tenan UKM Surabaya yang diunggulkan yakni UKM batik dan makanan
olahan eks lokalisasi.

Sementara Wali Kota Tri Rismaharini dalam sambutannya mengucapkan terima


kasih kepada Transmart yang sudah memberikan pilihan wisata keluarga di
Surabaya Timur.

Foto: Zaenal Effendi/detikSurabaya

"Kita kembangkan kawasan timur dan barat mulai dirasakan, termasuk Transmart
Rungkut kita sudah mulai bergerak di timur. Ini bukti perkembangan kota bukan
hanya pusat dan barat saja. Kami sebagai warga Surabaya menyambut senang,
terima kasih," kata Risma.

Risma berencana akan bekerja sama dengan Transmart untuk menghidupkan toko
klontong agar bisa bersaing dengan toko modern.
"Nanti ke depan, saya coba agar klontong kulakan di sini sehingga bisa bersaing,"
imbuh Risma.

Foto: Zaenal Effendi/detikSurabaya

Dalam pembukaan Transmart Rungkut ini juga dihadiri CEO CT Corp Chairul
Tanjung dan mantan Menteri Komunikasi dan Informasi M Nuh serta Ketua PWNU
Jatim KH Moh Mutawakil Alallah.

Chairul Tanjung juga mengajak Risma dan undangan lainnya keliling ke dalam
Transmart Rungkut. "Ini bu, rak khusus produk olahan makanan dan minuman dari
Pahlawan Ekonomi Surabaya dan di bawah tadi tenan untuk UKM Surabaya," kata
Chairul Tanjung kepada Risma. (ze/ang)

Kendati demikian pratik pemungutan tarif yang tidak sesuai itu belum ada
ditindak oleh Dinas Perhubungan (Dishub). Jukir itu tetap memaksa
membayar sesuai keinginannya.

Sebagaimana diketahui berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) nomor 3/2009


tentang parkir dan retribusi parkir, sepeda motor yang parkir di pinggir jalan
umum dikenakan Rp 1.000 dan kendaraan roda empat Rp 2.000.
Pantauan Riau Pos (Jawa Pos Group), tarif parkir yang dinaikkan secara
sepihak itu terdapat di pinggir Jalan Soerkarno Hatta. Tepatnya di sekitaran
Transmart Pekanbaru.

Jukir di sana tidak mengenakan atribut lengkap seperti rompi, peluit dan ID
Card. Mereka memaksa setiap pengendara roda dua untuk membayar Rp
3.000. Padahal tarif sepeda motor yang berlaku saat ini hanya sebesar Rp
1.000 untuk satu kali parkir.

Ratna, warga Jalan Suaka Karya itu, mengaku kesal dengan ulah jukir yang
menolak dibayar Rp 1.000. "Ketika saya tiba di luar Mal Transmart sudah ada
beberapa pria berpakaian preman yang mengarahkan untuk parkir di tempt
yang telah mereka sediakan. Ketika hendak keluar dari area parkiran. Saya
memberikan uang Rp 1.000. Akan tetapi Jukir itu menolaknya," cerita Ratna.

Ditambahkan perempuan berusia 27 tahun, jukir mengatakan uang yang


diberikannya kurang dan meminta tambahan. "Kurang uangnya dek, tarif
parkir motor di sini Rp 3.000," ucapnya menirukan perkataan Jukir itu.

Jawaban dari oknum jukir nakal itu sontak membuatnya kaget. Dia sempat
mempertanyakan mengapa tarif parkir di tepi Jalan Soekarno Hatta naik. Akan
tetapi Jukir membalasnya dengan menyebutkan tarif parkir sudah memang
segitu. "Saya tanya, tapi jukirnya bilang tarif parkir memang segini. Kalau tak
percaya silahkan parkir di tempat lain, juga segitu tarifnya," ulasnya.

Lanjut dia, Jukir tersebut tidak menggunakan atribut resmi. Melainkan


memakai pakain preman. Selain itu jukir tersebut tidak memberikan tiket
karcis parkir. "Tidak ada pakai rompi warna orange, id card serta pluit. Lalu
juga tidak memberikan karcis kepada pemilik kendaraan," sampai Ratna.

Tak ingin bermasalah dengan oknum Jukir nakal tersebut. Ratna dengan rasa
terpaksa menambahkan sisa kekurangan yang diminta jukir itu. "Dengan
terpaksa saya tambahkan, kalau tidak ditambahkan nanti muncul pula
masalah," sebutnya.

Hal serupa juga dialami Wadirso, pengedara mobil yang memarkirkan


kendaraanya di luar Mall Transmart. Dia diminta uang sebesar Rp 5.000 usai
memarkirkan mobilnya. "Saya parkirkan mobil saya di luar, karena parkiran di
dalam mal penuh. Ketika saya mau pulang tiba-tiba Jukir meminta uang parkir
Rp 5.000," ujar warga Sukajadi itu.

Padahal disampaikan pria berusia 42 tahun itu, dirinya hanya memarkirkan


kendaraan dalam waktu hanya selama satu jam saja. "Saya ke sana karena
ingin jumpa dengan teman, saya tidak lama juga hanya sekitaran satu jam.
Tapi malah diminta uang segitu," sampainya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan Riau Pos di lapangan tampak ratusan


kendaraan roda dua dan roda empat terparkir di jalur lambat Jalan Soekarno
Hatta.

Terbatasnya daya tampung parkir yang disediakan pihak mal menjadi


penyebab utama munculnya area parkir yang dikelola oleh oknum-oknum
yang mencari keuntungan semata tanpa mematuhi aturan yang telah
ditetapkan Pemko Pekanbaru.

Kepala UPT Parkir Dishub Kota Pekanbaru, Bambang Armanto mengatakan,


pihaknya sudah mendatangi lokasi parkir di sekitaran mal Transmart
Pekanbaru. "Kami sudah mendatangi lokasi tersebut. Kami menunggu arahan
dari kepala dinas," Sebut Bambang.

Mantan Kepala Terminal BRPS itu menjelaskan, parkir di lokasi tersebut ilegal
karena tidak mengantongi izin dari Dishub Kota Pekanbaru. "Parkir disana
ilegal, karena tidak memiliki izin. Kita sampai saat ini tidak mengeluarkan izin
parkri disana," ungkapnya.
Ke depan pihaknya akan menganggil semua pengelola maupun juru parkir
yang ada di lokasi tersebut. Karena tarif parkir yang diminta jukir di sana tidak
sesuai ketentuan. Sehingga tidak mungkin dibiarkan.

"Rencana kita akan panggil mereka semua, sebab nggak mungkin dibiarkan.
Kita sudah kabari dan koodinasi dengan Kadis," ungkap
Bambang. (*3/iil/JPG)

Anda mungkin juga menyukai