KELOMPOK 1
1. LATAR BELAKANG
I. PENGERTIAN TEORI
Teori adalah serangkaian bagian atau variabel, definisi, dan dalil yang
saling berhubungan yang menghadirkan sebuah pandangan sistematis mengenai
fenomena dengan menentukan hubungan antar variabel, dengan menentukan
hubungan antar variabel, dengan maksud menjelaskan fenomena alamiah.
Labovitz dan Hagedorn mendefinisikan teori sebagai ide pemikiran “pemikiran
teoritis” yang mereka definisikan sebagai “menentukan” bagaimana dan
mengapa variable-variabel dan pernyataan hubungan dapat saling berhubungan.
Pengertian Organisasi :
1. Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang
dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta,
Kamus Umum Bahasa Indonesia).
2. Organisasi adalah sistem sosial yang memiliki identitas kolektif yang
tegas, daftar anggota yang terperinci, program kegiatan yang jelas, dan
prosedur pergantian anggota. (Janu Murdiyamoko dan Citra Handayani,
Sosiologi untuk SMU Kelas I).
Pembagian kerja
Di dalam sebuah organisasi, pembagian kerja atau tugas pekerjaan adalah
keharusan mutlak tanpa itu kemungkinan terjadinya tumpang tindih menjadi
amat besar. Pembagian tugas pekerjaan pada akhirnya akan menghasilkan
departemen-departemen dan job description dari masing- masing departemen
sampai unit-unit terkecil dalam organisasi. Dengan pembahagian tugas
pekerjaan, ditetapakan sekaligus susunan organisasi (struktur organisasi), tugas
dan fungsi-fungsi masing-masing unit dalam organisasi, hubungan-hubungan
serta wewenang masing-masing unit oganisasi.
Pembagian tugas saja perlu dilihat dari manfaat yang diperoleh dari penerapan
spesialisasi, tetapi pula dalam rangka mewujudkan penempatan orang yang tepat
pada jabatan yang tepat dan pula dalam mempermudah pengawasan oleh atasan.
Delegasi kekuasaan
Salah satu prinsip pokok dalam setiap organisasi adalah delegasi kekuasaan.
Kepada setiap pejabat harus didelegasikan kekuasaan, atau wewenang yang
perlu ahar pejabat tersebut dapat melaksanakan tugasnya sebaik-baiknya.
Wewenang atau kekuasaan itu mempunyai aspek, antara lain wewenang
mengambil keputusan, wewenang menggunakan peralatan, bahan dari uang,
wewenang memerintah, wewenang pemakaian waktu tettentu dan lain
sebagainya.
Rentang kekuasaan
Mengenai prinsip rentang kekuasaan, dipergunakan berbagai istilah-istilah yang
berbeda, seperti span of authority, span of control (rentan pengawasan), span of
management dan span of managerial responsibilities dan dalam bahasa
Indonesia dipakai istilah lain seperti jenjang pengawasan,
Tingkat-tingkat pengawasan
Menurut prinsip ini, tingkat pengawasan atau tingkat pemimpin hendaknya
diusahakan sedini mungkin. Di dalam suatu organisasi diusahakan agar
organisasi sesederhana mungkin, selain memudahkan komunikasi pula agar ada
motivasi bagi setiap orang di dalam organisasi untuk mencapai timgkat-
timgkat tertnggi di dalam struktur organisasi. Sehubungan dengan prinsip-
prinsip tingkat-tingkat pengawasan ini, maka suatu organisasi yang baik yaitu
berbentuk pipih dan tidak menjulang tinggi.
V. Macam-macam Organisasi
a. Berdasarkan tujuanya :
1. Organisasi Sosial (public organization) bersifat Non-Profit.
2. Organisasi Perusahaan(bussiness organization) bersifat Profit.
b. Berdasarkan ukuranya :
1. Organisasi kecil
2. Organisasi sedang
3. Organisasi kecil
c. Berdasarkan kaitanya dengan pemerintah /negara
1. Organisasi resmi , dibentuk berkaitan dengan pemerintah dan
terdaftar pada lembaran negara.
2. Organisasi tidak resmi , tidak terkait dengan pemeritah
d. Berdasarkan bentuk/tipe organisasi
1. Organisasi Lini
2. Organisasi Lini & Staf
Kelemahan :
Kelemahan :
Bingung karena Multi perintah
4. Organisasi Lini, staf, dan fungsional
VI. Perbedaan dan persamaan organisasi Publik dan Privat
Secara umum suatu organisasi dapat dikategorikan dalam dua sektor, yaitu
sektor bisnis, sektor publik.
Istilah publik berasal dari bahasa Latin “of people” (yang berkenaan dengan
masyarakat). Sasaran organisasi publik ditujukan kepada masyarakat umum. Organisasi
publik adalah tipe organisasi yang bertujuan menghasilkan pelayanan kepada
masyarakat, tanpa membedakan status dan kedudukannya. Organisasi sektor publik
merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan publik dan
penyelenggaraan Negara. Organisasi sektor publik pada umumnya berupa lembaga-
lembaga Negara atau pemerintahan atau organisasi yang memiliki keterkaitan dengan
keuangan Negara. Organisasi publik adalah organisasi kompleks yang diciptakan oleh
undang-undang yang bertugas mengatur dan mengadministrasikan peraturan undang-
undang. (Salusu, 1996)
Istilah privat berasal dari bahasa Latin “set apart” (yang terpisah). Sasaran
organisasi bisnis ditujukan pada hal – hal yang ‘terpisah’ dari masyarakat secara
umum. Organisasi privat atau bisnis adalah organisasi yang ditujukan untuk
menyediakan barang dan jasa kepada konsumen, yang dibedakan dari kemampuanya
membayar barang dan jasa tersebut sesuai dengan bisnis pasar. Organisasi sektor bisnis
merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang bisnis komersial atau disebut juga
sebagai sektor privat atau swasta. Organisasi sektor bisnis dapat berbentuk usaha
perseorangan (proprietorship), persekutuan (partnership), maupun perseroan
(coporation).
Walter (1984) melihat bahwa sebenarnya organisasi publik dan organisasi
privat secara bersama-sama menghadapi tantangan yang datang dari lingkungan
eksternal (Salusu, 1996)
PERBEDAAN ORGANISASI PUBLIK DAN ORGANISASI PRIVAT/BISNIS
Berikut adalah Perbedaan antara Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis menurut:
I. Prof. Dr. J. Salusu, MA (1996)
Perbedaan Utama antara Organisasi Publik dan Organisasi Bisnis:
1. Kekuasaan dan Politik
Peranan dan ambisi politik dari actor-aktor politik pemerintahan dan birokrasi
jauh lebih menonjol dibandingkan dengan yang dimiliki para pelaku bisnis,
yang kemudian tampak dalam praktek pelayanan kepada masyarakat. Ragam
dan macam tingkah laku dari para manajer bisnis justru merupakan factor
eksternal yang sangat berharga sebagai masukan bagi para manajer
pemerintahan. Akan tetapi sistem kewenangan yang diciptakan dalam jajaran
birokrasi sering kali kompleks dan tumpang tindih. Berbeda dengan sistem
kewenangan dalam dunia bisnis yang umumnya lebih sederhana dan jelas.
Selain itu, para manajer dari organisasi bisnis relative lebih bisa bertindak dan
merumuskan suatu kebijaksanaan dan bahkan juga dalam menggunakan cara
yang dianggap paling efektif dalam melaksanakannya sepanjang hal itu tidak
secara tegas dilarang.
2. Pengaruh Manajer Publik
Para manajer pada organisasi publik umumnya mempunyai pengaruh besar
apabila mereka berada dalam posisi yang erat hubunganya dengan isu-isu dan
masalah-masalah pokok yang berkaitan dengan pencapaian sumber daya. Selain
itu, pengaruhnya juga besar, apabila mereka memperoleh dukungan efektif dari
pemegang kekuasaan serta kelompok-kelompok inti dalam organisasinya. Di
sector non politik, para manajer publik juga akan mampu menanamkan
pengaruhnya yang cukup kuat, andaikata mereka memiliki kemampuan
professional, kemampuan untuk mencapai reputasi sehingga bisa memperoleh
kepercayaan yang besar, serta mempunyai pengetahuan luas yang luar biasa
tentang pemerintahan termasuk sebagai aspek dan liku-liku operasionalnya
(Rainey, 1991)
3. Loyalitas dan Efisiensi
Loyalitas dan ketaatan masyarakat pada pemerintah dan Negara jauh lebih
tinggi daripada loyalitas dan ketaatan para pelanggan dan konsumen terhadap
organisasi bisnis dan nonprofit. Mereka loyal dan taat secara hokum dan
undang-udang, tempat pemerintah member jaminan perlindungan hokum
terhadap hak-hak asasi manusia. Selain itu, pemerintah menjamin sarana dan
kemudahan-kemudahan bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat, termasuk
kemudahan bagi organisasi bisnis. Pada organisasi bisnis loyalitas konsumen
akan tergantung pada sejauh mana mereka tertarik pada produk dan jasa yang
ditawarkan. Organisasi bisnis adalah produsen dari berbagai kebutuhan
masyarakat. Pada umumnya organisasi ini secara internal cukup efisien, ke luar
berjiwa entrepreneur dan agresif dan hanya terikat pada satu sasaran tunggal,
mencari keuntungan. Bagi organisasi publik atau pemerintahan, dalam member
pelayanan, lebih berpedoman pada prinsip birokratik, dank e dalam tidak
efisien, serta keluar tidak avonturistis.
4. Sumber Daya dan Profesionalisme
Dalam kenyataan kehidupan bernegara, sumber daya dan profesionalisme masih
dikuasai oleh pemerintah, sementara kalangan bisnis dapat memilikinya dengan
bayaran yang tinggi.
Dalam organisasi bisnis terjadihubungan langsung antara produk perusahaan
dan konsumen. Pada dasarnya sumber keuangannya adalah dari sector swasta
dan tidak banyak tergantung pada peraturan dari pemerintah.
Tabel Perbedaan Organisasi Publik dan Privat menurut Dr. Mardiasmo, MBA, Ak.
Perbedaan Organisasi Publik Organisasi Privat
Tujuan organisasi - Nonprofit motive - Profit motive
- Pelayanan publik - Penyediaan barang dan jasa
komersial
Sumber pendanaan Pajak, retribusi, utang, obligasi Pembiayaan internal: modal
pemerintah, laba sendiri, laba ditahan, penjualan
BUMN/BUMD, penjualan aktiva
asset Negara, dsb Pembiayaan eksternal : utang
bank, obligasi, penerbitan
saham
Perbedaan Organisasi Publik Organisasi Privat
Pertanggungjawaba Kepada masyarakat (publik) Kepada pemegang saham dan
n dan parlemen (DPR/DPRD) kreditor
Struktur organisasi Birokratis, kaku, dan hirarkis Fleksibel
Karakteristik Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik
anggaran
Meskipun Organisasi Publik memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda dengan
Organisasi Privat, akan tetapi dalam beberapa hal terdapat persamaan, yaitu:
Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor Privat merupakan bagian
integral dari sistem ekonomi di suatu negara dan keduanya menggunakan
sumber daya yang sama untuk mencapai tujuan organisasi.
Keduanya menghadapi masalah yang sama, yaitu masalah kelangkaan sumber
daya (scarcity of resources), sehingga baik sektor publik maupun sektor
Privatdituntut untuk menggunakan sumber daya organisasi secara ekonomis,
efektif dan efisien.
Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen keuangan, pada dasarnya
sama di kedua sektor. Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang
handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen, yaitu: Perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian.
Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk yang sama, misalnya:
baik pemerintah maupun Privat sama-sama bergerak di bidang transportasi
massa, pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, dan sebagainya.
Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan ketentuan hukum lain
yang disyaratkan.
B. Sejarah pemikiran teori organisasi
I. Teori klasik
Awal terjadinya teori klasik sebagai pemerhati bidang
manajemen dan organisasi, ditandai oleh terbitnya buku karya
Frederick Taylor (1911) Taylor berusaha memperbaiki pekerjaan
dengan menggunakan metode ilmiah terhadap tugas-tugas didalam
organisasi. Taylor mengusulkan empat prinsip scientific management
yaitu:
1. penggantian metode untuk menentukan elemen pekerjaan
ditentukan secara ilmiah
2. seleksi dan pelatihan pekerja secara ilmiah
3. kerjasama antara pimpinan dan bawahan untuk mencapai
tujuan sesuai dengan metode ilmiah
4. pembagian tanggung jawab yang lebih merata diantara
manajer sebagai perencana dan supervise dan para pekerja
sebagai pelaksana.
Teori klasik ini dikembangkan pula oleh Henry Fayol. Fayol
mencoba mengembangkan prinsip-prinsip umum yang dapat
diaplikasikan pada semua manajer dari semua tingkatan organisasi,
dan menjelaskan fungsi-fungsi yang harus dilakukan oleh seorang
manajer. Sedangkan Taylor memusatkan perhatian pada tingkatan
yang paling rendah dari organisasi manajemen yaitu aspirasi
bawahan.
Fayol mengusulkan empat belas prinsip-prinsip organisasi, yaitu
pembagian kerja
wewenang
disiplin
kesatuan komando
kesatuan arah
mendahulukan kepetingan umum diatas kepentingan pribadi
remunerasi (gaji sesuai pekerjaan)
Sentralisasi
rantai scalar (garis wewenang)
tata tertib
keadilan
stabilitas masa kerja para pegawai
inisiatif
esprit de corps (persatuan dan kesatuan dalam organisasi).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Huseini, H. L. (1987). Teori Organisasi Suatu Pendekatan Makro. Jakarta: Pusat Antar
Ilmu-Ilmu Sosial UI.