PENDAHULUAN
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-
organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini membutuhkan
waktu sekitar 6 minggu. Dampak psikologis karena respon terhadap banyak
peristiwa emosi selama masa beberapa hari pertama postnatal (nifas) sangat
bervariasi, dan dipengaruhi oleh begitu banyak faktor. Maka penekanan utama
pendekatan keperawatannya adalah pemberian bantuan, simpati dan dorongan
semangat.
Banyak ketakutan dan kekhawatiran pada ibu yang baru melahirkan terjadi
akibat persoalan sederhana dan dapat diatasi dengan mudah atau sebenarnya dapat
dicegah oleh staf keperawatan yang mewaspadainya. Dengan mendengarkan
penjelasan ibu dan memperhatikan sikapnya terhadap staf keperawatan,
pengunjung, suami dan bayinya, bidan sering dapat mengantisipasi hal-hal yang
bisa menimbulkan stres psikologis.
Dengan bertemu dan mengenal suami wanita tersebut atau orang lain yang
dekat dengannya, tenaga kesehatan akan memiliki pandangan yang lebih
mendalam terhadap setiap permasalahan yang mendasarinya. Ibu yang merasa
tegang atau tidak aman dalam menangani bayinya harus dibesarkan hatinya,
khususnya jika ibu tersebut seorang primipara. Tenaga kesehatan biasanya
menyadari hal ini dan dapat memberitahukan kepada ibu bahwa mereka
menguasai penangananan bayi karena sudah mempelajari keterampilan tersebut
sejak lama dan ibu juga secara bertahap dapat belajar dan dapat menguasainya.
Jika perilaku ibu yang baru tersebut tampak tidak lazim atau tidak masuk
akal, staf keperawatan harus waspada terhadap kemungkinan psikosis masa nifas,
suatu kejadian yang relatif jarang tetapi sering merupakan kondisi psikiatrik yang
serius.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Instict Keibuan
3
Pada waktu melahirkan anak, etrlebih pada kelahiran anak yang pertama
kali instinc keibuan akan bertambah besar dan kuat, ditambah perasaan
banggabahwa ia betul-betul wanita yang dapat melaksanakan kewajibannya untuk
menurunkan keturunan, anak yang dilahirkan adalah darah dagingnya, bagian dari
tubuhnya. Dengan perasaan demikian, kasih sayang wanita kepada anaknya akan
bertambah besar. Demi kasih sayangnya kepada anak, wanita sanggup
mengorbankan apa saja yang ia miliki, sekalipun berkorban raga dan jiwanya.
2. Reaksi Ibu
4
reaksi lain, misalnya kecemasan. Contohnya mencemaskan bagaimana ia dapat
memelihara anaknya, menyekolahkannya dll. Disamping itu, kemungkinan pula
timbul reaksi kekecewaan misalnya karena kedatangan bayi itu belum diharapkan,
atau dikarenakan jenis kelamin bayi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
4. Rooming-In Plan
Rooming-In Plan adalah rencana perawatan ibu dan bayi secara bersamaan
dalam satu kamar, jadi tempat tidur anak akan terdapat di samping tempat tidur
ibu agar ibu dapat melihat anaknya setiap saat. Rencana ini akan memberikan
5
keuntungan fisik maupun psikologis bagi ibu dan bayi. Untuk keuntungan
psikologis :
1. Bayi akan menerima rasa keibuan lebih besar dari pada di rawat diruang
bayi.
2. Menimbulkan kepuasaan bagi ibu dan bayi karena hubungan dapat selalu
dijalin.
3. Ibu akan merasa gembira karena dapat melihat anaknya setiap waktu dan
dapat mengembangkan mother instinctnya lebih cepat.
4. Membentuk tempramen yang baik bagi bayi.
5. Waktu kunjungan kedua orang tua akan lebih gembira karena dapat
bertemu dalam kesatuan keluarga.
Disamping keuntungannya ada pula kerugian dari rencana rooming-in
tersebut antara lain kemungkinan bayi dapat infeksi dari ibunya atau dari
pengunjung agar dapat melihat dan memegang bayi dengan bebas, sedangkan
keadaan bayi masih belum cukup kuat.
2.2 Pengertian
Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat
membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan
hal ini disebabkan pada wanita yang melahirkan sering mengalami perasaan sedih
dan takut sehingga mempengaruhi emosional dan sensitifitas ibu yang dikenal
dengan istilah postpartum blues (Rahmawati, 2009).
6
Post Partum Blues adalah perasaan sedih dan depresi segera setelah
persalinan, dengan gejala dimulai dua atau tiga hari pasca persalinan dan
biasanyahilang dalam waktu satu atau dua minggu (Gennaro, dalam Bobak dkk.,
2004). Periode Post Partum adalah periode waktu yang muncul sesegera setelah
seorang wanita melahirkan hingga 52 minggu (Registered Nurses’Association of
Ontario, 2005).
Post partum blues adalah suatu tingkat keadaan depresi bersifat sementara
yang dialami oleh kebanyakan ibu yang baru melahirkan karena perubahan tingkat
hormon, tanggung jawab baru akibat perluasan keluarga dan pengasuhan terhadap
bayi. Keadaan ini biasanya muncul antara hari ke-tiga hingga ke-sepuluh pasca
persalinan, seringkali setelah pasien keluar dari rumah sakit. Apabila gejala ini
berlanjut lebih dari dua minggu, maka dapat menjadi tanda terjadinya gangguan
depresi yang lebih berat, ataupun psikosis postpartum dan tidak boleh diabaikan
(Novak dan Broom, 2009).
2.3 Gejala-Gejala
Post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu baru
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada
minggu pertama setelah persalinan ditandai dengan gejala-gejala:
1. Reaksi depresi/sedih/disporia.
4. Sangat pelupa.
7
ditunjukkan dengan perilaku mudah menangis, kehilangan nafsu makan,
mengalami gangguan tidur, dan merasa cemas.Hansen, Jones (dalam Bobak dkk.,
2004) menjelaskan bahwa Post partum blues dapat menyebabkan serangan
menangis, perasaan kesepian atau ditolak,kecemasan, kebingungan, kegelisahan,
kelelahan, mudah lalai, dan sulit tidur.
Faktor yang menyebabkan terjadinya post partum blues bisa terjadi dari
dalam dan luar individu, misalnya:
8
lingkungan (suami, keluarga dan teman) apabila suami mendukung kehamilan ini,
apakah suami mengerti perasaan istri apakah suami, keluarga dan tema
memberikan dukungan fisik dan moril, misalnya dengan membantu pekerjaan
rumah tangga, membantu mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu.
Kelelahan pasca persalinan, perubahan yang pernah di alami oleh ibu, rasa
memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan bayinya;
problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul rasa cemburu dari anak
sebelumnya sehingga hal tersebut cukup menganggu emosional ibu.
2.5 Klasifikasi
Ringan: Post Partum Blues atau sering juga maternity blues atau sindroma
ibu baru dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering
tampak pada minggu pertama setelah persalinan di tandai dengan gejala-gejala:
reaksi depresi/sedih/disporia; sering menangis; mudah tersinggung, cemas,
labilitas perasaan.
Berat: Depresi berat dikenal sebagai sindroma depresi non psikotik pada
kehamilan namun umumnya terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan setelah
kelahiran.
9
Penatalaksanaan depresi berat: dukungan keluarga dan lingkungan sekitar;
terapi psikologis dan psikiater dan psikolog; kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian anti depresan (hati-hati pemberian pada wanita hamil dan menyusui);
pasien dengan percobaan bunuh diri sebaiknya tidak ditinggalkan sendiri dirumah;
jika diperlukan melakukan perawatan di RS; tidak dianjurkan untuk rooming in
atau rawat gabung dengan bayinya.
2.6 Penanganan
1) Fase Taking in
Periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase
ini ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dan rasa tanggung jawabnya
dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya sehingga timbul percaya diri.
3) Fase letting go
Post partum blues atau gangguan mental pasca-salin sering kali terabaikan
dan tidak ditangani dengan baik. Banyak ibu yang berjuang sendiri dalam
beberapa saat setelah melahirkan. Mereka merasa ada suatu hal yang salah namun
mereka sendiri tidak benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila
10
mereka pergi mengunjungi dokter atau sumber-sumber lainnya. Penaganan
gangguan mental pasca-salin pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan
gangguan mental pada momen-momen lainnya. Para ibu yang mengalami post
partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini
membutuhkan dukungan psikologis seperti kebutuhan fisik lainnya yang harus
juga dipenuhi.
2.7 Pencegahan
Artinya persiapan diri yang baik pada saat kehamilan sangat diperlukan
sehingga saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi
risiko terjadinya depresi post partum. Kegiatan yang dapat ibu lakukan adalah
banyak membaca artikel atau buku yang ada kaitannya dengan kelahiran,
mengikuti kelas prenatal, bergabung dengan kelompok senam hamil. Ibu dapat
memperoleh banyak informasi yang diperlukan sehingga pada saat kelahiran ibu
sudah siap dan hal traumatis yang mungkin mengejutkan dapat dihindari.
11
2. Olahraga dan Nutrisi yang Cukup
Support mental sangat diperlukan pada periode post partum. Dukungan ini
tidak hanya dari suami tapi dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Jika
ingin bercerita ungkapkan perasaan emosi dan perubahan hidup yang di alami
kepada orang yang dipercaya dapat menjadi pendengar yang baik. Ibu post partum
harus punya keyakina bahwa akan mendukung dan selalu siap membantu jika
mengalami kesulitan. Hal tersebut akan membuat ibu merasa lebih baik dan
mengurangi risiko terjadinya depresi post partum.
Informasi tentang depresi post partum yang kita berikan akan sangat
bermanfaat sehingga ibu mengetahui faktor-faktor pemicu sehingga dapat
mengantisipasi atau mencari bantuan jika menghadapi kondisi tersebut. Ibu juga
harus mempelajari keadaan dirinya sehingga ketika sadar terhadap kondisi ini
akan segera mendapatkan bantuan secepatnya. Bergabung dengan orang yang
pernah mengalami depresi post partum dapat membantu ibu memperoleh
informasi terhadap gejala dan hal nyata yang di alami.
12
Maksdunya sesudah kelahiran akan terjadi perubahan yang bepengaruh
terhadap emosional ibu sehingga sebisa mungkin sebaiknya dihindari misalnya
pindah kerja, pindah kerumah yang baru. Hiduplah dengan wajar seperti sebelum
melahirkan.
2.8 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Post Partum Blues
1. Pengkajian
Pengkajian pada pasien post partum blues menurut Bobak ( 2004 ) dapat
dilakukan pada pasien dalam beradaptasi menjadi orang tua baru. Pengkajiannya
meliputi ;
a. Identitas klien.
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Kesehatan
13
Pada Ibu dengan depresi postpartum biasanya terjadi kurang nafsu makan,
sedih – murung, mudah marah, kelelahan, insomnia, anorexia, merasa terganggu
dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, melukai diri
Berhubungan dengan kejadian pada persalinan masa lalu serta kesehatan pasien
d. Riwayat Persalinan
Apa yang dirasakan orang tua tentang pengalaman melahirkan sudah pasti
akan mempengaruhi adaptasi mereka untuk menjadi orang tua.
14
takut merasa nyeri atau takut bahwa hubungan seksual akan mengganggu
penyembuhan jaringan perineum.
Perilaku adaptif berasal dari penerimaan dan persepsi realistis orang tua
terhadap kebutuhan bayinya yang baru lahir dan keterbatasan kemampuan
mereka, respon social yang tidak matur, dan ketidakberdayaannya. Orang tua
menunjukkan perilaku yang adaptif ketika mereka merasakan suka cita karena
kehadiran bayinya dan karena tugas-tugas yang diselesaikan untuk dan bersama
anaknya, saat mereka memahami yang dikatakan bayinya melalui ekspresi emosi
yang diperlihatkan bayi dan yang kemudian menenangkan bayinya, dan ketika
mereka dapat membaca gerakan bayi dan dapat merasa tingkat kelelahan bayi.
Perilaku maladaptif terlihat ketika respon orang tua tidak sesuai dengan kebutuhan
bayinya. Mereka tidak dapat merasakan kesenangan dari kontak fisik dengan anak
mereka. Bayi-bayi ini cenderung akan dapat diperlakukan kasar. Orang tua tidak
merasa tertarik untuk melihat anaknya. Tugas merawat anak seperti memandikan
atau mengganti pakaian, dipandang sebagai sesuatu yang menyebalkan. Orang tua
tidak mampu membedakan cara berespon terhadap tanda yang disampaikan oleh
bayi, seperti rasa lapar, lelah keinginan untuk berbicara dan kebutuhan untuk
15
dipeluk dan melakukan kontak mata. Tampaknya sukar bagi mereka untuk
menerima anaknya sebagai anak yang sehat dan gembira.
Komponen penting lain dalam pengkajian pada pasien post partum blues
ialah melihat komposisi dan fungsi keluarga. Penyesuaian seorang wanita
terhadap perannya sebagai ibu sangat dipengaruhi oleh hubungannya dengan
pasangannya, ibunya dengan keluarga lain, dan anak-anak lain. Perawat dapat
membantu meringankan tugas ibu baru yang akan pulang dengan mengkaji
kemungkinan konflik yang bisa terjadi diantara anggota keluarga dan membantu
ibu merencanakan strategi untuk mengatasi masalah tersebut sebelum keluar dari
rumah sakit
i. Perubahan Mood.
a. Observasi gejala:
1) Iritabel/gelisah
2) Gangguan istrirahat – tidur
3) Marah pada anggota keluarga
4) Gangguan mood- menangis
5) Cemas
16
2) Perilaku yang labil
3) Menarik diri
4) respon yang tidak sesuai pada bayi dan keluarga
1. Aktivitas / istirahat
Insomnia mungkin teramati
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Peka rangsang, takut/menangis (”Post partum blues” sering terlihat kira – kira 3
hari setelah kelahiran).
4. Eliminasi
Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5.
5. Makanan/cairan
Kehilangan nafsu makan mungkin dikeluhkan mungkin hari – hari ke-3.
6. Nyeri / ketidaknyamanan
Nyeri tekan payudara/pembesaran dapat terjadi diantara hari ke-3 sampai ke-5
pascapartum.
7. Seksualitas
Uterus 1 cm diatas umbilikus pada 12 jam setelah kelahiran, menurun kira-
kira 1 lebar jari setiap harinya. Lokhia rubra berlanjut sampai hari ke-2- 3,
berlanjut menjadi lokhia serosa dengan aliran tergantung pada posisi (misalnya ;
rekumben versus ambulasi berdiri) dan aktivitas (misalnya menyusui). Payudara :
Produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur, biasanya pada
hari ke-3; mungkin lebih dini, tergantung kapan menyusui dimula.
17
2. Diagnosa Keperawatan
d. Resiko perubahan emosional yang tidak stabil pada ibu berhubungan dengan
ketidakefektifan koping individu
3. Intervensi
18
mekanis, intervensi untuk ketidaknyam khusus dan
edema/pembesaran mengatasi anan. intervensi
jaringan atau ketidaknyamana b. Inspeksi yang tepat.
distensi, efek-efek n. perbaikan b. Dapat
hormonal. perineum menunjukan
dan trauma
epiostomi. berlebihan
pada jaringan
perineal dan
terjadinya
komplikasi
yang
memerlukan
evaluasi /
c. Berikan
intervensi
kompres es
lanjut.
pada
perineum,
c. Memberi
khususnya
anesthesia
selama 24
lokal,
jam pertama
meningkatka
setelah
n
melahirkan.
vasokontriksi
d. Berikan
, dan
kompres
mengurangi
panas
edema dan
lembab (
vasodilatasi.
misalnya :
rendam
duduk / bak
d. Meningkatka
mandi ).
n sirkulasi
pada
19
perineum,
meningkatka
n oksigenasi
dan nutrisi
pada
jaringan,
e. Anjurkan menurunkan
duduk edema dan
dengan otot meningkatka
gluteal n
terkontraksi penyembuha
diatas n.
perbaikan
episiotomy. e. Pengunaan
f. Kolaborasi pengencanga
dalam n gluteal saat
pemberian duduk
obat menurunkan
analgesic 30- stress dan
60 menit tekanan
sebelum langsung
menyusui. pada
perineum.
f. Memberikan
kenyamanan,
khususnya
selama
laktasi, bila
afterpain
paling hebat
karena
pelepasan
20
oksitoksin.
Resiko gangguan Mengungkapkan a. Kaji a. Membantu
proses menyusui pemahaman pengetahuan dalam
berhubungan tentang proses / dan mengidentifi
dengan tingkat situasi menyusui pengalaman kasi
pengetahuan, mendemonstrasi klien tentang kebutuhan
pengalaman kan teknik menyusui saat ini dan
sebelumnya, usia efektif dari sebelumnya. mengemban
gestasi bayi, tingkat menyusui, gkan
dukungan, struktur / menunjukan b. Tentukan rencana
karakteristik fisik kepuasan system perawatan.
payudara ibu. regimen pendukung b. Mempunyai
menyusui satu yang tersedia dukungan
sama lain. pada klien, yang cukup
dan sikap meningkatka
pasangan / n
keluarga. kesempatan
untuk
pengalaman
menyusui
dengan
c. Berikan
berhasil.
informasi,
verbal dan
c. Membantu
tertulis,
menjamin
mengenai
suplai susu
fisiologi dan
adekuat,
keuntungan
mencegah
menyusui,
putting
perawatan
pecah dan
putting dan
luka,
payudara,
memberikan
21
kebutuhan kenyamanan
diet khusus, , dan
dan factor- membuat
faktor yang peran ibu
memudahka menyusui.
n atau
menganggu
keberhasilan
menyusui.
d. Demonstrasi
kan dan
tinjau ulang
teknik-teknik
menyusui
d. Posisi yang
tepat
biasanya
e. Identifikasi mencegah
sumber- luka putting,
sumber yang tanpa
tersedia di memperhatik
masyarakat an lamanya
sesuai menyusui.
indikasi e. Pelayanan
misalnya ; ini
program mendukung
kesehatan pemberian
ibu dan anak ASI melalui
( KIA ). pendidikan
klien
dan nutrisional.
22
3. Resiko terhadap Mengungkapkan a. Kaji a. Menidentifik
perubahan peran masalah dan kekuatan, asi faktor-
menjadi orang tua pertanyaan kelemahan, faktor resiko
berhubungan tentang menjadi usia, status dan sumber-
dengan pengaruh orang tua, perkawianan, sumber
kompliksi fisik dan mendiskusikan ketersediaan pendukung,
emosional. peran menjadi sumber yang
orang tua secara pendukung mempengaru
realistis, dan dan latar hi
secara aktif belakang kemampuan
mulai budaya. klien/pasang
melakukan tugas an untuk
perawatan bayi menerima
baru lahir tantangan
dengan tepat. peran
b. Perhatikan
menjadi
respon
orang tua.
klien/pasang
b. Kemampuan
an terhadap
klien untuk
kelahiran
beradaptasi
dan peran
secara
menjadi
positif untuk
orang tua.
menjadi
orang tua
mungkin
c. Evaluasi
dipengaruhi
sifat dari
oleh reaksi
menjadi
ayah dengan
orang tua
kuat
secara emosi
c. Peran
dan fisik
menjadi
yang pernah
orang tua
23
dialami dipelajari,
klien/pengal dan individu
aman selama memakai
kanak-kanak. peran orang
d. Tinjau ulang tua mereka
catatan sendiri
intrapartum menjadi
terhadap model peran.
lamanya d. Persalinan
persalionan, lama dan
adanya sulit, dapat
komplikasi secara
dan peran sementara
pasangan menurunkan
pada energy fisik
persalinan dan
emosional
yang perlu
untuk
mempelajari
e. Ecaluasi
peran
status fisik
menjadi ibu
masa lalu
dan dapat
dan saat ini
secara
dan kejadian
negative
komplikasi
mempengaru
prenatal,
hi menyusui.
intranatal
dan
pascapartal.
e. Kejadian
seperti
persalinan
24
praterm,
hemoragi,
infeksi,atau
f. Evaluasi adanya
kondisi bayi komplikasi
; ibu dapat
komunikasik mempengaru
an dengan hi kondisi
staf psikologis
perawatan klien.
sesuai
dengan
indikasi. f. Ibu sering
mengalami
g. Pantau dan kesedihan
dokiumentas karena
ikan mendapati
interaksi bayinya
klien/pasang tidak seperti
an dengan bayi yang
bayi. diharapkan.
g. Beberapa
ibu atau
ayah
mengalami
h. Anjurkan kasih saying
pasangan bermakna
untuk pada
mengunjungi pertama kali
dan ;
mengendong selanjutnya,
25
bayi dan mereka
berpartisipas dikenalkan
i terhadap pada bayi
aktifitas secara
perawatan bertahap.
bayi sesuai h. Membantu
izin. meningkatka
i. Kolaborasi n ikatan dan
dalam mencegah
merujuk perasaan
untuk putus asa.
konseling
bila keluarga
beresiko
tinggi
terhadap
masalah i. Perilaku
menjadi menjadi
orang tua orang tua
atau bila yang
ikatan positif negative dan
diantara ketidakefekti
klien/pasann fan koping
gan dan bayi memerlukan
tidak terjadi. perbaikan
melalui
konseling,
pemeliharaa
n atau
bahkan
psikoterapi
26
yang lama.
27
fana
(perasaan c. Sebanyak 80
sedih % ibu-ibu
pascapartum mengalami
), pada hari depresi
ke-2 sampai sementara
ke-3 pasca atau
partum perasaan
(misalnya, emosi
ansietas, kecewa
menangis, setelah
kesedihan, melahirkan.
konsentrasi
yang buruk,
dan depresi
ringan atau
berat ).
d. Evaluasi
kemampuan
koping masa
lalu klien, d. Membantu
latar dalam
belakang mengkaji
budaya, kemampuan
sistem klien untuk
pendukung, mengatasi
dan rencana stress.
untuk
bantuan
domestic
pada saat
pulang.
28
e. Berikan
dukungan
e. Keterampila
emosional
n menjadi
dan
ibu/orang
bimbingan
tua bukan
antisipasi
secara
untuk
insting tetapi
membantu
harus
klien
dipelajari.
mempelajari
peran baru
dan strategi
untuk koping
terhadap f. Membantu
bayi baru pasangan
lahir. mengevaluas
f. Anjurkan i kekuatan
pengungkapa dan area
n raa masalah
bersalah, secara
kegagalan realistis dan
pribadi, atau mengenali
keraguragua kebutuhan
n tentang terhadap
kemampuan bantuan
menjadi professional
orang tua. yang tepat.
g. Kira-kira
g. Kolaborasi 40% wanita
dalam dengan
merujuk depresi
29
klien/pasang pascapartum
an pada ringan
kelompok mempunyai
pendukunga gejala-gejala
n menjadi yang
orang tua, menetap
pelayanan sampai 1
social, tahun dan
kelompok dapat
komunitas, memerlukan
atau evaluasi
pelayanan lanjut
perawat
berkunjung.
5 Gangguan pola Menidentifikasi a. Kaji tingkat a. Persalinan
tidur berhubungan penilaian untuk kelelahan atau
dengan respon mengakomodasi dan kelahiran
hormonal dan perubahan yang kebutuhan yang lama
psikologis (sangat diperlukan untuk dan sulit,
gembira, ansietas dengan istirahat. khususnya
dan kegirangan ), kebutuhan bila ini
nyeri/ketidaknyama terhadap terjadi
nan, proses anggota malam
persalinan dan keluarga baru, meningkatka
b. Kaji faktor-
kelahiran melaporkan n tingakt
faktor, bila
melelahkan. peningkatan rasa kelelahan
ada yang
sejaterah dan b. Membantu
mempengaru
istirahat. meningkatka
hi istirahat.
n istirahat,
tidur dan
c. Berikan
relaksasi dan
informasi
menurunkan
30
tentang rangsangan.
kebutuhan
untuk c. Rencana
tidur/istiraha yang kreatif
t setelah yang
kembali ke membolehka
rumah. n unruk tidur
dengan bayi
lebih awal
serta tidur
siang
d. Berikan
membantu
informasi
untuk
tentang efek-
memenuhi
efek
kebutuhan
kelelahan
tubuh
dan ansietas
pada suplai
d. Kelelahan
ASI.
dapat
mempengaru
hi penilaian
e. Kaji
psikologis,
lingkungan
suplai ASI,
rumah, dan
dan
bantuan di
penurunan
rumah.
reflex secara
psikologis.
e. Multipara
dengan anak
dirumah
memerlukan
31
tidur lebih
banyak
dirumah
sakit untuk
mengatasi
kekurangan
tidur dan
memenuhi
kebutuhanny
a.
32
ibu,
maturasi,
dan
c. Berikan kompetensi.
informasi
tentang c. Membantu
perawatan mencegah
diri, infeksi,
termasuk mempercepa
perawatan t pemulihan
perineal dan dan
hygiene, penyembuha
perubahan n, dan
fisiologis. berperan
pada
adaptasi
d. Diskusikan yang positif
kebutuhan dari
seksualitas perubahan
dan rencana fisik dan
untuk emosional.
kontrasepsi.
d. Pasangan
mungkin
memerlukan
kejelasan
mengenaik
ketersediaan
metode
kontrasepsi
dan
kenyataan
33
bahwa
kehamilan
dapat terjadi
bahkan
sebelum
kunjungan
minggu ke-
6.
34
membantu
mengemban
gkan harga
diri dan rasa
kompoten
dalam
c. Berikan perawatan
bimbingan bayi baru
antisipasi lahir setelah
mengenai pulang.
perubahan
emosi c. Berikan
normal bimbingan
berkenaan antisipasi
dengan mengenai
periode perubahan
pasca emosi
partum. normal
d. Berikan berkenaan
informasi dengan
tertulis periode
mengenai pasca
buku-buku partum.
yang d. Membantu
dianjurkan mengidentifi
untuk anak- kasi dan
anak mengtasi
(sibling) perasaan
tentang bayi akan
baru. kemungkina
e. Kolaborasi n pergantian
dalam atau
35
merujuk penolakan.
klien/pasang
an pada
kelompok e. Meningkatka
orang tua n
pasca partum pengetahuan
dikomunitas. orang tua
tentang
membesarka
n anak dan
perkembang
an anak
4. Implementasi
5. Evaluasi
36
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus Asuhan Keperawatan Ibu Masa Nifas dengan Post Partum Blues
PENGKAJIAN
37
I. INFORMASI UMUM
A. Identitas Klien
Nama Ibu : Ny. D
Usia : 26 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Raya SMAN 1 Gading Rejo
Tanggal Masuk : 07 Agustus 2017 Waktu: 15.30
No. Rekam Medik : 281946
Nama : Tn. A
Usia : 28 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Raya SMAN 1 Gading Rejo
Hub. dengan Klien : Suami
No. Telepon : 085319732133
Ibu mengatakan sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan, perasaan tidak
berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak perduli dengan bayinya dan tidak
perduli dengan penampilan dan kebersihan dirinya.
38
Keluhan ibu sekarang adalah sulit tidur, cemas, tidak nafsu makan,
perasaan tidak berdaya, tidak senang melihat bayinya, tidak ada perhatian pada
bayinya, dan tidak ada perhatian dengan penampilan dan kebersihan dirinya.
Anak lahir spontan pada hari senin tanggal 07 Agustus 2007 pukul 18.30 WIB.
a. Nutrisi
Sebelum melahirkan: Sebelum perut ibu terasa mulas, ibu makan 3 x sehari dan
minum 7-8 gelas/hari. Tapi setelah timbul rasa mulas nasfu makan ibu berkurang,
tetapi ibu banyak minum air putih.
Setelah melahirkan: Ibu makan 2 x sehari, dengan porsi makan ½ piring nasi, ¼
mangkuk sayur bening, 2 potong tempe, ibu tidak suka minum susu, nafsu makan
berkurang, minum 2-5 gelas per hari.
b. Eliminasi
39
Sebelum melahirkan: Ibu biasanya BAB 1 x sehari, yaitu pada pagi hari, dan ibu
mengatakan sering BAK.
Setelah melahirkan: Ibu mengatakan setelah melahirkan baru BAB 1 x, BAK 3-4
kali sehari, volumenya banyak dan warnanya jernih.
c. Istirahat
Sebelum melahirkan: Sebelum perut ibu terasa mulas ibu bisa tidur 6-7 jam/hari
dan tidur siang 1 jam dalam sehari.
Setelah melahirkan: Ibu mengatakan sulit tidur dan tidak pernah tidur siang, ibu
hanya tidur 3-4 jam/hari.
d. Aktifitas
Setelah melahirkan: Saat ini ibu merasa masih perlu bantuan dalam melakukan
aktifitasnya.
e. Personal hygiene
f. Ekstermitas
Simetris kanan dan kiri, tidak cacat, jari-jari lengkap, tidak ada varices dan
oedem, kuku jari terlihat agak panjang dan kotor.
40
IV. HEAD TO TOE
j. Ekstermitas
Ekstermitas atas : Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas
digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih
41
Ekstermitas bawah : Simetris kanan dan kiri, tidak ada cacat, bebas
digerakkan, lengkap dan keadaannya kurang bersih
V. KEADAAN PSIKOLOGIS
ANALISA DATA
42
3 10-08- DS: Ibu menga Kurang paparan Kurang
2017 DO: Ibu tidak ada informasi, pengetahuan
perhatian pada kesalahan mengenai
penampilan dirinya interprestasi, perawatan diri
tidak mengenal
sumber-sumber.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
43
Indikator: partum perlu nafsu makan
mengkonsumsi
• Pemasukan • Penanda
tambahan 500
nutrisi yang kekurangan
kalori tiap
adekuat nutrisi
harinya, makan
• Pasien mampu dengan diet
menghabiskan berimbang untuk
diet yang mendapatkan
dihidangkan protein, mineral
dan vitamin yang
cukup, minum
sedikitnya 8 liter
air setiap hari.
44
psikologi dengan bila ada yang ini terjadi
kebutuhan mempengaruhi malam
terhadap istirahat. meningkatkan
anggota Berikan informasi tingakt
keluarga baru, tentang kelelahan
melaporkan kebutuhan untuk
• Membantu
peningkatan rasa tidur/istirahat
meningkatkan
sejaterah dan setelah kembali
istirahat, tidur
istirahat. ke rumah.
dan relaksasi
Berikan informasi
dan
tentang efek-efek
menurunkan
kelelahan dan
rangsangan
ansietas pada
suplai ASI.
45
informasi kepada ibu untuk dan relaksasi
tentang menjaga dan
kebutuhan untuk kebersihan menurunkan
tidur/istirahat dirinya juga rangsangan
setelah kembali bayinya
ke rumah.
Berikan
informasi
tentang efek-
efek kelelahan
dan ansietas
pada suplai ASI.
Kaji lingkungan
rumah, dan
bantuan di
rumah.
IMPLEMENTASI
No Tanggal Implementasi
Dx
46
hari.
EVALUASI
47
Catatan Perkembangan
48
S: a. Ibu mengatakan sudah bisa tidur
b. Ibu mengatakan sudah mau makan
c. Ibu mulai menyenangi bayinya dan mau merawat bayinya.
d. Ibu mengatakan sudah mulai memperhatikan penampilan dan kebersihan
dirinya juga bayinya.
P: a. Lanjutkan intervensi
b. Anjurkan ibu untuk selalu menyusui bayinya
c. Jelaskan pada ibu bahwa ASI eksklusif itu penting
d. Jelaskan pada ibu dan suami tentang jenis-jensi perkembangan
e. Jelaskan keuntungan dan kerugian serta efek samping
f. Anjurkan ibu untuk mendiskusikan dengan suami alat kontrasepsi yang
akan dipakai
49
S: Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi yang menjarangka
kehamilan
50
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Persiapan diri yang baik pada saat kehamilan sangat diperlukan sehingga
saat kelahiran memiliki kepercayaan diri yang baik dan mengurangi risiko
terjadinya depresi post partum. Support mental sangat diperlukan pada periode
post partum. Dukungan ini tidak hanya dari suami tapi dari keluarga, teman, dan
lingkungan sekitar. Jika ingin bercerita ungkapkan perasaan emosi dan perubahan
hidup yang di alami kepada orang yang dipercaya dapat menjadi pendengar yang
baik.
3.2 Saran
51
tidak menyenangkan dan dapat membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi
wanita yang mengalaminya. Setelah diketahui bagaimana asuhan keperawatan
yang benar maka diharapkan postpartum blues ini berkurang atau dapat ditangani
dengan benar. Selain itu, diharapkan mahasiswa dapat membagi informasi ini
kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan ilmunya saat preklinik nantinya.
52
DAFTAR PUSTAKA
Adrianus dkk. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas pada Post Partum Blues.
Maumere: Program Studi S1 Keperawatan Program B Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Nusa Nipa
53