Anda di halaman 1dari 46

GAMBARAN PELAKSANAAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

WILAYAH KERJA PUSKESMAS SERPONG 2 KOTA


TANGERANG SELATAN TAHUN 2018

LAPORAN MAGANG

OLEH :

ANNISA FIRDAYANTI

NIM : 11141010000048

PEMINATAN GIZI MASYARAKAT

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang “Gambaran Monitoring

Peningkatan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Serpong 2”

Laporan magang ini disusun saat penulis melaksanakan magang di Puskesmas

Serpong 2, Tangerang Selatan pada tanggal 22 Januari sampai 24 Februari 2017. Pada

kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas doa,

dukungan, dan bimbingan yang diberikan. Ucapan terima kasih saya berikan kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemudahan, kekuatan, dan

kesabaran dalam kegiatan magang hingga penulisan ini.

2. Ibu Fajar Ariyanti, SKM, M.Kes, Ph.D, selaku penanggung jawab magang.

3. Ibu Ratri Ciptaningtyas, M.HS, selaku dosen pembimbing Fakultas yang

senatiasa memberikan waktu, dukungan, dan bimbingannya kepada penulis,

baik sebelum, selama dan sesudah kegiatan magang.

4. Ibu dr. Wanda, M.Kes selaku dosen pembimbing Lapangan yang senatiasa

memberikan waktu, dukungan, dan bimbingannya kepada penulis, baik

sebelum, selama dan sesudah kegiatan magang.

5. Ibu Adinda Rizki Maharani selaku pemegang program gizi puskesmas serpong

2 yang sudah membantu serta memotivasi penulis selama proses magang.

6. Seluruh staff Puskesmas Serpong 2 yang telah membantu penulis selama

proses magang.

iii
7. Orang tua yang selalu mendoakan, mendukung, memberikan nasihat serta

motivasi kepada penulis dalam melaksanakan kegiatan belajar dan magang di

Puskesmas Serpong 2 Kota Tangerang Selatan.

8. Teman magang bersama Abidah Robbiah dan teman-teman peminatan Gizi

Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 yang telah saling mendukung dan

menyemangati satu sama lain

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, penulis megharapkan kritik dan saran yang membangunagar penulis dapat

menyusun laporan magang ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap

semoga laporan magang ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan

mengenai gizi bagi semua pihak.

Ciputat, Februari 2018

Penulis

iv
Cover i
Kata ii
Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................. iv
Daftar Tabel…………………………………………………………………… vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 3
1.2 Tujuan.......................................................................................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................... 3
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................... 3
1.3 Manfaat......................................................................................................... 4
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa.................................................................... 4
1.3.2 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN 4
Jakarta
1.3.3 Manfaat Bagi Institusi Magang............................................................ 4
BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 5
2.1 Gambaran Umum Puskesmas 5
2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Serpong 2 ………………………….... 5
2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Serpong 2 ………………………….. 7
2.1.3 Sarana dan Prasarana ………………………………………………... 15
2.1.4 Program Puskesmas Serpong 2 ……………………………………... 16
2.2 Gambaran Program Gizi Puskesmas Serpong 2 ……………………. 18
2.3 Pemantauan Pemberian ASI ekslusif …………………………………….. 19
2.4 Analisis Pemantauan Pemberian ASI ekslusif 24
2.5 Kebijakan Program ASI ekslusif ............................................. 37
2.6 Hambatan dalam pelaksanaan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI 40
Ekslusif…………………………………………………………………
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 44

v
BAB IV PENUTUP 41
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 42

vi
DAFTAR TABEL
2.1 Jumlah Kader ................................................................................................. 14

2.2 Sarana Transportasi Puskesmas Serpong 2 ………………………………….. 15

2.3 Unit Pelayanan di Dalam Gedung Puskesmas Serpong……………………… 15

2.4 Jumlah Kader di Wilayah Kerja Puskesmaas Serpong 2…………………….. 22

2.5 Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Serpong 2 Tahun
2017 ………………………………………………………………………….…… 33

2.6 Jumlah Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Serpong 2 Bulan
Januari …………………………………………………………………………….. 34

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi. Menurut Survei Demografi

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, angka kematian bayi di Indonesia ialah 32

per 1000 kelahiran hidup (BPS, 2012). Sedangkan angka KematianNeonatus (AKN)

pada tahun 2012 sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Target Renstra Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia tahun 2014 untuk kematian bayi ialah 24 per 1000

kelahiran hidup dan target MDG’s tahun 2015 ialah 23 per 1000 kelahiran hidup

(Kemenkes RI, 2011). Hal ini mendasari masalah gizi menjadi salah satu faktor

penting penentu pencapaian MDGs (Millenium Development Goals) yang kini menjadi

target pencapaian SDGs 2015-2030 untuk mengurangi segala bentuk malnutrisi dan

kematian ibu, bayi dan balita.

Menurut Riskesdas Riset Kesehatan tahun 2013 di Indonesia menunjukkan

bahwa pemberian ASI ekslusif saat ini yang masih rendah, persentase bayi berusia ≤

6 bulan yang mendapatkan ASI eksklusif hanya 38%. Menurut profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2016, persentase ASI ekslusif di Indonesia tahun 2016 sebesar

29,5%, hal tersebut masih sangat jauh dari standar yang sudah ditetapkan yaitu 80% ,

sedangkan di wilayah Banten persentase pemberian ASI ekslusif sebesar 35,8%.

Sedangkan ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI mengandung sel darah

putih, zat kekebalan, enzim, hormon dan protein yang sesuai untuk bayi (Kemenkes

RI, 2014). Pemberian ASI bermanfaat bagi bayi dan ibu bayi. Manfaat pemberian ASI

bagi bayi diantaranya sebagai makanan tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan

pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan, meningkatkan daya tahan tubuh, membuat

berat badan bayi lebih ideal, mempercepat perkembangan motorik dan kognitif, serta

1
meningkatkan jalinan kasih sayang antara bayi dengan ibu. Sedangkan bagi ibu,

pemberian ASI dapat mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium, sebagai alat

kontrasepsi atau dapat menjarakkan kehamilan, membantu dalam mengembalikan

berat badan ibu sebelum hamil, mengurangi pendarahan pasca melahirkan, lebih

ekonomis, praktis, higienis dan hemat waktu.

Dalam rangka menurunkan angka kematian bayi, United Nation Children Fund

(UNICEF) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan pemberian air

susu ibu (ASI) selama paling sedikit enam bulan (Kemenkes RI, 2014). Pemberian

ASI ekslusif sudah diatur dalam dalam Undang-Undang Kesehatan nomor 36 tahun

2009 yang kemudian ditindaklanjuti dengan terbitnya PP-ASI tahun 2012 terkait

program pemberian ASI ekslusif, salah satu pasal 37 di PP ASI mengatur kegiatan

program pemberian ASI salah satunya penyebarluasan informasi kepada masyarakat

luas terkait dengan pemberian ASI Eksklusif serta pemantauan dan evaluasi

pelaksanaan program pemberian ASI Eksklusif.

Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab

menyelenggarakan pembangunan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

Puskesmas serpong 2 memiliki kegiatan dalam peningkatan pemberian ASI ekslusif

pada ibu yaitu melalui kegiatan penyuluhan di kelas ibu hamil dan pemantauan serta

evaluasi pemberian ASI ekslusif di masyarakat melalui posyandu. Pemantauan serta

evaluasi pemberian ASI ekslusif ini dilakukan rutin setiap bulan di posyandu wilayah

kerja puskesmas serpong 2, pemantauan ini yang akan menghasilkan cakupan ASI

ekslusif. selain cakupan ASI ekslusif, proses proses yang dihasilkan dari pemantauan

tersebut akan terlihat seperti hambatan hambatan apa saja yang terjadi saat

pelaksanaan kegiatan di posyandu yang kemudian akan dijadikan sebagai bahan

2
evaluasi selanjutnya di pemantauan bulan berikutnya untuk menghasilkan peningkatan

cakupan pemberian ASI ekslusif.

Cakupan pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja puskesmas serpong 2

memiliki peningkatan. Tetapi dari peningkatan cakupan pemberian ASI ekslusif

tersebut masih dibawah target nasional yaitu sebesar 80%. Pada tahun 2016 cakupan

pemberian ASI ekslusif sebesaR 55,8% dan pada tahun 2017 cakupan pemberian ASI

ekslusif sebesar 60,7 %, Oleh karena itu, penulis ingin melihat “gambaran pemantauan

serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pemantauan serta evaluassi pemberian ASI

Eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran umum puskesmas Serpong 2 Kota Tangerang

Selatan

2. Mengetahui gambaran proses pemantauan pemberian ASI ekslusif di

wilayah kerja Puskesmas Serpong 2 Kota Tangerang Selatan

3. Mengetahui hambatan hambatan yang terjadi saat pemantauan serta

evaluasi pemberian ASI ekslusif di wilayah kerja Puskesmas Sepong 2

1.2.3 Manfaat Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat FKIK UIN

Jakarta

3
1. Terlaksananya salah satu upaya dalam mengimplementasikan Tri

Dharma Perguruan Tinggi yaitu akademik, penelitian, dan pengabdian

masyarakat

2. Terciptanya kerjasama yang berkelanjutan dengan institusi magang

dalam upaya meningkatkan keterkaitan dan kesepadanan antara substansi

akademik dengan kompetensi sumber daya manusia yang kompetitif dan

dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

3. Meningkatkan kepasitas dan kualitas pendidikan dengan melibatkan

tenaga terampil dari tempat magang.

1.2.4 Manfaat Bagi Puskesmas Serpong 2

Memberikan kontribusi bagi tempat magang, khususnya dalam

melakukan identifikasi masalah kesehatan di tempat magang dan

memberikan alternatif solusi secara proporsional sesuai dengan teori dan

konsep yang dipelajari dalam perkuliahan mengenai pemantauan pemberian

ASI ekslusif di Puskesmas Serpong 2

4
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Profil Puskesmas Serpong 2

2.1.1 Gambaran Umum Puskesmas Serpong 2

Puskesmas Serpong 2 mempunyai luas wilayah kerja 578,8 Ha.

Puskesmas Serpong 2 terbagi menjadi 2 Kelurahan yaitu Kelurahan

Serpong dan Kelurahan Buaran. Kelurahan Serpong mempunyai luas

wilayah 198,80 Ha dan luas wilayah Kelurahan Buaran 379, 98 Ha. Berikut

merupakan batas wilayah kerja Puskesmas Serpong 2 adalah :

Utara : Wilayah kerja Puskesmas Pondok Jagung

Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Rawa buntu

Barat : Wilayah kerja Puskesmas Pagedangan

Timur : Wilayah kerja Puskesmas Jombang

Puskesmas Serpong 2 terletak di Jalan Raya Serpong PUSPIPTEK

Rt.05/04, Kav. Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang

Selatan. Puskesmas Serpong 2 berdiri di atas tanah seluas 5000 m2 yang

merupakan puskesmas rawat inap dengan 2 lantai. Kegiatan operasional

Puskesmas Serpong 2 berlangsung dari hari Senin hingga Sabtu, sedangkan

untuk hari minggu dan hari libur nasional hanya terdapat pelayanan UGD

24 Jam di Puskesmas Serpong 2. Jam operasional puskesmas pada hari

Senin sampai Sabtu pukul 07.30-14.00 WIB.

Puskesmas Serpong 2 memiliki visi, misi, dan motto sebagai berikut:

5
a. Visi

”Terwujudnya masyarakat sehat dan mandiri di wilayah kerja

Puskesmas Serpong 2 melalui pelayanan prima bermutu dan

terjangkaunya oleh masyarakat”

b. Misi

1. Mengerakan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja

Puskesmas Serpong 2

2. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang harus

bermutu, merata dan terjangkau di wilayah kerja Puskesmas

Serpong 2

3. Mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga dalam

pembangunan kesehatan dengan mengupayakan agar perilaku hidup

bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya di wilayah kerja Puskesmas

Serpong.

5. Menjalin kerja sama yang baik dengan lintas sektorat dalam rangka

mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat di wilayah

kerja Puskesmas Serpong 2

c. Motto

“Melayani dengan ikhlas, senyum, sapa dan salam”

Jenis pelayanan yang ada di Puskesmas Serpong 2 meliputi pengobatan

umum, pengobatan anak dan lansia, pengobatan gigi, pelayanan KIA,

pelayanan KB / Klinik KB, pelayanan JKN dan rujukan, pelayanan

6
jamkesda, klinik TB Paru, klinik MTBS, imunisasi, laboratorium, EKG,

klinik gizi, klinik laktasi, dan lain-lain.

2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas Serpong 2

Struktur organisasi Puskesmas Serpong 2 dapat dilihat pada bagan 2.1.

Berikut merupakan struktur organisasi Puskesmas Serpong 2:

7
Bagan 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Serpong 2 Tahun 2018

Kepala Puskesmas

Ka.subbag Tata Usaha

Sistem Informasi Kepegawaian Keuangan: Rumah Tangga


Puskesmas Operasional
JKN
BOK

UKM Esensial dan UKM Pengembangan UKP Kefarmasian dan Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan
Keperawatan Kesmas Laboratorium Puskesmas dan Jaringan Pelayanan Kesehatan

Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Pembantu


Promosi Kesehatan Kesehatan Jiwa
Kesehatan Gigi Mulut Bidan Desa
Kesehatan Gigi Masyarakat
Kesehatan Lingkungan
KIA dan KB Fasilitas Fasyankes
Kesehatan Olahraga
KIA/KB Gawat Darurat
Kesehatan Batra & Indra
Gizi Gizi
Kesehatan Remaja Lansia
P2P (Surveilans, ISPA, Persalinan
Diare, Hepatitis, TB, Kesehatan Kerja
HIV, Kusta, Haji & Rawat Inap
Penanggulangan Krisis)
Farmasi
Keperawatan Kesmas
Rawat Inap
7
2.1.3 Sarana dan Prasarana

1. Sarana Transportasi

Untuk sarana transportasi yang terdapat di Puskesmas Serpong 2

semuanya masih berada dalam kondisi yang baik karena dilakukan

perawatan yang rutin dan untuk datanya dapat dilihat pada tabel 2.1.

Tabel 2.2 Sarana Transportasi Puskesmas Serpong 2

No Nama Jumlah Kondisi Keterangan

1 Kendaraan roda 4 2 Baik Dinkes

2 Kendaraan roda 2 2 Baik Dinkes

2. Unit Pelayanan Dalam Gedung Puskesmas

Puskesmas Serpong 2 memberikan pelayanan setiap hari untuk

masyarakat setiap senin sampai sabtu. Berikut merupakan unit

pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas Serpong 2.

Tabel 2.3 Unit Pelayanan di Dalam Gedung Puskesmas Serpong


2
No Uraian Jumlah Keterangan
1 UGD 1 24 Jam
2 BP Dewasa / Umum 1 Setiap Hari Kerja
3 BP Anak 1 Setiap Hari Kerja

4 BP KIA 1 Setiap Hari Kerja

5 USG 1 Setiap Hari Senin

6 BP Gigi 1 Setiap Hari Kerja


Ruang Pelayanan
7 1 Setiap Hari Kerja
Imunisasi

15
8 BP Pelayanan TB Paru 1 Hari Rabu
Hari Selasa dan
8 Klinik Gizi 1
Kamis
10 Apotik 1 Setiap Hari Kerja
11 Laboratiroum 1 Setiap Hari Kerja

2.1.4 Program Puskesmas Serpong 2

Program yang terdapat di Puskesmas Serpong 2 yaitu program

pengembangan kesehatan dasar, program pengembangan wajib dan

program pengembangan pilihan. Pelayanan kesehatan dasar ditetapkan

berdasarkan kebutuhan terbesar dari masyarakat umum tanpa

mengabaikan masyarakat yang kurang mampu. Sedankan untuk program

pengembangan wajib dan pilihan ditetapkan berdasarkan permasalahan

kesehatan atau tuntuntan masyarakat di wilayah Puskesmas Serpong 2.

Berikut merupakan program-programnya:

1. Program Pengembangan Kesehatan Dasar

a. Promosi Kesehatan

b. Penyehatan Lingkungan

c. Kesehatan Ibu dan Anak, dan KB

d. Perbaikan Gizi

e. Pencegahan Penyakit Menular

f. Pengobatan

2. Program Pengembangan Wajib

16
a. Lansia

b. UKS/UKGS

c. Anti Napza

3. Program Inovasi

a. PRJ (Penyuluhan Rawat Jalan)

Penyuluhan ini berkaitan dengan seputar kesehatan, yang

dilaksanakan setiap hari selasa. Target utama ialah pasien yang

sedang menunggu di depan Balai Pengobatan Umum.

b. Senam Ibu hamil

Senam ibu hamil ini dilakukan untuk ibu hamil yang usia

kehamilan diatas 24 minggu, kegiatan ini dilakukan setiap hari

jumat, adapaun kegiatan nya yaitu senam khusus ibu hamil dan

dilanjutkan dengan pemeriksaan kehamilan.

c. Cantin Sehat Cantin Oke

Kegiatan ini merupakan program inovasi khusus untuk calon

pengantin, adapun target nya yaitu calon pengantin yang

mendaftarkan di KUA Serpong dan seluruh calon pengantin

yang memiliki KTP Tangerang Selatan. Pelayanan yang

diberikan calon pengantin diantaranya pemeriksaan lab,

konsultasi mengenai KB, pembacaan hasil pemeriksaan Lab

oleh dokter umum dan konslutasi terkait psikologis pernikahan.

Peserta yang telah mengikuti tes cantin akan diberikan sertifikat

oleh Puskesmas Serpong 2.

17
Dari semua program yang terdapat di Puskesmas Serpong 2, ada

beberapa program yang diunggulkan oleh Puksesmas Serpong 2 yaitu

program imunisasi, gizi, KIA, P2PL, dan program KB.

2.2 Gambaran Program Gizi Puskesmas Serpong 2

Puskesmas Serpong 2 memiliki salah satu tugas pokok wajib yaitu upaya

perbaikan gizi masyarakat yang bertujuan meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, dan masyarakat beserta lingkungannya. Sasaran pada upaya tersebut

adalah meningkatkan pemantauan pertumbuhan balita dan meningkatkan

pelayanan kesehatan ibu dan bayi. Berikut merupakan program gizi di

Puskesmas Serpong 2 :

1. Pemantauan pertumbuhan (SKDN)

2. Surveilans Gizi

3. Klinik Gizi

4. Pemberian tablet TTD pada ibu hamil

5. Pemberian Vit.A ibu nifas

6. Monitoring Gizi pada dan Non Gakin

7. Pemantauan dan Evaluasi pemberian ASI eklsusif

8. Penyuluhan PMT, anemia dan KEK ibu hamil

9. Penyuluhan Gizi remaja

10. Bulan penimbangan balita

Berdasarkan data yang diperoleh dari pemegang program gizi,

puskesmas Serpong 2 memiliki 17 kegiatan dalam upaya program perbaikan

18
gizi yang terdiri dari 1 kegiatan untuk upaya kesehatan bayi, 5 kegiatan

upaya kesehatan bayi dan balita, 1 kegiatan upaya kesehatan ibu yang

memiliki bayi dan balita, 2 kegiatan upaya kesehatan bayi,balita dan ibu

hamil, 3 kegiatan upaya kesehatan ibu hamil, 1 kegiatan upaya kesehatan ibu

nifas, 1 kegiatan upaya kesehatan remaja, 1 kegiatan upaya kesehatan lansia,

dan 2 kegiatan upaya kesehatan masyarakat.

Diketahui bahwa salah satu kegiatan dalam program gizi yaitu terdapat

pemantauan serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di masyarakat. Kegiatan

ini dilakukan setiap bulan oleh kader posyandu melalui pencatatan dan

pelaporan yang kemudian akan diberikan konseling disaat bersamaan pada

ibu balita yang tidak memberikan ASI ekslusif pada anaknya. Pada

pencatatan dilakukan pada umur bayi 0-6 bulan. Pencatatan ini dilaksanakan

bersamaan dengan penimbangan bulanan di Posyandu, hasil pencatatan

diberikan kepada pemegang program gizi Puskesmas Serpong 2.

2.3 Pemantaun Serta Evaluasi Pemberian ASI ekslusif

Kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI eklsusif yang ada di

Puskesmas Serpong 2 melalui kegiatan di setiap posyandu di wilayah kerja

Puskesmas Serpong 2. Kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI

ekslusif terdiri dari pemantauan, pencatatan serta evaluasi. pencatatan ini

dilakukan oleh kader dan penggerak yang dinamakan KP-ASI, tetapi KP-ASI

ini baru terbentuk bulan Oktober tahun 2017 dan masih belum merata di setiap

posyandu, Program pemantauan pemberian ASI ekslusif memiliki taget

19
indikator cakupan yang sudah ditentukan oleh Dinkes Tangerang Selatan.

Indikator cakupan ASI eklsusif di Tangerang Selatan sebesar 47% bayi usia 0-

6 bulan yang mendapat ASI ekslusif. (Dinkes,Tangsel,2018) sedangkan unutk

cakupan Nasional sebesar 80% (Kemenkes, 2015). Pelaksanaan pemantauan

serta evaluasi pemberian ASI ekslusif tidak hanya dilakukan pemantauan dan

pencatatan tetapi diberikan konseling terutama pada ibu yang tidak memberikan

ASI ekslusif, sedangkan evaluasi akan dilakukan oleh petugas gizi dan

puskesmas.

Berdasarkan buku pedoman pelayanan puskesmas, terdapat tujuan pemberian

konseling ASI ekslusif dan PMBA.

 Tujuan Konseling ASI Ekslusif dan PMBA adalah :

1) Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu hamil dan bayi

serta keluarga sehingga bayi baru lahir segera diberikan Inisiasi

Menyusui Dini (IMD) dan meneruskan ASI Ekslusif sampai bayi

berusia 6 bulan

2) Sejak uisa 6 bulan disamping meneruskan ASI mulai diperkenalkan

Makanan Pendamping (MP-ASI)

3) Meneruskan ASI dan MP-ASI sesuai kelompok umur sampai usia 24

bulan.

a. Sasaran konseling adalah ibu hamil dan atau keluarga dan ibu yang

mempunyai anak usia 0-24 bulan.

20
b. Lokasi konseling anatara lain Posyandu, Kelompok Pendukung IBU

(KP-Ibu), terintegrasi dengan program lain dalam kegiatan kelas balita,

kelas ibu.

2. 4 Analisis Pemantauan Serta Evaluasi Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah

Kerja Puskesmas Serpong 2

Pelaksanaan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI eksklusif di wilayah

kerja Puskesmas Serpong 2 dilakukan setiap bulan di Posyandu yang berada

pada wilayah kerja Puskesmas Serpong 2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat

(UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari dan bersama masyarakat, untuk

memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna

memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita (Kemenkes,

2012).Berikut ini analisis situasi dari program peningkatan pemberian ASI

ekslusif di Puskesmas Serpong 2 :

1. Masukan (Input)

George R. Terry dalam bukunya Principle of Management menyatakan

bahwa Input merupakan elemen atau bagian yang terdapat dalam sistem

dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut. Input

merupakan manajemen berupa sumber daya yang terdiri atas 5 M yaitu

Man (Sumber daya manusia), Money (dana/biaya), Material (bahan, sarana

dan prasarana), Machine (Mesin, peralatan/teknologi) dan Method

(metode).

21
Berikut ini penjelasan pada masing-masing elemen dari masukan

(input) kegiatan peningkatan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja

Puskesmas Kecamatan Serpong 2:

a. Sumber Daya Manusia (Man)

Sumber daya manusia dalam peningkatan pemberian ASI eksklusif

di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2 terdiri dari kader, KP-ASI serta

tenaga pelaksana gizi (TPG) Puskesmas Serpong 2. Berdasarkan hasil

observasi dan pengumpulan data, Posyandu yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Serpong 2 berjumlah 27 Posyandu yang tersebar di 2

kelurahan yang ada di Kecamatan Serpong, sedangkan untuk KP-ASI

terdapat 1 dari setiap posyandu, tetapi tidak merata di setiap posyandu.

Berikut ini rincian dari Posyandu beserta jumlah kader yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Serpong 2.

Table 1. Jumlah Kader di Wilayah Kerja Puskesmaas Serpong 2

Nama Kelurahan Jumlah Posyandu Jumlah Kader

Serpong 14 70

Buaran 13 65

Kader-kader Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Serpong 2

merupakan sukarelawan yang bersedia bekerja secara sukarela bersama

masyarakat dan mampu memberikan motivasi kepada masyarakat yang

ada di masing-masing wilayah kerja Posyandu, setiap posyandu terdiri

22
dari 5 kader. Menurut Juknis Posyandu Tahun 2009, jumlah kader di

posyandu terdiri dari 5 kader, berdasarkan hal tersebut posyandu di

Puskesmas Serpong 2 telah sesuai dengan juknis, tetapi di beberapa

posyandu terdapat kader yang mengundurkan diri dan digantikan oleh

kader baru.

Sehingga berdasarkan hasil observasi kader yang baru tersebut masih

banyak bertanya ketika kegiatan posyandu tersebut dilaksanakan,

berdasarkan hasil wawancara dengan petugas TPG, dalam satu tahun ini

belum ada kembali kegiatan pelatihan untuk kader, sedangkan menurut

Juknis Posyandu tahun 2009 bahwa adanya pelatihan kader dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis, administrasi dalam

melakukan perencanaan kegiatan dan pelaksanaan kegiatan posyandu, hal

ini perlu dilakukan karena tak jarang pergantian kader dan keaktifan kader

adalah hal yang sering terjadi sehingga kader baru kurang aktif dan perlu

dilatih untuk meningkatkan keterampilan dan dedikasi.

Menurut Buku Saku Posyandu (Kemenkes, 2011) dan PP ASI

(Kemenkes RI, 2012), peran yang dimiliki kader dalam kegiatan

pemberian ASI eksklusif ialah mengajak ibu dan keluarga bayi untuk

memberikan ASI Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi dapat tumbuh

dengan sehat. Selain itu, pesan yang harus disampaikan kader kepada ibu

bayi dalam kegiatan ASI eksklusif di Posyandu ialah memberitahukan

tentang definisi dan manfaat dari pemberian ASI eksklusif, baik bagi bayi

maupun ibu serta menginformasikan bahwa pemberian ASI ini terus

23
dilakukan hingga bayi berusia 2 tahun dengan memberikan makanan

pendamping ASI ketika bayi sudah berusia diatas 6 bulan. Tetapi saat di

lapangan, berdasarkan hasil observasi dari setiap posyandu yang penulis

kunjungi kader hanya mengajak untuk memberikan ASI ekslusif dan

memberikan informasi bahwa ASI lebih baik dibandingka susu formula.

dan biasanya dilanjutkan dengan TPG untuk memberikan informasi

ataupun konseling terkait ASI ekslusif.

Dalam kegiatan pemantauan pelaksanaan pemberian ASI eksklusif

di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Puskesmas Serpong 2, tenaga

pelaksana gizi (TPG) Puskesmas juga memiliki peran di posyandu untuk

memberikan informasi dan konseling terkait ASI kepada ibu atau

pengantar bayi.

b. Dana (Money)

Menurut Peraturan Mentri no.19 tahun 2011 anggaran dalam proses

pelaksanaan di posyandu yaitu berasal dari APBN. Tetapi untuk

pelaksanaan pemanatauan serta evaluasi pemberian ASI ekslusif tidak

memiliki dana khusus. Apabila terdapat anggaran yang dibutuhkan

dalam pencatatan ASI ekslusif menggunakan dana sukarela posyandu.

d. Bahan, Sarana dan Prasarana (Materials)

Bahan yang digunakan dalam pencatatan pemantauan pemberian ASI

ekslusif di posyandu yaitu form yang disediakan oleh masing masing

posyandu atau dicatat bersamaan di buku penimbangan. Menurut buku

24
Surveilans Gizi (Kemenkes, 2012) terdapat format khusus dalam

pencatatan ASI ekslusif di posyandu, tetapi faktanya di setiap posyandu

tidak semua menggunakan form yang sudah ditetapkan kemenkes dan

isi format yang berada di psoyandu pun berbeda dengan format yang

sudah di tetapkan kemenkes.

 Berikut merupakan formulir khusus pencatatan ASI ekslusif


berdasarkan buku surveilans gizi (Kemenkes, 2012) dan
formulir pencatatan ASI ekslusif di Posyandu wilayah kerja
Puskesmas Serpong 2

Gambar 2.1 Gambar 2.2


Formulir pencatatan ASI ekslusif berdasarkan Formulir pencatatan ASI ekslusif di salah satu
buku surveilans gizi (Kemenkes, 2012) posyandu

25
 Berikut merupakan form 5 (F5) yang merupakan form hasil
kegiatan di posyandu termasuk pencatatan ASI ekslusif.
Gambar 2.3
Form 5 (F5) kegiatan posyandu

Form ini diisi setiap selesai kegiatan posyandu, form ini

merupakan bagian dari SIP Posyandu.

e. Peralatan/ teknologi (Machine)

Alat yang digunakan saat pemantauan serta pencatatan di posyandu

yaitu alat tulis kantor dan form yang dibuat sendiri oleh masing masing

posyandu atau buku penimbangan yang digunakan dalam pencatatan

manual. Sedangkan untuk hasil rekapan ASI ekslusif dari semua

26
posyandu akan dihitung oleh TPG menggunakan sistem informasi

posyandu yang berasal dari Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

f. Metode (Method)

Metode yang digunakan dalam kegiatan pemantauan serta evaluasi

pemberian ASI eksklusif di posyandu wilayah kerja Puskesmas Serpong

2 yaitu dengan bertemu dan wawancara dengan pengantar bayi yang

berusia 0-6 bulan di posyandu terkait pemberian ASI ekslusif atau tidak

kemudian melakukan pencatatan secara manual di form yang sudah

disiapkan di setiap posyandu.

Setelah dilakukan pencatatan maka salah satu kader memberikan

informasi,edukasi serta motivasi untuk tetap memberikan ASI ekslusif

atau mengganti susu formula menjadi ASI bagi bayi yang tidak

diberikan full ASI. Kemudian dilanjutkan dengan TPG untuk

memberikan informasi atau konseling. Selesai kegiatan posyandu maka

kader merekap hasil semua kegiatan posyandu termasuk ASI ekslusif

kemudian dipindahkan ke form 5 (F5), untuk pencatatan ASI ekslusif

yang dimasukan kedalam form 5 (F5) hanya yang diberikan ASI

ekslusif saja, form 5 kemudian diberikan kepada tenaga puskesmas yang

berada di posyandu. Hasil dari rekapan seluruh posyandu akan dihitung

dan dimasukan kedalam sistem informasi posyandu yang berasal dari

Dinas Kesehatan Tangerang Selataan

27
2. Proses Kegiatan Pemantauan Serta Evaluasi Pemberian ASI Ekslusif di

Wilayah Kerja Puskemas Serpong 2.

Proses merupakan kegiatan input menjadi output, proses kegiatan

pemantauan serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di 6 posyandu yang

penulis kunjungi dimulai dari kader mencatat nama dan umur bayi di

formulir pencatatan ASI ekslusif yang dilakukan di meja 3, kemudian kader

mewawancarai dengan menanyakan terkait pemberian ASI ekslusif di meja

3 , setelah itu dicatat di formulir pencatatan ASI ekslusif dan KMS di meja

3 setelah itu kader memberikan motivasi atau informasi dan edukassi terkait

ASI ekslusif di meja 4 atau 5 bersama dengan petugas gizi dan dilanjutkan

dengan pemberian informasi atau konseling terkait ASI ekslusif oleh petugas

gizi di meja 5. Setelah kegiatan posyandu kader merekap hasil semua

kegiatan posyandu termasuk pencatatan ASI ekslusif kemudian dipindahkan

ke form 5 (F5) dan diberikan kepada petugas puskesmas. Hasil dari rekapan

semua posyandu terkait ASI ekslusif dihitung dan dimasukan kedalam

aplikasi yang sudah disiapkan yang berasal dari Dinas Kota Tangerang

Selatan.

Dari hasil observasi di 6 posyandu, terdapat 2 posyandu saat

pencatatan ASI ekslusif menggunakan buku yang bersamaan dengan buku

pencatatan hasil timbangan. Penulis menanyakan kepada kader terkait alasan

mencatat di buku hasil pencatatan penimbangan, salah satu informasi yang

diberikan yaitu :

28
“ ya gapapa sih kak, biar ga ribet aja nulisnya dua kali dua kali gitu, yang

penting kan kita tulis”

“ engga sih, bu dinda ga pernah nanya juga gapapa, yang penting kana da

pelaporannya, ga perna ada pemberitahuan kalo misalkan nyatet asi di meja

berapa gitu gada sih kak”

Berdasarkan hasil observasi pada posyandu yang menggunakan

pencatatan ASI ekslusif menggunakan buku penimbangan, saat melakukan

pemindahan pencatatan ke form 5 (F5) cukup memakan waktu sekitar

kurang lebih 10 menit dikarenakan harus mengecek ulang bayi yang ASI

ekslusif dikarenakan tulisan yang kecil dan terjadi penumpukan penulisan di

buku penimbangan.

Kemudian di satu posyandu di keluarahan serpong saat melakukan

pencatatan, bahwa kader di meja 3 sangat kurang kondusif dalam melakukan

pencatatan dikarenakan kader di meja 3 harus melaksanakan kegiatan lebih

dari satu, mulai dari pengisian KMS, pencatatan ASI ekslusif dan

memberikan vit.A, hal ini dikarenakan salah satu kader tidak masuk dan satu

kader membantu bidan saat pelaksanaan suntik difteri.

Sedangkan berdasarkan Buku Petunjuk Teknis Posyandu atau Buku

Surveilans Gizi tidak terdapat peraturan dalam sistem 5 meja untuk

pemantauan ASI ekslusif tetapi dijelaskan bahwa fugsi sistem 5 meja di

posyandu yaitu meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan, meja

3 untuk pengisian KMS, meja 4 untuk penyuluhan dan meja 5 untuk

pelayanan kesehatan seperti KB,imunasisai dan pelayanan kesehatan

29
lainnya. Berdasarkan hal tersebut bahwa pelaksanaan sistem 5 meja di

posyandu terkait ASI ekslusif terdapat yang tidak sesuai dengan petunjuk

teknis

Kemudian berdasarkan hasil observasi saat pemberian informasi

oleh kader terkait ASI, kader lebih sering memberikan motivasi atau

informasi terkait ASI ekslusif kepada pengantar bayi yang tidak memberikan

ASI ekslusif, untuk bayi yang diberikan ASI ekslusif kader biasanya jarang

memberikan semangat atau motivasi, apabila memberikan motivasi kader

mengatakan “bagus, terusin ya”. Salah satu Informasi yang diberikan kader

kepada pengantar bayi yang tidak diberikan ASI ekslusif di Kelurahan

Buaran, yaitu :

“ sayang ih ga dikasi ASI, udah stop aja susu formulanya. Susu formula

kan banyak gulanya. ASI kan paling bagus”

Saat pemberian informasi terkait ASI ekslusif oleh kader, dari ke 6

posyandu beberapa pengantar lebih banyak memberikan alasan tidak

diberikan ASI ekslusif salah satunya karna ASI yang tidak keluar. setelah itu

kader menyarankan untuk bertanya lebih lanjut kepada Petugas Gizi

sedangkan di buku pink ada informasi dan edukasi terkait pemberian ASI

ekslusif dan hal tersebut tidak dilakukan oleh kader, apabila petugas gizi

sedang tidak ada di Puskesmas maka kader manjawab dengan ragu-ragu

apabila tidak diketahui materi yang akan disampaikan. Hal ini tidak

dilakukan dengan tugas kader dalam melakukan informasi dan edukasi

terkait pemberian ASI. Menurut Unicef dalam buku “Paket konseling:

30
Pemberian Makanan Bayi dan Anak” menyatakan bahwa apabila ibu bayi

produksi ASI sedikit atau khawatir tidak cukup ASI yang diberika kepada

anaknya, maka kader harus memberikan dorongan kepada ibunya terhadap

rasa percaya dirinya agar bisa menyusui, dan memberikan informasi terkait

cara melekatkan bayi dan posisi bayi.

Sedangkan berdasarkan PP ASI, bahwa peran kader dalam kegiatan

pemberian ASI ekslusif ialah mengajak ibu dan keluarga bayi untuk

memberikan ASI ekslusif agar bayi dapat tumbuh dengan sehat. Selain itu,

pesan yang harus disampaikan kader kepada ibu bayi dalam kegiatan ASI

ekslusif di posyandu yaitu memberitahukan mengenai definisi dan manfaat

pemberian ASI bagi bayi maupun ibu serta menginformasikan bahwa

pemberian ASI setelah 6 bulan dapat diteruskan sampai umur 2 tahun dengan

memberikan makanan pendamping ketika usia 6 bulan. Berdasarkan hal

tersebut kader di posyandu belum memberikan informasi yang sesuai kepada

ibu bayi terkait pemberian ASI ekslusif .

Penulis menanyakan kepada kader terkait pelatihan terkait ASI ekslusif.

Hasil wawancara dengan kader terkait pelatihan atau refresh kader terkait

ASI :

“ lupaa kalo ASI terakhir kapan, lupa juga isi yang dikasi tau apaa hehe,

pokonya ya manfaat ASI, kalo ga salah sih yang taun kemaren tentang PHBS

apayaa.. bukan ASI gitu, soalnya kalo ada refresh kader beda beda gitu

pembahasannya tiap pertemuan”

31
Sedangkan untuk pemberian informasi yang dilaksanakan oleh

petugas gizi diawali dengan pertanyaan seputar alasan tidak diberikan ASI

ekslusif, apa saja yang menghambat memberikan ASI, setelah itu petugas

gizi memberikan informasinya. Pemberian informasi dapat dilaksanakan

pada beberapa ibu balita, sedangkan jika pemberian konseling dilakukan

pada satu orang atau tatap muka. Hasil observasi yang dilakukan kepada

petugas gizi, informasi/edukasi yang diberikan kepada ibu atau pengantar

bayi terkait ASI ekslusif sudah sesuai dengan PP ASI ekslusif tahun 2012

yaitu : keuntungan dan keunggulan pemberian ASI, gizi ibu,

mempertahankan menyusui, akibat negatif dari pemberian makanan botol

secara parsial terhadap pemberian ASI. Materi yang diberikan tersebut hasil

tahu dari diri sendiri TPG yang mencari tahu dari PP ASI ekslusif.

“ iya aku caro cari aja kayak materinya apa gitu, terus nyari tau tentang

yang peraturan tenaga kesehatan untuk edukasi ASI, terus nemu tuh di PP

ASI yaudah aku coba ikutin aja, karna di kita belum ada SOP terkait

pelaksanaan kegiatan ini”

Berdasarkan hasil wawancara petugas gizi, yang diberikan konseling

terkait ASI yaitu bayi yang baru lahir tidak diberikan ASI atau yang memang

sekaligus berat badannya kurang. Berikut kutipan hasil wawancara kepada

petugas gizi terkait pemberian informasi dan konseling terkait ASI :

“yang aku kasih biasanya sih emang yang baru lahir gitu, atau punya

keluhan beda gitu,karna kalau aku konselingin satu satu waktunya terbatas

32
gitu kan, jadi aku tanya aja kenapa kenapa nya ke ibu atau yg nganternya

terus kan rata rata sama tuh alesannya yauda jadi informasinya sama. atau

ada juga misalkan si ibu tiba tiba bilang masih ada pertanyaan terus dia nya

nyamperin aku, atau ga yang anaknya bb nya ga normal tuh aku konselingin,

tapi yang lain juga kalo dia ASI aku kasih semangatin buat terus ASI, ya

karna gada SOP nya jadi rada bingung jugak”

Sedangkan adanya SOP sebagai pedoman petugas dalam

melaksanakan kegiatan dan dapat membantu petugas gizi dalam memantau

serta mengevaluasi pemberian ASI ekslusif di posyandu,kemudian dapat

memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung jawab dari petugas.

Berdasarkan hasil observasi pada TPG di posyandu, TPG saat memberikan

informasi, edukasi atau konseling terkait ASI ekslusif sudah memenuhi

syarat yang tertera dalam PP-ASI dan unicef dalam buku “Paket konseling:

Pemberian Makanan Bayi dan Anak” tetapi TPG jarang memberikan

informasi atau edukasi kepada ibu terkait ASI ekslusif melalui buku pink

posyandu, sedangkan di buku pink terdapat informasi dan edukasi terkait

pemberian ASI ekslusif kepada anak, TPG memiliki materi sendiri yang

sudah dimiliki melalui handphone atau media lembar balik yang sudah

disediakan oleh puskesmas.

Kemudian hasil pencatatan dari posyandu kemudian direkap oleh

TPG, dan dipindahkan ke software yang sudah disediakan oleh Dinas

Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

33
Bagan 2.1

Alur proses kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di

Poyandu Wilayah kerja Puskesmas Serpong 2

Kader Kader mencatat di


mewawancarai KMS dan formulir Kader memberikan
Kader mencatat
dengan pencatatan ASI yang motivasi kepada
nama dan umur
menanyakan terkait sudah disiapkan pengantar bayi
bayi
pemberian ASI masing masing
ekslusif posyandu

TPG merekap hasil Kader merekap hasil


pencatatan ASI dan pencatatan ke form Kader merekap hasil TPG memberikan
dimasukan ke 5 dan di berikan ke pencatatan ke form informasi/konseling
aplikasi petugas puskesmas 5 terkait ASI ekslusif

Sumber : Hasil observasi posyandu dan wawancara petugas gizi puskesmas

Gambar 2.4 Konseling pada ibu bayi yang tidak memberikan ASI
ekslusif di Posyandu

34
3. Keluaran (Output)

Untuk menghasilkan cakupan ASI ekslusif terdapat rumus yang

digunakan untuk menghitung cakupan ASI ekslusif. rumus tersebut yaitu :

𝑐𝑎𝑘𝑢𝑝𝑎𝑛 𝐴𝑆𝐼 𝑒𝑘𝑠𝑙𝑢𝑠𝑖𝑓

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 0 − 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝐴𝑆𝐼 𝑒𝑘𝑠𝑙𝑢𝑠𝑖𝑓


=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑏𝑎𝑦𝑖 0 − 6 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛

Hasil jumlah bayi 0-6 bulan yang mendapat ASI ekslusif di posyandu

didapatkan dari kader, kader berkumpul untuk merekap data data kegiatan

posyandu yang akan dimasukan kedalam laporan form 5. Setelah itu, hasil

rekapan tersebut dilaporkan kepada TPG , apabila TPG tidak bisa hadir

maka diberikan kepada bidan, jika rekapan tersebut belum selesai kader

akan datang ke Puskesmas untuk menyerahkan form 5 tersebut. Salah satu

laporan yang ada di form 5 adalah pemberian ASI ekslusif.. Form 5

merupakan form yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Tangerang

Selatam untuk melaporkan hasil kegiatan di Posyandu setiap bulan. Dari

hasil pencatatan Form 5 maka petugas TPG akan merekap semua

pencatatan ASI ekslusif untuk dihasilkannya data cakupan ASI ekslusif

yang diinput melalui aplikasi yang sudah disediakan oleh Dinas Kesehatan

Kota Tangerang Selatan, software ini sudah mencantumkan rumus cakupan

ASI ekslusif sehingga petugas hanya memasukan saja jumlah yang

diberikan ASI tidak perlu untuk menghitung secara manual

35
 Berikut merupakan software sistem informasi yang sudah di

sediadakan oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan.

Gambar 2.4
Aplikasi input data ASI ekslusif

Tabel 2. Cakupan Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Serpong 2 Tahun 2017

ASI EKSLUSIF TAHUN 2017


BULAN
SASARAN CAKUPAN ASI EKSLUSIF
L P L+P
L P L+P

1 JANUARI 15 18 33 53.3 61.1 57.6


2 FEBRUARI 18 14 32 61.1 57.1 59.4
3 MARET 10 9 19 80.0 66.7 73.7
4 APRIL 10 9 19 60.0 55.6 57.9

36
5 MEI 11 9 20 63.6 77.8 70.0
6 JUNI 11 12 23 54.5 50.0 52.2
7 JULI 6 8 14 66.7 50.0 57.1
8 AGUSTUS 5 4 9 80.0 25.0 55.6
9 SEPTEMBER 12 10 22 58.3 60.0 59.1
10 OKTOBER 16 11 27 56.3 72.7 63.0
11 NOVEMBER 10 13 23 60.0 61.5 60.9
12 DESEMBER 14 17 31 64.3 58.8 61.3

DINKES 138 134 272 61.6 59.7 60.7

Tabel 3. Jumlah Pemberian ASI Ekslusif di Wilayah Kerja

Puskesmas Serpong 2 Bulan Januari

ASI EKSLUSIF TAHUN 2018

NO KELURAHAN
SASARAN CAKUPAN ASI EKSLUSIF
L P L+P
L P L+P

1 SERPONG 14 12 26 57,7 58.3 57.6

2 BUARAN 11 10 21 54.5 60.0 59.4

PUSKESMAS 25 22 47 56,0 59.1 57,4

2.5 Kebijakan Program ASI Ekslusif

Menurut Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI

ekslusif yaitu ASI yang diberikan kepada Bayi sejak dilahirkan selama 6

37
(enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

minuman lain.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan, tiga diantaranya yang terkait

dengan pemberian ASI Eksklusif yaitu: 1.) Menurunkan Angka Kematian

bayi menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup; 2.) Menurunkan Angka Kematian

Ibu menjadi 228 per 100 ribu kelahiran hidup; dan 3.) Menurunkan prevalensi

Gizi Kurang menjadi 15 % dan balita pendek menjadi 32 %. (Kemenkes

RI,2014).

Untuk meningkatkan status gizi dan kesehatan, tumbuh kembang dan

kelangsungan hidup anak di Indonesia, perlu mengupayakan strategi

peningkatan makanan bayi dan anak (PMBA) dengan optimal yaitu: 1.)

Meningkatnya cakupan bayi baru lahir yang mendapatkan ASI dalam 1 (satu)

jam pertama; 2.) Meningkatnya cakupan pemberian ASI eksklusif 6 bulan; 3.)

Meningkatnya cakupan pemberian MPASI pada bayi mulai usia 6 bulan; 4.)

Meningkatnya cakupan anak yang mendapat ASI sampai 24 bulan atau lebih;

dan 5.) Meningkatnya jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang

melaksanakan 10 langkah menuju keberhasilan menyusui (Kemenkes, 2014).

Dengan hal ini PP ASI mengatur untuk adanya peran dan Tanggung jawab

Penyelenggara Fasilitas pelayanan Kesehatan dalam mendukung keberhasilan

ibu dan bayi adalam pemberian ASI Ekslusif (Kemenkes, 2014).

Menurut buku surveilans gizi 2012, bahwa pemantauan serta evaluasi ASI

ekslusif dilakukan setiap bulan pada saat bulan penimbangan, alat yang

38
digunakan dalam pencatatan adalah KMS dan form laporan, kemudian

langkah- langkah dalam pelaksanaanya yaitu :

1. Tanyakan ibu bayi apakah bayi sehari sebelumnya sudah diberikan

makanan/minuman lain kecuali obat, vitamin dan mineral, kemudian

catat jawaban ibu ke dalam KMS balita pada kolom Pemberian Air

Susu Ibu (ASI) Eksklusif 0,1,2,3,4,5 bulan dengan memberikan tanda-

tanda notasi atau simbol berikut:

√ = bayi masih diberi ASI saja

X = bayi sudah diberi makanan/minuman lain selain ASI

2. Pindahkan catatan informasi ASI pada KMS sesuai dengan kode-kode

atau simbol yang telah diisi ke dalam form pencatatan dan laporan.

3. Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas merekapitulasi jumlah ASI

ekslusif dan hitung cakupan dengan menggunakan rumus

4. kemudian dilakukan evaluasi, apabila terdapat cakupan rendah dapat

ditindak lanjuti seperti pemberian konseling oleh konselor

Pembentukan KP-ASI atau kelas ibu

PP ASI juga mengatur fungi pelayanan kesehatan dalam program ASI

ekslusif yaitu memberikan informasi dan edukasi mengenai ASI Ekslusif

kepada Ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi sejak pemeriksaan

kehamilan sampai dengan periode pemberian ASI Ekslusif selesai oleh

tenaga kesehatan, bentuk pemberian informasi dan edukasi dapat berupa:

penyuluhan, konseling dan/atau pendampingan. Pendampingan dilakukan

melalui pemberian dukungan baik secara moril, melalui bimbingan, bantuan,

39
dan juga pengawasan kepada ibu dan bayi baik sejak saat proses IMD

dan/atau selama masa menyusui bayi. Sedangkan materi informasi dan

edukasi yang harus disampaikan kepada ibu yaitu:

a. keuntungan dan keunggulan pemberian ASI

b. gizi ibu

c. persiapan menyusui

d. mempertahankan menyusui

e. akibat negatif dari pemberian makanan botol secara parsial terhadap

pemberian ASI

f. kesulitan untuk mengubah keputusan untuk tidak memberikan ASI.

2.6 Hambatan dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan serta evaluasi

pemberian ASI ekslusif

Pelaksanaan kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI ekslusif di

wilayah kerja Puskesmas Serpong 2 memiliki hambatan, yaitu :

1. Tidak adanya standar operasional tertulis

Tidak adanya standar operasional prosedur tertulis mengakibatkan

seperti petugas gizi puskesmas maupun kader tidak mengetahui

pelaksanaan yang seharusnya di posyandu terkait pemantauan ASI

ekslusif.

2. Saat memberikan informasi dan edukasi terkait ASI ekslusif kader tidak

memberikan informasi melalui buku pink posyandu, kader menjawab

40
hanya yang kader ketahui dan menyarankan untuk bertanya kepada

TPG.

3. Pada saat melakukan pencatatan ASI eklsusif bersamaan dengan buku

penimbangan dan kemudian direkap di form 5 (F5) terdapat kesulitan

dikarenakan kader harus melihat dan menghitung kembali bayi 0-6

bulan yang mendapatkan ASI ekslusif, dan saat melakukan pencatatan

terdapat penumpukan atau tulisan yang tidak jelas.

4. Dalam melakukan pencatatan ASI ekslusif di salah satu posyandu

keluarahan serpong kondisi kurang kondusif dikarenakan kader

memiliki peran lebih dari satu mulai dari pengisian KMS, pencatatan

ASI dan memberikan vit.A

41
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan

1. Puskesmas Serpong 2 merupakan salah satu dari dari 2 Puskesmas yang

berada di Kecamatan Serpong, wilayah kerja Puskesmas Serpong 2 terdiri

dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Serpong dan Kelurahan Buaran.

Puskesmas Serpong 2 memberikan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat melalui 2 upaya kesehatan, yaitu upaya kesehatan perorangan

dan upaya kesehatan masyarakat, dan melakukan pelayanan setiap hari

dimana terdapat UGD 24 Jam.

2. Pelaksanaan pemantauan pemberian ASI ekslusif dilakukan di luar gedung

yaitu di setiap posyandu. Pelaksanaan tersebut dilakukan mulai dari

pencatatan nama serta umur bayi, dilakukan wawancara terkait pemberian

ASI ekslusif, kemudian di catat di form pemantauan dan diberikan

informasi terkait ASI oleh kader dan TPG Puskemas.

3. Dalam pelaksanaan kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI

ekslusif, puskesmas serpong 2 tidak memiliki standar operasional tertulis,

sehingga TPG dan kader tidak mengetahui pelaksanaan yang seharusnya

dilakukan.

4. Hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan pemantauan serta evaluasi

pemberian ASI ekslusif yaitu tidak adanya standar operasional tertulis

sehingga tidak ada peran dan tugas yang jelas bagi petugas serta kader

42
dalam melakukan kegiatan pemantauan serta evaluasi pemberian ASI

ekslusif, tidak diberikannya informasi dan edukasi oleh kader melalui bku

pink terkait pemberian ASI ekslusif, dan terdapat peran kader lebih dari

satu saat melakukan pencatatan ASI eklsusif.

3.2 Saran

1. Bagi Puskesmas dan TPG

 Perlu adanya pelatihan kader terkait ASI Ekslusif serta konseling, agar

kader tidak selalu menunggu petugas TPG apabila petugas TPG tidak

bisa hadir.

 Membuat SOP dalam pelaksanaan pemantauan pemberian ASI

ekslusif untuk TPG dan kader

 Tenaga gizi agar memiliki pencataan sendiri, apabila terdapat temuan

yang tidak tercatat oleh kader terkait pemberian ASI ekslusif

2. Bagi Posyandu

 Bagi posyandu yang masih mencatat ASI ekslusif bersamaan dengan

buku penimbangan harus membuar form pencatatan ASI sendiri agar

tidak terjadi kesalahan dalam merekap dan mempermudah kader

dalam mencatat.

 Kader dapat bertanya kepada TPG setelah kegiatan posyandu terkait

ASI ekslusif agar TPG dapat memberikan informasi dan edukasi

terkait ASI dengan benar dan tidak menunggu hadirnya TPG di

posyandu.

43
BAB IV

PENUTUP

Demikian proposal permohonan magang ini penulis ajukan sebagai syarat

melaksanakan magang yang merupakan bentuk dari pelaksanaan studi akademik di

Peminatan Gizi Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis berharap kesempatan melakukan magang di

puskesmas Serpong 2 Kota Tangerang Selatan menjadi bagian dari pengalaman

dalam bekerja di lingkungan kerja secara langsung dan dapat meningkatkan

kemampuan penulis dalam mengaplikasikan teori yang telah didapatkan selama

perkuliahan.

Semoga dengan adanya kegiatan magang ini, Program Studi Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dengan Puskesmas Serpong 2 dapat terus terjalin kerjasama yang baik. Atas

perhatiannya, penulis ucapkan terimakasih

44
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012.

Cornelia, dkk. 2013. Konseling Gizi: Proses, Komunikasi, Tata Laksana, serta

Aplikasi Konseling Gizi pada Berbagai Diet. Jakarta: Penebar Plus

George R Terry. 2005. Principles of Management. Diakses dari

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/buku/detail/principles-of-

management-george-r-terry-15405.html

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2012. Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2014. Laporan Enam

Bulanan Capaian Indikator Pemberian ASI Eksklusif 0 – 6

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI). 2016. Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2016.

45

Anda mungkin juga menyukai