Anda di halaman 1dari 17

1.

Konsep Otoritas Moneter, tugas dan tujuannya

 Pengertian Otoritas Moneter

Otoritas moneter adalah suatu entitas yang memiliki wewenang untuk mengendalikan
jumlah uang yang beredar pada suatu negara dan memiliki hak untuk menetapkan suku bunga
dan parameter lainnya yang menentukan biaya dan persediaan uang.
Menurut UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia mempunyai tujuan agar
otoritas moneter dan menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter yang efektif dan
efesien melalui sistem keuangan yang sehat, transparan, terpercaya dan dapat
dipertanggungjawabkan yang didukung oleh sistem pembayaran yang lancar, cepat, tepat dan
aman, serta pengaturan dan pengawasan bank yang memenuhi prisnsip kehati-hatian.
Undang – undang tentang bank sentral yang baru ini pada dasarnya memberikan
kewenangan yang besar kepada Bank Indonesia untuk merumuskan dan melaksanakan
kebijakan moneter di Indonesia. Dengan kata lain, Bank Indonesia ditempatkan sebagai
otoritas moneter di Indonesia, sedangkan Dewan Moneter ditiadakan. Meskipun otoritas
moneter tidak terletak lagi pada pemerintah, pemerintah tetap mempunyai akses tertentu
dalam mempengaruhi kebijakan moneter. Namun, pada akhirnya lahirlah UU No. 3 Tahun
2004. Undang – undang yang baru ini bukan menggantikan undang – undang sebelumnya,
tetapi merevisi beberapa pasal serta menambah beberapa pasal baru.

 Tujuan dan Tugasnya

Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Dan
untuk mencapai tujuan tersebut BI melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan,
konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang
perekonomian.

Tugas Bank Indonesia yaitu :

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
3. Mengatur dan mengawasi bank
Disamping tugas – tugas tersebut, Bank Indonesia juga mempunyai tanggung jawab dan
kegiatan lain dalam kaitannya dengan pemerintah, hubungan internasional, akuntabilitas dan
anggaran.

2. Status dan Modal Bank Indonesia serta tugas-tugas Dewan


Gubernur BI
 Status dan Modal Bank Indonesia

Lembaga Negara yang Independen

Babak baru dalam sejarah Bank Indonesia sebagai Bank Sentral yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya dimulai ketika sebuah undang-undang baru, yaitu UU
No. 23/1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 6/ 2009. Undang-
undang ini memberikan status dan kedudukan sebagai suatu lembaga negara yang
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-
undang ini.
Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap
tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar
tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga
berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak
manapun juga.
Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Sebagai Badan Hukum

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata
ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang
menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang
yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai
badan hukum perdata, Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam
maupun di luar pengadilan.
 Tugas-Tugas Dewan Gubernur Bank Indonesia

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan
Gubernur. Dewan ini terdiri atas seorang Gubernur sebagai pemimpin, dibantu oleh seorang
Deputi Gubernur Senior sebagai wakil, dan sekurang-kurangnya empat atau sebanyak-
banyaknya tujuh Deputi Gubernur. Masa jabatan Gubernur dan Deputi Gubernur selama 5
tahun dan dapat diangkat kembali dalam jabatan yang sama untuk sebanyak-banyaknya 1 kali
masa jabatan berikutnya.

Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan Deputi Gubernur diusulkan dan diangkat oleh
Presiden dengan persetujuan DPR. Calon Deputi Gubernur diusulkan oleh Presiden
berdasarkan rekomendasi dari Gubernur Bank Indonesia. (vide Pasal 41 UU No.3
Tahun 2004 yang mengubah UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia). Anggota
Dewan Gubernur Bank Indonesia tidak dapat diberhentikan oleh Presiden, kecuali bila
mengundurkan diri, terbukti melakukan tindak pidana kejahatan, tidak dapat hadir secara
fisik dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan berturut-turut tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan, dinyatakan pailit atau tidak mampu memenuhi kewajiban kepada
kreditur, atau berhalangan tetap.

Adapun Tugas-Tugas Dewan Gubernur

a. Dewan Gubernur mengangkat dan memberhentikan pegawai Bank Indonesia, yang


pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.

b. Dewan Gubernur menetapkan peraturan kepegawaian, sistem penggajian, penghargaan,


pensiun, dan tunjungan hari tua serta penghasilan lainnya bagi pegawai Bank Indonesia, yang
pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Dewan Gubernur.

c. Gubernur, Deputi Dewan Gubernur, Deputi Gubernur, dan atau pejabat Bank Indonesia
tidak dapat di hukum karena telah mengambil keputusan atau kebijakan yang sejalan dengan
tugas dan wewenangnya sebagaimana dimaksud dalam undang – undang ini sepanjang
dilakukan dengan itikad baik.

d. Gaji, penghasilan lainnya, dan fasilitas bagi Gubernur, Deputi Gubernur Senior, dan
Deputi Gubernur ditetapkan oleh Dewan Gubernur.
e. Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana dimaksud dalam undang –
undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia.

3. Pengertian API, 6 Pilar API, Program Kerja Kegiatan API, dan


Tahapan Implementasinya
 Pengertian API

API adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari program restrukturisasi perbankan
penyehatan perbankan nasional pasca IMF. Penerapan API tidak terlepas dari usaha Bank
Indonesia untuk secara bertahap menerapkan praktik 25 basel core principles for effective
banking supervision. Lima tahun kedepan diharapkan indonesia sejajar dengan negara-negara
yang telah menerapkan 25 basel core principles. Program yang berkaitan dengan kinerja
perbankan didukung dengan :

 Kemampuan operasional tinggi


 Kemampaun tinggi dalam pengelolaanrisiko
 Ketersediaan infrastruktur pendukung perbankan yang memadai
 Keberadaan lembaga pemeringkat kredit domestik
 Adanya penjaminan kredit yang mencukupi, serta
 Peningkatan kepercayaan nasabah

 Enam Pilar API

Visi API adalah menciptakan sistem perbankan yang sehat, kuat, dan efisien guna
menciptakan kestabilan sistem keuangan nasional.

a) Menciptakan struktur perbankan domestik yang sehat yang mampu memenuhi


kebutuhan masyarakat dan mendorong pembangunan ekonomi nasional yang
berkesinambungan
b) Menciptakan sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif dan mengacu pada
standar internasional
c) Menciptakan industri perbankan yang kuat dan memiliki daya saing yang tinggi serta
memiliki ketahanan dalam menghadapi resiko
d) Menciptakan good corporate governance dalam rangka memperkuat kondisi internal
perbankan nasional
e) Mewujudkan infrastruktur yang lengkap untuk mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat
f) Mewujudkan pemberdayaan dan perlindungan konsumen jasa perbankan

Untuk mencapai visi API Bank Indonesia telah menetapkan beberapa sasaran, yaitu:

 Struktur perbankan domestik yang sehat, mampu memenuhi kebutuhan masyarakat


dan mendorong pembangunan ekonomi nasional
 Sistem pengaturan dan pengawasan bank yang efektif sesuai standar internasional
 Industri perbankan yang kuat dan berdaya saing tinggi serta memiliki ketahanan
menghadapi risiko
 Good corporate governance dalamkondisi internal perbankan nasional
 Infrastruktur lengkap untuk terciptanya industri perbankan yang sehat

 PROGRAM KEGIATAN API DAN TAHAPAN IMPLEMENTASINYA

Program API dalam rentang waktu sepuluh tahun (dari 2004-2013) adalah:

1. Program penguatan struktur perbankan nasional


No Kegiatan (Pilar I) Periode Pelaksanaan
1 Memperkuat permodalan Bank
a. Meningkatkan persyaratan modal 2004-2010
minimum bagi bank umum (termasuk
BPD) menjadi Rp100 miliar
b. Mempertahankan pesyaratan modal Rp3 2004-2010
triliun untuk pendirian bank baru
sampai dengan 1 Januari 2011
2 Memperkuat daya saing BPR
a. Meningkatkan linkage program antara 2004
bank umum dengan BPR
b. Mempermudah pembukaan kantor 2004
cabang BPR
c. Memfasilitasi pembentukan fasilitas jasa 2004-2005
bersama untuk BPR
3 Meningkatkan akses kredit
a. Memfasilitasi pembentukan skim 2004-2006
penjaminan kredit
b. Mendorong penyaluran kredit untuk 2004-2006
sektor usaha tertentu

2. Program peningkatan kualitas pengaturan perbankan


No Kegiatan (Pilar II) Periode Pelaksanaan
1 Memformalkan proses sindikasi dalam
membuat kebijakan perbankan
a. Melibatkan pihak III dalam setiap 2004
pembuatan kebijakan perbankan
b. Membentuk panel ahli perbankan 2004
c. Memfasilitasi pembentukan lembaga riset 2004-2005
perbankan di daerah maupun pusat
2 Implementasi secara bertahap 25 Basel 2004-2013
Core Principles for Effective Banking Supervision

3. Program peningkatan fungsi pengawasan


No Kegiatan (Pilar III) Periode Pelaksanaan
1 Meningkatkan koordinasi antar lembaga
pengawas 2004
a. Melakukan koordinasi dan kerjasama secara
reguler
2 Melakukan konsolidasi sektor perbankan Bank
Indonesia
a. Mengkonsolidasi fungsi pengawasan dan 2004-2005
pemeriksaan
b. Mereorganisasi sektor perbankan Bank 2004-2005
Indonesia
c. Membentuk tim enforcement 2004-2005
d. Membentuk tim khusus pemeriksa spesialis 2004-2005
3 Meningkatkan kompetensi pemeriksa bank
a. Melakukan sertifikasi pemeriksa bank 2004-2005
b. Melakukan attachment pemeriksa di
lembaga pengawas internasional 2004-2005
4 Mengembangkan sistem pengawasan berbasis 2004-2005

risiko
a. Mendisain risk-based model untuk
pengawasan
5 Meningkatkan efektivitas enforcement
a. Menyempurnakan proses investigasi 2004-2005
kejahatan perbankan
b. Meningkatkan transparansi pengawasan 2004-2005
dan enforcement
c. Membentuk internal ombudsman untuk 2004-2005
permasalahan pengawasan
d. Meningkatkan perlindungan hukum bagi 2004
pengawas bank

4. Program peningkatan kualitas manajemen dari operasional perbankan


No Kegiatan (Pilar IV) Periode Pelaksanaan
1 Meningkatkan Good Corporate Governance
a. Menetapkan standar minimum untuk GCG 2004-2005
b. Mendorong bank-bank untuk go public 2004-2005
2 Meningkatkan kualitas manajemen risiko
Perbankan 2005
a. Mempersyaratkan sertifikasi manajer risiko
3 Meningkatkan kemampuan operasional bank
a. Mendorong bank-bank untuk melakukan 2004-2005
sharing penggunaan fasilitas operasional
guna menekan biaya
b. Memfasilitasi kebutuhan pendidikan dalam 2004-2005
rangka peningkatan operasional bank
5. Program pengembangan infrastruktur pengembangan
No Kegiatan (Pilar V) Periode Pelaksanaan
1 Mengembangkan Credit Bureau
a. Melakukan inisiatif pembentukan credit 2004-2005
bureau
2 Mengoptimalkan penggunaan credit rating
agencies
a. Mempersyaratkan rating bagi obligasi yang 2004-2005
diterbitkan oleh bank

6. Program peningkatan perlindungan nasabah


No Kegiatan (Pilar VI ) Periode Pelaksanaan
1 Menyusun standar mekanisme pengaduan
nasabah 2004-2005
a. Menetapkan persyaratan minimum
mekanisme pengaduan konsumen
2 Membentuk lembaga mediasi independen
a. Memfasilitasi pendirian lembaga mediasi
perbankan 2004-2005

3 Menyusun transparansi informasi produk


a. Memfasilitasi penyusunan standar 2004-2005
minim
4 Mempromosikan edukasi untuk konsumen 2004
a. Mendorong bank-bank untuk melakukan
edukasi kepada konsumen mengenai
produk-produk finansial
Dalam kurun waktu 5-10 tahun kedepan, program-program tersebut diharapkan dapat
menciptakan konsolidasi sektor perbankan secara keseluruhan yang mengarah kepada
struktur perbankan yang lebih optimal.

4. The FED ( Bank Sentral Amerika)


Fed adalah sebuah bank sentral dengan singkatan Federal Reserve. Disebut Federal
Reserve karena cadangan keuangan berasal dari bank yang pemerintahannya federal atau
memiliki perjanjian antar wilayah. Karena memiliki perjanjian yang mengikat disebutlah
sebagai Serikat.
Asal usul Federal Reserve
Sebelumnya koloni Inggris melakukan invasi ke Amerika Serikat. Pada tahun 1775 terjadi
revolusi Amerika Serikat ini dimulai salah satu penyebabnya adalah bahwa Raja George III
dari Inggris melanggar mata uang koloni Amerika yang bebas bunga dan diproduksi sendiri
oleh koloni untuk digunakan Amerika sendiri, dan memaksa mereka untuk meminjam uang
dari bank sentral di Inggris dengan bunga, dengan segera membuat koloni Amerika dalam
hutang. Ini salah satu yang menyebabkan terjadi revolusi Amerika dari cengkraman koloni
Inggris.
Benjamin Franklin berkomentar seperti di bawah ini: "Penolakan Raja George III untuk
mengijinkan koloni mengoperasikan sebuah sistem uang yang jujur, yang membebaskan
rakyat jelata dari cengkraman manipulator uang mungkin adalah penyebab utama revolusi
itu.” Dan tahun 1783 Amerika merdeka dari Inggris.
Pada tahun 1913, para bankir memutuskan bahwa telah terjadi kekurangan mata uang di
AS, dan pemerintah tidak bisa menerbitkan mata uang lagi karena semua emas cadangannya
telah terpakai. Agar ada sirkulasi tambahan uang, sekelompok orang mendirikan satu bank
yang dinamakan "The Federal Reserve Bank of New York" yang kemudian hari populer
dengan singkatan The Fed.
Kemudian The Fed menjual stok emas yang dimiliki, dan dibeli oleh mereka sendiri
senilai US$450 Juta lewat Rothschild Bank of London, Rothschild Bank of Berlin, Warburg
Bank of Hamburg, Warburg Bank of Amsterdam (milik keluarga Warburg yang mengontrol
German Reichsbank bersama keluarga Rothschild), Israel Moses Seif Bank of Italy, Lazard
Brothers of Paris, Citibank, Goldman & Sach of New York, Lehman & Brothers of New
York, Chase Manhattan Bank of New York, dan Kuhn & Loeb Bank of New York.
Perjalanan The Fed
Federal Reserve merupakan salah satu organisasi perbankan paling kuat di planet ini. The
"Fed" menetapkan semua kebijakan moneter Amerika seperti mencoba untuk menaikkan atau
menurunkan suku bunga atas pinjaman (yang tidak dengan langsung menaikkan atau
menurunkan Dana Discount Rate, atau tingkat bunga yang dibebankan atas pinjaman jangka
pendek untuk bank swasta) serta mencoba untuk mengendalikan inflasi, yang tidak dengan
mencetak lebih banyak uang untuk sirkulasi, mencoba untuk mendapatkan suku bunga yang
lebih tinggi atau lebih rendah.
Bahkan tindakan terkecil oleh Federal Reserve dapat memiliki dampak yang besar
terhadap pembelian dan penjualan saham dan obligasi serta harga barang di Amerika Serikat
yang akhirnya mempengaruhi tingkat hipotek pembiayaan kembali. Investor menunggu
dengan napas berumpan ketika mereka mengetahui Fed mengadakan pertemuan, nantinya
akan berbicara secara terbuka tentang hasil pertemuan.Sebelum pengumuman Wall Street itu
dilakukan, biasanya perdagangan di mata uang akan terjadi gejolak spekulasi yang cukup
mengejutkan tentang apa yang akan dilakukan oleh The Fed selanjutnya. Untuk itu, berhati-
hatilah ketika trading mendekati pengumuman dari pemimpin The Fed, saat ini adalah
Bernake.

 Struktur Bank Sentral Amerika


Struktur The Fed terdiri dari enam bagian, yaitu Board of Governors, Bank Federal
Reserve, Bank-bank Anggota, Institusi-institusi Tempat Penyimpanan lainnya, Federal Open
Market Committee (FOMC), dan Dewan Penasihat.
1. Dewan Gubernur ( Board of Governos)
Dewan Gubernur ( Board of Governos), atau yang disebut juga Federal Reserved
Board, berpusat di Washington D.C. Badan ini merupakan induk dari The FED yang terdiri
dari tujuh anggota, ketujuh anggota tersebut dipilih oleh Presiden dengan pertimbangan dan
persetujuan dari Senat AS. Masing-masing anggota dewan memiliki jabatan penuh selama 14
tahun, dengan ketua dan wakil ketua mengalami pergantian setiap empat tahun sekali.
2. Bank Federal Reserve
Berdasarkan Federal Reserve Act, Federal Reserve System tersusun oleh 12 bank
Federal Reserve dan 24 bank Reserve Bank di bawah pengawasan Board of Governors.
Penetapan tersebut membagi Amerika Serikat menjadi 12 distrik atau wilayah yang setiap
distriknya satu Bank Cadangan di kota besar.
3. Bank Anggota
Bank-bank anggota merupakan bank-bank nasional yang wajib menjadi anggota dari
The Fed serta chartered bank yang memenuhi syarat tertentu untuk bergabung menjadi bank
anggota. Bank anggota juga menjadi pemegang saham di Reserve Bank di distrik mereka
masing-masing. Saat ini, terdapat kurang lebih 38 persen dari 8.038 bank komersil di AS
yang menjadi bank anggota The Fed.

4. Institusi Tempat Penyimpanan Lainnya

Institusi-institusi ini bukan merupakan bagian formal dari The Fed yang terdiri dari bank-
bank komersil bukan anggota, bank-bank untuk menabung, asosiasi-asosiasi simpan pinjam,
dan perserikatan-perserikatan kredit (credit unions). Terdapat sekitar 17.000 institusi tempat
penyimpanan lain di AS yang menyediakan jasa-jasa perbankan bagi masyarakat Amerika
Serikat. Institusiinstitusi ini mempunyai peran yang penting dalam penyelenggaraan regulasi
Sistem The FED, termasuk syarat-syarat cadangan, dan memiliki akses ke pelayanan
pembayaran Sistem.

5. Federal Open Market Committe (FOMC)

Federal Open Market Committee (FOMC) merupakan badan pembuat kebijakan pokok
dari The Fed. Panitia ini memiliki 12 orang anggota yang terdiri dari tujuh orang anggota
Dewan Gubernur dan lima dari 12 orang presiden Bank Cadangan. Dari lima orang presiden
tersebut, presiden dari Bank Cadangan New York akan selalu mendapatkan posisi dan hak
pilih permanen dalam FOMC ini dikarenakan Bank Cadangan tersebut menerapkan kebijakan
moneter sesuai dengan instruksi FOMC.

Tugas dari FOMC adalah merumuskan kebijakan moneter yang dibuat untuk menjaga
kestabilan harga dan pertumbuhan ekonomi dan mengawasi penerapannya dalam praktik,
sehingga dapat dikatakan bahwa panitia ini mengatur persediaan uang negara. Oleh karena
FOMC ini menggabungkan kepentingan-kepentingan dari struktur-struktur penting The Fed,
yaitu Dewan Gubernur dan 12 presiden dari Bank Cadangan, maka panitia ini merupakan
struktur paling signifikan dalam The FED.

6. Dewan Penasihat

Dewan Penasihat terdiri dari tiga dewan, yaitu Dewan Penasihat Federal, Dewan
Penasihat Konsumen, dan Dewan Penasihat Lembaga Penghematan yang diambil dari 12
distrik Federal Reserve. Ketiga dewan tersebut memberikan saran dan nasihat kepada Dewan
mengenai masalah kepentingan saat itu. Pertemuan mereka merupakan pertemuan tahunan
yang diadakan dua hingga empat kali. Setiap Bank cadangan juga memiliki Dewan
Penasihatnya masing-masing.

 Peran Khusus FED

1. The FED diciptakan untuk mengatasi masalah kepanikan finansial di Amerika


Serikat.
2. Diciptakan untuk menanggulangi krisis-krisis moneter secara teknis pada
negara-negara federal.
3. Seperti bank-bank sentral di negara lain, FED juga berperan khusus untuk
menjaga kestabilan mata uang di Amerika Serikat.
4. Pengawas dari beberapa lembaga keuangan terpenting dalam sistem keuangan
AS.
5. Keterlibatan aktifnya dalam pasar obligasi dan valuta asing.
6. Satu-satunya Bank Federal Reserve yang menjadi anggota Bank for
International Sattlement (BIS)

5. OJK ( Otoritas Jasa Keuangan)


OJK merupakan salah satu badan pengawasan terpenting dalam bidang keuangan.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai OJK kami ingin menjelaskan dari sisi pengawasan
yang dilakukan untuk sarana pencegahan terjadinya penyimpangan atas aktivitas sebelum
dilaksanakannya suatu kegiatan. Pengawasan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mengawasi dan mengendalikan seluruh kegiatan perusahaan, baik penyusunan anggaran,
proses kegiatan perusahaan, catatan, dan laporan dari hasil kegiatannya. Tujuan dilakukannya
pengelolaan dan pengawasan secara umum adalah agar segala aktivitas perusahaan dapat
berjalan sesuai rencana, tidak terjadinya penyimpangan, membuat seseorang bekerja lebih
baik tanpa berpikir melakukan penyimpangan, memudahkan pencegahan, pengendalian
biaya, serta tujuan dari perusahaan tersebut tercapai.

OJK atau Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari
campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang.
Otoritas Jasa Keuangan memiliki visi misi tersendiri, yaitu Visi yang merupakan impiannya
adalah “Menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya, melindungi
kepentingan konsumen dan masyarakat, dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan
menjadi pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta dapat memajukan
kesejahteraan umum” dan memiliki 3 Misi untuk mewujudkan visi nya yaitu,

1. Mewujudkan terselenggaranya seluruh kegiatan di dalam sektor keuangan secara


teratur,adil,transparan, dan akuntabel.
2. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
3. Melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga memiliki beberapa Tujuan seperti :

a. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, akuntabel.


b. Mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
c. Mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.

Setelah membahas Visi, Misi, dan Tujuan, kami juga akan membahas mengenai Fungsi,
Tugas, dan Wewenang dari OJK yang telah ditentukan oleh undang-undang.
A. Fungsi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berfungsi menyelenggarakan sistem peraturan
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
B. Tugas Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan yaitu :
a. Perbankan;
b. Pasar Modal;
c. Asuransi;
d. Dana Pensiun;
e. Lembaga Pembiayaan;
f. Pegadaian;
g. Lembaga Penjaminan;
h. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia;
i. Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan;
j. Penyelenggara program jaminan sosial, Pensiun dan Kesejahteraan.

C. Wewenang Otoritas Jasa Keuangan adalah


1. Tugas pengaturan : menetapkan peraturan pelaksanaan OJK, peraturan perundang-
undangan di sektor jasa keuangan, peraturan dan keputusan OJK, peraturan mengenai
pengawasan di sektor jasa keuangan, kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK,
peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap lembaga jasa
keuangan dan pihak tertentu, peraturan mengenai tata cara pengelola statuter, struktur
organisasi dan infastruktur, serta peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi.
2. Tugas pengawasan : menetapkan kebijakan operasional pengawasan, melakukan
pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen, dan tindakan lain
terhadap lembaga jasa keuangan, pelak dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan,
penunjukan dan pengelolaan pengguna statuter, memberikan perintah tertulis kepada
lembaga jasa keuangan atau pihak lain, menetapkan sanksi administratif terhdap
pelaku pelanggaran peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan, termasuk
kewenangan perizinan kepada lembaga jasa keuangan.

Sebelum dikeluarkannya UU Nomor 21 Tahun 2011 pengawasan yang dilakukan


terhadap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dilakukan oleh dua lembaga yang
ditunjuk oleh pemerintah yaitu, Bank Indonesia yang mengawasi Lembaga keuangan bank
(perbankan) dan untuk Lembaga keuangan bukan bank diawasi oleh Kementrian Keuangan,
Bank Indonesia, dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
Namun sejak 31 Desember 2012 segala fungsi, tugas, dan wewenang pengawasan serta
pengawasan kegiatan jasa keuangan non bank diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Namun, satu tahun kemudian (31 Desember 2013) segala jenis pengawasan kepada lembaka
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan
(OJK).

Pembetukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) didasarkan kepada 3 landasan yaitu :

1. Landasan Filosofis
2. Landasan Yuridis
3. Landasan Sosiologis

Otoritas Jasa Keuangan memiliki suatu pengecualian ruang lingkup pengaturan yaitu
terhadap jenis produk jasa keuangan, cakupan dan batas-batas kegiatan lembaga jasa
keuangan, tingkat kesehatan dan pengaturan prudensial, serta ketentuan tentang jasa
penunjang sektor jasa keuangan diatur oleh undang-undang tersendiri. Sedangkan status
kelembagaan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah sebagai lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan, independen, berkedudukan di Ibu Kota Negara, serta berkantor di dalam dan di
luar negeri.

Struktur Organisasi Otoritas Jasa Keuangan

1. Dewan Komisioner OJK terdiri atas :


a. Ketua merangkap anggota;
b. Wakil Ketua sebagai Ketua Komite Etik merangkap anggota;
c. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan merangkap anggota;
d. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal merangkap anggota;
e. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya merangkap anggota;
f. Ketua Dewan Audit merangkap anggota;
g. Anggota yang membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen;
h. Anggota Ex-officio dari Bank Indonesia yang merupakan anggota Dewan
Gubernur Bank Indonesia; dan
i. Anggota Ex-officio dari Kementrian Keuangan yang merupakan pejabat setingkat
Eselon I Kementrian Keunagan.
2. Pelaksana Kegiatan Operasional terdiri atas:
a. Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis I;
b. Wakil Ketua Dewan Komisioner memimpin bidang Manajemen Strategis II;
c. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan memimpin bidang Pengawasan Sektor
Perbankan;
d. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal memimpin bidang Pengawasan Sektor
Pasar Modal;
e. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Dana Pensiun , Lembaga Pembiayaan,
dan Lembaga Jas Keuangan Lainnya memimpin bidang Pengawas Sektor IKNB;
f. Ketua Dewan Audit memimpin bidang Audit Internal dan Manajemen Risiko; dan
g. Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen
memimpin Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen.

Nilai Strategis Otoritas Jasa Keuangan

1. Integritas merupakan bertindak objektif, adil, dan konsisten sesuai dengan kode etik
dan kebijakan organisasi dengan menjunjung tinggi kejujuran dan komitmen
mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil.
2. Sinergi merupakan berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif dan berkualitas.
3. Inklusif merupakan terbuka dan menerima keberagaman pemangku kepentingan serta
memperluas kesempatan dan akses masyarakat terhadap industri keuangan.
4. Visioner adalah memiliki wawasan yang luas dan mampu melihat ke depan (Forward
Looking) serta dapat berpikir di luar kebiasaan (Out of The Box Thinking).

Kegiatan Otoritas Jasa Keuangan

Tugas OJK melaksanakan dibidang pengaturan dan pengawasan terhadap:

1. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan


- Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi;
perizinan untuk pendirian bank, pembukuaan kantor bank, anggaran dasar,
rencana kerja, kegiatan usaha bank serta pencabutan izin usaha bank.
- Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi; likuiditas,
laporan bank , sistem informasi debitur dan standar akuntansi bank.
- Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati – hatian bank, meliputi;
manajemen risiko, tata kelola bank, prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian
uang.
- Pemeriksaan bank.
2. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal
3. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Untuk melaksanakan tugas pengaturan tersebut OJK mempunyai wewenang


diantaranya;

1. Menetapkan peraturan pelaksanaan undang – undang ini


2. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK
3. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan.
4. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK

Sedangkan untuk melaksanakan tugas pengawasan tersebut OJK mempunyai


wewenang yaitu :

1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan


2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif
3. Melakukan penunjukan pengelola statuter
4. Menetapkan penggunaan pengelola statute

Tindakan Otoritas Jasa Keuangan

Sejak Otoritas Jasa Keuangan berdiri sudah melakukan beberapa tugas yang
memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat seperti, imbauan,
peringatan, membekukan kegiatan, mencabut izin usaha suatu lembaga jasa keuangan.
Berikut salah satu kegiatan tindakan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan pada tahun
2013 dan 2014:
1. Tanggal 29 Agustus 2013 OJK mengumumkan telah membekukan 15 Perusahaan
Modal Ventura, karena dinilai tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. Perusahaan
terkait dilarang melakukan kegiatan usaha kecuali untuk memenuhi nilai penyertaan
saham.
2. Tanggal 9 Januari 2014 OJK mencabut izin usaha PT Paladin International sebagai
perusahaan pialang asuransi. Pencabutan izin usaha PT Paladin International
berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor KEP-155/D.05/2013
yang ditetapkan dan berlaku mulai tanggal 27 Desember 2013.
3. Tanggal 31 Januari 2018 Melalui Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan Nomor KEP-5/D.05/2018 tanggal 29 Januari 2018, Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan telah mencabut izin usaha perusahaan pembiayaan PT Surya
Nordfinans.

Kode Etik Otoritas Jasa Keungan

Kode Etik OJK adalah norma dan asas mengenai kepatutan dan kepantasan yang
wajib dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh Anggota Dewan Komisioner, Pejabat, dan
Pegawai OJK dalam pelaksanaan tugas.

Nilai Dasar Kode Etik OJK ini dicerminkan dalam perilaku yang sesuai dengan Nilai
Strategis Organisasi OJK yakni Integritas, Profesionalisme, Transparansi, Akuntabilitas,
Sinergi, dan Kesetaraan.

Perbedaan Otoritas Jasa Keuangan dengan Bank Indonesia

“Pasca terbentuknya OJK, tugas BI sebagai bank sentral tidak lagi mencakup tugas
pengaturan dan pengawasan perbankan. Ke depan, BI akan bertugas mengawal stabilitas
moneter, stabilitas sistem pembayaran, dan stabilitas sistem keuangan,” kata Direktur
Eksekutif Departemen Penyelesaian Aset – BI M. Zaeni Aboe Amin. Maka dari perkataan
tersebut sudah terlihat jelas perbedaan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
bahwa Bank Indonesia bertugas mengawal stabilitas moneter, stabilitas sistem pembayaran,
dan stabilitas sistem keuangan. Sedangkan Otoritas Jasa Keuangan bertugas mengawasi
lembaga-lembaga keuangan agar tidak terjadinya penyelewengan

Anda mungkin juga menyukai