Anda di halaman 1dari 17

Laporan Praktikum

Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Teori

Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada


pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan
suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan
ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi. Spektrometer
menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer
adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau diabsorbsi (Harjadi,
1990).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri
(Basset, 1994).

Spektrometri UV-Vis adalah salah satu metoda analisis yang berdasarkan pada
penurunan intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media. Berdasarkan penurunan
intensitas cahaya yang diserap oleh suatu media tergantung pada tebal tipisnya media
dan konsentrasi warna spesies yang ada pada media tersebut. Spektrometri visible
umumnya disebut kalori, oleh karena itu pembentukan warna pada metoda ini sangat
menentukan ketelitian hasil yang diperoleh. Pembentukan warna dilakukan dengan
cara penambahan pengompleks yang selektif terhadap unsur yang ditentukan
(Fatimah, 2005).

Spektrofotometri menyiratkan pengukuran jauhnya penyerapan energi cahaya


oleh suatu sistem kimia itu sebagai suatu fungsi dari panjang gelombang radiasi,
demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri pada suatu panjang
gelombang tertentu (Underwood, 1986).

1 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Spektrofotometri ini hanya terjadi bila terjadi perpindahan elektron dari tingkat
energi yang rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Perpindahan elektron tidak
diikuti oleh perubahan arah spin, hal ini dikenal dengan sebutan tereksitasi singlet
(Khopkar, 1990).

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu


sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan
spektrofotometer ini, metoda yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan
studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel
diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda (Saputra,
2009).

Salah satu contoh instrumentasi analisis yang lebih kompleks adalah


spektrofotometer UV-Vis. Alat ini banyak bermanfaat untuk penentuan konsentrasi
senyawa-senyawa yang dapat menyerap radiasi pada daerah ultraviolet (200 – 400
nm) atau daerah sinar tampak (400 – 800 nm). Analisis ini dapat digunakan yakni
dengan penentuan absorbansi dari larutan sampel yang diukur.

Prinsip penentuan spektrofotometer UV-Vis adalah aplikasi dari Hukum Lambert-


Beer, yaitu:

A = – log T = – log It / I0 = ε . b . C

Dimana:

A = Absorbansi dari sampel yang akan diukur

T = Transmitansi

I0 = Intensitas sinar masuk

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Serapan molar

b = Tebal kuvet yang digunakan

2 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

C = Konsentrasi dari sampel

(Tahir, 2009).

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa serapan (A) tidak memiliki satuan
dan biasanya dinyatakan dengan unit absorbansi. Serapan molar pada persamaan di
atas adalah karakteristik suatu zat yang menginformasikan berapa banyak cahaya
yang diserap oleh molekul zat tersebut pada panjang gelombang tertentu. Semakin
besar nilai serapan molar suatu zat maka semakin banyak cahaya yang diabsorbsi
olehnya, atau dengan kata lain nilai serapan (A) akan semakin besar.

Hukum Lambert-Beer di atas berlaku pada larutan dengan konsentrasi kurang


dari sama dengan 0.01 M untuk sebagian besar zat. Namun, pada larutan dengan
konsentrasi pekat maka satu molekul terlarut dapat memengaruhi molekul terlarut lain
sebagai akibat dari kedekatan masing-masing molekul pada larutan dengan
konsentrasi yang pekat tersebut. Ketika satu molekul dekat dengan molekul yang lain
maka nilai serapan molar dari satu molekul itu akan berubah atau terpengaruh. Secara
keseluruhan, nilai absorbansi yang dihasilkan pun ikut terpengaruh, sehingga secara
kuantitatif nilai yang ditunjukkan tidak mencerminkan jumlah molekul yang diukur di
dalam larutan uji.

Adapun instrument dari spektrofotometri UV-vis yaitu:

1. Sumber radiasi

Sumber radiasi pada spektrofotometer harus memiliki panacaran radiasi yang


stabil dan intensitasnya tinggi. Sumber radiasi pada spektrofotometer UV-Vis ada tiga
macam:

A. Sumber radiasi Tungsten (Wolfram), Lampu ini digunakan untuk mengukur sampel
pada daerah tampak. Bentuk lampu ini mirip dengna bola lampu pijar biasa. Memiliki
panjang gelombang antara 380-900 nm. Spektrum radiasianya berupa garis lengkung.
Umumnya memiliki waktu 1000 jam pemakaian.

B. Sumber radiasi Deuterium. Lampu ini dipakai pada panjang gelombang 190-380
nm. Spektrum energi radiasinya lurus, dan digunakan untuk mengukur sampel yang
terletak pada daerah uv. Memiliki waktu 500 jam pemakaian.
3 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

C. Sumber radiasi merkuri. Sumber radiasi ini memiliki panjang gelombang 365 nm.

2. Monokromator

Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya polikromatis


menjadi cahaya tunggal (monokromatis) dengan komponen panjang gelombang
tertentu. Bagian-bagian monokromator, yaitu :

A. Prisma

Prisma akan mendispersikan radiasi elektromagnetik sebesar mungkin supaya di


dapatkan resolusi yang baik dari radiasi polikromatis.

B. Grating (kisi difraksi)

Kisi difraksi memberi keuntungan lebih bagi proses spektroskopi. Dispersi sinar akan
disebarkan merata, dengan pendispersi yang sama, hasil dispersi akan lebih baik.
Selain itu kisi difraksi dapat digunakan dalam seluruh jangkauan spektrum.

C. Celah optis

Celah ini digunakan untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diharapkan dari
sumber radiasi. Apabila celah berada pada posisi yang tepat, maka radiasi akan
dirotasikan melalui prisma, sehingga diperoleh panjang gelombang yang diharapkan.

D. Filter

Berfungsi untuk menyerap warna komplementer sehingga cahaya yang diteruskan


merupakan cahaya berwarna yang sesuai dengan panjang gelombang yang dipilih.

3. Sel kuvet

Kebanyakan spektrofotometri melibatkan larutan dan karenanya kebanyakan


kuvet adalah sel untuk menaruh cairan ke dalam berkas cahaya spektrofotometer. Sel
itu haruslah meneruskan energi cahaya dalam daerah spektra yang diminati, jadi sel
kaca melayani daerah tampak, sel kuarsa atau kaca silica tinggi istimewa untuk daerah
ultraviolet. Dalam instrument, tabung reaksi silindris kadang-kadang digunakan

4 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

sebagai wadah sampel. Penting bahwa tabung-tabung semacam itu diletakkan secara
reprodusibel dengan membubuhkan tanda pada salah satu sisi tabung dan tanda itu
selalu tetap arahnya tiap kali ditaruh dalam instrument. Sel-sel lebih baik bila
permukaan optisnya datar. Sel-sel harus diisi sedemikian rupa sehingga berkas cahaya
menembus larutan. Umumnya sel-sel ditahan pada posisinya dengan desain kinematik
dari pemegangnya atau dengan jepitan berpegas yang memastikan bahwa posisi
tabung dalam ruang sel dari instrument itu reprodusibel.

4. Detektor

Detektor akan menangkap sinar yang diteruskan oleh larutan. Sinar kemudian
diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam rekorder dan ditampilkan
dalam bentuk angka-angka pada reader (komputer). Detektor dapat memberikan
respon terhadap radiasi pada berbagai panjang gelombang Ada beberapa cara untuk
mendeteksi substansi yang telah melewati kolom. Metode umum yang mudah dipakai
untuk menjelaskan yaitu penggunaan serapan ultra-violet. Banyak senyawa-senyawa
organik menyerap sinar UV dari beberapa panjang gelombang. Jika anda menyinarkan
sinar UV pada larutan yang keluar melalui kolom dan sebuah detektor pada sisi yang
berlawanan, anda akan mendapatkan pembacaan langsung berapa besar sinar yang
diserap. Jumlah cahaya yang diserap akan bergantung pada jumlah senyawa tertentu
yang melewati melalui berkas pada waktu itu. Anda akan heran mengapa pelarut yang
digunakan tidak mengabsorbsi sinar UV. Pelarut menyerapnya, tetapi senyawa-
senyawa akan menyerap dengan sangat kuat bagian-bagian yang berbeda dari
specktrum UV. Misalnya metanol, menyerap pada panjang gelombang dibawah 205
nm dan air pada gelombang dibawah 190 nm. Jika anda menggunakan campuran
metanol-air sebagai pelarut, anda sebaiknya menggunakan panjang gelombang yang
lebih besar dari 205 nm untuk mencegah pembacaan yang salah dari pelarut.

5. Rekorder

Fungsi rekorder mengubah panjang gelombang hasil deteksi dari detektor yang
diperkuat oleh amplifier menjadi radiasi yang ditangkap detektor kemudian diubah
menjadi sinyal-sinyal listrik dalam bentuk spektrum. Spektrum tersebut selanjutnya
dibawa ke monitor sehingga dapat dibaca dalam bentuk transmitan maupun
absorbansi.
5 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Mekanisme kerja alat spektrofotometer UV-Vis adalah sinar dari sumber sinar
dilewatkan melalui celah masuk, kemudian sinar dikumpulkankan agar sampai ke
prisma untuk didifraksikan menjadi sinar-sinar dengan panjang gelombang tertentu.
Selanjutnya sinar dilewatkan ke monokromator untuk menyeleksi panjang gelombang
yang diinginkan. Sinar monokromatis melewati sampel dan akan ada sinar yang
diserap dan diteruskan. Sinar yang diteruskan akan dideteksi oleh detektor. Radiasi
yang diterima oleh detektor diubah menjadi sinar listrik yang kemudian terbaca dalam
bentuk transmitansi.

Jenis-jenis Spektrofotometri

Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang


digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut : a.

Spektrofotometri Vis (Visible) Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai


sumber sinar/energy dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk
spectrum elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Panjang
gelombang sinar tampak adalah 380-750 nm. Sehingga semua sinar yang dapat dilihat
oleh mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak (Visible). b.

Spektrofotometri UV (Ultra Violet) Berbeda dengan spektrofotometri Visible,


pada spektrofometri UV berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV. Sinar UV
memiliki panjang gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan
lampu deuterium. Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan isotop
hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan. Karena sinar UV
tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka senyawa yang dapat menyerap sinar ini
terkadang merupakan senyawa yang tidak memiliki warna. Bening dan transparan. c.

6 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Spektrofotometri UV-Vis Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara


spektrofotometri UV dan Visible. Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda,
sumber cahaya UV dan sumber cahaya visible. Meskipun untuk alat yang lebih
canggih sudah menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis,
yaitu photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu : a.
Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan. b. Penyerapan oleh
transisi electron d dan f dari molekul kompleks c. Penyerapan oleh perpindahan
muatan. Interaksi antara energy cahaya dan molekul dapat digambarkan sbb :

E = hv

Dimana : E = energy (joule/second) h = tetapan plank v = frekuensi foton d.

Spektrofotometri IR (Infra Red) Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan


panjang gelombang Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah
dekat, pertengahan dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah adalah
inframerah jauh dan pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000
mikrometer. Hasil analisa biasanya berupa signalkromatogram hubungan intensitas IR
terhadap panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan dibandingkan
dengan signal standard.

Secara garis besar spektrofotometer terdiri dari 4 bagian penting yaitu

Parasetamol di kenal dengan nama lain asetaminofen merupakan turunan para


aminofenol yang memiliki efek analgesik serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan
atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol menurunkan suhu tubuh
dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
7 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin yang lemah.


Penggunaan parasetamol mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan dengan
derivat asam salisilat yaitu tidak ada efek iritasi lambung, gangguan pernafasan,
gangguan keseimbangan asam basa. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai
analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan asam salisilat (Gunawan et
al, 2007). Namun penggunaan dosis tinggi dalam waktu lama dapat menimbulkan
efek samping methemoglobin dan hepatotoksik (Siswandono & Soekardjo, 1995).
Pemerian : hablur atau serbuk putih, tidak berbau, rasa pahit. Kelarutan : larut dalam
70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) P, dan dalam 9 bagian propilen glikol P,
larut dalam larutan alkali hidroksida P. BM C8H9NO2 : 151,16 (FI IV hal 649)

BAB II
8 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

METODE

2.1 Pelaksanaan
Praktikum Isolasi DNA ini dilakukan pada :
Hari/Tanggal : Rabu/ 21 Oktober 2016
Tempat : Laboratorium Biomolekular Fakultas Kedokteran
Jam : 15.00 s/d selesai

2.2 Alat dan Bahan


2.2.1 Alat
Alat yang diperlukan untuk praktikum spektrofotometer adalah :
 Spektrofotometer UV-vis 1 set
 Gelas kimia 100 ml1 buah
 Kuvet spektrofotpmeter 4 buah
 Spatula 1 buah
 Batang pengaduk 1 buah
 Pipet tetes 4 buah
 Gelas ukur 1 buah
 Corong 1 buah
 Tissue

Alat Spektrofotometer UV - Vis

2.2.2 Bahan
Bahan yang diperlukan :
9 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

a. Standar dengan konsentrasi 2%, 5%, 8% dan x %


b. Larutan standar
c. Aquadest

2.3 Cara Kerja


1. Masing-masing larutan standar dimasukkan dalam kuvet sebanyak 10 ml.
2. Masukkan larutan sample 2%, 5%, 8% dan x % masing-masing ke dalam kuvet

Standar 2% 5% 8% X%

3. 100% kan transmitan dengan menggunakan blanko, bentuk spektrum lurus.


4. Tentukan absorbansi masing-masing larutan standar serta absorbansi sampel
pada panjang gelombang 450 nm, 500 nm dan 550 nm
5. Tentukan panjang gelombang maximum masing-masing larutan sample dengan
mengamati absorbansi pada panjang gelombang 450 nm, 500 nm dan 550 nm
6. Dari panjang gelombang maximum yang didapatkan, tentukan absorbansi
masing-masing larutan standar dan sampel pada panjang gelombang tersebut.
7. Hitung konsentrasi sample x % dengan kurva standar dan absorbansi yang telah
di ketahui dengan pengukuran sample pada panjang gelombang yang telah
ditentukan.

BAB III
HASIL DAN DISKUSI

10 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

3. 1 Hasil
Dari Praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
A. Penentuan Panjang gelombang maksimum

Panjang Gelombang Maks


= 500 nm

Absorban Sample pada 500


nm = 0, 201

B. Kurva standar konsentrasi 2%, 5% dan 8%

Y = 1,9 X + 0,08
R = 0, 75

C. Perhitungan Sample yang tidak diketahui kadarnya :


Y = 1,9 X + 0,08

11 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

0,201 = 1,9 X + 0,08


X = 0,063
X =6%

3.2 Diskusi

Praktikum kali ini tentang penentuan konsentrasi dalam sampel dengan


menggunakan metode spektrofotometri UV-vis dan menentukan panjang gelombang
maksimum. Pada awal percobaan, terlebih dahulu dibuat larutan standar sebagai
blanko. Blanko yang digunakan pada percobaan ini adalah sirup marjan. Untuk
menentukan konsentrasi sample, praktikan harus menentukan panjang gelombang
maximum terlebih dahulu, dengan mengamati nilai absorbansi yang didapatkan pada
panjang gelombang tertentu. Pengukuran sample dilakukan pada panjang gelombang
450 nm, 500 nm dan 550 nm. Pada panjang gelombang maximum, nilai absorbansi
merupakan yang paling besar, yang berarti kapasitas sinar radiasi yang diserap paling
banyak pada panjang gelombang tersebut. Namun sebelum itu, nilai transmitan
di100%kan terlebih dahulu dengan menggunakan blanko aquades. Spektrum dari
blanko tersebut berbentuk garis lurus horizontal, yang menandakan blanko tersebut
tidak mengandung sampel, namun nyatanya spektrum dari blanko tidak berbentuk
garis lurus horizontal, ini disebabkan karena blanko telah terkontaminasi oleh zat lain
karena praktikum kami ini menggunakan sample praktikum sesi pertama, sehingga
kami tidak mendapatkan kurva dengan garis lurus dimana seharusnya kurva yang
bagus itu dengan R = 0,999 sedangkan kami mendapatkan dengan R = 0, 75

Masing-masing larutan standar diukur absorbansinya pada panjang gelombang


tertentu, untuk menentukan panjang gelombang maximum dari masing-masing larutan
standar tersebut. Larutan standar menunjukkan penjang gelombang maximum 500 nm
dengan absorbansi 0,251. Pada masing-masing panjang gelombang maximum ini
ditentukan absorbansi larutan standar dan absorbansi larutan sampel. Dimana pada
panjang gelombang maximum 500 nm, absorbansi larutan sampel 0,201. Nilai
absobansi pada masing-masing panjang gelombang maximum ini digunakan untuk
menentukan konsentrasi sample melalui perhitungan. Pada hasil percobaan ini,
konsentrasi sampel yang didapatkan adalah 6% pada panjang gelombang 500 nm.

12 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

percobaan ini kurang akurat, yang disebabkan karena terjadinya kesalahan pada
percobaan. Kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini yaitu kekurangtelitian
dalam pembuatan larutan serta pengenceran yang kurang sempurna, terjadinya
serapan radiasi oleh sidik jari pada kuvet, sensitivitas alat, kuvet yang kurang bersih,
adanya serapan oleh pelarut, kuvet tergores, adanya gelembung udara atau gas dalam
lintasan radiasi panjang gelombang, ataupun kekurangtelitian praktikan dalam
pengamatan karena terlihat dari kurva standar yang dihasilkan dengan R = 0,75
(Seharusnya R = 0,999).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
13 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Dari Praktikum Spektrofotometer ini dapat disimpulkan bahwa :

1. Spektrofotometri UV-vis adalah teknik analisis spektroskopi yang


menggunakan sumber radiasi elektromegnetik ultraviolet dan sinar tampak
dengan menggunakan instrumen spektrofotometer.
2. Prinsip kerja spektrofotometer UV-vis adalah interaksi yang terjadi antara
energi yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang
berupa molekul
3. Pada percobaan, didapatkan panjang gelombang maksimum sebesar 500 nm
dengan absorban 0,251 dimana absorban bekisar 0,2 - 0,8
4. Konsentrasi sampel yang didapatkan pada adalah 6 %

5.2 Saran
Pada praktikum ini disarankan agar praktikan selanjutnya berhati-hati dalam
memipet agar meminimalisir kesalahan karena absorban yang terukur akan
mempengaruhi kadar yang akan di hitung dan akan mempengaruhi kurva standar yang
didapatkan.

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, S, Yanlinastuti dan Yoskasih. 2005. Kualifikasi Alat Spektrometer UV-


14 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

vis Untuk Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil Penelitian

Harjadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT. Gramedia.

Khopkar, S. M. 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Saputra, Y.E. 2009. Spektrofotometri. http://www.chem-is-try.org. diakses tanggal 13


Desember 2009.

Basset, J. 1994. Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta: EGC.

Underwood, A. L. 1990. Analisis Kimia Kiantitatif Edisi ke Enam. Jakarta:

Erlangga.

TUGAS PRAKTIKUM SPEKTROFOTOMETER

1. Jelaskan prinsip dan cara kerja spektrofotometer?


2. Apa tujuan pemanasan spektrofotometer sebelum digunakan?
15 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Jawaban :
1. A. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun
campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan
dipantulkan, sebagian diserap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang
keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki
hubungan dengan konsentrasi sampel.
Spektrofotometri uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut akan
diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan.

B. Cara kerja Spektrofotometer UV/VIS :


Cahaya yang berasal dari lampu deuterium maupun wolfram yang bersifat
polikromatis di teruskan melalui lensa menuju ke monokromator pada
spektrofotometer dan filter cahaya pada fotometer. Monokromator kemudian akan
mengubah cahaya polikromatis menjadi cahaya monokromatis (tunggal). Berkas-
berkas cahaya dengan panjang tertentu kemudian akan dilewatkan pada sampel yang
mengandung suatu zat dalam konsentrasi tertentu. Oleh karena itu, terdapat cahaya
yang diserap (diabsorbsi) dan ada pula yang dilewatkan. Cahaya yang dilewatkan ini
kemudian di terima oleh detector. Detector kemudian akan menghitung cahaya yang
diterima dan mengetahui cahaya yang diserap oleh sampel. Cahaya yang diserap
sebanding dengan konsentrasi zat yang terkandung dalam sampel sehingga akan
diketahui konsentrasi zat dalam sampel secara kuantitatif.
Atau dengan cara :
Tempatkan larutan pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama
sedangkan larutan yang akan dianalisis pada sel kedua. Kemudian pilih foto sel yang
cocok 200nm-650nm (650nm-1100nm) agar daerah λ yang diperlukan dapat terliputi.
Dengan ruang foto sel dalam keadaan tertutup “nol” galvanometer didapat dengan
menggunakan tombol dark-current. Pilih h yang diinginkan, buka fotosel dan
lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan
memutar tombol sensitivitas. Dengan menggunakan tombol transmitansi, kemudian
atur besarnya pada 100%. Lewatkan berkas cahaya pada larutan sampel yang akan
dianalisis. Skala absorbansi menunjukkan absorbansi larutan sampel.

16 Sonata Daniatiek
04112681620045
Laporan Praktikum
Teknik Dasar Laboratorium Biomedik

Yang harus dihindari adanya cahaya yang masuk ke dalam alat, biasanya pada
saat menutup tenpat kuvet, karena bila ada cahaya lain otomatis jumlah cahaya yang
diukur menjadi bertambah.

1. Sumber cahaya polikromatis masuk ke dalam monokromator (disini terjadi


penyebaran cahaya)
2. Dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel sampel ini
terjadi proses penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam sel sampel (dimana cahaya
yang masuk lebih terang dibandingkan cahaya setelah keluar)
3. Selanjutnya cahaya ditangkap oleh detektor dan mengubahnya menjadi arus listrik

2. Tujuan pemanasan alat spektrofotometer sebelum digunakan adalah agar intensitas


cahaya stabil dan maksimal, pada prinsipnya mekanisme kerja alat spektrofotometer
adalah pengukuran serapan cahaya yang berinteraksi antara larutan sample dan cahaya
sehingga pemanasan spektro sebelum digunakan bertujuan untuk menyempurnakan
pendispersian cahaya oleh sumber cahaya polikromatis, dalam hal ini adalah lampu
deutrium yang merupakan sumber cahaya UV - Vis dalam spektrofotometer.

17 Sonata Daniatiek
04112681620045

Anda mungkin juga menyukai