Anda di halaman 1dari 8

Nama Peserta : dr.

Nurul Amini
Nama wahana : RSUD Bangkinang
Topik : Appendisitis Akut
Tanggal (kasus) : 07 Mei 2018
Nama Pasien : Ny. AN (46 thn) No RM : 118382
Tanggal Presentasi : 01 Agustus 2018 Nama Pendamping : dr. Nur Aisyah,
M.Kes
Tempat Presentasi : RSUD Bangkinang
Objektif Presentasi :
✓ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran ✓ Tinjauan Pustaka
✓ Diagnostik ✓ Manajemen ✓ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja  Dewasa □ Lansia □ Bumil
Deskripsi :
Perempuan, 46 tahun, nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari sebelum masuk
Rumah Sakit.
Tujuan :
 Mendiagnosa Apendisitis Akut
 Melakukan tatalaksana yang tepat
Bahan Bahasan : ✓ Tinjauan □Riset  Kasus □ Audit
Pustaka
Cara Membahas : □ Diskusi  Presentasi dan □ Email □ Pos
diskusi
Data Pasien : Nama : Ny. AN Nomor registrasi : 118382
Nama Klinik : IGD RSUD Telp: Terdaftar Sejak : 07 Mei 2018
Bangkinang
Data Utama untuk Bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis :
Pasien datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 2
hari sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, terus menerus,
tidak berkurang dengan istirahat dan semakin berat saat bergerak. Demam
dirasakan 1 hari ini, menggigil (+). Sebelumnya pasien merasakan nyeri di
bagian ulu hati sejak 1 minggu ini, kini nyeri nya berpindah ke bagian perut
kanan bawah. Nafsu makan juga berkurang sejak 1 minggu ini, ia juga
mengeluhkan mual dan muntah, hari ini muntah 3 kali, berisi makanan yang
dimakan, darah (-). Nyeri tidak menjalar ke pinggang, menstruasi lancar dan
teratur. Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma pada perut. BAB dan
BAK tidak ada keluhan.
2. Riwayat Pengobatan :
Membeli obat penghilang nyeri di warung
3. Riwayat Penyakit Dahulu :

1
Tidak pernah mengeluhkan hal serupa sebelumnya
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengeluhkan hal serupa
5. Riwayat Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
Status Generalisata :
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang. Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign: TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit, T=38,1oC
 Kepala: Normocephali
 Mata: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil Isokor, Refleks
Cahaya +/+
 Hidung: Deviasi Septum (-/-), Sekret (-/-), Perdarahan Aktif (-/+)
 Thoraks:
 Paru:
 Inspeksi: Bentuk normal, simetris , retraksi intercosta (-)
 Palpasi: Vokal fremitus simetris kanan/kiri
 Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung:
 Inspeksi: Ictus Cordis terlihat
 Palpasi: Ictus Cordis teraba di SIC 5 midclavicularis sinistra
 Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen :
 Inspeksi: Tampak datar, distensi (-), skar (-)
 Auskultasi: Bising usus (+) normal
 Palpasi: Supel, Defans Muskular (-), Nyeri tekan Mc Burney (+), Nyeri
Tekan Lepas (+), Rovsing sign (+), Blumberg (-), Obturator sign (+),
Psoas sign (+)
 Perkusi: Timpani
 Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Appendisitis Akut
2. Penatalaksanaan Apendisitis Akut
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio :
1. Subjektif
Seorang perempuan usia 46 tahun datang ke IGD RSUD Bangkinang pada tanggal
07 Mei 2018 dengan :
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari sebelum masuk Rumah
Sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang :
 Perempuan 46 tahun datang dengan nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari
sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri seperti ditusuk-tusuk, terus menerus,

2
tidak berkurang dengan istirahat dan semakin berat saat bergerak.
 Demam dirasakan 1 hari ini, menggigil (+).
 Sebelumnya pasien merasakan nyeri di bagian ulu hati sejak 1 minggu ini,
kini nyeri nya berpindah ke bagian perut kanan bawah.
 Nafsu makan juga berkurang sejak 1 minggu ini.
 Mual dan muntah, hari ini muntah 3 kali, berisi makanan yang dimakan,
darah (-).
 Nyeri tidak menjalar ke pinggang
 Menstruasi lancar dan teratur.
 Pasien juga menyangkal adanya riwayat trauma pada perut.
 BAB dan BAK tidak ada keluhan.
Menurut literatur:
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering. Pada masyarakat umum,
sering juga disebut dengan istilah radang usus buntu. Apendisitis merupakan infeksi
bakteri. Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetusnya. Sumbatan lumen apendiks
merupakan faktor yang diajukan sebagai faktor pencetus. Penyebab lain yang diduga
dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks akibat parasit E.
Histolytica.
Pada anamnesis pasien ini didapatkan keluhan berupa nyeri perut kanan
bawah sejak 2 hari. Awalnya nyeri dirasakan di ulu hati kemudian berpindah ke perut
kanan bawah, nyeri bertambah berat saat pasien bergerak. Pasien mengeluh mual dan
muntah, penurunan nafsu makan dan demam. Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis
appendisitis akut yang seringkali mengeluhkan nyeri abdomen yang dirasakan sebagai
nyeri tumpul, nyeri di periumbilikal yang samar-samar, tapi seiring dengan waktu
akan berlokasi di abdomen kanan bawah. Terjadi peningkatan nyeri yang gradual
seiring dengan perkembangan penyakit. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang-
kadang muntah. Umumnya nafsu makan menurun.
2. Objektif
Status Generalisata :
Keadaan Umum: Tampak sakit sedang. Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign: TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit, T=38,1oC
 Kepala: Normocephali
 Mata: Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil Isokor, Refleks
Cahaya +/+
 Hidung: Deviasi Septum (-/-), Sekret (-/-), Perdarahan Aktif (-/+)
 Thoraks:
 Paru:

3
 Inspeksi: Bentuk normal, simetris , retraksi intercosta (-)
 Palpasi: Vokal fremitus simetris kanan/kiri
 Perkusi: Sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi: Vesikular, rhonki (-/-), wheezing (-/-)
 Jantung:
 Inspeksi: Ictus Cordis terlihat
 Palpasi: Ictus Cordis teraba di SIC 5 midclavicularis sinistra
 Perkusi: Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi: BJ 1 dan 2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen :
 Inspeksi: Tampak datar, distensi (-), skar (-)
 Auskultasi: Bising usus (+) normal
 Palpasi: Supel, Defans Muskular (-), Nyeri tekan Mc Burney (+), Nyeri
Tekan Lepas (+), Rovsing sign (+), Blumberg (-), Obturator sign (+),
Psoas sign (+)
 Perkusi: Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik

Hasil Laboratorium
Darah Lengkap Urinalisa Hemostasis
Hemoglobin: 13,9 gr% Warna: Kuning Masa Pembekuan (CT): 8 menit
Leukosit: 13.600 x103 / Berat Jenis: 1,020 Masa Pendarahan (BT): 2,30
mm3 menit
Hematokrit: 41.9% pH: 7,0

Trombosit: 280.000x Leukosit: Negatif


103 / mm3
GDS: 120 mg/dl Sediment :
• Bakteri: Negatif
• Eritrosit: 0-2/LPB
• Leukosit: 0-
2/LPB
• Epithel: 0-2/LPB
• Kristal: Negatif
Tes Kehamilan:
Negatif

Menurut Literatur :
Pemeriksaan fisik pada pasien ini didapatkan demam dengan suhu 38,1 o C,
nyeri tekan Mc. Burney (+), nyeri lepas (+), psoas sign (+), obturator sign (+), rovsing
sign (+), pada perkusi didapatkan timfani, dan pemeriksaan darah didapatkan
leukositosis (+).
Berdasarkan literatur manifestasi klinis appendicitis akut yang timbul adalah sebagai

4
berikut :

Gejala* Frekuensi (%)

Nyeri perut 100


Anorexia 100
Mual 90
Muntah 75
Nyeri berpindah 50
Gejala sisa klasik (nyeri periumbilikal kemudian
anorexia/mual/muntah kemudian nyeri berpindah ke RLQ kemudian 50
demam yang tidak terlalu tinggi)
*-- Onset gejala khas terdapat dalam 24-36 jam

Semua penderita dengan suspek Appendisitis akut dibuat skor Alvarado dan
diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu; skor <6 dan skor >6. Selanjutnya
ditentukan apakah akan dilakukan Appendectomy. Setelah Appendectomy, dilakukan
pemeriksaan PA terhadap jaringan Appendix dan hasil PA diklasifikasikan menjadi 2
kelompok yaitu radang akut dan bukan radang akut.

The Modified Alvarado Score Skor


Gejala Perpindahan nyeri dari ulu hati 1
ke perut kanan bawah
Mual-Muntah 1
Anoreksia 1
Tanda Nyeri di perut kanan bawah 2
Nyeri lepas 1
Demam diatas 37,5 ° C 1
Pemeriksaan Leukositosis 2
Lab
Hitung jenis leukosit shift to the 1
left
Total 10
Interpretasi dari Modified Alvarado Score:
1-4 : sangat mungkin bukan apendisitis akut
5-7 : sangat mungkin apendisitis akut
8-10 : pasti apendisitis akut

1. Assessment
Keluhan yang di temukan pada pasien:

5
Berdasarkan anamnesa:
Pasien mengeluhkan nyeri perut kanan bawah sejak 2 hari SMRS, Nyeri
awalnya dirasakan di ulu hati berpindah ke perut kanan bawah, pasien mengeluh
mual dan muntah, penurunan nafsu makan dan demam.

Berdasarkan Pemeriksaan fisik:


 Vital Sign: TD: 110/70 mmHg, N: 98x/menit, kuat, regular, RR: 20x/menit,
T=38,1oC
 Abdomen :
 Inspeksi: Tampak datar, distensi (-), skar (-)
 Auskultasi: Bising usus (+) normal
 Palpasi: Supel, Defans Muskular (-), Nyeri tekan Mc Burney (+), Nyeri
Tekan Lepas (+), Rovsing sign (+), Blumberg (-), Obturator sign (+),
Psoas sign (+)
 Perkusi: Timpani

Berdasarkan hasil pemeriksaan Laboratorium:


Darah Lengkap Urinalisa Hemostasis
Hemoglobin: 13,9 gr% Warna: Kuning Masa Pembekuan (CT): 8 menit
Leukosit: 13.600 x103 / Berat Jenis: 1,020 Masa Pendarahan (BT): 2,30
mm3 menit
Hematokrit: 41.9% pH: 7,0

Trombosit: 280.000x Leukosit: Negatif


103 / mm3
GDS: 120 mg/dl Sediment :
• Bakteri: Negatif
• Eritrosit: 0-2/LPB
• Leukosit: 0-
2/LPB
• Epithel: 0-2/LPB
• Kristal: Negatif
Tes Kehamilan:
Negatif

Menurut literatur:
Diagnosis pasien ini adalah apendisitis akut, diagnosis ini ditegakkan
berdasarkan ditemukan adanya gejala klinis apendisitis dari anamnesis, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan laboratorium. Seperti pada anamnesis didapatkan nyeri perut kanan
bawah, mual, penurunan nafsu makan, dan demam. Pada pemeriksaan fisik didapat

6
nyeri tekan titik Mc.Burney (+), nyeri lepas (+), psoas sign (+), obturator sign (+),
rovsing sign (+), leukositosis (+).
2. Plan :
Tatalaksana awal :
 IVFD RL 16 tpm makro
 Injeksi Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam/ IV
 Injeksi Ranitidin 50 mg/ 12 jam/ IV
Tatalaksana lanjutan :
 Rencana USG abdomen
 Rencana operasi apendektomi
Pengobatan apendisitis akut berdasarkan Literatur :
Bila diagnosis klinis sudah jelas, tindakan yang paling tepat dilakukan dan
merupakan satu-satunya pilihan yang baik adalah apendektomi. Pada apendisitis
tanpa komplikasi, biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis
gangrenosa atau apendisitis perforata.
Apendektomi bisa dilakukan terbuka atau dengan laparoskopi. Bila
apendektomi terbuka, insisi Mc Burney paling banyak dipilih oleh ahli bedah. Pada
penderita yang diagnosisnya tidak jelas, sebaiknya dilakukan observasi terlebih
dahulu. Pemeriksaan laboratorium dan USG dapat dilakukan bila dalam observasi
masih terdapat keraguan. Bila tersedia laparoskopi, tindakan laparoskopi diagnostik
pada kasus meragukan dapat segera menentukan akan dilakukan operasi atau tidak.

Daftar Pustaka :
1. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Buku ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2011.
hal 755-64.
2. Thomas, GA. Dkk. Angka kejadian apendisitis di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado periode Oktober 2012 – September 2015. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume
4, Nomor 1, Januari-Juni 2016.
3. Marisa dkk, Batas Angka Lekosit Antara Appendisitis Akut dan Appendisitis

7
Perforasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang selama Januari
2009 -Juli 2011. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, Volume 1, Nomor 1, Tahun
2012.
4. Ikatan Dokter Indonesia, Standar kompetensi dokter Indonesia, 2012.
5. Price, Sylvia Aderson. Patofisiologi : Konsep klinis proses-proses. alih bahasa,
Brahm U. Pendit [et.al.]editor bahasa Indonesia. Edisi 6. Jakarta; 2006.
6. Way LW. Appendix. In: Current Surgical Diagnosis & Treatment. 11 edition.
Ed:Way LW. Doherty GM. Boston: McGraw Hill. 2003:668-72.

Anda mungkin juga menyukai