OLEH
EKA WISANTI
NIM 06.020
JULI 2009
Karya Tulis Ilmiah
Pembimbing,
Dewan penguji,
Mengetahui, Mengesahkan,
Akademik Farmasi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah saya yang
Adapun tujuan penulisan ini Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai
1. Ibu Erna Susanti, S.Si., Apt., selaku Direktur Akademi Farmasi Putra
Indonesia Malang
5. Bapak dan Ibu Dosen Akademi Farmasi “Putra Indonesia“ serta semua
staf.
6. Kedua orang tua, nenek, dan paman – paman, yang selalu memberikan
7. Rekan – rekan mahasiswa serta semua pihak yang langsung maupun tidak
ii
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak mempunyai kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran akan sangat
diharapkan.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK........................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
2. Kerangka teori............................................................................ 27
iv
BAB III METODE PENELITIAN
BAB V PEMBAHASAN.............................................................................. 43
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan............................................................................. 46
6.2 Saran....................................................................................... 46
DAFTAR RUJUKAN......................................................................................48
LAMPIRAN – LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 2 Angket....................................................................................... 50
Lampiran 4 Tabel..........................................................................................54
swamedikasi ............................................................................. 59
vii
1
BAB I
PENDAHULUAN
dengan membeli diapotek atau toko obat. Obat yang dibeli biasanya obat untuk
penyembuhan penyakit ringan, misalnya obat flu, batuk, gatal – gatal dan demam.
Jika mempunyai seorang anak perempuan yang masih remaja, dan sudah
mengalami menstruasi, biasanya menyediakan obat nyeri haid dikotak obat. Hal
haid adalah perdarahan dari uterus (rahim) yang keluar melalui vagina selama 3 –
5 hari dan terjadi setiap 22 sampai 35 hari. Pada waktu mestruasi seringkali
masalah kewanitaan. Pada saat menstruasi tidak jarang wanita mengalami keluhan
nyeri haid yang biasa disebut dengan Disminore. Dismenore ini dibagi dua yaitu
dismenore primer dan dismenore sekunder. Dismenore atau lebih dikenal dengan
nyeri haid timbul setiap kali haid akan maupun saat menstruasi, dapat dipastikan
bahwa selalu timbul rasa nyeri pada bagian perut bawah. Nyeri terasa terutama
pada hari pertama dan kedua haid., rasa nyeri dapat berkurang setelah keluar
1
2
darah cukup banyak. Dismenore primer yaitu nyeri haid yang timbul sejak haid
pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Dismenore sekunder
yaitu nyeri haid yang baru muncul jika ada penyakit atau kelainan yang menetap
seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan yang dapat
oleh sebagian besar wanita atau remaja putri maka keluhan disminore primer
cukup mengganggu sehingga perlu pengobatan untuk mengatasi keluhan ini. Akan
tetapi fakta yang ada dalam masyarakat jarang sekali mereka memeriksakan
keluhan disminore primer kepada dokter atau tenaga paramedik karena keluhan
memilih obat – obatan yang sesuai dengan kebutuhan. Baik melalui media iklan,
wanita terkait dengan Dismenore banyak dilakukan secara mandiri sesuai dengan
yang dilakukan tidak sesuai dengan cara swamedikasi yang benar.Hal ini
Cara swamedikasi yang benar antara lain tepat pasien, tepat obat, tepat
golongan, tepat dosis dan waspada efek samping. Swamedikasi juga mempunyai
dampak diantaranya jika penggunaan obat dilakukan secara tepat sesuai dengan
swamedikasi yang benar maka keluhan atau penyakit dapat segera disembuhkan
karena obat mencapai efek terapeutik, akan tetapi jika obat digunakan secara salah
keluhan – keluhan dapat dinilai secara salah karena tidak adanya diagnosa
kurang tepat yaitu obat – obatan dapat digunakan secara salah, terlalu lama atau
dalam takaran yang terlalu besar. Beberapa obat yang bila digunakan terlalu besar
sampel, yaitu lokasi penelitian yang dekat, menghemat waktu, menghemat biaya.
Melalui data yang ada didapatkan, bahwa di SMK Putra Indonesia Malang
mempunyai jumlah remaja putri lebih banyak daripada remaja putra yaitu 83
remaja putra dan 393 remaja putri, Sehingga menarik peneliti untuk mengetahui
Pertanyaan penelitian :
1.2.1 Berapa prosentase remaja putri yang sudah benar dalam melakukan
swamedikasi ?
1.2.2 Jenis informasi apa saja yang dijadikan sumber informasi pemilihan obat
bagi pelaku swamedikasi dismenore primer remaja putri diSMK Putra Indonesia
Malang?
1.2.3 Golongan obat apa yang paling banyak dikonsumsi oleh pelaku swamedikasi
1.3.1. Umum
pada remaja putri diSMK Putra Indonesia Malang yang meliputi tepat obat , tepat
1.3.2 Khusus
dismenore primer
5
mengalami menstruasi.
3.2.1. Sebagai acuan bagi para produsen (industri farmasi) untuk menambah
ditingkatkan.
3.2.3. Sebagai penambah wawasan bagi remaja putri untuk bisa melakukan
responden dalam mengisi angket, dan swamedikasi yang benar meliputi ( Tepat
6
obat, tepat golongan, tepat dosis, dan waspada efek samping). Tepat pasien tidak
kemungkinan kecil terjadi kesalahan pada pemberian obat. Maka dalam penelitian
ini yang diukur adalah tepat obat, tepat golongan, tepat dosis dan waspada efek
samping.
harus tidur.
Dismenore primer : Nyeri haid yang timbul sejak haid pertama dan akan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara etimologi swamedikasi berasal dari kata swa yang artinya sendiri
atau mandiri, dan kata medikasi yang artinya pengobatan atau pemakaian obat.
Jadi swamedikasi adalah pengobatan sendiri atau pemakaian obat tanpa resep
dokter yang dilakukan oleh masyarakat atas inisiatif sendiri (Adji, 1994 :4)
obat – obat yang dibeli bebas diapotek atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa
sendiri tetapi juga pemilihan obat. Pada kenyataannya, sebagian besar masyarakat,
atau orang lain. Banyak penyakit yang dialami masyarakat, bukan karena factor
menggunakan obat itu sendiri, tanpa resep dari dokter yang juga dapat dikatakan
menghemat waktu dan biaya. Kesibukan masyarakat sehari – hari juga membuat
mereka memilih sesuatu dengan praktis, sehingga segala sesuatunya ingin lebih
cepat diatasi terutama dalam menangani masalah kesehatan. Selain itu, obat –
obatan yang didapat mudah ditemukan dilemari obat rumah tangga. Adanya
7
8
tindakan swamedikasi.
keseriusan keluhan – keluhan dapat dinilai secara salah atau mungkin tidak
bahwa obat – obatan dapat digunakan secara salah, terlalu lama atau dalam
takaran terlalu besar. Beberapa obat bila digunakan terlalu besar malah
memperburuk keadaan. Begitu juga obat – obat alamiah, maupun ramuan jamu –
jamu dan tumbuhan yang dikeringkan, seringkali dianggap lebih baik dan lebih
zat – zat aktif dengan khasiat keras yang dapat memberikan efek samping yang
berbahaya.
antara lain, batuk, flu, pilek, demam, sakit kepala, maag, gatal – gatal, iritasi
Ada juga penyakit – penyakit yang tidak boleh diobati sendiri antara lain
gangguan jantung dan pembuluh, kencing manis, penyakit – penyakit infeksi, dan
kanker (Tjay,1993 : 3)
Ada beberapa gejala berbahaya yang tidak boleh diobati sendiri karena
4. Buang air besar dan kecil dengan darah, atau adanya perubahan yang menetap
7. Demam diatas 40o yang bertahan lebih lama dari 2 – 3 hari, yang disertai
bantuan dari dokter. Tindakan seperti ini akan memberikan keuntungan jika
1. Tepat obat, yaitu sesuai antara keluhan dengan indikasi obat. Hal ini sangat
dirasakan dengan indikasi pada obat yang dipilih, karena akan didapatkan efek
2. Tepat golongan adalah tepat pemilihan obat sesuai dengan golongan obat yang
aman digunakan dalam berswamedikasi yaitu golongan obat bebas dan obat bebas
terbatas
10
3. Tepat dosis yaitu sesuai antara takaran dan umur. Dalam setiap obat terdapat
zat aktif dan bahan tambahannya, oleh Karena itu jumlah takaran sangat
4. Waspada efek samping yaitu pasien harus mengetahui efek samping obat yang
Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid. Sampai membuat
wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan
rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah (Yunizaf, 2001 : 370)
mengalami rasa tidak enak diperut bagian bawah sebelum dan selama haid., juga
sering kali rasa mual. Maka istilah dismenore hanya dipakai jika nyeri haid demikian
atau cara hidupnya sehari – hari untuk beberapa jam atau beberapa hari.
Nyeri haid primer yaitu nyeri haid yang timbul sejak haid pertama dan akan
pulih sendiri dengan berjalannya waktu. Nyeri haid ini normal, namun dapat
berlebihan bila dipengaruhi oleh factor psikis dan fisik, seperti stress, syok,
penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh menurun.gejala ini
Nyeri haid sekunder biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit
atau kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista, atau polip, tumor
b. Nyeri haid sedang, diperlukan obat penghilang rasa nyeri tanpa perlu
meninggalkan kerjanya.
c. Nyeri haid berat, perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai skit
kepala,
2.3.3 Etiologi
1. Prostaglandin
maka kontraksi uterus akan bertambah. Hal ini menyebabkan terjadinya nyeri
keseluruh tubuh juga akan berakibat meningkatnya aktivitas usus besar. Jadi
12
prostaglandin inilah yang menyebabkan gejala nyeri, kepala pusing, rasa panas,
dan dingin pada muka, diare serta mual yang mengiring nyeri pada waktu haid.
2. Psikis
Derajat yang dialami akibat rangsangan nyeri tergantung pada latar belakang
pendidikan penderita. Pada dismenore faktor pendidikan dan faktor psikis saling
yang dipacu oleh keadaan psikis adalah besar. Beberapa faktor psikis secara
tberteduh, ketakutan, rasa bersalah, atau penolakan untuk menjadi wanita dewasa
3. Faktor endokrin
Ada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenre primer
dismenore dijumpai juga efek umum seperti diarea, nausea, dan muntah.
Menurut Yunizaf ( 2001 : 373 )keluhan nyeri haid mempunyai cici - ciri :
1. mual muntah
2. rasa letih
5. diare
6. sakit kepala
7. cepat marah
berikut:
1. Obat Paten
Obat paten adalah obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama
sipembuat atau yang dikuasainya dan dijual dalam bungkus asli dari pabrik yang
memproduksinya.
14
2. Obat Generik
Obat generic adalah obat esensial yang tercantum dalam Daftar Obat Essensial
persyaratan Cara Pembuatan Obat yang baik dan diuji ulang oleh Pusat
Meliputi obat – obat bebas yang dapat dibeli tanpa pembatasan dari apotek
dan toko obat. Antara lain dapat disebut obat – obat penghalang rasa nyeri
asetosal dan parasetamol, obat batuk sirop dan sebagainya. Yang disebut obat
bebas yaitu obat yang tidak digolongkan sebagai obat keras, obat psikotropik, obat
Semua obat bebas dan obat bebas terbatas diwajibkan didalam bungkusnya
Obat bebas tersebut dalam kemasan asli dari pabrik dengan disertai tanda
lingkaran hijau sebagai tanda obat bebas dan disertai brosur yang berisi nama
obat , nama dan isi zat berkhasiat, indikasi, dosisi atau aturan memakainya, no
batch dan nomer register, nama pabrik dan alamatnya, cara menyimpannya.
Disebut daftar obat keras bebas terbatas, mengandung ” obat – obat dari jenis
15
jenis penyakit yang pengobatannya dianggap telah dapat ditetapkan sendiri oleh
rakyat banyak dan tidak begitu membahayakan, terlebih pula jika menurut aturan
– aturan pemakainya ”.
aslinya guna mencegah pemalsuan dan / penukaran beserta suatu tanda peringatan
mengenai kesehatan obat – obat keras bebas terbatas dapat terus berkembang dan
diperluas.logo obat keras bebas terbatas disertai dengan lingkaran berwarna biru.
Selain itu harus ditandai dengan etiket – etiket dan brosur yang menyebutkan :
Pada kemasan obat seperti ini biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak
kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan
sebagai berikut :
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
http://pojokdesign.wordpress.com/2009/01/23/membedakan-golongan-obat/
2.4.2.3 Kelompok Obat Keras ( daftar G)
Obat – obat golongan ini sangat berbahaya, mencakup semua obat yang dapat
16
dibeli diapotek dengan resep dokter. Obat-obat ini berkhasiat keras dan bila
Obat narkotik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan saraf
pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap perubahan atau penurunan
Obat psikotropik adalah obat yang bekerja secara selektif pada susunan
saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
nyeri adalah zat – zat yang mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran.
1. Parasetamol
takaran biasa bersifat aman, tanpa memberikan efek samping. Daya kerja
17
parasetamol hampir sama dengan asetosal dan lama kerjanya sedikit lebih singkat
dan hanya merintangi prostaglandin diotak ( efek anti demam ) dan tidak diujung
– ujung saraf.
Efek samping : pada dosis terlampau tinggi ( lebih dari 3 g sehari ) dapt
2. Asetosal
Obat anti nyeri pada dosis tinggi ( 3 – 4 g sehari ). Bekerja juga sebagai
anti radang, berkat perintang prostaglandin diujung – ujung saraf. Pada umumnya
Wanita hamil dan menyusui tidak dianjurkan minum obat ini. Tidak pula
penggunannya harus sangat berhati – hati pada penderita – penderita sbb, karena :
18
Pasien lambung tidak dianjurkan minum obat asetosal. Orang sehat (yang peka)
diberikan dengan susu atau sesudahnya makan, atau sebagai garam kalsiumnya
- Menciutkan bronki
terus – menerus. Juga pasien yang menggunaan obat pengencer darah tidak
Tablet sebaiknya ditelan sesudah makan atau dengan susu. Penyerapanya dari
poros usus tak teratur dan lambat, maka dosisnya sebagai suppositoria adalah
Ibuprofen adalah golongan obat anti inflamasi non steroid yang mempunyai
efek anti inflamasi, analgesik dan antipiretik. Namun obat ini lebih sesuai untuk
keadaan dimana rasa nyeri dan inflamasi merupakan gejala utama. Indikasi efek
lain nyeri pada disminore primer, nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi,
2. Asam mefenamat
Obat ini termasuk golongan obat dari zat – zat perintang prostaglandin, yang
keluhan sendi dari penderita rema. Khasiat anti nyerinya cukup baik, efek anti
demamnya agak lemah. Layak digunakan terutama jenis – jenis yang disertai
pembengkakan dan peradangan seperti luka – luka memar, terbentur dll. Begitu
pula efektif pada nyari haid. Efek sampingnya yang buruk berupa rangsangan
terhadap mukosa lambung. Yang biasanya dapat menimbulkan luka – luka dan
bahkan tukak lambung, jarang – jarang disertai dengan perdarahan (tinja hitam )
efek ini dimiliki oleh semua obat dari kelompok ini karena berkaitan dengan
adalah justru melindungi selaput lender lambung. Selain itu dapat terjadi diare,
mual muntah, kurang nafsu makan, nyeri kepala, pada orang – orang yang peka
bias timbul kelainan –kelainan darah. Penderita penyakit jantung dan wanita yang
hamil atau menyusui tidak dianjurkan minum obat ini, karena keamananya bagi
setempat oleh zat asam ini ). Nyeri haid : 3 X sehari 500mg selama
2 – 3hari.
20
Ada beberapa obat lain yang juga digunakan sebagai obat nyeri haid ( dismenore
seringkali mengakibatkan nyeri perut pada diare antara lain papaverin dan
oksifenonium.
misalnya papaverin. Tetapi tambahan ini pada hakekatnya tidak perlu. Preparat –
preparat yang banyak digunakan adalah baralgin dan buscopan plus. (tambahan)
salah informasi mengenai haid atau adanya tabu ( Sarwono, 1999 : 231 )
2.5.2 Penanganan
Menurut Sarwono ( 1999 : 231) keluhan nyeri haid dapat ditangani dengan
Dewasa ini banyak beredar obat – obat analgesik yang dapat diberikan
sebagai terapi simtomatik. Jika rasa nyerinya berat, diperlukan istirahat ditempat
tidur dan kompres panas pada perut bawah untuk mengurangi penderitaan. Obat
21
analgesik yang sering digunakan adalah preparat kombinasi aspirin, fenasetin dan
kofein. Obat – obat paten yang beredar dipasaran antara lain novalgin, ponstan,
penting pada waktu haid tanpa gangguan. Tujuan ini dapat dicapai dengan
lain gagal.
Dewasa ini masyarakat sudah menyadari akan kesehatan diri dan keluarga.
tentang obat sangat dibutuhkan. Informasi tersebut harus jelas dan tepat.
Berbagai informasi obat dapat kita jumpai baik dirumah, dijalan, dan dimana
saja. Informasi tersebut antara lain iklan (baik itu media cetak maupun media
dilakukan oleh masyarakat. Informasi yang benar dan tepat akan bermanfaat bagi
masyarakat. Oleh sebab itu diharapkan para informan lebih memperjelas dan
masyarakat berupa tulisan dan gambar. Walaupun media cetak terancam media
elektronik, namun media cetak mempunyai sifat – sifat yang tidak bisa ditandingi
oleh media elektronik, yaitu informasi yang disampaikan lebih mendalam (lebih
jelas), dapat dibaca, dimana saja, dan kapan saja.selain itu informasinya dapat
didokmentasikan.
tontonan yang menarik. Sebab disertai dengan peragaan yang menarik perhatian
Definisi iklan akan diawali dengan definisi “standar” yang diberikan oleh
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Iklan diartikan sebagai berita pesanan untuk
mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang
ditawarkan atau pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang
dijual, dipasang di media massa (seperti surat kabar dan majalah) atau di tempat
realitas. Dengan iklan, realitas yang sebelumnya tidak diketahui audiens sekarang
lazim disebut citra, dan tentu saja karena dikonstruksi oleh individu dengan
ideologi tertentu maka citra ini tidak selamanya sesuai dengan realitas.
http://mardian.wordpress.com/2008/08/20/iklan-as-a-tool-of-social-change/
masyarakat tentang berbagai hal. Salah satunya adalah iklan obat – obatan. Iklan
masyarakat langsung bisa menentukan obat mana yang cocok dengan indikasi
Dalam hal ini tentunya kita menghimbau kepada para produsen untuk
menyajikan iklan produknya secara benar dan aktual agar dapat menyajikan iklan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi yang tidak lepas dari pengawasan
pemerintah dan harus bekerja sesuai dengan rencena dan pimpinan pemerintah
bentuk layanan langsung seorang apoteker kepada konsumen obat (pasien) dalam
keamanannya.
http://www.apotekkita.com/2008/12/apotek-adalah-pusat-asuhan-kefarmasian/
dalam sistem pelayanan kesehatan Serta bertanggung jawab dalam suatu satuan
pada keahlian atau ketrampilan tertentu sera bersifat mandiri. (Diknakes, 2001 : 8)
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
Tenaga paramedik dan tenaga medis, sehingga dapat saling mendukung dalam
mutu lembaga dan pelayanan kesehatan termasuk sarana dan prasarana dalam
bidang medis dan tersedianya obat yang dapat dijangkau oleh masyarakat
http://www.kepulauanseribu.net/kesmas.htm
peroleh dari keluarga, teman, maupun orang lain yang pernah mengalaminya.
Sebagai contoh : jika ada keuarga yang sakit kemudian diberikan suatu obat dan
25
berkhasiat. Dan apabila penyakit tersebut timbul pada dirinya maka orang tersebut
informasi yang benar dalam tindakan swamedikasi . Hal ini disebabkan tidak
semua pengalaman yang dialami orang lain bermanfaat dan aman bagi kita.
2.7.Kerangka teori
Dismenore primer atau biasa disebut sebagai nyeri haid adalah nyeri yang
timbul sejak hari pertama haid dan akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu.
Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan bila dipengaruhi oleh factor psikis
dan fisik, seperti stress, syok, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi
Haid adalah perdarahan dari uterus ( rahim)yang keluar melalui vagina ( liang
merangsang timbulnya haid adalah hormon – hormon yang disebut FSH ( follicle
hormon estrogen dan progresteron dari sel telur yang dalam keseimbangannya
menyebabkan endometrium ( selaput lendir rahim )tumbuh. Jika sel telur sudah
matang dan keluar dari indung telur ( ovulasi ) namun tidak di buahi, maka kadar
hari jika tidak ditangani dengan cepat. Para wanita atau remaja putri jarang sekali
26
dismenore primer merupakan keluhan yang biasa terjadi ketika mengalami haid.
Ciri – ciri dari disminore primer adalah mual muntah, rasa letih, sakit daerah
bawah pinggang, perasan cemas dan tegang, diare, sakit kepala, cepat marah,
dapat meningkatkan kepekaan ujung saraf sensoris bagi rangsangan nyeri yang
diakibatkan oleh mediator lain. Bila dalam keadaan tertentu kadar prostaglandin
berlebihan atau meningkat, maka kontraksi uterus akan bertambah. Hal ini
aktivitas usus besar. Jadi prostaglandin inilah yang menyebabkan gejala nyeri,
kepala pusing, rasa panas, dan dingin pada muka, diare serta mual yang mengiring
penderita, karena jika keadaan psikis terganggu maka timbul kecemasan sampai
Faktor endokrin dismenore primer terjadi karena adanya kontraksi uterus yang
berlebihan sehingga terjadi fase sekresi yang memproduksi prostaglandin F2. Jika
selain dijumpai dismenore primer, dijumpai juga efek umum seperti diarea,
kesehatan dengan membeli obat ditoko obat atau apotek tanpa menggunakan resep
dokter. Swamedikasi dilakukan oleh masyarakat karena dinilai lebih efisien yaitu
Dampak positif dari swamedikasi adalah jika pengobatan yang dilakukan secara
benar maka penyakit ringan atau gangguan kesehatan dapat segera sembuh.
Dampak negatifnya jika pengobatan yang dilakukan salah maka terjadi keadaan
yang semakin parah. Swamedikasi yang benar meliputi tepat obat, tepat golongan,
putri adalah tepat obat yaitu sesuai antara keluhan dengan indikasi obat.
Tepat golongan adalah tepat pemilihan obat sesuai dengan golongan obat yang
aman digunakan dalam berswamedikasi yaitu obat – obat bebas, obat bebas
terbatas dan obat tradisional yang sudah berstandar. Obat tradisional dikatakan
Pengawasan Obat dan Makanan ( Dirjen POM ) dari Depkes RI dengan data –
data mengenai efektifitas dan nonaktifitasnya. Hal ini penting sekali untuk
macam ramuan yang mungkin mengandung apa saja dan tidak bekerja sama sekali
terrhadap penyakit yang ingin diatasi. Bahkan ada kemungkinan, bahwa ramuan
Tepat dosis adalah sesuai antara takaran dan umur. Dalam setiap obat terdapat
zat aktif dan bahan tambahannya, oleh karena itu jumlah takaran sangat
Waspada efek samping yaitu penderita harus mengetahui efek samping obat
Pada penelitian ini Obat keras, psikotropik, narkotik tidak masuk dalam
dikarenakan efek samping yang ditimbulkan lebih bahaya dan bila dipakai secara
kematian.
informasi yang dapat dijadikan acuan berswamedikasi adalah media iklan, media
elektronik, media cetak, apotek, atau berdasarkan pengalaman yang dialami oleh
dilakukan oleh remaja putri SMK Putra Indonesia Malang,akan diketahui hasilnya
dengan menggunakan angket sebagai alat untuk mendapatkan data. Peneliti juga
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif karena pada penelitian ini akan
dilakukan oleh remaja putri SMK Putra Indonesia, dan metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah metode survey yaitu mengamati secara langsung fakta
29
yang ada pada siswi SMK Putra Indonesia, Malang. Untuk mendapatkan hasil
Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan meliputi pembuatan brosur dan angket
Ketiga tahap akhir meliputi pengumpulan angket yang telah diisi oleh
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri yang sudah mengalami
menstruasi. Sampel yang digunakan adalah remaja putri dengan beberapa kriteria
berdasarkan beberapa pertimbangan yaitu hemat waktu, hemat biaya, dan jumlah
remaja putri yang lebih banyak daripada remaja putra. Selain itu berdasarkan
penelitian.
peneliti harus membuat surat ijin yang disetujui oleh pihak kampus untuk
diberikan ke pihak sekolah SMK Putra Indonesia. Setelah disetujui oleh kepala
sekolah SMK Putra Indonesia, maka ditentukan waktu yang tepat untuk
dilaksanakannya penelitian.
ini bertujuan untuk menambah informasi remaja putri tentang dismenore primer.
30
Isi dari brosur ini adalah pengertian dismenore primer, ciri – ciri dismenore
primer, dan penanganan disminore primer. Begitu juga dengan pembuatan angket
pada remaja putri di SMK Putra Indinesia Malang. Adapun tujuan dibuat angket
swamediaksi terhadap disminore primer pada remaja putri SMK Putra Indonesia
Malang.
Langkah akhir dalam penelitian ini adalah pengambilan angket yang sudah
diisi oleh responden dan menganalisis data. Dalam proses analisa, diperlukan
ketelitian agar tidak terjadi kesalahan karena jawaban dari semua responden
diukur. Variabel yang diukur tersebut adalah swamedikasi yang benar ( tepat obat,
tepat golongan, tepat indikasi, dan tepat dosis ), jenis informasi yang digunakan
sebagai acuan dalam berswamedikasi, dan jenis obat yang paling banyak
digunakan.
:
31
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah termasuk penelitian deskriptif, karena pada penelitian ini
yang menderita keluhan dismenore primer. Selain itu juga akan digambarkan jenis
adalah metode survei yaitu mengamati secara langsung fakta yang ada pada
1998 :65 ). Penelitian dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu tahap persiapan,
tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Tahap persiapan adalah tahap yang dimulai
pelaksanaan adalah tahap penyebaran brosur dan penyebaran angket. Tahap akhir
adalah pengumpulan dan analisa data hasil pengisisan angket untuk membuat
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri diSMK Putra Indoesia
31
32
berikut :
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yang berisi
daftar pertanyaan tentang cara – cara pengobatan keluhan dismenore primer dalam
praktek swamedikasi.
Secara umum variabel dalam penelitian ini adalah swamedikasi yang benar
( tepat obat, tepat golongan, tepat dosis dan waspada efek samping). Jenis
5. Bila data yang masuk sudah lengkap dan benar, maka dilakukan analisis data.
Hasil dari jawaban responden diklasifikasikan dalam sebuah tabel yang dapat
p=
∑ n
X 100%
∑ N
Keterangan :
ρ : Prosentase
p=
∑ n
X 100%
∑ N
Keterangan :
ρ: Prosentase
rumus p =
∑ n
X 100%
∑ N
Keterangan :
ρ : Prosentase
Kemudian dibuat urutan berdasarkan prosentasenya dari yang besar sampai yang
kecil.
berdasarkan golongan yaitu : obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras.
36
p=
∑ n
X 100%
∑ N
Keterangan :
ρ : Prosentase
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Malang, dengan mengambil sampel remaja putri kelas satu dan dua yang sudah
Jumlah populasi remaja putri di SMK Putra Indonesia Malang adalah 393.
apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya jika jumlah
lebih.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa jumlah populasi 393, dan
pengambilan sampel 127 responden sudah memenuhi syarat yaitu sebesar 32,3 %.
dalam lampiran 4 halaman 51 yang tepat obat sebanyak 118 responden, tepat
golongan nyeri 118 responden, tepat dosis 107 dan waspada efek samping 108
benar.
37
38
belum berstandar ini juga diragukan keamanannya, akan tetapi telah banyak
salah akan tetapi kurang tepat. Table tersebut adalah sebagai berikut :
{%}
1 Swamedikasi yang benar 106 83,5
Tabel 4.2 Prosentase jenis informasi yang dijadikan sebagai acuan dalam tindakan
Swamedikasi
elektronik ( 29,1 % ).
Tabel 4.3 Daftar golongan obat yang dijadikan swamedikasi keluhan dismenore
primer :
B : Obat bebas
K : Obat keras
40
OT : Obat tradisional
yang banyak digunakan adalah obat bebas terbatas yaitu sebesar 67,7 %.
efektivitasnya.
41
BAB V
PEMBAHASAN
Pada penelitian ini peneliti tidak bisa mengambil sampel seluruh remaja
putri di SMK Putra Indonesia Malang, dikarenakan pemilihan waktu yang tidak
tepat. Sehingga hanya mengambil sampel sebanyak 127 responden, akan tetapi
dengan 127 responden penelitian ini sudah memenuhi syarat yaitu lebih dari 20 %
sebesar 83,5 %.
diSMK Putra Indonesia Malang adalah 16,5 %. Kesalahan tersebut karena pada
umumnya mereka melakukan swamedikasi tidak tepat yaitu golongan obat yang
tidak tepat, dosis yang tidak tepat, dan dosis yang tidak tepat. Kesalahan tersebut
yang benar, yaitu dengan KIE ( komunikasi, informasi dan edukasi) oleh tenaga
tradisional. Demikian pula dengan kriteria tepat dosis sebanyak 84,25 % penderita
41
42
orang lain ( 45,7 % ), media elektronik ( 29,1 % ) dan media cetak ( 11 % ). Hal
dikarenakan masalah keluhan disminore primer atau biasa disebut dengan nyeri
terbatas yaitu sebesar 67,7 %. Dari obat-obat yang banyak digunakan umumnya
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
berikut :
6.1.1 Prosentase penderita keluhan disminore primer yang sudah benar dalam
6.1.2 jenis sumber informasi yang paling dominan sebagai acuan pemilihan obat
46,2 % )
6.1.3 Golongan obat yang paling banyak digunakan untuk swamedikasi keluhan
prosentase 67,7 %
6.2 Saran
Bagi remaja putri yang masih belum mengerti dalam tindakan swamedikasi
cara swamedikasi yang benar, meliputi tepat obat, tepat golongan, tepat
43
44
DAFTAR RUJUKAN
Anief, Moh. 1991. Apa Yang Anda Ketahui Tentang Obat. Yogjakarta : Gajah
Mada Uneversity Press. Diakses pada tanggal 13 Februari 2009.
http://pojokdesign.wordpress.com/2009/01/23/membedakan-golongan-obat/.
Dikses pada tanggal 6 Februari 2009.
http://www.apotekkita.com/2008/12/apotek-adalah-pusat-asuhan-kefarmasian/
Tjay Tan Hoan dan Kirana Raharja 1993. Swamedikasi. Edisi keempat Cetakan
Kedua.Jakarta, Depkes RI
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Raharja 1991. Obat – Obat Penting. Edisi Keempat
Cetakan Kedua. Jakarta : Departemen Kesehatan RI
Yunizaf ,dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga Jilid Pertama,
Jakarta : Media Aesculapius
44
45
Lampiran 1
Contoh logo obat bebas :
Lampiran 2
ANGKET
KELAS :
Berilah tanda silang pada pilihan yang sesuai dengan pendapat anda atau isi pada
KETERANGAN
SWAMEDIKASI adalah mengobati segala keluhan ringan pada diri sendiri
dengan obat – obatan yang dibeli diapotek atau toko obat atas inisiatif sendiri
tanpa nasehat dokter.
DISMENORE PRIMER adalah nyeri haid yang timbul sejak haid pertama dan
akan pulih sendiri dengan berjalannya waktu.
I. Tindakan Swamedikasi
1. Apakah anda sudah mengalami menstruasi?
a. Sudah b. Belum
2. Apakah Anda pernah mengalami nyeri haid ( disminore primer ) ?
a. Pernah b. Belum pernah
3. Apakah Anda pernah melakukan swamedikasi ( mengobati sendiri ) ?
a. Pernah b. Belum pernah
4. Keluhan apa yang sering Anda derita ketika mengalami keluhan nyeri haid
?( boleh memilih lebih dari satu)
a. Mual, muntah dan rasa letih
b. Sakit daerah bawah pinggang
c. Perasaan cemas dan tegang
d. Sakit kepala, cepat marah, pegal dan nyeri
e. Tidak bisa melakukan aktivitas sama sekali sampai terbaring ditempat
tidur
47
5. Pilihlah obat dibawah ini sesuai dengan yang Anda gunakan ketika mengalami
nyeri haid ? ( boleh memilh lebih dari satu / mengisi pada tempat yang sudah
disediakan jika obat yang Anda gunakan tidak ada pada daftar obat dibawah
ini)
a. Feminax g. Promag
b. Femona h. Acet – aminophen ( parasetamol )
c. Antalgin i. Novalgin
d. Asam mefenamat j. Ponstan
e. Asimat k. Yang lain...................
f. Ibu profen
6. Darimana Anda mengetahui dosis obat ?
a. Dari label obat
b. Dari brosur obat
c. yang lain.........................
7. Bagaimana aturan minum obat yang Anda lakukan ?
a. Sesuai dosis yang tertera pada label
b. Lebih banyak dari yang tertera di label
c. Lebih sedikit dari yang tertera di label
8. Apakah anda membaca efek samping obat dan memeperhatikannya ?
a. Ya b. Tidak
9. Jika rasa sakit ( nyeri haid ) hilang, apakah Anda masih meminum obat?
a. ya b. Tidak
II Jenis informasi
1. Jenis informasi apa yang anda jadikan sebagai acuan untuk memilih obat nyeri
haid dalam tindakan swamedikasi ?
a. Media cetak ( majalah atau koran )
b. Media elektronik ( televisi, radio )
c. Pengalam orang lain ( keluarga, teman, atau tetangga )
d. Yang lain...
48
LAMPIRAN 3
Cortex 1,0 g
Air Up to
150ml
LAMPIRAN 4
Tabel 1. Tabel jawaban responden tentang swamedikasi Asma berdasarkan tepat
obat, tepat golongan, tepat dosis, dan waspada efek samping
Keterangan :
TO : Tepat obat
TG : Tepat golongan
TD : Tepat dosis
WE : Efek samping
A : mual, muntah dan rasa letih
B : sakit daerah bawah pinggang
C : perasaan cemas dan tegang
D : sakit kepala, pegal, dan nyeri
E : tidak bias melakukan aktivitas sama sekali sakpai terbaring di tempat
tidur
V : BENAR
- : SALAH
55
LAMPIRAN 5