Anda di halaman 1dari 45

Laporan Kegiatan

SIKLUS PEMECAHAN MASALAH


RENDAHNYA JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT
TERATUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGPANDAN
KARANGANYAR

Disusun oleh:
Kelompok 558C
Cicilia Fitri Arumsari G99181014
Dita Purnama A. G99162036
Gerry G99171018
Karina Fadhilah A. G99171022
Lestari Eliza Handoko G99172102
Vammy Beverly Valentine G99171044
Zahra Afifah Hanum G99172162

Pembimbing
Drs. Hardjono, M. Si.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING PUSKESMAS

Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul

RENDAHNYA JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT


TERATUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGPANDAN
KARANGANYAR

Yang disusun oleh:


Kelompok 558C

Cicilia Fitri Arumsari G99181014


Dita Purnama A. G99162036
Gerry G99171018
Karina Fadhilah A. G99171022
Lestari Eliza Handoko G99172102
Vammy Beverly Valentine G99171044
Zahra Afifah Hanum G99172162

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing SPM Puskesmas Karangpandan, Karanganyar

dr. Kusnita Ariesanti


NIP 19740408 200604 2 027

ii
LEMBAR PENGESAHAN
PEMBIMBING FAKULTAS

Laporan Kegiatan Siklus Pemecahan Masalah dengan Judul

RENDAHNYA JUMLAH PENDERITA HIPERTENSI YANG BEROBAT


TERATUR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANGPANDAN
KARANGANYAR

Yang disusun oleh:


Kelompok 558C

Cicilia Fitri Arumsari G99181014


Dita Purnama A. G99162036
Gerry G99171018
Karina Fadhilah A. G99171022
Lestari Eliza Handoko G99172102
Vammy Beverly Valentine G99171044
Zahra Afifah Hanum G99172162

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan pada


Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Pembimbing SPM Fakultas Kedokteran UNS

Drs. Hardjono, M.Si.


NIP 19590119 198903 1 002

iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Tahap Profesi Ilmu
Kesehatan Masyarakat dengan judul “Siklus Pemecahan Masalah Rendahnya
Jumlah Penderita Hipertensi yang Berobat Teratur di Wilayah Kerja Puskesmas
Karangpandan Karanganyar”. Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan
dalam menempuh kepaniteraan Ilmu Ksesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
UNS/RSUD Dr. Moewardi Suarakarta.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si., selaku Dekan Fakultas Kedokteran UNS
Surakarta.
2. Dr. Eti Poncorini, dr., M.Pd., selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat-Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran UNS Surakarta.
3. Kusnita Ariesanti, dr., selaku Kepala Puskesmas Karangpandan Kabupaten
Karanganyar sekaligus pembimbing dokter muda di Puskesmas
Karangpandan.
4. Drs. Hardjono, M.Si., selaku pembimbing dokter muda Fakultas
Kedokteran UNS
5. Seluruh staf pegawai Puskesmas Karangpandan yang telah memberikan
dukungan selama kami menjalani kegiatan di puskesmas.
6. Seluruh staf pengajar laboratorium IKM Fakultas Kedokteran UNS
Surakarta.
Demikian Laporan Siklus Pemecahan Masalah ini kami buat, semoga dapat
bermanfaat untuk para pembaca dan semua pihak yang membutuhkan. Saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan kekurangan ataupun
kekeliruan laporan ini.
Surakarta, Agustus 2018

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING PUSKESMAS ............................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING FAKULTAS ................................. iii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Tujuan .............................................................................................. 3
C. Manfaat ............................................................................................ 4
BAB II. ANALISIS SITUASI............................................................................ 5
A. Keadaan Geografis ........................................................................... 5
B. Kependudukan ................................................................................. 6
C. Sosial Ekonomi ................................................................................ 7
D. Analisis Situasi Kesehatan Puskesmas Karangpandan .................... 8
E. Unit Pelayanan di Puskesmas Karangpandan .................................. 9
F. Data Hasil Penilaian Kerja ............................................................. 10
BAB III ANALISIS MASALAH ..................................................................... 22
A. Identifikasi Masalah ....................................................................... 24
B. Penetapan Prioritas Masalah .......................................................... 24
BAB IV ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH .................................... 26
A. Rumusan Tujuan Pemecahan Masalah .......................................... 26
B. Alternatif Pemecahan Masalah ...................................................... 30
C. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik................................ 31
BAB V RENCANA PELAKSANAAN .......................................................... 33
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 37
A. Simpulan ........................................................................................ 37
B. Saran .............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 38

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Peta Kecamatan Karangpandan .................................................... 6


Gambar 4.1. Analisis SWOT Program Penderita Hipertensi Berobat Teratur..26
Gambar 4.2. Diagram Tulang Ikan Analisis Masalah Penderita Hipertensi yang
Tidak Berobat Teratur ....................................................................28

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Kecamatan


Karangpandan Tahun 2017 ............................................................. 6

Tabel 2.2. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Karangpandan .......... 7

Tabel 2.3. Mata Pencaharian Penduduk ............................................................ 7

Tabel 2.4. Data Sarana Kesehatan di Kecamatan Karangpandan ..................... 8

Tabel 2.5. Data Sumber Daya Kesehatan .......................................................... 9

Tabel 2.6. Data Kunjungan Puskesmas ........................................................... 10

Tabel 2.7. Kejadian Luar Biasa di Kecamatan Karangpandan Tahun 2018 ... 11

Tabel 2.8. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2018 ........................... 11

Tabel 2.9. Data Kematian Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2018 ............ 12

Tabel 2.10. Pencapaian Puskesmas ................................................................. 12

Tabel 2.11. Laporan Rekapitulasi Indeks Desa Doplang 2018 ....................... 21

Tabel 2.12 Data pemeriksaan dan pengobatanteratur pasien tentang


hipertensi… ................................................................................... 21

Tabel 3.1. Identifikasi Masalah di Puskesmas Karangpandan Tahun 2018 .... 22

Tabel 3.2. Prioritas Masalah dengan Teknis Matriks USG ............................. 24

Tabel 4.1. Masalah Spesifik di Puskesmas ..................................................... 28

Tabel 4.2. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik ................................ 31

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat yang dikenal dengan sebutan Puskesmas


adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang bertanggung jawab
atas kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya pada satu atau bagian wilayah
kecamatan (Permenkes, 2016). Puskesmas juga merupakan kesatuan organisasi
fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh,
terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran
serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tepat guna, guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan individual (Kemenkes RI, 2009).
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan
turut serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah
kerjanya agar berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya. Hasil yang diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain
adalah terselenggaranya pembangunan di luar bidang kesehatan yang
mendukung terciptanya lingkungan dan perilaku sehat. Upaya pelayanan yang
diselenggarakan meliputi pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada
umumnya melalui upaya rawat jalan dan rujukan (Kemenkes RI, 2009).

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas yakni


terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia sehat, puskesmas bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan yang terdiri dari upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Menurut Permenkes No. 44 Tahun
2016 tentang Manajemen Puskesmas upaya kesehatan wajib tersebut adalah
upaya promosi kesehatan, upaya kesehatan lingkungan, upaya gizi KIA-KB,

1
upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, surveilens dan
sentinel SKDR, dan pencegahan dan pengendalian penyakit menular. Adapun
upaya kesehatan pengembangan puskesmas meliputi Upaya Kesehatan Sekolah
(UKS), kesehatan jiwa, kesehatan gigi masyarakat, kesehatan tradisional dan
komplementer, kesehatan olahraga, kesehatan kerja, kesehatan indera,
kesehatan lanjut usia, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya sesuai kebutuhan
puskesmas.
Dalam menjalankan peran serta fungsinya, puskesmas tentunya akan
menghadapi beberapa kendala serta hambatan. Hal ini berkaitan erat dengan
fungsi puskesmas yang merupakan Fasilitas Kesehatan di Tingkat Pertama
(FKTP), sehingga berbagai permasalahan bidang kesehatan di daerah menjadi
tanggung jawab puskesmas. Selain itu, keberjalanan puskesmas tak hanya
bertanggung jawab terhadap kesehatan berbasis perseorangan, namun telah
diamanahkan untuk juga berperan aktif dalam upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang menekankan pada upaya kesehatan berbais promotif dan
preventif.
Berangkat dari hal tersebut, puskesmas diharapkan dapat secara rutin dan
berkesinambungan terus melakukan identifikasi dan evaluasi dari
permasalahan-permasalahan yang dihadapi tersebut, sehingga tujuan utama
tercapainya kesehatan masyarakat dapat tercapai. Tentunya dalam hal ini
diperlukan sebuah sistem atau alur manajemen penyelesaian masalah yang
dikenal dengan Siklus Pemecahan Masalah. Siklus Pemecahan Masalah adalah
suatu metode pemecahan masalah yang terdiri dari langkah - langkah
berkesinambungan meliputi analisa situasi, perumusan masalah secara spesifik,
penentuan prioritas masalah, penentuan tujuan, memilih alternatif terbaik,
menguraikan alternatif terbaik menjadi rencana operasional dan melaksanakan
rencana kegiatan serta mengevaluasi hasil kegiatan (Reed, 2000; Azwar, 1996).

Bentuk Siklus Pemecahan Masalah dalam dunia kesehatan salah satunya


adalah siklus manajemen masalah kesehatan. Menurut pengertiannya
manajemen masalah kesehatan didefinisikan sebagai suatu proses dan upaya
untuk mengoptimalkan sumber daya melalui pelaksanaan fungsi – fungsi

2
manajemen yaitu, perencanaan (P1), penggerakan dan pelaksanaan (P2), serta
pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3) untuk mengatasi kesenjangan
antara apa yang diharapkan dan dengan apa yang menjadi kenyataan di bidang
kesehatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan/klien
dalam rangka mencapai tujuan organisasi layanan kesehatan (Sulaeman, 2015).
Siklus manajemen masalah kesehatan terdiri dari berbagai tahap siklus yang
meliputi analisis situasi, identifikasi masalah dan penyebabnya, penentuan
prioritas masalah, penetapan tujuan, alternatif pemecahan masalah dan prioritas
pemecahan masalah, pembuatan rencana operasional, penggerakan dan
pelaksanaan (aktuasi), serta pemantauan, pengendalian dan penilaian
(Sulaeman, 2015).
Menilik kompetensi dokter umum yang nantinya juga merupakan pelayan
kesehatan tingkat pertama, maka dalam tahap profesi kedokteran, dokter muda
kepaniteraan klinik bagian IKM-KP juga dituntut untuk dapat memiliki
kompetensi Siklus Pemecahan Masalah khususnya dibidang manajemen
kesehatan. Untuk itu, penulis dalam tahap pendidikannya di kepaniteraan klinik
bagian IKM-KP merasa perlu untuk menyusun laporan ini sebagai bentuk
aktualisasi kompetensi yang harus dimiliki. Nantinya laporan ini diharapkan
dapat memberikan masukan untuk Puskesmas Karang Pandan, Kabupaten
Karanganyar sebagai tempat kami belajar menimba ilmu di bidang Ilmu
Kesehatan Masyarakat.

B. Tujuan
Tujuan dilakukan penulisan laporan ini, adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis situasi dan mengidentifikasi masalah yang ada di wilayah
kerja Puskesmas Karangpandan, Kabupaten Karanganyar.
2. Mengetahui prioritas masalah utama di Puskesmas Karangpandan,
Kabupaten Karanganyar.
3. Mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan tersebut.
4. Melakukan perencanaan manajemen untuk menyelesaikan masalah
tersebut.

3
C. Manfaat
Manfaat penulisan laporan ini, adalah sebagai berikut:
1. Bagi Dokter Muda Fakultas Kedokteran UNS, dapat mengetahui cara
penyusunan dan penerapan Siklus Pemecahan Masalah.
2. Bagi puskesmas, laporan ini diharapkan memberi manfaat sebagai bahan
untuk evaluasi kinerja puskesmas dan masukan perencanaan kebijakan
program layanan kesehatan masyarakat.

4
BAB II
ANALISIS SITUASI

A. KEADAAN GEOGRAFIS

Kecamatan Karangpandan merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan


yang berada di Kabupaten Karanganyar. Luas Kecamatan Karangpandan adalah
28.751 km², terdiri dari tanah datar sampai berombak 40%, berombak sampai
berbukit 20%, berbukit sampai bergunung 40%. Wilayah Kecamatan
Karangpandan memiliki batas-batas sebagai berikut:
Utara : Kecamatan Mojogedang, Ngargoyoso
Selatan : Kecamatan Matesih
Barat : Kecamatan Karanganyar
Timur : Kecamatan Tawangmangu
Kecamatan Karangpandan terbagi atas sebelas desa dengan 67 Dusun, 122 RW dan
300 RT. Sebelas desa di Kecamatan Karangpandan terdiri dari :
1. Desa Bangsri
2. Desa Gondangmanis
3. Desa Ngemplak
4. Desa Dayu
5. Desa Doplang
6. Desa Harjosari
7. Desa Gerdu
8. Desa Tohkuning
9. Desa Karang
10. Desa Salam
11. Desa Karangpandan

5
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kecamatan Karangpandan
(Profil Puskesmas Karangpandan, 2017)

B. Kependudukan
Tabel 2.1. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kecamatan
Karangpandan (Tahun 2017)
No Desa Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Karangpandan 3111 3293 6404
2 Doplang 1786 1908 3694
3 Ngemplak 2061 2052 4113
4 Bangsri 2257 2374 4631
5 Tohkuning 2682 2826 5508
6 Gondangmanis 1353 1477 2830
7 Dayu 1311 1418 2729
8 Harjosari 1885 1772 3657
9 Salam 1584 1595 3179
10 Gerdu 1957 2060 4017
11 Karang 2268 2303 4571
Total 22255 23078 45333
Sumber : Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018

6
Jumlah penduduk Kecamatan Karangpandan adalah 45.333 jiwa, jumlah KK
sebanyak 13.094. Penduduk yang memiliki Kartu BPJS/KIS kepesertaan
Puskesmassebanyak ± 23.000 jiwa. Jumlah peserta Jamkesda sulit diketahui
karena kepesertaan Jamkesda tidak dibatasi kuota oleh Kabupaten
Karanganyar.

C. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial ekonomi di wilayah Kecamatan Karangpandan dapat dilihat dari
tingkat pendidikan dan mata pencaharian penduduk.
Tabel 2.2. Tingkat Pendidikan Penduduk di Kecamatan Karangpandan
Tingkat Jumlah
Pendidikan
Lulus TK 911
SD/ Sederajad 9717
SMP 7397
SMA 6091
Akademi/ D1 - D3 414
Sarjana 873
Pasca Sarjana 72
Jumlah 25475
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

Tabel 2.3. Mata pencaharian penduduk


No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Karyawan PNS 644
2 TNI/Polri 75
3 Karyawan Swasta 8951
4 Wiraswasta/ Pedagang 2371
5 Petani 6653
6 Tukang 2154
7 Buruh Tani 6449

7
8 Pensiunan 420
9 Nelayan 0
10 Peternak 640
11 Jasa 324
12 Pengrajin 847
13 Pekerja Seni 72
14 Lainnya 3354
15 Pengangguran 2221
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

D. Situasi Kesehatan
Sarana Kesehatan di Karangpandan
Tabel 2.4. Data Sarana Kesehatan di Karangpandan
No. Nama Jumlah
1 Puskesmas induk dengan perawatan 1
2 Puskesmas Pembantu :
a. Pustu Bangsri
b. Pustu Karangpandan 4
c. Pustu Karang
d. Pustu Dayu
3 RB swasta 3
4 BP swasta 3
5 Dokter praktek swasta 3
6 Bidan praktek swasta 7
7 Poliklinik Kesehatan Desa 10
8 Apotik 2
9 Toko obat 2
10 Bong Supit 1
11 Posyandu 69
12 Posyandu lansia 39
13 SD UKS 30

8
14 SMP UKS 6
15 SMA UKS 3
16 Dukun terlatih 14
17 Kader posyandu balita 480
18 Pengobatan tradisional/Battra 85
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

Sumber Daya Kesehatan


Tabel 2.5 Data Sumber Daya Kesehatan
No. Tenaga Kesehatan Standar ABK Jumlah
1 Dokter 2 3
2 Dokter gigi 2 2
3 Bidan 10 19
4 Perawat 14 9
5 Perawat gigi 2 1
6 Apoteker 1 1
7 Asisten apoteker 1 0
8 Sanitarian 1 1
9 Nutrisi 2 1
10 Pranata laboratorium kesehatan 2 1
11 Penyuluh kesehatan masyarakat 2 1
12 Petugas rekam medis 2 2
13 Psikologi 1 1
14 Fisioterapi 2 2
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

E. Unit Pelayanan di Puskesmas Karangpandan


Berdasarkan pada Permenkes nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat
kesehatan masyarakat maka Upaya kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas Karangpandan:

9
1. Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan Laboratorium meliputi:

a. Pelayanan pemeriksaan umum dan gawat darurat,


b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut,
c. Pelayanan KIA – KB,
d. Pelayanan kefarmasian,
e. Pelayanan laboratorium,
f. Pelayanan fisioterapi,
g. Pelayanan IVA-IMS-HIV/AIDS.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial dan Pengembangan:
a. Promosi kesehatan termasuk UKS,
b. Kesehatan lingkungan,
c. Kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana,
d. Perbaikan gizi masyarakat,
e. Pencegahan dan pengendalian penyakit,
f. Keperawatan kesehatan masyarakat,
g. Kesehatan gigi masyarakat,
h. Kesehatan lansia,
i. Kesehatan kerja.

F. Data Hasil Penilaian Kerja


1. Data Kunjungan Puskesmas Karangpandan
Tabel 2.6. Data Kunjungan Puskesmas
Jml kunjungan Kasus
NO Desa Laki-laki Perempuan Total
Baru Lama
Baru Lama Baru Lama
1 Bangsri 221 1.022 332 1.891 2.264 1.093 3.357
2 Ngemplak 192 721 290 1.307 1.258 1.146 2.404
3 Doplang 194 1.130 324 2.188 1.507 2.309 3.816
4 Gerdu 130 384 235 858 1.034 499 1.533
5 Karang 344 812 563 1.817 2.783 619 3.402
6 Salam 142 427 234 955 1.089 619 1.708
7 Karangpandan 425 1.503 539 2.985 3.650 1.675 5.325
8 Tohkuning 285 911 398 1.988 1.713 1.822 3.535
9 Godangmanis 98 434 163 672 635 653 1.288
10 Dayu 105 434 185 709 773 596 1.369

10
11 Harjosari 160 818241 1.358 1.581 930 2.511
12 Luar wilayah 517 762718 1.172 1.670 1.442 3.112
Jumlah 2.813 9.358
4.222 17.90 7.035 27.258 33.360
0
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

2. Kejadian Luar Biasa


Tabel 2.7. Kejadian Luar Biasa Tahun 2018
Jumlah Tindak
No Jenis KLB Lokasi Meninggal
Kasus Lanjut
NIHIL - - - -

3. Pola 10 Besar Penyakit


Tabel 2.8. Sepuluh Besar Penyakit Terbanyak Tahun 2018

NO NAMA PENYAKIT TOTAL


Acute nasopharyngitis
1 [common cold] 2285
Myalgia 1698
2 Other specified respiratory
3 disorders 1241
Essential (primary)
4 hypertension
1026
Dyspepsia 567
5
Gastritis, unspecified 372
6
Disturbances in tooth 336
7
eruption
Carries of cementum 300
8
Acute Laryngitis 293
9 Periapical abcess without
10 sinus 291
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

11
4. Data Kematian Semester 1 Tahun 2018
Tabel 2.9. Data Kematian Berdasarkan Kelompok Usia Semester 1 Tahun 2018

PENYEBAB KELOMPOK USIA


PENYAKIT BAYI (0-1) BALITA IBU JUMLAH
BBLR 4 0 0 4
Aspirasi 2 0 0 2
Asfiksia 1 0 0 1
Kelainan kongenital 1 0 0 1
Sepsis 2 0 0 2
Pneomonia 0 0 0 0
Eklamsi 0 0 1 1
Kelainan jantung 3 0 0 3
Kecelakaan 0 2 0 2
Leukimia 0 1 0 1
Kel.paru 1 0 0 1
Gagal ginjal 0 1 0 1
JUMLAH 14 4 1 19
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

5. Puskesmas Karangpandan Semester 1 Tahun 2018


Tabel 2.10 Pencapaian Puskesmas
No Upaya Target Satuan Pencapaian

I PROMOSI KESEHATAN

Penyuluhan Perilaku
A
Hidup Bersih dan Sehat
1. Rumah tangga 83 % 12,1
2. Institusi Pendidikan
1 Kali/th/Sekolah 0
(Sekolah)
3. Institusi Saran
1 Kali/th 100
Kesehatan
4. Institusi TTU 1 Kali/th 62
5. Institusi tempat kerja 30
Bayi Mendapat ASI
B 47 % 16,67
Eksklusif

12
Mendorong
terbentuknya upaya
C
kesehatan bersumber
masyarakat
1. Posyandu Mandiri 15 % 50,17
2. Posyandu Purnama 51 % 37,6
3. Desa dengan
65 % 27,27
Posbindu
4. Desa siaga aktif
2 Desa/puskesmas 2
mandiri
5. Pokja WPA 100 % 0
6. Pokja STBM 100 % 100
D Penyuluhan Napza 5 % 1,34
KESEHATAN
II
LINGKUNGAN
A Penyehatan Air
1. Inspeksi sanitasi air
5 % 3,04
bersih
2. Proporsi Rumah
Tangga Dengan
Akses Berkelanjutan
95 % 96,77
Terhadap Air
Minum Berkualitas
(Layak)
3. Proporsi Penduduk
Dengan Akses
Berkelanjutan
100 % 99,70
Terhadap Air
Minum Berkualitas
(Layak)
4. Prosentase kualitas
100 % 100
air minum yang

13
memenuhi syarat
kesehatan
Higiene dan sanitasi
B
makanan dan minuman
1. Inspeksi sanitasi
30 % 32,4
TPM
2. TPM yang
memenuhi syarat 80 % 83
kesehatan
Pencapaian stop BABS
C
dan STBM
1. KK akses jamban
100 % 100
sehat
2. Penduduk akses
100 % 99,52
jamban sehat
3. Desa stop BABS 100 % 100
4. Desa STBM 100 % 100
Pengawasan sanitasi
D
tempat umum
1. TTU yang
memenuhi syarat 85 % 75
kesehatan
2. Inspeksi sanitasi
80 % 83,87
sarana pendidikan
3. Inspeksi sarana
100 % 87,50
kesehatan
4. Inspeksi sanitasi
80 % 80,90
sarana ibadah
5. Inspeksi sanitasi
100 % 82,51
pasar

14
6. Institusi pendidikan
berkawasan bebas 100 % 100
rokok
7. Institusi kesehatan
berkawasan bebas 100 % 100
rokok
Pengamanan tempat
E
pengolahan pestisida
1. Inspeksi sanitasi
tempat pengelolaan 100 % 100
pestisida
F Penyehatan rumah
1. Inspeksi sanitasi
25 % 24,99%
rumah
2. Rumah yang
memenuhi syarat 85 % 87,88%
kesehatan
Pengelolaan limbah
G
medis
1. Sarana kesehatan
yang melaksanakan
100 % 95%
pengelolaan IPAL
sesuai standar
2. Sarana kesehatan
yang melakukan
MoU dalam 100 % 50
pengelolaan limbah
medis
KESEHATAN IBU
III DAN MASUK
TERMASUK

15
KELUARGA
BERENCANA
A Kesehatan Ibu
1. Cakupan kunjungan
100 % 49,6
ibu hamil K1
2. Cakupan kunjungan
95 % 36,6
ibu hamil K4
3. Cakupan
komplikasi
80 % 32,6
kebidanan yang
ditangani
4. Cakupan
pertolongan
persalinan oleh
tenaga kesehatan 90 % 39,9
yang memiliki
kompetensi
kebidanan
5. Cakupan pelayanan
90 % 39,7
nifas
6. Deteksi risiko
20 % 10,9
tinggi oleh nakes
7. Deteksi risiko
tinggi oleh 10 % 6,84
masyarakat
8. Kunjungan KN
90 % 41,6
lengkap
9. Cakupan kunjungi
90 % 52,2
bayi

16
10. Cakupan neonatus
dengan komplikasi 80 % 29,7
yang ditangani
Upaya Kesehatan
B Balita dan Anak Pra
Sekolah
1. Cakupan
Pelayanan Anak 90 % 38,4
Balita
2. Balita yang
mendapatkan 85 % 98
pelayanan MTBS
3. Cakupan Pelayanan
90 % 77
Anak Pra Sekolah
Upaya Kesehatan Anak
C Usia Sekolah dan
Remaja
1. Penjaringan anak
100 % 0
sekolah
2. Cakupan pelayanan
kesehatan remaja 50 % 88,7
(10-19 tahun)

Pelayanan Keluarga
D
Berencana
1. Akseptor KB aktif
di wilayah 70 % 80
puskesmas
UPAYA PERBAIKAN
IV
GIZI MASYARAKAT
1. Persentase ibu hamil 70 % 100

17
KEK GAKIN
mendapat PMT
2. Pemberian PMT
pemulihan balita gizi 80 % 100
buruk pada gakin
3. Balita yang naik
berat badannya 75 % 52,3
(N/D)
4. Balita yang dating
80 % 71,4
dan ditimbang (D/S)
5. Presentasi RT yang
konsumsi garam 95 % 0
yodium
6. Persentase bayi baru
lahir yang mendapat 47 % 57,96
IMD
UPAYA
PENCEGAHAN DAN
V PEMBERANTASAN
PENYAKIT
MENULAR
A TB Paru
1. Penemuan penderita
30 % 34
TB semua kasus
2. Penderita TB
mendapat pelayanan 100 % 100
sesuai standar
3. Penderita TB yang
dikonseling dan 100 % 100
testing HIV
4. Pemeriksaan kontak 100 % 90

18
serumah penderita
TB
B Malaria
1. Pengobatan
penderita positif
100 %
malaria yang
ditemukan
2. Penyelidikan
epidemiologi
penderita positif 100 %
malaria yang
ditemukan
C Kusta
1. Pengobatan
penderita kusta yang
100 %
ditemukan
2. Pemeriksaan kontak
serumah penderita
100 %
kusta
D ISPA
1. Penderita pneumoni
pada balita yang
60 % 8,18
ditemukan
2. Pelayanan kesehatan
bayi dan balita
100 % 75
dengan pneumoni
E Diare
1. Jumlah penderita
diare yang
80 % 16,2
ditemukan
2. Pelayanan kesehatan
orang dengan diare 80 % 75
F DEMAM
BERDARAH
1. Kasus DBD atau
chikungunya yang
dilakukan PE 100 % 100

19
G HIV
1. Pengobatan
penderita IMS yang 100 % 0
ditemukan
2. Konseling dan
testing HIV pada
80 % 0
penderita IMS yang
ditemukan
3. Calon pengantin
yang diberikan 100 % 3,51
konseling HIV
4. Ibu hamil yang
diberikan konseling 100 % 61,6
dan testing HIV
5. Kelompok usia 15-
24 tahun yang
85 % 0
diberikan konseling
dan testing HIV
6. Penderita HIV yang
100 % 100
dites TB
H Surveilans %
1. Penemuan dan
penangan kasus 100 % 0
campak
2. Penemuan dan
penanganan
100 % -
penderita AFP usia
<15 tahun
Ketepatan Laporan
SKDR Penyakit 85 % 85
potensial KLB
Kelengkapan Laporan
SKDR Penyakit 100 % 100
potensial KLB
Alert SKDR yang
100 % 100
direspon
Cakupan KLB yang
ditangani kurang 100 % 100
dari 24 jam
UPAYA
PENGOBATAN
Cakupan Kunjungan
A
sakit
1 Kunjungan rawat jalan
a. Masyarakat miskin 15 % 16,51
b. Masyarakat tidak 30 % 32,37

20
miskin
2 Kunjungan Rawat inap
a. Masyarakat miskin <5 % 1,78
b. Masyarakat tidak
<5 % 0,61
miskin
3 Kunjungan rujukan
a. Masyarakat miskin <5 % 15,23
b. Masyarakat tidak
<5 % 9,04
miskin
Kunjungan rawat
B jalan gigi 5 % 5,38
Puskesmas dengan
C Rawat Inap
1. BOR Puskesmas
Rawat Inap 75 % 50,38
2. Hari rawat rata-rata
(LOS) Puskesmas
Rawat Inap 3 Hari 2,77
3. Asuhan keperawatan
individu pada pasien
rawat inap 100 %
UPAYA
KESEHATAN
PENGEMBANGAN

I Upaya Kesehatan usia Lanjut


Upaya Kesehatan usia
75 % 93,99
Lanjut
II Kesehatan Kerja
Jumlah Pos UKK
100 %
dibina dan berfungsi
Persentase pekerja yg
telah mendapat
30 % 23,13
pelayanan kesehatan
kerja.
III Kesehatan Olah Raga
Pembinaan kelompok 30 % 4,88
1 potensial/klub dalam
kes OR
2 Pemeriksaan kesegaran
jasmani anak sekolah 30 % 16,6
3 Pemeriksaan kesegaran
jasmani pada calon haji
IV 100
Pencegahan dan penanggulangan %
%
penyakit gigi
1 Pembinaan kesehatan 100 %

21
gigi pada TK
Pembinaan dan
2 bimbingan sikat gigi 100 %
massal pada SD / MI
Perawatan kesehatan
3 100 %
gigi pada SD/MI
Murid SD / MI
4 mendapat perawatan 100 % 65,22
kesehatan gigi
V Perawatan Kesehatan masyarakat
VI Bina Kesehatan tradisional
Pembinaan penyehat /
1 pengobat tradisional 15 % 16
Pembinaan tenaga
2 15 % 11,42
kesehatan tradisional
Pembinaan TOGA dan
pemanfaatan pada 15 % 6
3
sasaran masyarakat
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

6. Rekapitulasi Indeks Keluarga Sehat Desa Doplang 2018

% Cakupan
No. Indikator Desa
Doplang
1. Keluarga mengikuti program KB 50,8
2. Persalinan ibu di fasilitas pelayanan kesehatan 90,3
3. Bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap 96,8
4. Bayi mendapatkan ASI Eksklusif 61,9
5. Pertumbuhan balita dipantau 94,6
6. Penderita TB Paru yang berobat sesuai standar 17,9
7. Penderita hipertensi yang berobat teratur 6,8
Penderita gangguan jiwa berat diobati dan tidak
8. 25
ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 47,5
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN 44,2

22
11. Keluarga memiliki akses / menggunakan sarana air bersih 98,8
12. Keluarga memiliki akses/ menggunakan jamban keluarga 98,4
Tabel 2.11 Laporan Rekapitulasi Indeks Desa Doplang 2018
Sumber: Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan, 2018.

7. Data Primer Pengobatan Hipertensi


Dilakukan pengambilan data primer saat kunjungan keluarga sehat di RT
01, RT 02, RW 001 dan RT 02, RW 002 , Desa Katak. Penderita diwawancarai
mengenai pemeriksaan dan pengobatan hipertensi, pengetahuannya tentang
tatalaksana dan pencegahan hipertensi. Untuk mengetahui pengetahuan pasien
mengenai pengobatan hipertensi diberikan 2 pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah pernah didiagnosis hipertensi sebelumnya?
2. Apakah mengonsumsi obat hipertensi secara teratur?

Dari dua pertanyaan diatas diperoleh data pada Tabel 2.12.:


Tabel 2.12. Data pemeriksaan dan pengobatanteratur pasien tentang hipertensi

Hipertensi
RW 1 Jumlah
Berobat Tidak
RT teratur Berobat
1 - 12 orang 12 orang
2
2 1 orang 3 orang
orang
RW 2
1
RT 2 2 orang 3 orang
orang
Sumber : Data Primer, 2018

23
BAB III
ANALISIS MASALAH

A. Identifikasi Masalah
Hasil penilaian kinerja, pengukuran derajat kesehatan, survey dan
penelitian, serta analisa pelaksanaan program kinerja di UPT Puskesmas
Karangpandan tahun 2018 menunjukkan bahwa masih didapatkan beberapa
permasalahan. Rincian permasalahan tersebut dipaparkan dalam Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Identifikasi Permasalahan di Puskesmas Karangpandan Tahun 2018


No. Masalah Target Hasil
1 Penderita hipertensi yang berobat teratur 100 % 6.8 %
2 Anggota keluarga tidak ada yang merokok 100 % 47.5%
3 Keluarga sudah menjadi anggota JKN 100 % 44.2 %
4 Gangguan jiwa berat, diobat dan tidak 100 % 25 %
ditelantarkan
5 Penderita TB paru yang berobat sesuai standar 100 % 17.9 %

B. Penetapan Prioritas Masalah


Dalam memenetukan urutan prioritas masalah, dilakukan penyaringan
cakupan pelayanan yang tidak mencapai rekapitulasi indeks keluarga sehat
Desa Doplang 2018, kemudian dilakukan pembobotan masalah dengan
menggunakan teknik matriks USG (Kepner dan Tragoe, 2000).

Tabel 3.2. Priotitas Masalah dengan Teknik Matriks USG

No Masalah U S G U+S+G Peringkat


1 Penderita hipertensi yang berobat 5 5 4 14 1
teratur
2 Anggota keluarga tidak ada yang 1 2 3 6 5
merokok
3 Keluarga sudah menjadi anggota 2 3 1 6 4

24
JKN
4 Gangguan jiwa berat, diobat dan 3 1 2 6 3
tidak ditelantarkan
5 Penderita TB paru yang berobat 4 4 5 13 2
sesuai standar

Keterangan dari sistem skor tabel di atas adalah:


U = Urgency, berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah
untuk diselesaikan maka semakin tinggi urgensi masalah tersebut.
S= Seriousness, berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Dampak ini terutama yang menimbulkan kerugian bagi
organisasi seperti dampaknya terhadap produktivitas, keselamatan jiwa
manusia, sumber daya atau sumber dana. Semakin tinggi dampak masalah
tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut.
G = Growth, berkaitan dengan pertumbuhan masalah. Semakin cepat
berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya.
Suatu masalah yang cepat berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi
permasalahan tersebut (Kepner dan Tragoe, 2000).
Dari hasil analisis pelaksanaan program kerja di UPT Puskesmas
Karangpandan berdasarkan teknik matriks USG tersebut dapat disimpulkan
bahwa prioritas permasalahan yang perlu mendapat perhatian segera adalah
penderita hipertensi yang berobat teratur.

25
BAB IV
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. Rumusan Tujuan Pemecahan Masalah


Setelah menentukan masalah yang diprioritaskan di Puskesmas
Karangpandan, yaitu masalah rendahnya jumlah penderita hipertensi yang
berobat teratur, maka perlu dilakukan peninjauan penyebab masalah
tersebut. Analisis tinjauan tersebut didapatkan melalui data sekunder yang
berasal dari data puskesmas yang berhubungan dengan rendahnya jumlah
penderita hipertensi yang berobat teratur. Hasil analisis tersebut kami
kembangkan dalam bentuk analisis SWOT (Rangkuti, 2005) dan diagram
tulang ikan (Ishikawa, 1989) yang menunjukkan analisis sebab rendahnya
jumlah penderita hipertensi yang berobat teratur.

Gambar 4.1. Analisis SWOT Program Penderita Hipertensi Berobat


Teratur
S (Strength) W (Weakness)
1. Jumlah tenaga Kurangnya
Internal kesehatan dan kader kemampuan tenaga
yang cukup kesehatan dan kader
2. Tersedia danayang dalam penanganan
Eksternal cukup hipertensi

O (Opportunity) Strategi SO Strategi WO


1. Mendapat 1. Mengadakan Memberikan pelatihan
dukungan yang pertemuan rutinan dan pengetahuan
baik dari Dinas (1x/2-3bulan) antara melalui penyuluhan
Kesehatan Kab. kader kesehatan, yang diberikan oleh
Karanganyar petugas kesehatan, petugas kesehatan
2. Kerjasama antara serta pemimpin lintas bekerja sama dengan
Puskesmas dan sektoral untuk Dinas Kesehatan Kab.
instansi lintas memotivasi kader Karanganyar
sektoral lain di dalam menjalankan
tingkat kecamatan program
cukup baik 2. Mengikutsertakan
penyuluhan tentang
hipertensi dalam
kegiatan yang diadakan
instansi pemerintah

26
T (Threat) Strategi ST Strategi WT
1. Kurangnya 1. Melakukan edukasi 1. Mengadakan Kelas
pemahaman secara personal oleh Hipertensi
masyarakat tentang petugas kesehatan 2. Mengadakan
pengelolaan tentang pengelolaan Posyandu Lansia
hipertensi hipertensi
2. Kesulitan 2. Melakukan
transportasi penjaringan penderita
masyarakat untuk hipertensi melalui
menuju ke fasilitas home visit/PIS PK
kesehatan terdekat 3. Mendorong
3. Sebagian besar masyarakat untuk
penderita aktif mengikuti
hipertensi Program
merupakan usia Penanggulangan
lanjut dengan latar Penyakit Kronis di
belakang tingkat setiap desa
ekonomi dan
pendidikan yang
rendah

(Data primer, 2018)

27
MAN MONEY METHOD

MINUTE MATERIAL INFORMATION

Gambar 4.2. Analisis Masalah Penderita Hipertensi yang Tidak Berobat Teratur dengan Teori Tulang Ikan

28
Berdasarkan diagram tulang ikan tersebut, dapat diidentifikasi beberapa
penyebab masalah yang berperan terhadap rendahnya jumlah penderita
hipertensi yang berobat teratur di wilayah kerja Puskesmas Karangpandan.
Penyebab masalah dikelompokkan menjadi enam kelompok sebab, yaitu:
1. Man
Dari segi manusia, didapatkan beberapa permasalahan yang
menyebabkan rendahnya jumlah penderita hipertensi yang berobat
teratur. Dari sisi masyarakat, masih ada yang terbiasa menggunakan
pengobatan alternatif, masyarakat yang menderita hipertensi merasa
sehat dan berobat hanya ketika ada keluhan, serta dukungan keluarga
yang masih kurang. Dari segi petugas kesehatan, terdapat keterbatasan
petugas kesehatan dalam memberikan sosialisasi masalah hipertensi.
2. Money
Dalam hal keuangan, penyebab masalah pada kasus ini adalah
adanya penderita yang belum memiliki jaminan kesehatan dan memiliki
tingkat ekonomi rendah. Hal ini menyebabkan penderita tersebut sulit di
pembiayaan kesehatan.
3. Method
Dalam hal metode, belum terdapat SOP program pengendalian
hipertensi. Selain itu system informasi tentang pelayanan hipertensi
masih kurang sehingga berimbas pula pada pencatatan penderita
hipertensi yang kurang baik.
4. Minute
Dalam hal waktu, terdapat keterbatasan petugas kesehatan dalam
menjalankan program home visit ke rumah-rumah penderita sehingga
belum adanya monitoring yang baik terhadap perilaku meminum obat
di rumah.
5. Material
Dalam hal material, penderita hipertensi yang sebagian besar adalah
lansia memiliki keterbatasan sarana transportasi untuk ke pelayanan
kesehatan.

29
6. Information
Permasalahan yang ditemukan yaitu kurangnya sosialisasikepada
masyarakat tentang pengelolaan hipertensi sehingga pengetahuan
masyarakat tentang pengelolaan hipertensi juga rendah (Ishikawa,
1989).

B. Alternatif Pemecahan Masalah


Berdasarkan penyebab-penyebab rendahnya penderita hipertensi yang
berobat teratur dapat ditemukan masalah spesifik yang akan diangkat untuk
dibahas operasionalnya sebagai alternatif jalan keluar, tersaji dalam tabel
berikut:

Tabel 4.1. Masalah Spesifik di Puskesmas

Masalah Penyebab Alternatif Jalan Keluar


Rendahnya 1. Rendahnya tingkat 1. Edukasi dan
pemahaman dan pendidikan dan ekonomi penyuluhan
pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi
masyarakat tentang 2. Pengetahuan masyarakat 2. Penyusunan
hipertensi yang masih kurang kebijakan program,
3. Waktu penyuluhan seperti penyusunan
mengenai tatalaksana materi edukasi,
hipertensiyang belum pembinaan kader
kontinyu atau anggota
keluarga untuk
pemantauan minum
obat pada pasien
hipertensi.

Ketersediaan 1. Terbatasnya alat dan


sarana dan prasarana yang mudah 1. Pengadaan tensimeter
prasarana yang diakses oleh masyarakat. digital ditiap RW
mendukung 2. Kesulitan transport untuk dengan menggunakan
program menjangkau lokasi dana desa
penanganan 3. Belum ada kelas 2. Pelaksanaan PIS-PK
hipertensi hipertensi 3. Membentuk kelas
hipertensi
4. Membuat perencanaan
kegiatan Puskesmass

30
yang terencana terkait
program hipertensi

Rendahnya 1. Pasien yang bosan 1. Pemantauan minum obat


kesadaran minum obat dan kontrol rutin oleh
masyarakat tentang 2. Pasien baru akan kontrol anggota keluarga
pentingnya minum setelah muncul gejala 2. Edukasi dan konseling
obat dan kontrol mengenai pentingnya
rutin pada pasien kontrol rutin pada pasien
dengan hipertensi dengan hipertensi

(Data Primer, 2018)

C. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik

Alternatif jalan keluar terhadap masalah selanjutnya dinilai dari


beberapa sudut pandang sehingga didapatkan urutan pemilihan intervensi yang
terbaik. Pemilihan intervensi terbaik dari berbagai alternatif jalan keluar atas
masalah kasus rendahnya jumlah penderita hipertensi yang berobat teraturdi
wilayah kerja Puskesmas Karangpandan tersaji dalam tabel berikut:

Tabel 4.2. Pemilihan Alternatif Intervensi yang Terbaik

Alternatif
No. E B KU KR O D PS KP Total
Intervensi

Sosialisasi
1. 1 3 2 2 1 1 1 3 14
tentang hipertensi
Pemantauan
2. minum obat oleh 3 5 4 3 4 2 3 2 26
keluarga
Pelaksanaan PIS-
3. PK 3 2 5 5 5 3 4 5 32

Membentuk kelas
4. 5
hipertensi 4 5 4 3 4 5 4 34

31
Sosialisasi
5. jaminan 2 3 1 4 2 4 2 5 23
kesehatan
Pengadaan
tensimeter digital
6. di tiap RW 4 1 3 1 4 4 4 1 22
menggunakan
dana desa.
(Data Primer, 2018)
Keterangan:
E : Efektivitas
KU : Keuntungan
O : Onset efek yang diharapkan
D : Durasi efek yang diharapkan
PS : Penerimaan sosial
KP : Komitmen Politis
Kriteria: 1= sangat rendah; 2= rendah; 3= sedang; 4= tinggi; 5= sangat tinggi

B : Biaya yang diperlukan


KR : Kerugian
Kriteria: 1= sangat tinggi; 2= tinggi; 3= sedang; 4= rendah; 5= sangat rendah
(Salusu, 2015).
Berdasarkan analisis tabel di atas, pembentukan kelas hipertensi
memiliki skor tertinggi,sehingga menjadi pilihan untuk intervensi terhadap
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Karangpandan, Karanganyar.

32
BAB V
RENCANA PELAKSANAAN

Berdasarkan hasil pemilihan prioritas, intervensi terbaik terhadap masalah


yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Karangpandan Karangnyar yaitu
pembentukan kelas hipertensi. Program lainnya juga dapat dilakukan secara
berdampingan dan berkelanjutan, seperti sosialisasi tentang hipertensi, pemantauan
minum obat hipertensi oleh keluarga, dan pelaksanaan PIS-PK. Maka dari itu perlu
dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan yang komprehensif, rutin, dan
berkelanjutan. Berikut adalah perencanaan untuk upaya menangani permasalahan
rendahnya penderita hipertensi yang berobat teratur di wilayah kerja Pusekesmas
Karangpandan:
Program pendukung ini berjudul “KABUR”, yaitu Kelas Hipertensi Bulanan
Rutin. Bentuk kegiatan yang ditawarkan oleh Kelas Hipertensi ini adalah pertemuan
rutin antara penderita hipertensi dengan kader dan/atau bidan desa. Pertemuan ini
diadakan setelah kegiatan Posyandu Lansia selesai, dikarenakan mayoritas
penderita hipertensi ditemukan pada lansia. Pertemuan ini bertujuan untuk skrining,
edukasi, motivasi, dan konsultasi penderita hipertensi dan membantu memecahkan
masalah yang dihadapi penderita selama pengobatan. Pertemuan ini juga dihadiri
oleh keluarga pasien, diutamakan anggota keluarga pasien terdekat yang mampu
merawat pasien dan akan/telah ditunjuk sebagai pengawas minum obat hipertensi.
Berikut ini merupakan rencana persiapan yang dibutuhkan:
1.Tujuan:
a. Tujuan umum, yaitu meningkatkan angka penderita hipertensi yang
berobat teratur di wilayah kerja Puskesmas Karangpandan hingga
mencapai angka 100% dalam periode waktu 1 tahun.
b. Tujuan khusus:
1) Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran penderita hipertensi
dan keluarga terhadap pentingnya pengobatan teratur dan
masalah yang dapat timbul jika tidak berobat teratur.
2) Sebagai sarana konsultasi dan diskusi terkait pengobatan

33
hipertensi.
3) Memastikan penderita minum obat secara teratur dengan
bantuan pengawas minum obat melalui sistem pencatatan dan
pelaporan berkala.
2.Sasaran:
a. Pelaksana: Kader puskesmas, bidan desa, petugas yang
bertanggungjawab dalam Posyandu Lansia.
b. Penerima program: peserta Posyandu Lansia, penderita hipertensi
(sudah terdiagnosis oleh dokter), warga dusun setempat.
3.Metode:
a. Penyusunan materi edukasi dan konseling mengenai hipertensi.
b. Perekrutan tim KABUR (Kelas Hipertensi Bulanan Rutin).
c. Pertemuan rutin tim KABUR dengan penderita hipertensi.
d. Pemeriksaan tensi atau tekanan darah bagi penderita yang bukan
merupakan peserta Posyandu Lansia. Untuk peserta Posyandu
Lansia data diperoleh dari kegiatan Posyandu Lansia.
e. Penyuluhan oleh pihak puskesmas (kader puskesmas, bidan desa)
berkolaborasi dengan tim KABUR.
f. Diskusi dan konsultasi setelah penyuluhan.
g. Penderita dan/atau keluarga menyerahkan kartu KABUR untuk
ditandatangani petugas. Kartu KABUR memuat informasi berupa:
identitas pasien dan pengawas obat, jumlah obat dan jadwal minum
obat terhitung sejak sesi KABUR sebelumnya atau mulai berobat,
presensi kegiatan KABUR, catatan pengobatan yang diberikan saat
kegiatan KABUR, dan catatan konsultasi.
4.Materi:
a. Penderita Baru Hipertensi: materi mengenai hipertensi, meliputi:
gejala, cara diagnosis, cara mengatur diet dan olahraga, obat
hipertensi dan pentingnya minum obat, komplikasi hipertensi dan
bahaya jika tidak berobat teratur. Materi dicantumkan pada Kartu
KABUR. Tim dan penderita akan bersama menentukan pengawas

34
obat (diutamakan anggota keluarga yang dekat dengan penderita),
serta menjelaskan apa tugas pengawas obat. Di akhir sesi tim akan
memberikan pertanyaan untuk menilai pemahaman peserta akan
materi yang diberikan. Tim juga memberikan kesempatan untuk
diskusi dan konsultasi terkait hipertensi.
b. Penderita Hipertensi yang Rutin mengikuti KABUR: materi
mengenai hipertensi, diskusi dan konsultasi terkait hipertensi dan
pengobatan yang dijalani.

5.Waktu: Pelaksanaan KABUR dilakukan setelah Posyandu Lansia.


6.Rundown kegiatan:

Waktu Acara
08.00-08.30 Registrasi, pengukuran tinggi badan, berat badan,
tekanan darah
08.30-09.15 Konseling masalah kesehatan dengan petugas,
pemeriksaan fisik, pengobatan
09.15-09.30 Penyuluhan massal
09.30-09.45 Senam lansia
Peserta Bukan Posyandu Lansia
09.30-10.00 Registrasi, pemeriksaan tekanan darah, konsultasi
10.00-10.30 Penyampaian materi mengenai hipertensi
10.30-10.45 Sesi tanya jawab
10.45-11.00 Petugas menandatangani kartu KABUR sebagai
bukti presensi

7. Lokasi: Tiap dusun, atau lokasi Posyandu Lansia diadakan.


8. Pelaksana: Petugas Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)
danPromosi Kesehatan (Promkes), serta tim KABUR
9. Mekanisme kegiatan:
Kelas Hipertensi Bulanan Rutin (KABUR) diadakan setelah

35
kegiatan Posyandu Lansia, diawali dengan registrasi, pengukuran
tekanan darah, mengecek pengobatan yang telah dilakukan pasien
pada kartu KABUR dan konsultasi dengan petugas. Setelah itu,
peserta akan mendapatkan materi mengenai hipertensi oleh tim
KABUR, dilanjutkan sesi tanya jawab. Di akhir acara petugas akan
menandatangani kartu KABUR sebagai bukti presensi.
Tim KABUR akan mencatat hasil pengukuran tekanan darah pada
tiap pertemuan, pengobatan yang sudah dilakukan (jumlah dan
jadwal) sejak pertemuan KABUR sebelumnya atau awal berobat,
serta catatan konsultasi. Hal tersebut digunakan untuk menilai
efektifitas pengobatan. Tim KABUR juga akan melakukan
kunjungan rumah secara bergilir untuk mengetahui apakah fungsi
pengawasan minum obat berjalan dengan baik dan adanya
permasalahan di rumah yang dapat memengaruhi pengobatan
pasien.

36
BAB VI
PENUTUP

A. Simpulan

1. Prioritas permasalahan utama di Puskesmas Karangpandan pada tahun 2018


adalahrendahnya jumlah penderita hipertensi yang berobat teratur di
wilayah kerja Puskesmas Karangpandan.

2. Alternatif penyelesaian yang terpilih adalah pembentukan kelas hipertensi


yaitu pertemuan rutin antara penderita hipertensi dengan kader dan/atau
bidan desa.

3. Rencana pelaksanaan yang akan dilaksanakan berupa pertemuan rutin


antara penderita hipertensi dengan kader dan/atau bidan desa. Pertemuan ini
bertujuan untuk skrining, edukasi, motivasi, dan konsultasi penderita
hipertensi dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi penderita
selama pengobatan. Pertemuan ini juga dihadiri oleh keluarga pasien,
diutamakan anggota keluarga pasien terdekat yang mampu merawat pasien
dan akan/telah ditunjuk sebagai pengawas minum obat hipertensi

B. Saran

1. Diharapkan puskesmas meningkatkan upaya promotif dan edukatif


berkaitan dengan Kelas Hipertensi Bulanan Rutin, sehingga masyarakat
sadar akan pentingnya penderita hipertensi untuk berobat secara teratur.
2. Perlu dilakukan monitoring serta evaluasi berkesinambungan untuk semua
program yang telah dilaksanakan, sehingga hambatan yang terdapat dalam
program tersebut dapat diselesaikan dan program mengalami perbaikan dari
tahun ke tahun.
3. Menjalin kerjasama yang baik dengan stake holder, Dinas Kesehatan,
Rumah Sakit ada di wilayah Kabupaten Karanganyar, sehingga program-
program kesehatan yang telah direncanakan mendapat dukungan lintas
sektor dan dapat berjalan dengan baik.

37
DAFTAR PUSTAKA

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Ishikawa, K. 1989. Teknik Penuntun Pengendalian Mutu. Terjemahan oleh Widodo


Nawolo. Jakarta: PT Mediatama Sarana Perkasa.

Kementerian Kesehatan. 2009. Sistem Kesehatan. Jakarta.

Kementerian Kesehatan. 2013. Rencana aksi nasional pelayanan keluarga


berencana 2014 – 2015. Jakarta.

Kepner, C.H. dan Benjamin B. Tregoe. 2000. Manajer yang Rasional. Edisi
Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Puskesmas Karangpandan. 2017. Profil Kesehatan Puskesmas Karangpandan


Tahun 2017. Karanganyar: Puskesmas Karangpandan.

Puskesmas Karangpandan. 2018. Modul Profil Kesehatan Puskesmas


Karangpandan Semester 1 Tahun 2018. Karanganyar: Puskesmas
Karangpandan.

Rangkuti, F. 2005. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus. Jakarta: PT.


Gramedia.

Reed, S.K. 2000. Problem Solving. In A. E. Kazdin (Ed.), Encyclopedia of


psychology. Washington, DC: American Psychological Association and
Oxford University Press.

Salusu, J. 2015. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan


Organisasi Nonprofit. Jakarta: Grasindo.

Sulaeman, E.S. 2015. Manajemen Masalah Kesehatan: Manajemen Strategic dan


Operasional Program Serta Organisasi Layanan Kesehatan. Surakarta:
UNS Press.

38

Anda mungkin juga menyukai