“ PENDAPATAN NASIONAL”
DISUSUN OLEH :
2016-2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran ALLAH SWT yang telah memberikan kita berbagai macam
nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik
kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak, sehingga semua
cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Bapak Dr. Edison
Saifullah, Lc serta teman-teman sekalian yang telah membantu, sehingga makalah ini
terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Saya menyadari sekali, didalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-
kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen
serta teman-teman sekalian, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang
membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makalah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa
yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang
ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini
“Pendapatan Nasional” sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.
Penyusun
Penulis
2
DAFTAR ISI
COVER ……………………………………………………………………………...1
KATA PENGANTAR……………………………………………………………....2
DAFTAR ISI.................................………………………………………………….3
BAB 1 (PENDAHULUAN).
1.1 LATAR BELAKANG………………………………...................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................4
1.3 TUJUAN MASALAH...................................................................................4
BAB 2 (PEMBAHASAN)
2.1 Perekonomian Sederhana................………………………………...…...5
2.2 Fungsi Konsumsi dan Fungsi Tabungan...............................................6
2.3 Fungsi Investasi...................................................................................7
2.4 Pengertian Pendaapatan Nasional........................................................9
2.5 Pendapatan Nasional dalam Perspektif Islam.......................................11
BAB 3 (PENUTUP)
KESIMPULAN ………………………………………………………………........13
SARAN ....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………........14
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
Dari bagan diatas terlihat bahwa sektor rumah tangga konsumen akan menjual faktor
produksi pada sektor perusahaan (rumah tangga produsen) agar memperoleh pendapatan.
Dalam hal ini, sektor rumah tangga konsumen akan memberikan faktor produksi seperti
tanah, tenaga kerja, modal atau keahlian pada perusahaan (garis a). Sebagai balasan atas
faktor produksi yang diberikan oleh sektor rumah tangga, maka sektor perusahaan akan
5
memberikan balas jasa berupa sewa untuk tanah, upah atau gaji bagi tenaga kerja, bunga atau
sewa untuk modal dan keuntungan bagi keahlian (garis b).
Setelah sektor rumah tangga memperoleh balas jasa atas faktor produksi yang mereka
jual kepada perusahaan, maka sektor rumah tangga memiliki pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan (yaitu pendapatan setelah dikurangi tabungan dan pajak) pada sektor
perusahaan, berupa pembelian barang dan jasa (garis c bawah). Kemudian sektor rumah
tangga produsen akan menyerahkan barang dan jasa tersebut kepada sektor rumah tangga
konsumen (garis d).1
2.2 Fungsi Konsumsi dan Tabungan
Menurut Keynes, konsumsi merupakan fungsi pendapatan (C=f(Y)) yang dalam bentuk
persamaan yaitu:2 C= a +bY
Ket:
C = besarnya pengeluaran konsumsi rumah tangga
a = besarnya konsumsi yang tidak tergantung pada jumlah pendapatan atau konsumsi
jika tidak ada pendapatan (autonomous consumption)
b = marginal propensity to consume (MPC= ∆𝐶/∆𝑌) atau hasrat marginal dari
masyarakat untuk melakukan konsumsi
Y = pendapatan disposable (pendapatan yang siap digunakan untuk mengonsumsi) a > 0
dan 0 < b < 1
Tabungan sering diartikan sebagai pendapatan suatu masyarakat yang tidak di
belanjakan dan hanya disimpan sebagai cadangan yang digunakan untuk berjaga-jaga dalam
jangka pendek.
Tabungan nasional (national saving) dapat didefinisikan sebagai pendapatan total
dalam perekonomian yang tersisa setelah dipakai untuk pengeluaran pemerintah dan
konsumsi. Dalam suatu negara, investasi domestik dapat dibiayai oleh tabungan nasional dan
pinjaman dari luar negeri. Total dana yang tersedia untuk membiayai investasi (I) sama
dengan tabungan nasional (S+(T-G)) ditambah dengan pinjaman dari luar negeri (X-M).
secara matematis dapat dirumuskan :I = S + (T-G) + (X-M)
Tabungan nasional diutamakan sebagai sumber pembiayaan investasi domestik.
Secara garis besar, tabungan nasional diciptakan oleh tiga pelaku, yaitu pemerintah,
perusahaan dan rumah tangga.
1
http://ocw.usu.ac.id/course/download/5110000003-teori-ekonomi-makro/4.pdf
2
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis: Kencana, Prenada Media Group: Jakarta.
6
Tabungan pemerintah merupakan selisih antara realisasi penerimaan dengan
pengeluaran pemerintah. Tabungan perusahaan merupakan kelebihan pendapatan (laba) yang
tidak dibagikan kepada pemegang saham yang besarnya dapat diketahui dari neraca
perusahaan. Sedangkan tabungan rumah tangga merupakan bagian dari pendapatan yang
diterima rumah tangga yang tidak dibelanjakanuntuk keperluan konsumsi. Secara matematis
persamaan tabungan dapat dijabarkan sebagai berikut:3
Ket:
S= Tabungan Swasta
Y= Pendapatan Aggregate
T= Pendapatan pajak netto
C= Konsumsi
G= Pengeluaran Pemerintah
2.3Fungsi investasi
7
Di Indonesia, istilah yang setara dengan fixed investment adalah pembentukan modal
tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya lebih akurat, jumlah investasi yang perlu
diperhatikan adalah investasi bersih yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
2.3.3 Investasi Persediaan
Perusahaan seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi
persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang tersebut
dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan karena telah
direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan dalam bentuk persediaan
barang baku dan setengah jadi.
2.3.4 Nilai Waktu dari Uang
a. Nilai Sekarang ( Present Value )
Nilai nominal dari sejumlah mata uang belum tentu akan lebih berharga dimasa
datang. Hal ini sangat tergantung dari tingkat pengembalian investasi yang diinginkan.
V = X (1+r)
Ket :
X = Nilai sekarang
t = Waktu
r = Faktor diskonto
Menghintung nilai masa mendatang adalah kebalikan dari menghitung nilai sekarang
dari output investasi yang direncanakan. Sekalipun melihat dari sudut pandang yang bertolak
belakang, keputusan yang dihasilkan tetap sama.4
F = A (1+r)
Ket :
8
A = Investasi awal
t = Waktu
5
Nopirin. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro & Mikro. BPFE-Yogyakarta
9
2.4.2 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran (Gross National
Product/GNP)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan
menjumlahkan permintaan akhir unit-unit ekonomi, yaitu :
1. Rumah tangga berupa konsumsi (consumption/C)
2. Perusahaan berupa investasi (invesmnet/I)
3. Pengeluaran pemerintah (government/G)
4. Pengeluaran ekspor dan impor (export/import/X-M)
Perhitungan pendapatan nasional dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Y = C + I, untuk perekonomian tertutup tanpa peranan pemerintah
Y = C + I + G, untuk perekonomian tertutup dengan peranan pemerintah
Y = C + I + G +X-M, untuk perekonomian terbuka
GDP dapat dinyatakan sebagai nilai barang jadi yang di produksi di dalam negeri. Di
dalam GDP ada bagian barang aau jasa yang diperoleh dari luar negeri. Misalnya, pendapatan
dari seorang warga negara Indonesia yang bekerja di Amerika adalah bagian dari GNP
Indonesia tetapi bukan bagian dari GDP Indonesia karena pendapatan itu tidak dihasilkan di
Indonesia.
2.4.3 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pendapatan (Net National Product/
NNP)
NNP merupakan GNP dikurangi penyusutan dari stok modal yang ada selama periode
tertentu. Penyusutan merupakan ukuran dari bagian GNP yang harus disisihkan untuk
menjaga kapasitas produksi dari perekonomian.
GDP nominal mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam suatu periode
tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut atau dikenal dengan istilah
current price. Sebagai ilutrasi dapat dijelaskan dengan menggunakan data sebagai berikut :
10
Berdasarkan data di atas (dimisalkan perekonomian hanya menghasilkan dua jenis
barang), maka dapat dihitung GDP nominal dan GDP riil sebagai berikut :
Sedangkan untuk perhitungan GDP riil diasumsikan tahun dasar 2005, maka
diperoleh hasil sebagai berikut :6
Pendekatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP riil dapat dijadikan
sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi (measure of economic welfare) atau
kesejahteraan pada suatu negara. Pada waktu GNP naik, maka diasumsikan bahwa rakyat
secara materi bertambah baik posisinya atau sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan
jumlah penduduk (GNP per kapita). Kritik terhadap GNP sebagai ukuran kesejahteraan
ekonomi muncul dan para pengkritik mengatakan bahwa GNP/kapita merupakan ukuran
kesejahteraan yang tidak sempurna. Sebagai contoh, jika nilai output turun sebagai akibat
orang-orang mengurangi jam kerja atau menambah waktu leisure/istirahatnya tentunya hal itu
buka mengambarkan keadaan orang itu menjadi lebih buruk.
Satu hal yang membedakan sistem ekonomi islam dengan sistem ekonomi lainnya adalah
penggunaan parameter falah. Falah adalah kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang
sebenar-benarnya, di mana komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah
ini. Ekonomi Islam dalam arti sebuah sistem ekonomi (nidhom al-iqtishad) merupakan
sebuah sistem yang dapat mengantar umat manusia kepada real welfare (falah), kesejahteraan
yang sebenarnya.
6
Nurul Huda, dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis: Kencana, Prenada Media Group: Jakarta
11
Maka dari itu, selain harus memasukan unsur falah dalam menganalisis kesejahteraan,
perhitungan pendapatan nasional berdasarkan Islam juga harus mampu mengenali bagaimana
interaksi instrumen-instrumen wakaf, zakat, dan sedekah dalam meningkatkan kesejahteraan
umat.
Ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan pendekatan pendapatan nasional
berdasarkan ekonomi Islam, sehingga tingkat kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih
dan tidak bias. Empat hal tersebut adalah:7
7
Mustafa Edwin Nasution,dkk. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam: Kencana, Prenada Media Group: Jakarta.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan:
Pembayaran sektor perusahan dibedakan atas dua jenis yaitu pembayaran kepada
sektor rumah tangga sebagai pendapatan kepada faktor-faktor produksi dan pembayaran
pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah. Pendapatan yang diterima rumah
tangga berasal dari dua sumber seperti dari gaji, upah, sewa, bunga dan untung oleh
perusahaan serta dari gaji dan upah oleh pemerintah Pemerintah menerima pendapatan
berupa pajak dari perusahaan dan rumah tangga. Pendapatan tersebut akan digunakan
untuk membayar gaji dan upah pegawai-pegawai serta membeli barang-barang dan jasa.
Perhitungan pendapatan nasional juga berguna untuk menerangkan kerangka kerja
hubungan antara variabel makroekonomi, yaitu: output, pendapatan, dan pengeluaran.
Pendapatan nasional merupakan ukuran terhadap aliran uang dan barang dalam
perekonomian dapat dihitung dengan tiga pendekatan.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya saya dapat
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang ijarah dengan sumber-sumber yang lebih
banyak lagi. Untuk saran yang berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk
untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari bahasan makalah yang telah dijelaskan di
atas.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://ocw.usu.ac.id/course/download/5110000003-teori-ekonomi-makro/4.pdf
Huda, Nurul dkk. Ekonomi Makro Islam Pendekatan Teoritis: Kencana, Prenada Media
Group: Jakarta.
Rahardja, Prathama, Mandala Manurung. Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar Edisi Kedua,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI): Jakarta
Nasution, Mustafa Edwin,dkk. Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam: Kencana, Prenada Media Group:
Jakarta.
14