Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan
manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.Namun bukan berarti semua himpunan manusia
dapat dikatakan kelompok sosial.Untuk dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-
persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusun susunan masyarakatnya
akan terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakan sebuah keniscayaan.
Karena perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya.
Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan
saling menghargai. Selain itu pengembangan masyarakat juga diartikan sebagai komitmen
dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai
pilihan nyata menyangkut masa depan mereka.
Perubahan sosial adalah perubahan dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi
atau komunitas, ia dapat menyangkut “struktur sosial” atau “pola nilai dan norma” serta
“pran”. Dengan demikina, istilah yang lebih lengkap mestinya adalah “perubahan sosial-
kebudayaan” karena memang antara manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat dipisahkan
dengan kebudayaan itu sendiri.
Kenyataan mengenai perubahan-perubahan dalam masyarakat dapat dianalisa dari
berbagai segi diantaranya: ke “arah” mana perubahan dalam masyarakat itu “bergerak”
(direction of change)”, yang jelas adalah bahwa perubahan itu bergerak meninggalkan faktor
yang diubah. Akan tetapi setelah meninggalkan faktor itu mungkin perubahan itu bergerak
kepada sesuatu bentuk yang baru sama sekali, akan tetapi boleh pula bergerak kepada suatu
bentuk yang sudah ada di dalam waktu yang lampau.
Oleh sebab itu maka makalah ini akan membahas konsep pengembangan masyarakat
sebagai perubahan sosial terhadap kasus hipertensi dalam kehamilan dan perubahan perilaku
yang terjadi di masyarakat terkait kasus tersebut.

1
1.2 Rumusan masalah
1.2.1 Apa pengertian pengembangan masyarakat?
1.2.2 Apa saja prinsip-prinsip pengembangan masyarakat?
1.2.3 Bagaimana pengembangan masyarakat di indonesia
1.2.4 Apa pengertian perubahan sosial budaya ?
1.2.5 Apa saja teori perubahan sosial ?
1.2.6 Apa saja bentuk perubahan sosial budaya ?
1.2.7 Apa pengertian kehamilan?
1.2.8 Apa pengertian hipertensi dalam kehamilan?
1.2.9 Apa Etiologi hipertensi dalam kehamilan
1.2.10 Apa saja klasifikasi hipertensi dalam kehamilan?
1.2.11 Apa faktor resiko terhadap hipertensi pada kehamilan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengertahui apa pengertian pengembangan masyarakat
1.3.2 Untuk mengertahui apa saja prinsip-prinsip pengembangan masyarakat
1.3.3 Untuk mengertahui bagaimana pengembangan masyarakat di indonesia
1.3.4 Untuk mengertahui apa pengertian perubahan sosial budaya
1.3.5 Untuk mengertahui apa saja teori perubahan sosial
1.3.6 Untuk mengertahui apa saja bentuk perubahan sosial budaya
1.3.7 Untuk mengertahui apa pengertian kehamilan
1.3.8 Untuk mengertahui apa pengertian hipertensi dalam kehamilan
1.3.9 Untuk mengertahui apa Etiologi hipertensi dalam kehamilan
1.3.10 Untuk mengertahui apa saja klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
1.3.11 Untuk mengertahui apa faktor resiko terhadap hipertensi pada kehamilan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pengembangan masyarakat


Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah kondisi
masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan
saling menghargai. Selain itu pengembangan masyarakat juga diartikan sebagai komitmen
dalam memberdayakan masyarakat lapis bawah sehingga masyarakat memiliki berbagai
pilihan nyata menyangkut masa depan mereka.

Menurut Gordon G. Darkenwald dan Sharan B. Meriam, pengembangan masyarakat


berintikan kegiatan sosial yang difokuskan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
Dalam pengembangan masyarakat, batasan anatara belajar dan bekerja sangat tipis, karena
keduanya berjalan secara terpadu.

Maka dari itu, pengembangan masyarakat dapat diartikan sebagai upaya untuk
memungkinkan individu maupun kelompok masyarakat untuk dapat memecahkan masalah-
masalah sosial serta memiliki pilihan nyata yang menyangkut masa depannya sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

2.2 Prinsip-prinsip pengembangan masyarakat

Secara garis besar terdapat empat prinsip pengembangan masyarakat yaitu:

a. Pengembangan masyarakat menolak pandangan yang tidak memihak pada sebuah


kepentingan (disinterest). Pada prinsip ini pengembangan masyarakat berupaya untuk
menampakkan nilai-nilai dan mengartikulasikannya secara jelas. Pada prinsip ini
pengembangan masyarakat berkomitmen pada masyarakat miskin dan keadilan sosial,
hak asasi manusia dan kewarganegaraan, pemberdayaan dan penentuan diri sendiri,
tindakan kolektif dan keanekaragaman.

b. Mengubah dan terlibat dalam konflik. Pengembangan masyarakat bertujuan untuk


mengubah struktur yang diskriminatif, memaksa dan menindas di masyarakat. Untuk
mencapai tujuan ini pengembangan masyarakat membangkitkan, menghadirkan
informasi yang tidak menyenangkan dan kadang-kadang mengganggu. Di sini

3
pengembangan masyarakat melengkapi kegiatannya dengan gerakan sosial yang baru
seperti hak asasi manusia dan gerakan perdamaian.

c. Membebaskan, membuka masyarakat dan menciptakan demokrasi partisipatori.


Pembebasan atau liberasi adalah reaksi penentangan terhadap bentuk-bentuk
kekuasaan, perbudakan dan penindasan. Pembebasan menuntut pemberdayaan dan
otonomi.Pembebasan melibatkan perjuangan menentang dan membebaskan dari orang-
orang, idiologi, dan struktur yang sangat berkuasa.

d. Kemampuan mengakses terhadap program-program pelayanan kemasyarakatan.


Pengembangan masyarakat menempatkan program-programnya dilokasi yang strategis
dapat diakses oleh masyarakat. Lingkungan fisik yang dicipatakan melelui
pengembangan masyarakat memiliki suasana yang bersahabat dan informal, bukan
suasana birokratis, formal dan tertekan.

2.3 Pengembangan masyarakat di indonesia


Perkembangan pada masyarakat diaktualisasikan dengan adanya konsep, dan mengikuti
perubahan zaman. Perkembangan masyarakat Indonesia Menurut Selo Soemardjan yaitu :
1. Masyarakat sederhana
Masyarakat ini dalam perkembangannya relatif lambat, karena ciri – ciri masyarakat
sederhana sebagai berikut :
a) Hubungan kekeluargaan masih erat.
b) Organisasi dalam hal tradisi masih diwariskan secara turun temurun.
c) Percaya terhadap hal yang ghaib ( Animisme ).
d) Belum ada lembaga khusus ( pendidikan ).
e) Angka buta huruf masih tinggi.
f) Hukum mudah dipahami, karena masih bersifat konvensional ( tak tertulis ).
g) Kegiatan ekonomi masih berorientasi atas pemenuhan kebutuhan hidup sehari – hari
saja.
h) Kegiatan ekonomi yang masih memerlukan banyak tenaga.
2. Masyarakat Madya
Dalam proses perkembangannya, masyarakat ini lebih cepat dari pada masyarakat
sederhana. Ciri – cirinya sebagai berikut :

a) Kekeluargaan masih erat, tapi melihat untung dan rugi.

4
b) Adat istiadat masih berlaku, tetapi menerima informasi dan teknologi dari luar.
c) Timbulnya pemikiran yang rasional.
d) Terdapat lembaga pendidikan.
e) Adanya hukum tertulis.
f) Ekonomi bersaing besar.
g) Gotong royong masih berlaku untuk pembangunan fasilitas umum.
3. Masyarakat Pra Moderen
Mengakui kemajuan karena memiliki inisiatif untuk menerima teknologi dan informasi.
Ciri – ciri nya adalah sebagai berikut :

a) Hubungan antar masyarakat berdasarkan kepentingan pribadi.


b) Masyarakat percaya pada ilmu pengetahuan.
c) Sarana dan prasarana sudah terpenuhi.
d) Masyarakat terdiri dari beberapa macam profesi / pekerjaan.
e) Tingkat pendidikan relatif rata.
f) Ada hukum perdata dan pidana.
g) Ekonomi yang berorientasi pada pasar.
4. Masyarakat Tradisional
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

a) Berbentuk komunitas kecil.


b) Pranata sosial berdasarkan kekerabatan.
c) Peralatan dan teknologi sederhana.
d) Tergantung terhadap lingkungan hidup.
e) Terpencil secara geografis.
f) Terbatasnya akses pelayanan sosial.
5. Masyarakat Transisi
Yaitu masyarakat yang mengalami perubahan dari tradisional menuju modern. Ciri –
cirinya sebagai berikut :

a) Adanya instansi pendidikan, seperti sekolah.


b) Ada fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat , seperti puskesmas dan balai
pengobatan.
c) Mulai tumbuhnya industri tingkat rumahan ( Rumah tangga ).
d) Masuknya teknologi dan informasi , seperti internet yang sudah tersedia di Desa desa.
e) Perubahan fungsi lahan.

5
6. Masyarakat Pedesaan
Ciri – ciri :

a) Penerimaan dalam hal interaksi berdasarkan kepada afektifitas ( tata krama ).


b) Rasa persatuan dalam hal kebersamaan masih kental ( Orientasi kolektif ).
c) Partikularisme dengan berpandangan subjektifitas.
d) Askripsi masih ada, yaitu kekhususan, tidak diusahakan ( pemberian ).
e) Interaksi masyarakat masih dalam lingkup keakraban yang kental.
7. Masyarakat Perkotaan
Ciri-cirinya adalah :

a) Indivudual
b) Heterogen
c) Berdaya saing tinggi., karena berorientasi kepada kesejah teraan masing – masing.
d) Terdiri dari beragam profesi.
e) Cenderung matrealistik.
f) Masyarakat yang lebih terbuka menerima informasi dan perubahan.
8. Masyarakat Modern
Ciri-cirinya adalah :

a) Alat – alat yang digunakan sudah mengalami modernisasi.


b) Mulai meninggalkan kehidupan tradisional.
c) Mulai berfikir rasional.
Faktor- faktor yang mempengaruhi masyarakat modern : Pendidikan, urbanisasi,
komunikasi, politik, dan industrialisasi.

2.4 Pengertian perubahan sosial budaya


Menurut Atkinson dan Brooten perubahan merupakan kegiatan atau proses yang
membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya dan merupakan proses
yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi. Ada empat tingkat
perubahan yang perlu diketahui yaitu pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku
kelompok.
Perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern maupun ekstern.
Perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya

6
ketidaksesuaian unsur-unsur (Max Weber). Menurut W. Kornblum perubahan sosial budaya
adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama.

2.5 Teori-teori perubahan sosial


Perubahan Sosial meliputi perubahan struktur dan fungsi masyarakat, termasuk
diantaranya nilai – nilai sosial, norma, dan berbagai pola dalam kehidupan manusia.
Perubahan terjadi karena adanya modifikasi dari berberapa pola kehidupan. Ada berbagai
kondisi yang menyebabkan terjadinya modifikasi tersebut. Kondisi tersebut dapat dijelaskan
dengan beberapa Teori Perubahan Sosial berikut :
1. Teori Evolusi (Evolutionary Theory)
Teori Evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial memiliki arah tetap dan dialami
setiap masyarakat. Arah tetap yang dimaksud adalah perubahan sosial akan terjadi
bertahap, mulai dari awal sampai perubahan terakhir. Saat telah tercapai perubahan
terakhir maka tidak akan terjadi perubahan lagi.
Pada dasarnya Teori Evolusi berpijak pada Teori Evolusi Darwin dan dipengaruhi
Pemikiran Herbert Spencer. Ada dua tokoh yang paling berpengaruh dalam Teori Evolusi
Perubahan Sosial, yaitu :
a. Emile Durkheim
b. Ferdinand Tonnies
Emile Durkheim berpendapat bahwa perubahan karena suatu evolusi
mempengaruhi perorganisasian masyarakat, terutama dalam menjalin hubungan kerja.
Ferdinand Tonnies berpendapat bahwa masyarakat berubah dari masyarakat sederhana
yang mempunyai hubungan erat dan komperatif menjadi tipe masyarakat besar yang
menjalin hubungan terspesialisasi dan impersonal.
Teori ini memiliki kelemahan, karena tidak bisa menjelaskan jawaban untuk
pertanyaan “Mengapa Masyarakat Berubah?”, teori ini hanya menjelaskan berbagai
perubahan yang terjadi.

2. Teori Konflik ( Conflict Theory)


Teori ini menjelaskan bahwa Perubahan Sosial dapat terbentuk dari konflik.
Konflik ini berasal dari pertentangan kelas antara kelompok penguasa dengan kelompok
masyarakat yang tertindas sehingga melahirkan sebuah perubahan sosial yang dapat
mengubah sistem sosial tersebut.

7
Tokoh yang berpengaruh dalam teori ini adalah Karl Marx dan Ralf Dahrendort.
Menurut Karl Marx, Konflik kelas sosial merupakan sumber yang paling penting dan
paling berpengaruh terhadap semua perubahan sosial yang terjadi. Menurut Ralf
Dahrendort, setiap erubahan sosial merupakan hasil dari konflik yang terjadi dalam kelas
masyarakat.

3. Teori Fungsionalis
Teori Fungsionalis menjelaskan bahwa, Perubahan Sosial merupakan suatu yang
konstan dan tidak memerlukan penjelasan. Oleh karena itu perubahan sosial bisa saja
mengacaukan suatu keseimbangan dalam masyarakat. Jadi Teori Fungsional hanya
menerima perubahan yang bermanfaat bagi masyarakat, sedangkan perubahan yang tidak
bermanfaat akan dibuang (tidak dipakai).
Tokoh yang berpengaruh dalam teori ini adalah William Ogburn. Menurutnya,
biarpun unsur – unsur masyarakat saling berkaitan satu sama lain, namun kecepatan
perubahan setiap unsur tidaklah sama. Ada Unsur yang berubah dengan cepat, adapula
yang perubahannya lambat.

4. Teori siklis atau siklus


Teori siklus menjelaskan bahwa, Perubahan sosial terjadi secara bertahap (sama
seperti teori evolusi), namun perubahan tidak akan berhenti pada tahapan “terakhir” yang
sempurna, namun akan berputar kembali ke awal untuk peralihan ke tahapan selanjutnya.
Sehingga digambarkan seperti Sebuah siklus.
Tokoh yang berpengaruh dalam teori siklus adalah Oswald Spenger berpendapat
bahwa setiap masyarakat berkembang melalui 4 tahap, contoh sederhananya adalah
pertumbuhan manusia : 1. Masa Kanak – kanak, 2. Masa Remaja, 3. Masa Dewas, dan 4.
Masa Tua.

2.6 Bentuk perubahan sosial budaya


1. Perubahan Sosial yang terjadi secara lambat dan perubahan sosial yang terjadi secara
cepat.
a. Perubahan Evolusi, umumnya perubahan secara lambat disebut evolusi.
Perubahan ini memerlukan waktu yang lama, dan biasanya perubahan terjadi
tanpa ada perencanaan terlebih dahulu, perubahan terjadi bisa bergantung

8
pada orang – orang yang berkuasa pada masa tertentu. Contoh nya adalah pada
perkembangan ilmu pengetahuan.
b. Perubahan Revolusi, umumnya perubahan yang terjadi dalam jangka waktu yang
cepat disebut perubahan revolusi. Perubahan Revolusi mengubah dasar – dasar
dan penopang kehidupan masyarakat dalam waktu yang singkat. Contoh
revolusi adalah revolusi industri di Inggris, dimana terjadi perubahan
produksi yang awalnya tanpa mesin menjadi menggunakan mesin.

2. Perubahan Sosial yang pengaruhnya besar dan Perubahan Sosial yang


pengaruhnya kecil.
a. Perubahan Sosial yang pengaruhnya kecil adalah perubahan yang dapat
mempengaruhi kehidupan bermasyarakat, namun tidak memiliki arti penting
dalam struktur sosial. Contohnya adalah perubahan model pakaian yang tidak
melanggar nilai dan norma.
b. Perubahan Sosial yang pengaruhnya besar adalah perubahan yang memiliki
dampak besar dalam kehidupan bermasyarakat. Contohnya adalah perubahan
sistem pemerintahan, penggunaan komputer dan internet untuk menunjang kerja,
penggunaan traktor bagi petani, dan lain-lain yang membawa perubahan
signifikan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan.

3. Perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tanpa perencanaan.


Perubahan yang direncanakan adalah perubahan sosial dengan persiapan matang
dan perencanaan, contohnya adalah program keluarga berencana. Perubahan tanpa
perencanaan adalah program tanpa adanya persiapan dan perencanaan. Contohnya
keluarga yang tiba-tiba terpaksa pindah ke lingkungan baru.

4. Perubahan yang dikehendaki dan perubahan yang tidak dikehendaki.


Perubahan yang dikehendaki adalah perubahan sosial yang disetujui oleh
masyarakat yang bersangkutan. Contohnya adalah Perencanaan terhadap aturan
tertentu melalui telah disetujui dalam rapat. Perubahan yang tidak dikehendaki
adalah kebalikan dari perubahan yang dikehendaki.

9
2.7 Pengertian kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga
lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu
(minggu ke 13 hingga ke 27) dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke 28 hingga ke 40).
Proses terjadinya Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur atau ovum dan sel mani atau spermatozoa. Dalam air main terdapat spermatozoa
sebanyak 100-12 juta tiap cc, karena memiliki ekor yang dapat bergerak, maka dalam satu
jam saja spermatozoa dapat melalui kanalis servikalis dalam kavum uteri kemudian berada
dalam tuba falopi. Apabila pada saat bersamaan terjadi ovulasi maka vertilisasi mungkin
dapat terjadi. Apabila fertilisasi terjadi maka sel telur akan disebut zygote dan zygote
inilah yang akan berkembang menjadi janin atau fetus (Sarwono, 2010).

2.8 Pengertian hipertensi dalam kehamilan


Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper artinya tekanan yang
berlebihan dan tension artinya tensi. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
kondisi medis dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam waktu yang lama) yang mengakibatkan angka kesakitan dan angka kematian
seseorang dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi yaitu apabila tekanan
darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan diastoliknya lebih besar dari 120 mmHg
(Chandranita Manuaba, 2008).
Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu penyebab utama peningkatan angka
kematian, baik itu untuk ibu maupun untuk janin yang dikandung. Hal ini tidak hanya
terjadi pada Negara yang sedang berkembang saja, tetapi juga bagi Negara maju.
Perempuan hamil dengan hipertensi mempunyai resiko tinggi untuk komplikasi yang berat
seperti penyakit jantung, penyakit pembuluh darah otak ataupun gagal organ hingga
kematian terhadap janin, hipertensi mengakibatkan resiko perkembangan janin dalam
rahim yang terhambat, kelahiran sebelum waktunya dan kematian janin dalam rahim dan
umumnya hipertensi jika pada pemeriksaan tekanan darah diatas 140 mmHg sistolik atau
90 mmHg diastolik yang biasa ditulis 140/90 mmHg (Rukiyah, 2010).

10
2.9 Etiologi hipertensi dalam kehamilan
Sampai dengan saat ini etiologi pasti dari hipertensi, preeklampsia/eklampsi masih belum
diketahui. ada beberapa teori mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari kelainan tersebut
di atas, sehingga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases of theory. Adapun teori teori
tersebut antara lain:
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
b. Peran Faktor Imunologis
c. Peran Faktor Genetik/Familial
d. Faktor nutrisi
e. Faktor predisposisi
 Ibu primigravida terutama yang berusia < 19 atau > 40 tahun
 Primipaternitas (kehamilan pertama pada pasangan)
 > 4 tahun dari kelahiran terakhir
 Ada riwayat sebelumnya
 Ada riwayat dari keluarga
 Kehamilan ganda

2.10 Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan


a. Hipertensi Esensial
Sekitar 5% ibu hamil terdiagnosis mengalami hipertensi pada kunjungan
pertama mereka di klinik antenatal (Soydemirs & Kenny, 2008). Hipertensi dapat
merupakan kondisi yang telah terdiagnosis sebelumnya atau merupakan kondisi yang
pertama kali teridentifikasi. Hipertensi pre-existing di kenal dengan hipertensi kronis atau
esensial. Selain pada kehamilan, hipertensi esensial lebih umum terjadi pada lansia, ibu
multipara dan dapat terjadi sekunder terhadap penyakit ginjal atau proses penyakit
lainnya, seperti lupus eritematosus sistemik. Penggunaan obat antihipertensi secara umum
tidak diketahui dapat menjadi teragenik, namun beberapa obat tersebut sebaiknya
dilanjutkan pada awal kehamilan hanya jika manfaat yang diharapkan lebih besar dari
potensiresikonya

11
Tanda dan gejala
 Tekanan diastolik > 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
 Nyeri kepala berulang-ulang
 Perdarahan hidung

b. Hipertensi Esensial Disertai Superimposed Pregnancy-Induced Hypertension


Superimposed pregnancy-induced atau pre-eklamsi dapat terjadi. Komplikasi serius
dari hipertensi esensial tersebut diindikasikan oleh ketidakmampuan tubuh untuk
secara adekuat mengompensasi patologi penyebab hipertensi yang menghambat darah
menyuplai gas dan nutrient kejaringan dan organ tubuh. Prognosis kondisi tersebut
cenderung buruk. Bahasan ini akan diperdalam di bagian berikutnya. Komplikasi lain
yang mungkin timbul adalah gagal ginjal, serangan vascular serebral (stroke), atau
esefalopati, meski jarang terjadi (Linda Wylie, 2010).
Tanda dan gejala
 Tekanan diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan, 20 minggu
 Protein < ++

c. Hipertensi Diinduksi Kehamilan


Hipertensi diinduksi kehamilan pregnancy-induced hypertension (PIH) adalah
kondisi peningkatan tekanan darah setelah minggu ke 20 kehamilan. Proteinuria tidak
ditemukan. Peningkatan tekanan darah sebelum minggu ke 20 kehamilan
diindikasikan sebagai hipertensi esensial, seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Tanda dan gejala
 Tekanan diastolik 90-110 mmHg (2 kali Pengukuran berjarak 4 jam) pada
kehamilan > 20 minggu
 Protein
d. Pre-Eklamsia
Pre-eklamsia dan komplikasinya adalah kondisi paling serius yang memengaruhi
ibu hamil dan bayi dan penyebab kematian tiga sampai lima ibu sekitar 500 dan 600
bayi di Inggris setiap tahun menurut Confidental Enquiries into Maternal and Child
Health.

12
Tanda dan gejala

 Tekanan diastolic 90-110 mmHg pada kehamilan > 20 minggu


 Protein sampai ++
 Nyeri kepala
 Penglihatan kabur
 Oliguria
 Nyeri abdomen
 Odema Paru

e. Eklamsia
Eklamsia adalah kondisi mirip konvulsi epilepsi grandmal dialami ibu, baik tanpa
atau disertai diagnosis satu gangguan hipertensi. Eklamsia dapat terjadi pada 1 dari
2000-3000 kelahiran di Negara berkembang (Mattar & sibai).
Tanda dan gejala
 Kejang
 Tekanan diastolik > 90 mmHg pada kehamilan 20 minggu
 Protein > ++

2.11 Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan


1. Usia
Insidens tinggi pada primigravida muda, meningkat pada primigravida tua. Pada wanita
hamil berusia kurang dari 25 tahun insidens > 3 kali lipat, pada wanita hamil berusia
lebih dari 35 tahun, dapat terjadi hipertensi laten.
2. Paritas

a. Angka kejadian tinggi pada primigravida, muda maupun tua.


b. Primigravida tua resiko lebih tinggi untuk preeklamsia berat

13
3. Ras/golongan etnik
Biasa (mungkin ada perbedaan perlakuan/ akses terhadap berbagai etnik di banyak
negara).
4. Faktor keturunan
Jika ada riwayat hipertensi pre-eklampsia/eklampsia pada ibu/nenek penderita, faktor
Resiko meningkat sampai +25%.
5. Faktor gen
Diduga adanya suatu sifat resesif (recessive trait), yang ditentukan genotip ibu dan
janin.
6. Diet atau gizi
Tidak ada hubungan bermakna antara menu/ pola diet tertentu (WHO). Penelitian lain
: kekurangan kalsium berhubungan dengan angka kejadian yang tinggi. Angka
kejadian juga lebih tinggi pada ibu hamil yang overweight.
7. Iklim atau musim
Di daerah tropis insidens lebih tinggi
8. Tingkah laku/sosioekonomi
Kebiasaan merokok : insidens pada ibu perokok lebih rendah, namun merokok selama
hamil memiliki resiko kematian janin dan pertumbuhan janin terhambat yang jauh
lebih tinggi.Aktifitas fisik selama hamil : istirahat baring yang cukup selama hamil
mengurangi kemungkinan/ insidens hipertensi dalam kehamilan
9. Hiperplasentosis
Proteinuria dan hipertensi gravidarum lebih tinggi pada kehamilan kembar, dizigotik
lebih tinggi dari pada monozigotik.

14
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

3.1 Langkah program pengembangan masyarakat

Program-program pengembangan masyarakat secara umum dimaksudkan untuk


meningkatkan kualitas hidup masyarakat lapis bawah. Pengembangan masyarakat secara
umum diaktualisasikan dalam beberapa tahapan mulai dari perencanaan, pengkoordinasian
dan pengembangan berbagai langkah penanganan program kemasyarakatan. Program
pengembangan masyarakat terkait kasus hipertensi dalam kehamilan

a. problem posing (pemaparan masalah) , dimana masalah hipertensi dalam kehamilan di


masyarakat terkadang dianggap hal yang biasa saja sehingga mereka tidak peduli akan
kesehatannya. Peran pekerja sosial dalam tahapan ini adalah memberi penjelasan,
informasi dan memfasilitasi kegiatan musyawarah atau diskusi diantara warga dari
kelompok sasaran.
b. Problem analysis (analisis masalah).
Tahap ini sebagai tenaga kesehatan kita mengumpulkan informasi mulai dari jenis,
ukuran, dan ruang lingkupan permasalahan hipertensi dalam kehamilan yang di hadapi
di masyarakat.
c. Penentuan tujuan (aims) dan sasaran (objectives). tujuan pengembangan masyarakat
yang dirumuskan adalah pembentukan masyarakat dimana seluruh warganya terlibat
secara aktif dalam program mencegah dan menurunkan angka hipertensi selam hamil
untuk mempertahankan sistem lingkungan dan membuat faktor sosial, ekonomi dan
politik yang ada dapat menjamin persamaan secara maksimal dikalangan warga untuk
mendapatkan kebutuhan-kebutuhan dasar dan pelayanan. Langkah yang dilakukan
adalah dengan cara mengikutkan partisipasi aktif masyarakat dalam memberikan
promosi kesehatan dan penyuluhan pada kelompok-kelompok kecil.

15
d. Action plans (perencanaan tindakan). Pada tahap ini tenaga kesehatan bersama
masyarakat melakukan kegiatan perencanaan berbagai aksi untuk mencapai tujuan
menurunkan dan mencegah hipertensi selama kehamilan. Dalam merencanakan
kegiatan, tenaga kesehatan memerhatikan
a. Peralatan yang digunakan : brosur, laptop, infocus
b. Jaringan sosial : Kepala desa, kader, masyrakat sekitar
c. Dana : biaya yang dibutuhkan untuk melakukan penyuluhan di masyarakat
d. Tempat : Di salah satu posko posyandu
e. Waktu : 30 menit
f. Memperhatikan dan menyusun strategi terkait faktor penghambat, faktor
pendukung, permasalahan-permasalahan stakeholder, tugas-tugas nyata yang
dilakukan, pihak-pihak berpengarauh secara signifikan terhadap hasil, pemein-
pemain kunci baik secara individual dan kelompok, dilema atau kontradiksi atau
ketegangan antara alat dengan tujuan dan hasil-hasil yang mungkin dicapai.

e. Pelaksanaan kegiatan. Tahap ini mengimplementasikan langkah-langkah


pengembangan masyarakat yang telah dirancang. Para aktivis ketika berada dalam
tahapan ini dituntut untuk memperhatikan konsekuensi yang mungkin timbul sebagai
akibat dari aksi yang dilakukan.

f. Evaluasi, Melakukan evaluasi untuk mengetahui apakah sasaran paham dengan apa
yang telah di sampaikan dan apakah perilaku sasaran ataupun masyarat berubah dengan
adanya kegiatan tersebut.

3.2 Perubahan perilaku masyarakat

Melalui program pengembangan masayrakat dengan melakukan promosi kesehatan


melalui penyuluhan maka telah terjadi perubahan sosial di masyarakat yaitu
perubahan perilaku masyarakat :

1. Masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses penyuluhan yang dilakukan


2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa kesehatan selama kehamilan itu
sangat penting
3. Semua ibu hamil mau melakukan kunjungan antenatal care untuk mengontrol
kondisi mereka selama kehamilan secara rutin

16
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam program yang telah dilakukan pada masyarakat mengenai kasus hipertensi selama
hamil maka telah terjadi perubahan sosial yaitu perubahan perilaku masyarakat dimana
masyarakat lebih bisa berpartisipasi aktif terhadap apa saja yang mereka butuhkan dalam
pelayanan kesehatan, menumbuhkan kesadaran di masyarakat bahwa hipertensi selama
kehamilan bukanlah hal yang biasa saja tetapi sangat berdampak bahgi ibu maupun janinnya
sehingga melalui program pengembangan masyarakat ini maka bisa meningkatkan status
kesehatan lingkup sasaran tersebut.

4.2 Saran
Sebaiknya pemerintah khususnya tenaga kesehatan lebih optimal lagi dalam
pengembangan masyarakat melalui penyluhan-penyuluhan kesehatan karena dengan hal
tersebut masyarakat bisa belajar dan mengetahui lebih dini apa permasalahan dan
pemecahan masalah dari permasalahan yang sedang mereka alami di bidan kesehatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, 2010, Asuhan Kebidanan patologi IV, Jakarta : Trans info media.

Anna Maria,2009,Prevalensi Hipertensi dalam Kehamilan di Indonesia,Jakarta.

Chandranita Manuaba, 2008, Gawat Darurat Obstetri Ginekologi, Jakarta: ECG.

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Nies, MA., and McEwen, M. 2001. Community Health Nursing: PromotingThe Health of

Populations. 3rd Ed. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Sarwono, 2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta: Bina pustaka.

Snijders, Adelbert. 2006. Manusia dan Kebenaran, Sebuah Filsafat Pengetahuan. Yogyakarta:

Kanisius.

Soekidjo Notoatmodjo, 2010, Metode penelititan Kesehatan, Jakarta: Rineka cipta.

Sri Ramadhany, 2012, Penelitian Hubungan Primigravida pada Hipertensi, FKM Hasanuddin,

Makassar.

Sutanto, 2010, Penyakit modern hipertensi, Yogyakarta: Andi.

18
19

Anda mungkin juga menyukai